Geum Bi melotot ke arah Hwi Chul. Hwi Chul, Jae Kyung dan Gil Ho panik dengan kedatangan Geum Bi. Gang Hee menyuruh Geum Bi menunggunya di dalam karena ia sedang memiliki tamu. Tapi Geum Bi terus saja memelototi Hwi Chul. Hwi Chul pun langsung memberi Geum Bi isyarat agar Geum Bi tutup mulut.
"Geum Bi-ya." panggil Gang Hee, tapi Geum Bi tak berhenti memelototi Hwi Chul.
Gang Hee pun memperkenalkan tamu2nya pada Geum Bi. Ia berkata, kalau dirinya membutuhkan bantuan mereka untuk beberapa urusan. Geum Bi ingin tahu urusan apa. Gang Hee berkata, susah untuk menjelaskannya.
"Sebenarnya, paman ini..."
Untuk menutup mulut Geum Bi, Hwi Chul pun langsung berseru dan menghampiri Geum Bi.
"Uri Geum Bi, bagaimana kau tahu aku ada di sini?" tanya Hwi Chul.
"Kau mengenal Geum Bi?" tanya Gang Hee.
"Sebenarnya paman ini..."
Hwi Chul pun langsung menutup mulut Geum Bi dengan tangannya. Geum Bi pun protes dan menyuruh Hwi Chul menyingkirkan tangan dari mulutnya.
"Pria ini sebenarnya..."
"Kenapa kau memanggilku dengan sebutan paman? Aku ini ayahmu." ucap Hwi Chul untuk menutup mulut Geum Bi.
"Ayah?" protes Geum Bi.
"Apa yang harus kulakukan kali ini?" tanya Hwi Chul sembari menatap Geum Bi.
Hwi Chul kemudian menatap Gang Hee dan berkata kalau Geum Bi memang seperti itu kalau sedang marah.
"Saat marah dia tidak akan mengakuiku sebagai ayahnya." ucap Hwi Chul.
"Sejak kapan kau jadi ayahku?" protes Geum Bi.
"Geum Bi-ya, kalau kau terus seperti ini ayah akan marah. Jangan bikin malu di depan orang2 ini." jawab Hwi Chul.
Hwi Chul lantas menarik paksa Geum Bi keluar. Geum Bi terus menerus berteriak memanggil Gang Hee. Gang Hee pun menyuruh Hwi Chul berhenti. Gil Ho yang panik menyuruh Jae Kyung menendang Hwi Chul. Jae Kyung melotot, apa?
"Kau paling jago dalam hal itu. Lakukan setelah kuberi sinyal." jawab Gil Ho.
"Paman dan kakak ini sudah merencanakan semuanya!" ucap Geum Bi.
Gang Hee mengernyit heran. Hwi Chul, Gil Ho dan Jae Kyung saling berpandangan. Jae Kyung kemudian memberi isyarat pada Hwi Chul agar Hwi Chul melakukan sesuatu. Hwi Chul mengerti dan melarang Gang Hee menandantangani surat persetujuan itu.
"Tapi kenapa?" tanya Gang Hee.
"Orang2 ini memang mencurigakan. Aku merasa kalau mereka mencoba menipumu. Aku merasa terbebani dan aku tidak mungkin diam saja." jawab Hwi Chul.
"Dasar tukang tipu! Kau pikir kau akan selamat setelah menikam kami dari belakang!" teriak Gil Ho.
Gil Ho lalu berbisik ke Jae Kyung, pukul dia.
Hwi Chul protes karena dia mau dipukul. Tapi Gil Ho gak peduli. Jae Kyung langsung melompat dan menendang Hwi Chul. Hwi Chul pun jatuh dengan kepala membentur meja.
"Kami akan pergi sekarang, tapi jangan berpikir untuk melapor pada polisi. Kalau kau melaporkannya pada polisi kalau kami ini penipu, aku akan membuatmu menyesalinya!" ancam Gil Ho.
Gang Hee pun terlihat takut.
Gil Ho lantas mengancam Hwi Chul. Ia berkata, akan melemparkan Hwi Chul dari tebing jika Hwi Chul berani menampakkan diri di depannya. Gang Hee menatap Hwi Chul dengan cemas.
"Kau baik2 saja?" tanya Gang Hee.
"Tidak." jawab Hwi Chul. Hwi Chul lalu pingsan.
Diluar, Gil Ho mengomeli Jae Kyung karena menendang betulan Hwi Chul. Jae Kyung membela diri, ia berkata tidak bisa mengontrol dirinya ketika sudah berada di udara. Gil Ho menyuruh Jae Kyung bertanggungjawab kalau sampai Hwi Chul kenapa2 akibat tendangan Jae Kyung tadi.
"Kenapa jadi aku? Kau yang menyuruhku melakukannya!" protes Jae Kyung.
"DIAMLAH!" teriak Gil Ho. Gil Ho lalu beranjak pergi dengan muka kesal.
Hwi Chul tidur di pelukan Gang Hee. Gang Hee tersenyum sambil mengelus2 wajah Hwi Chul. Hwi Chul memegang tangan Gang Hee. Tak lama, ia mengangkat tangannya untuk memegang tangan Gang Hee yang satu lagi.
Tapi semua itu cuma mimpi Hwi Chul..... Wkwkwkwk.... Kenyataannya, Hwi Chul hanya tidur di sofa. Gang Hee pun memegang tangan Hwi Chul yang terulur padanya dengan wajah bingung. Hwi Chul tersenyum.
"Kau baik2 saja?" tanya Gang Hee.
Gang Hee kemudian mengecek suhu tubuh Hwi Chul. Hwi Chul kesenangan dan memegang tangan Gang Hee yang menyentuh jidatnya. Melihat itu, Geum Bi pun berseru, Paman!
"Kau harus berbaring lebih lama." ucap Gang Hee.
"Aku sudah tidak apa2 sekarang." jawab Hwi Chul.
"Berkat kau, aku terhindar dari hal yang mengerikan." ucap Gang Hee.
"Sebagai penilai barang seni, aku tidak bisa membiarkan mereka bermain2 begitu. Tapi sebaiknya kau tidak melaporkan mereka pada polisi. Kalau kau melakukannya, mungkin saja mereka akan kembali dan mencelakaimu. Jadi sebaiknya lepaskan saja mereka." jawab Hwi Chul.
"Tunggu sebentar." ucap Geum Bi, "... jadi paman mau bilang kalau paman juga ditipu mereka?"
"Berhenti memanggilku paman, aku ini ayahmu!" jawab Hwi Chul.
"Kau benar2 tidak bisa dipercaya." ucap Geum Bi.
"Sepertinya aku sudah terlalu lama di sini. Ayo kita pergi, Geum Bi-ya." jawab Hwi Chul.
Tapi Hwi Chul malah salah jalan keluar sampai dua kali. Gang Hee pun mengejar Hwi Chul dan mengantarkannya keluar. Gang Hee menyuruh Hwi Chul menghubunginya kalau Hwi Chul masih merasa sakit.
Hwi Chul senyum2 saat berjalan keluar pagar. Geum Bi pun langsung menyuruh Hwi Chul berhenti bermimpi.
"Kalau seperti itu, kau akan ketahuan." ucap Geum Bi.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu?" jawab Hwi Chul.
"Bahkan seekor anjing pun bisa tahu kalau kau menyukai Bibi Gang Hee." ucap Geum Bi.
"Kau tahu apa, sih? Kau hanya anak2." jawab Hwi Chul.
"Kuberitahu ya, kau hanya akan sakit hati." ucap Geum Bi.
"Dasar setan kecil." jawab Hwi Chul.
"Apa yang kau lakukan dengan hidupmu? Kau mau menipu wanita yang kau sukai? Jangan berani2 menipu Bibi Gang Hee. Kalau kau melakukannya, aku akan melaporkanmu ke polisi." ancam Geum Bi.
"Kaulah yang tukang tipu. Di restoran waktu itu, kau mengatakan ramalan omong kosong!" protes Hwi Chul.
"Aku hanya mencoba membayar makanan kita. Lagian ramalannya tidak palsu. Kau tahu apa soal ramalan!" jawab Geum Bi.
"Lalu apa yang kau bilang pada Gang Hee waktu itu?" tanya Hwi Chul.
"Sudah kubilang kan aku tidak bisa mengatakannya pada siapa pun." jawab Geum Bi.
"Dasar jelek!" maki Hwi Chul.
"Kau lebih jelek lagi, Paman!!" balas Geum Bi.
Setibanya di rumah, Hwi Chul dikejutkan dengan barang2 mereka yang sudah berada diluar. Hwi Chul protes, ia berkata mereka tidak boleh diperlakukan seperti ini hanya karena telat membayar uang sewa.
"Sejujurnya mereka cukup dermawan dengan membiarkan kita tinggal di sini selama 6 bulan." jawab Jae Kyung.
"Ayo kita berpisah dan tinggal masing2 mulai sekarang." ucap Gil Ho.
Gil Ho lantas beranjak pergi. Saat melihat Geum Bi, ia pun tersenyum lebar.
Gil Ho lalu berbisik pada Hwi Chul. Ia menyuruh Hwi Chul menyiapkan kontrak baru. Gil Ho juga memperingatkan Hwi Chul kalau mereka akan hancur jika menemui kegagalan lagi. Setelah mengatakan itu, Gil Ho beranjak pergi.
Jae Kyung juga mau pergi, tapi ia malah dipelototi oleh Geum Bi.
"Kenapa kau menatapku begitu? Kau marah karena aku mengusirnya? Bagaimana bisa kau berpikir kalau dia ini ayahmu" protes Jae Kyung.
Jae Kyung lantas memberikan Geum Bi selembar uang dan beranjak pergi.
Setelah mereka pergi, dengan wajah polos Geum Bi bertanya pada Hwi Chul kemana mereka akan pergi.
"Kita?" tanya Hwi Chul tidak percaya.
Hwi Chul lantas membayangkan dirinya yang mengantar Geum Bi ke panti asuhan. Geum Bi merengek tidak mau tinggal di panti asuhan, tapi Hwi Chul malah tertawa lebar.
Hwi Chul menghubungi seseorang diluar. Sementara Geum Bi, asyik bermain tarot. Pada orang itu, Hwi Chul tanya bagaimana caranya agar dia bisa mengirim Geum Bi ke panti asuhan. Hwi Chul mengaku tidak bisa meninggalkan Geum Bi begitu saja karena takut Geum Bi akan melaporkannya pada polisi. Selesai menelpon, Hwi Chul mengajak Geum Bi ke sauna.
"Nanti saja kau kupas telurnya. Sekarang, aku ingin menanyakan sesuatu padamu dan kau harus menjawabnya dengan benar." ucap Hwi Chul.
"Kau bisa bertanya padaku saat aku mengupas telurnya." jawab Geum Bi.
"Baiklah kalau begitu. Geum Bi-ya, apa kau benar2 tidak ingat pada ibumu?" tanya Hwi Chul.
"Sudah kubilang kan aku tidak pernah melihatnya. Paman yang tidur dengannya dan melihatnya." jawab Geum Bi.
"Apa yang kau makan seminggu yang lalu?" tanya Hwi Chul.
"Siapa juga yang akan ingat hal semacam itu?" ucap Geum Bi.
"Kau saja tidak bisa ingat apa yang kau makan seminggu yang lalu jadi bagaimana aku bisa ingat kejadian sepuluh tahun yang lalu? Lagian yang tidur denganku bukan hanya satu wanita." jawab Hwi Chul.
Geum Bi pun sebal mendengarnya.
"Apa bibimu tidak pernah mengatakannya padamu?" tanya Hwi Chul.
Geum Bi pun mengiyakan.
Hwi Chul menghela napas dan mengambil telur yang sudah dikupas Geum Bi. Geum Bi mendesis melihat telurnya diambil dan langsung menjauhkan piring telurnya dari Hwi Chul.
"Kau mungkin sedikit menyebalkan, tapi kau cukup pintar untuk mengetahui apa yang terjadi. Kau dan aku..."
"Aku tahu. Kita diusir. Kau tidak mampu membayar uang sewa. Kenapa kau tidak mencari uang?" tanya Geum Bi.
"Aku sedang berusaha mencarinya, tapi kalau aku harus terus2an menjagamu bagaimana aku bisa mencarinya?" jawab Hwi Chul.
"Jangan bicara berputar2. Bilang saja kau mau menyuruhku ke panti asuhan." ucap Geum Bi.
Hwi Chul pun langsung terdiam mendengar kata2 Geum Bi.
"Aku tidak mau!" ucap Geum Bi tegas.
"Kau tidak tahu kan situasi apa yang sedang kita hadapi?" tanya Hwi Chul.
"Kau mengatakan itu karena kau tidak mengerti. Aku tidak mau membuang2 waktuku di tempat seperti itu." jawab Geum Bi.
"Apa maksudmu?" tanya Hwi Chul.
"Besok aku harus sekolah, jadi aku mau tidur. Kalau kau mau lari, lakukanlah selagi aku tidur." jawab Geum Bi.
"Kau pikir aku tidak bisa melakukannya?" tanya Hwi Chul.
"46D 1985." jawab Geum Bi.
"Apa itu?" tanya Hwi Chul.
"Kau bahkan tidak tahu nomor platmu sendiri. Apa kau mau aku membacakan nomor KTPmu juga?" tanya Geum Bi.
"Kau membongkar dompetku!" sewot Hwi Chul.
"Aku melakukannya." jawab Geum Bi.
"Kapan?" tanya Hwi Chul.
"Apa itu penting?" jawab Geum Bi.
Geum Bi lantas menguap dan beranjak pergi sambil tersenyum puas. Hwi Chul pun menggerutu.
Keesokan harinya.... Geum Bi yang sebal karena Hwi Chul tidak datang menjemputnya hendak menelpon polisi. Tak lama kemudian, Hwi Chul datang dan melarang Geum Bi menelpon ke nomor itu. Geum Bi pun memarahi Hwi Chul. Ia berkata, harusnya Hwi Chul datang tepat waktu.
"Kau tahu kan diluar sana banyak orang jahat? Mereka menculik anak2 dan melakukan hal mengerikan." ucap Geum Bi.
"Orang jahat itu tidak akan menculikmu." jawab Hwi Chul.
"Kau kemana saja?" tanya Geum Bi.
"Mencari rumah untuk kita." jawab Hwi Chul.
Malam harinya.... Hwi Chul mendirikan tenda di taman untuk mereka tidur. Geum Bi berkata, kalau ia mendengar hujan akan turun malam itu. Tapi Hwi Chul tidak percaya. Geum Bi pun mendengus kesal. Ia lalu menatap ke langit yang malam itu terlihat cerah.
Keduanya lantas duduk di tangga taman. Hwi Chul memasak ramen untuk makan malam mereka. Geum Bi protes karena Hwi Chul menyalakan api di taman. Hwi Chul berkata kalau Geum Bi sudah dewasa, Geum Bi akan mengerti kalau orang dewasa tidak akan bisa hidup dengan tunduk pada berbagai macam aturan.
"Bagaimana kalau kebakaran?" tanya Geum Bi.
"Tidak akan." jawab Hwi Chul.
"Matikan apinya." suruh Geum Bi.
"Tidak akan terjadi apa2." jawab Hwi Chul.
"Maksudku kau membuat ramennya menjadi lembek." ucap Geum Bi.
"Aku suka ramen yang dimasak sedikit lembek." jawab Hwi Chul.
"Siapa yang mau maken ramen lembek begitu? Ramen akan enak disantap kalau sedikit keras." ucap Geum Bi.
"Kalau begitu kenapa repot2 memasak. Makan saja mentah2." protes Hwi Chul.
Geum Bi yang capek menghadapi Hwi Chul pun memilih langsung bertindak dengan mematikan api kompornya. Tapi Hwi Chul malah menyalakan kembali apinya. Geum Bi pun kembali mematikannya. Dan Hwi Chul pun menyalakannya lagi. Terus begitu sampai akhirnya ramen mereka yang sudh mateng pun jatuh ke tanah.
"Lihat apa yang sudah kau lakukan! Aku sudah tahu jadinya akan begini! Ini ramen terakhir kita! Aku tidak punya uang lagi untuk membelinya!" rengek Hwi Chul.
Tak lama kemudian, hujan pun turun sesuai ramalan yang dikatakan Geum Bi.
"Sudah kubilang kan hujan akan turun!" teriak Geum Bi.
"Jangan cemas. Tenda kita tahan air." jawab Hwi Chul.
Keduanya lalu berlari masuk ke tenda. Karena hujan makin deras, Hwi Chul pun mengancing tenda mereka. Tapi tendanya malah kemasukan air. Geum Bi pun langsung menyindir Hwi Chul dengan berkata kalau tenda mereka tahan air.
"Memang tahan air kok. Lihat saja, air yang sudah masuk tidak bisa keluar lagi." jawab Hwi Chul.
"Apa kita akan terus duduk seperti ini sepanjang malam!" protes Geum Bi.
"Hey, Naak! Anak seusiamu bahkan rela membayar agar bisa ikut kemping, jadi seharusnya kau bisa mengatasi hal ini." jawab Hwi Chul.
"Baiklah, terserah padamu." dengus Geum Bi.
Tiba2, petir menggelegar mengagetkan Hwi Chul. Geum Bi pun tidak percaya menyadari Hwi Chul takut petir. Geum Bi lantas berkata kalau perutnya lapar. Namun Hwi Chul menyuruhnya tidur.
"Bagaimana aku bisa tidur kalau basah begini!" jawab Geum Bi.
"Anak ini... Kau menyebalkan dan juga jelek." balas Hwi Chul.
"Jangan bergerak2, kau membuat tendanya miring!" protes Geum Bi.
"Cepat sana tidur!" suruh Hwi Chul.
Keesokan paginya, ayah dan anak itu tampak tidur pulas di mobil. Sementara tenda mereka sudah rubuh.
Di kelas, kita melihat Sil Ra yang lagi ngobrol ama Jae Ha. Tak lama kemudian, Geum Bi datang dengan penampilan yang berantakan. Sil Ra pun terkejut melihatnya.
"Bisakah kau mandi sebelum pergi ke sekolah? Apa kau tidak punya air di rumahmu?" tanya Sil Ra.
"Kenapa juga tidak punya. Kami punya banyak air sampai kami kebanjiran." jawab Geum Bi.
Sil Ra lantas mengendus2 lengan Geum Bi.
"Kau bau sekali." ucap Sil Ra.
Tapi Jae Ha membela Geum Bi dengan berkata kalau Geum Bi tidak bau.
"Baui sekali lagi. Dia bau got." jawab Sil Ra.
"Apanya yang bau got." ucap Geum Bi sambil nyodorin lengannya ke hidung Sil Ra.
"Singkirkan itu dari wajahku! Menjijikkan sekali." protes Sil Ra.
Geum Bi pun menjulurkan lidahnya ke Sil Ra. Sil Ra mau membalas Geum Bi dengan memukul Geum Bi. Tapi Geum Bi langsung menoleh ke pintu dan mengucapkan selamat pagi pada bu guru. Tapi pas anak2 noleh ke pintu, tidak ada siapapun di sana. Sil Ra pun kesal dan mau memukul Geum Bi. Tepat saat itu, guru mereka pun datang.
"Sil Ra, apa yang kau lakukan di sana!" terus Kang Min A.
Sil Ra pun terpaksa kembali ke tempat duduknya. Min A lantas meminta buku PR anak2. Saat melihat ke arah Geum Bi, Min A pun heran melihat Geum Bi yang berantakan. Sil Ra pun menertawakan Geum Bi. Geum Bi mendengus kesal melihat Sil Ra.
Saat jam istirahat, Sil Ra dan teman2nya tampak membagi2kan makanan pada teman2 mereka yang lain. Saat tiba giliran Jae Ha, Sil Ra pun memberikan dua potong daging babi dengan ukuran besar. Tapi pas giliran Geum Bi, Sil Ra hanya memberikan dua potong daging babi berukuran kecil. Geum Bi pun protes.
"Ada apa kalian berdua?" tanya Min A yang mengawasi anak2 dari mejanya.
"Geum Bi memintaku memberikankannya katsu lagi." jawab Sil Ra.
"Kau tidak boleh begitu, Geum Bi." ucap Min A.
"Bukan begitu, Bu. Tapi..."
"Cepat geser sana. Kau tidak lain yang lainnya sedang mengantri." jawab Min A.
Geum Bi pun kecewa. Jae Ha mengalah. Ia memberikan dua daging babi miliknya pada Geum Bi. Geum Bi awalnya menolak, Jae Ha pun berkata kalau dia tidak suka daging babi. Melihat itu, Sil Ra pun sewot.
"Apa kau pengemis! Kau terlihat seperti pengemis!" teriak Sil Ra.
"Setidaknya aku tidak jelek sepertimu." jawab Geum Bi.
"A... apa kau bilang!" protes Sil Ra.
Hwi Chul sedang berada di kantor dinas sosial. Ia berkata, bahwa temannya memiliki seorang anak dan seorang single parents, tapi karena keadaan ia tak mampu membesarkannya dan berniat meninggalkannya di panti asuhan. Hwi Chul ingin tahu prosedurnya.
Sil Ra lagi2 dibuat cemburu karena Geum Bi yang makan semeja dengan Jae Ha.
Geum Bi tidak makan. Ia hanya menelan ludahnya melihat katsunya. Jae Ha melirik Geum Bi dan bertanya kenapa Geum Bi tidak makan. Geum Bi berkata, ada orang yang lebih miskin yang ada di pikirannya.
Sementara itu, orang miskin yang dipikirkan Geum Bi lagi makan enak ditraktir Gil Ho dan Jae Kyung. Gil Ho bertanya, apa Hwi Chul benar2 tidak punya uang untuk membeli semanguk nasi dan sup?
"Aku harus membuatnya merasa kalau aku benar2 hidup susah." jawab Hwi Chul.
"Jadi kau sengaja membuatnya kelaparan? Memalukan sekali." maki Jae Kyung.
"Aku tidak membuatnya kelaparan. Dia kan dapat makan siang di sekolah." jawab Hwi Chul.
"Lalu apa kau sudah menemukan kelemahannya?" tanya Gil Ho.
"Sepertinya dia memang dibuang. Menyeramkan sekali." jawab Hwi Chul.
"Kau yang akan mati duluan kalau begini." ucap Jae Kyung.
"Kau tidak bisa membiarkan dia menempel terus pada Go Kang Hee." jawab Gil Ho.
"Tidak bisakah kau membiarkanku makan dengan tenang?" ucap Hwi Chul.
"Tadinya aku mau mengambil semuanya dan memberikannya pada si pria antik, tapi sekarang kau berada dalam radar polisi karena lukisan palsu itu." jawab Gil Ho.
"Lalu?" tanya Hwi Chul.
"Pertama kita mau mengambil barang antiknya dengan harga murah maka kita akan mendapatkan keuntungan. Tapi dealer itu akan mendapatkan keuntungan besar." jawab Gil Ho.
"Jadi maksudmu kita melakukan pekerjaan yang tidak ada untungnya?" tanya Hwi Chul.
"Bukan begitu. Maksudku kita bisa sedikit mempengaruhinya agar menguntungkan kita. Itulah yang kita cari. Lagipula, wanita itu.... aku tahu kelemahannya. Kudengar dia memiliki anak perempuan." jawab Gil Ho.
Mendengar itu, Hwi Chul langsung menjatuhkan sendoknya karena terkejut.
"Anaknya sudah meninggal. Aku tidak tahu jelasnya tapi yang kutahu dia merasa bersalah karena itu." ucap Gil Ho.
"Apa yang dia lakukan?" tanya Hwi Chul.
"Mana aku tahu, lagipula masalahnya bukan itu. Kau harus memperlakukan dia dengan hangat. Buatlah dia percaya padamu sepenuhnya." jawab Gil Ho.
Mendengar itu, Jae Kyung langsung sewot.
"Kehangatan?! Jangan membuat kekacauan dengan mendekatinya! Kalau kau melakukannya, aku akan menunjukkan kehangatan setelah menumpahkan darahmu!" ancam Jae Kyung.
Gang Hee sendiri sedang melihat album foto keluarganya. Lalu tiba2, sebuah foto terjatuh. Foto seorang anak kecil. Dan Gang Hee? Berkaca2 melihat foto itu.
Bersambung ke part 2.................
0 Comments:
Post a Comment