Sebelumnya...
Hae
Gang diberitahu seketarisnya kalau Presdir Choi sedang menunggunya di dalam.
Hae Gang terkejut, sesaat ia menghela napas panjang sebelum akhirnya masuk ke
ruangannya. Presdir Choi menyuruh Hae Gang menandatangani kontrak pemindahan
saham. Hae Gang terkejut, ia tidak menyangka bahwa Presdir Choi akan benar2
memberinya kekuasaan.
“Aku
kira kau akan memberikan mereka uang dan menyelesaikannya, tapi setelah
mendengar kau masuk ke pengadilan, aku sedikit terkejut.” Ucap Presdir Choi.
“Pihak
tergugat tidak mau menyelesaikannya dengan uang damai, Presdir.” Jawab Hae
Gang.
“Sejak
kapan kau bertindak berdasarkan keinginan lawan? Kau yang aku kenal, selalu
bertindak sesuai keinginanmu, bukan berdasarkan keinginan lawan. Kenapa kau
tiba-tiba seperti ini? Aku ingin tahu.” ucap Presdir Choi.
Hae
Gang termangu mendengarnya. Hae Gang pun mencari alasan, ia berkata bahwa pihak
lawan mengumpulkan orang2 yang terkena efek samping Pudoxin sehingga membuatnya
harus bersiap2 kalau ada tuntutan masal.
“Kalau
kita menyelesaikannya dengan uang, dugaan korban akan bertambah besar dan
memerlukan banyak biaya, Presdir. Kalau semua orang menyatakan bahwa mereka
adalah korban, maka biaya yang dikeluarkan akan meningkat. Kalau kita tidak
melakukannya, mereka akan beranggapan kita mampu. Maka setidaknya kita bisa
menghadapi tuntutan dari beberapa orang saja, daripada semuanya maju.” Ucap Hae
Gang.
“Tuntutan
masal?” tanya Presdir Choi.
“Belum
terlambat untuk mengatasinya dengan uang damai setelah persidangan ini, Presdir.
Karena situasi dan keserakahan masing-masing orang berbeda, lebih mudah membuat
mereka bertengkar soal uang.” Jawab Hae Gang.
“Aku
mengerti, kalau memang begitu menurutmu. Mulai dari upacara pembukaan untuk
tahun baru, singkirkan orang-orangnya Presdir Min, satu persatu.” Ucap Presdir
Choi.
Hae
Gang kaget, apa?
“Tugasmu
adalah merekontruksi kembali perusahaan. Tidak perlu lunak pada mereka, yang
tidak punya keahlian atau potensi, singkirkan mereka semua.” Ucap Presdir Choi.
Hae
Gang tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
“Pemimpin
baru dengan anggota baru. Pikirkan baik-baik rencanamu dan gunakan kemampuanmu.
Aku menaruh harapan besar padamu.” Ucap Presdir Choi.
“Baik,
Presdir. Aku akan melakukannya. Sebagai gantinya, aku punya permintaan. Bahwa
kau tidak akan ikut campur siapapun yang aku singkirkan, Presdir. Tolong
berjanjilah padaku.” Pinta Hae Gang.
“Aku
berjanji padamu.” Jawab Presdir Choi.
Produser
Kim (ah tetap saja aku lebih suka memanggilnya produser) mengatakan pada Tae
Seok bahwa Hae Gang pergi ke Stasiun Im Jin (lokasi terbunuhnya Sun Yong)
karena tuntutan Pudoxin untuk mengantisipasi kalau muncul pembicaraan tentang
Sun Yong di pengadilan nanti. Namun Tae Seok berpendapat lain karena Hae Gang
berdiri di jembatan stasiun.
“Itu
karena kau bisa melihat seluruh lokasi kejadian dari tempat itu. Dia mungkin
berjalan kesana untuk melihat-lihat.” Jawab Produser Kim.
“Begitukah?”
tanya Tae Seok.
“Itu
pendapat saya.” jawab Produser Kim.
“Wakil
Presdir Do Hae Gang adalah pengacara kita. Meski seandainya terungkap bahwa dia
dibunuh dan bukannya bunuh diri, kau tahu bahwa dia tidak bisa memberikan
informasi apapun. Dia akan melanggar kode etik pengacara dan tindakan criminal.
Dia bisa dipenjara selama 3 tahun dan ijin pengacaranya juga akan dicabut
selama 10 tahun. Menurutku akibatnya sangat berat.” Ucap Produser Kim.
“Aku
mengerti kalau itu adalah Presdir Choi Jin Eon, tapi kenapa wakil presdir Do
Hae Gang. Karena akan mengungkapkan kebenaran yang bisa membahayakan posisinya
di perusahaan? Aku yakin dia tidak lupa bahwa dia bisa saja membahayakan
hidupnya lagi, berdasarkan pengalamannya. Dia sudah melaluinya dua kali.” Ucap
Produser Kim.
“Karena
melibatkan adiknya.” gumam Tae Seok.
“Kau
berpikir bergitu karena kau sangat perhatian pada saudaramu sendiri. Ada banyak
orang yang tidak seperti itu.” ucap Produser Kim.
“Kalau
dulu dia mati. Kalau saja aku membunuhnya saat dia menjadi Dokgo Yong Gi... Do
Hae Gang, apa sebenarnya tujuanmu? Apa yang kau inginkan?” gumam Tae Seok.
Nyonya
Kim berbicara dengan seseorang di telepon. Nyonya Kim heran karena orang itu
tiba2 menyuruh Yong Gi datang ke Pyeongchang-dong. Nyonya Kim bertanya, kenapa
bukan orang itu saja yang menemui Yong Gi di rumahnya. Nyonya Kim lalu berhenti
bicara dan pergi kamar Yong Gi.
Di
kamar, Yong Gi lagi menemani Woo Joo bermain. Nyonya Kim pun memberikan telepon
itu pada Yong Gi. Yong Gi terheran karena seseorang yang mengaku sebagai teman
ayahnya ingin berbicara padanya. Namun, saat ia mengetahui yang menelponnya
adalah Presdir Farmasi Cheon Nyeon, ia terkejut. Presdir Choi menyuruh Yong Gi
datang ke rumahnya. Yong Gi terkejut, ia ingin tahu alasannya diundang ke rumah
Presdir Choi.
“Karena
kau adalah anaknya Ji Hoon. Kalau kau anaknya, maka kau juga anakku. Meski
sudah sangat terlambat, aku ingin mendengar ceritamu.” Jawab Presdir Choi.
Yong
Gi mondar mandir dengan gelisah. Ia bingung harus memenuhi undangan Presdir
Choi atau tidak. Saat melihat ibunya sedang sibuk mengepak makanan, Yong Gi pun
secara perlahan mendekati ibunya. Tepat saat itu, Gyu Seok pulang dan
memperhatikan Yong Gi yang sedang mengobrol dengan Nyonya Kim.
“Apa
itu semua? Apa kau berencana membuka toko makanan?” tanya Yong Gi.
“Bawakan
ini ke kantornya. Aku yakin lemari esnya kosong.” Jawab Nyonya Kim.
Yong
Gi pun langsung protes.
“Apa
bagusnya dia? Kau benar-benar memanjakannya. Dia bukan anakmu, tapi tuanmu.”
Ucap Yong Gi.
“Jangan
berpikir yang bukan-bukan. Pakailah baju dan sepatu yang dibelikan kakakmu.”
Jawab Nyonya Kim.
“Kenapa?
Karena aku mungkin saja menghancurkan gaya dari kakak tiga menitku?” sewot Yong
Gi.
“Jadilah
cantik dan percaya dirilah, jangan terintimidasi. Dia bilang akan menyelesaikan
semua ketidakadilan yang terjadi padamu.” Jawab Nyonya Kim.
“Aku
tidak mau pergi, bukankah mereka semua adalah pimpinan Farmasi Cheon Nyeon? Mereka
adalah orang yang paling aku benci di dunia ini.” ucap Yong Gi.
“Kalau
begitu kau seharusnya mengatakan bahwa kau tidak akan pergi, kenapa kau bilang
kau akan pergi?” tanya Nyonya Kim.
“Waktu
itu aku tidak tahu kalau mereka tinggal di rumah yang sama!” jawab Yong Gi.
“Siapa?
Siapa?” tanya Nyonya Kim.
“Aku
tidak mau pergi, aku rasa lebih baik aku tidak pergi. Tolong telpon mereka,
katakan terjadi sesuatu dan bahwa aku menyesal karena tidak bisa pergi.” Pinta
Yong Gi.
“Baiklah,
aku mengerti.” Jawab Nyonya Kim.
Gyu
Seok yang paham akan kekhawatiran Yong Gi pun mengajak Yong Gi pergi
bersamanya. Gyu Seok menyuruh Yong Gi berdandan yang cantik. Yong Gi pun sewot
karena disuruh dandan ala2 Hae Gang.
“Bukan,
bukan wajah kakak tiga menitmu, tapi wajahku. Berhentilah bicara omong kosong
dan tolong buat dirimu terlihat cantik. Aku ingin kau terlihat cantik dimata
hyung dan kakak iparku. Kalau aku pergi denganmu, mereka mungkin akan salah
paham dan aku rasa kesalahpahaman mereka adalah yang terbaik bagiku dan juga
bagimu.” Jawab Gyu Seok.
Yong
Gi terheran. Lalu beberapa saat kemudian, ia pun mengerti maksud ucapan Gyu
Seok. Yong Gi pun berkata kalau dia akan dandan secantik mungkin dan langsung
lari ke kamarnya dengan wajah penuh semangat.
“Kebahagiaanku
tiba-tiba saja berubah menjadi kekecewaan.” Gumam Nyonya Kim.
Yong
Gi keluar dari kamarnya dengan wajah malu. Ia menghampiri Gyu Seok dan bertanya
bagaimana penampilannya. Tapi Gyu Seok malah pasang ekspresi biasa dan berkata
kalau mereka harus menyudahi soal kecantikan ini.
Yong Gi langsung kesal. Woo
Joo menghibur ibunya dengan berkata kalau hati ibunya sangat cantik.
Tae
Seok dan Jin Ri syok melihat Gyu Seok datang membawa Yong Gi dan Woo Joo. Tae
Seok meminta penjelasan pada Gyu Seok. Gyu Seok pun berkata bahwa Yong Gi dan
Woo Joo adalah dua orang yang disayanginya. Tae Seok pun murka. Sementara Yong
Gi memeluk Woo Joo sambil menatap Tae Seok dengan tajam.
Sekarang
kita melihat Presdir Choi yang sedang berbicara dengan Yong Gi.
“Aku
menerima laporan dan aku tahu secara kasar, tapi semuanya berjalan terlalu
jauh... Aku tidak tahu kalau itu adalah kau. Aku tidak pernah membayangkan
kalau itu adalah anaknya Ji Hoon. Kalau aku tahu, seandainya saja aku tahu
sejak awal...” ucap Presdir Choi.
“Presdir,
maksudku, Ahjussi. Kau pasti kenal ayahku dengan baik. Aku bahkan tidak tahu
wajahnya. Karena aku tidak tahu wajah ayahku, aku selalu membayangkan dan
memikirkannya, dan merindukannya.” Jawab Yong Gi.
Mendengar
itu, Presdir Choi pun langsung menunjukkan fotonya bersama Ji Hoon.
“Jadi
beginilah wajah ayahku. Terasa asing seperti ini. Kenapa dia pergi ke gunung
dan meninggal? Bagaimana terjadinya, di gunung?” tanya Yong Gi.
“Saat
kami mendaki, ada masalah dengan tali pengamannya. Kalau kami bertahan,
sepertinya kami berdua akan mati. Ayahmu yang memotong talinya terlebih dulu. Sejak
hari itu, aku tidak pernah bisa tidur nyenyak lagi. Aku hidup sebagai pendosa
selamanya.” Jawab Presdir Choi.
Yong
Gi terperangah mendengarnya.
“Yong
Gi-ya.” panggil Presdir Choi.
“Ya,
Presdir.” Jawab Yong Gi.
“Aku
mau kau memanggilku Ahjussi. Alasan aku ingin kau memanggilku Ahjussi karena
itu mengingatkan aku padanya dan aku merasa dia ada bersama kita. Jadi aku
merasa dekat.” Ucap Presdir Choi.
Dan Yong
Gi pun langsung memanggil Presdir Choi dengan panggilan Ahjussi.
“Aku
harus membayar hutangku padanya, padamu. Apakah ada sesuatu yang ingin kau
lakukan? Kalau ada, katakan rencanamu padaku. Aku akan mendukungmu penuh.” Ucap
Presdir Choi.
Presdir
Choi lantas memberikan Yong Gi sejumlah uang. Ia mengaku bahwa uang itu bukan
pemberiannya, melainkan pemberian ayah Yong Gi untuk Yong Gi. Namun Yong Gi
tidak mau menerima uang itu.
Sebagai gantinya, ia ingin Presdir Choi menangkap
orang yang sudah membunuh ayah Woo Joo.
Jin
Ri heran kenapa adik iparnya bisa menyukai wanita seperti Yong Gi. Jin Ri
berkata, bahwa Gyu Seok sudah gila karena menyukai wanita yang memiliki anak.
Jin Ri ingin tahu apa yang disukai Gyu Seok dari Yong Gi.
“Yang
paling aku sukai adalah bahwa dia adalah ibunya Woo Joo.” Jawab Gyu Seok.
“Apa
kau bilang?” kaget Jin Ri.
Tae
Seok mengajak Gyu Seok bicara di dalam. Namun Gyu Seok menolak bicara dengan
Tae Seok dan meminta Tae Seok menerima apa yang terjadi hari ini. Tae Seok pun
kaget bukan kepalang.
“Tidak
ada yang perlu dibicarakan sayang. Sungguh tidak masuk akal ceritanya! Bagaimana
aku bisa menjadi ipar dengan wanita rendahan itu? Tidak bisa, tidak boleh. Langkahi
dulu mayatku, adik ipar. Apa kau mengerti?” ucap Jin Ri.
“Aku
kesini bukan minta ijinmu. Aku datang untuk memberitahumu. Jadi ketahuilah,
mulai dari sekarang, Yong Gi dan Woo Joo akan bersama denganku. Aku datang
untuk mengatakan itu pada kalian.” Jawab Gyu Seok, yang membuat kedua kakaknya
makin syok.
Tak
lama kemudian, Nyonya Hong datang memberitahu kalau makan malam sudah siap.
Berbeda dengan Jin Ri dan Tae Seok, Nyonya Hong bersikap ramah pada si kecil
Woo Joo.
Gyu
Seok menyuapi Woo Joo makan. Jin Ri semakin kesal melihatnya. Sementara Nyonya
Hong menatap lembut Woo Joo. Sepertinya kehadiran Woo Joo membuat Nyonya Hong
merindukan Eun Sol, cucunya. Namun tak tampak batang hidung Tae Seok di ruang
makan. Kemanakah dia??
Dia
menemui Yong Gi yang baru saja keluar dari ruang Presdir Choi!! Yong Gi
terkejut saat Tae Seok mendorongnya ke dinding. Dengan nada mengancam, Tae Seok
berkata bahwa Yong Gi tidak bisa melawannya. Yong Gi pun menyuruh Tae Seok
melepaskannya, karena ia akan berteriak kalau Tae Seok tidak melepaskannya.
“Berteriaklah,
silahkan berteriaklah!” suruh Tae Seok.
Yong
Gi mau teriak, Tae Seok pun langsung mencekiknya.
“Tinggalkan
adikku, jangan ganggu dia. Kau pikir kau siapa? Berania kau pada adikku,
menyingkirlah darinya. Menjauhlah dari adikku, apa kau mengerti?” ucap Tae
Seok.
Emosi
Yong Gi pun memuncak. Dengan beraninya, ia menendang betis Tae Seok dan berkata
bahwa dirinya akan terus menempel pada Gyu Seok. Ia akan menempel pada Gyu Seok
selamanya. Ia menegaskan bahwa dirinya akan berada dekat, benar2 dekat dengan
Tae Seok karena hanya itu satu2nya cara agar ia bisa mencekik Tae Seok setiap
hari.
“Kalau
kau tidak mau melihatku, maka cepatlah bayar dosa-dosamu. Kalau kau ingin
menyelamatkan adikmu, maka segera akui dosamu dan serahkan dirimu, mengerti?”
ucap Yong Gi.
Tae
Seok semakin geram…
Seol
Ri mencari berita di internet tentang penjualan Pudoxin yang meningkat tajam
karena efektif untuk penyembuhan. Seol Ri lantas teringat kata2 Seok bahwa hasil
uji klinis Pudoxin dipalsukan oleh Tae Seok. Seol Ri juga mengingat kata2 Hae
Gang.
“Tidak ada yang seperti itu. Kami tidak tahu
tentang efek sampng ataupun pemalsuan data.” Ucap Hae Gang.
Seol
Ri kemudian ingat saat dirinya tanpa sengaja mendengarkan percakapan Tae Seok
dan Produser Kim.
“Pada saat seperti ini, apa yang akan kau lakukan
kalau ingatan Dokgo Yong Gi kembali? Pemalsuan hasil tes klinis Pudoxin,
kematian Kim Sun Yong dan bahkan siaran yang kau buat, wanita itu tahu, dia
mengetahui semuanya! Orang terakhir yang ditemui Do Hae Gang sebelum dia mati
adalah wanita itu, Dokgo Yong Gi.” ucap Tae Seok.
Seol
Ri pun melirik ke arah ponselnya.
Tae
Seok sedan minum2 ketika Seol Ri menghubunginya. Seol Ri mengajak Tae Seok
ketemuan, namun Tae Seok menolaknya. Seol Ri pun berkata bahwa ia ingin Tae
Seok mendengarkan sesuatu. Tae Seok ingin tahu apa yang harus ia dengar.
“Suaramu.”
Jawab Seol Ri.
Seol
Ri bertemu ayahnya diluar. Pada sang ayah, ia hanya berkata ada janji penting
dengan seseorang. Demi janji pentingnya itu, ia bahkan sampai menolak memakan
sup tulang yang sudah susah2 disiapkan sang ayah untuknya.
Jin
Eon yang sudah bersiap2 pulang, tiba2 teringat pengakuan ayahnya tentang
kematian ayah Hae Gang.
Tae
Seok terkejut mendengarkan rekaman suaranya dari ponsel Seol Ri.
“Dia sedang mengejar aku sekarang. Kalau dia tahu
aku membunuh Do Hae Gang bukannya Dokgo Yong Gi. Kalau adik ipar mengetahuinya,
kita tidak bisa membiarkan Moon Tae Joon dan Dokgo Yong Gi hidup. Tidak pernah!
Kalau kita membiarkan mereka berdua tetap hidup, maka aku yang akan mati. Aku!”
Seol
Ri mengancam, ia berkata haruskah dirinya memberikan rekaman itu pada Jin Eon?
Atau pada Hae Gang? Atau Seok? Ataukah pada jaksa?
“Melihat
kau tidak melakukannya dan datang kepadaku, itu artinya ada sesuatu yang kau
inginkan dariku. Apa yang kau inginkan dariku, Kang Seol Ri?” jawab Tae Seok.
“Do
Hae Gang, Choi Jin Eon. Hancurkan mereka berdua. Cabik-cabik mereka,
injak-injak mereka Maka aku akan menguburnya. Aku akan menguburnya sampai aku
mati.” Ucap Seol Ri dengan sorot mata yang penuh dendam.
Jin
Eon yang masih di ruangannya, menghubungi Tae Seok. Ia mengajak Tae Seok minum.
Tae Seok berkata akan segera datang ke ruangan Jin Eon, tapi Jin Eon bilang ia
sendiri yang akan ke ruangan Tae Seok.
Karena
itulah Seol Ri buru2 pergi. Bersamaan dengan itu, Hae Gang berdiri di depan
lift. Keduanya pun bertemu. Seol Ri lagi2 menatap Hae Gang penuh kebencian.
Sedangkan Hae Gang hanya menatap biasa Seol Ri.
Bersambung….
Tuh
kan tuh kan, sejak awal Seol Ri udah tahu hasil tes klinis Pudoxin dipalsukan…
dia gak sengaja nguping pembicaraan Tae Seok dan Produser Kim, dan dari sana
dia tahu tentang hasil tes klinis Pudoxin yang dipalsukan. Tapi anehnya, saat
itu dia malah sibuk menghasut orang sana sini buat menghancurkan Hae Gang,
tanpa memikirkan dirinya yang juga ikut mengkonsumsi Pudoxin… Dia baru syok
saat mendengar tentang efek samping Pudoxin dari mulut Jin Ri…
Dan
yang lebih lucu lagi, dia protes… dia nuduh Hae Gang gak ngasih tau dia soal
efek samping Pudoxin karena mau balas dendam… tanpa ingat perbuatannya pada Hae
Gang dulu..
Seol
Ri menderita ya karena ulahnya sendiri… apa yang terjadi pada Seol Ri sekarang,
aku menganggapnya sebagai hukuman atas perbuatannya di masa lalu…
Preview Ep 36
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...
fighting
di tunguu ya