Jin
Eon menyuruh Hyun Woo menemukan saksi dibalik kematian Ji Hoon. Hyun
Woo penasaran, ia ingin tahu siapa Ji Hoon itu. Ia pun kaget saat Jin
Eon memberitahunya bahwa Ji Hoon adalah ayahnya Hae Gang. Hyun Woo
kemudian bertanya lagi, kenapa Jin Eon tiba2 ingin tahu soal ini? Jin
Eon berkata kalau dirinya harus tahu pasti fakta dibalik kematian Ji
Hoon.
Sementara itu, di ruangannya, Hae Gang tertegun mendapat panggilan dari Yong Gi. Semula, ia ragu menjawabnya, namun pada akhirnya ia memutuskan menjawab panggilan Yong Gi itu. Yong Gi sendiri terkejut panggilannya dijawab oleh Hae Gang.
"Kau sudah makan?" tanya Yong Gi.
Hae Gang terkejut, apa?
"Apa kau tidak dengar? Makan siang?" tanya Yong Gi.
"Belum." jawab Hae Gang.
"Hey, apa bagusnya memiliki uang banyak? Kau bahkan tidak makan ketika jam makan siang sudah lewat. Makanlah, kalau tidak, ibumu bisa kesal." ucap Yong Gi.
"Kenapa kau tidak menanyakan apapun?" tanya Hae Gang.
"Aku juga mau bertanya. tapi kau harus menjawabnya dengan jujur." jawab Yong Gi.
"Baiklah." ucap Hae Gang.
"Apa kau kesepian?" tanya Yong Gi.
Hae Gang pun membeku mendengar pertanyaan adiknya.
"Kau harus menjawabnya dengan jujur. Kau benar2 kesepian?" tanya Yong Gi.
Seketika mata Hae Gang pun berkaca2. Hae Gang pun mengaku bahwa dirinya kesepian. Yong Gi pun menyemangati Hae Gang. Dengan mata berkaca2 pula, ia menguatkan Hae Gang.Tangis Hae Gang pun pecah.
"Bahkan meskipun aku membenci apa yang sudah kau lakukan, aku memutuskan untuk tidak membencimu." ucap Yong Gi.
"Kenapa?" tanya Hae Gang.
"Karena kau adalah aku. Karena kita kembar. Karena kau kakakku. Kau kakakku." jawab Yong Gi.
Hae Gang menangis....
"Aku akan menyemangatimu dari rumah, jadi lakukan dengan baik di pengadilan. Sudah dulu, ya." ucap Yong Gi.
"Jangan ditutup, Yong Gi-ya. Ayo kita bicara. Ceritakan tentang dirimu padaku." jawab Hae Gang.
"Aku melihat ayah. Fotonya, ayah mertuamu menunjukkan padaku foto mereka saat masih bersama. Dia terlihat lebih tua dari yang kupikirkan, tapi dia terlihat seperti orang yang baik. Kau tidak tahu wajah ayah, kan? Mintalah fotonya pada ayah mertuamu. Dia bilang ayah yang memotong talinya." ucap Yong Gi.
"Apa? Jadi talinya tidak putus dengan sendirinya?" kaget Hae Gang.
"Ayah memotong talinya duluan untuk menyelamatkan ayah mertuamu. Uri Dokgo Ji Hoon benar2 pria sejati." puji Yong Gi.
"Dokgo Ji Hoon? Nama ayah kita Dokgo Ji Hoon?" tanya Hae Gang.
"Kau tidak tahu selama ini?" kaget Yong Gi.
"Ini pertama kalinya aku mendengar nama ayah, tapi rasanya nama itu tidak asing." jawab Hae Gang.
Yong Gi pun merasa karena Ji Hoon adalah ayah mereka. Karena Hae Gang memiliki kontak batin dengan ayah mereka, sehingga Hae Gang merasa tidak asing dengan nama itu.
"Bukan, aku pernah mendengar nama itu sebelumnya. Aku yakin." jawab Hae Gang.
Tae Seok yang sudah tahu kalau Hae Gang dan Seok bekerja sama, menyuruh anak buahnya mengambil barang bukti di kantor Seok. Ia yakin Seok memiliki sesuatu yang dapat menghancurkannya. Tae Seok menyuruh anak buahnya menyusup ke kantor Seok saat Seok sudah pergi ke persidangan.
Namun Seok lebih pintar. Sebelum ke persidangan, ia sudah terlebih dulu menyembunyikan barang bukti yang dicari Tae Seok dibalik piagam penghargaannya.
Seok dan Hae Gang bertemu lagi di pengadilan. Seok memaparkan tentang Pudoxin yang menguasai pasar saham sebesar 45%. Di tahun pertama penjualan, pada tahun 2010, Pudoxin mampu menghasilkan pundi2 sampai 10 milliar. Di tahun terakhir, mampu menghasilan 95 miliar dari pasar domestik. Seok lalu berkata, di masa depan akan semakin banyak orang2 yang mengkonsumsi Pudoxin, si obat bermasalah, tanpa menerima peringatan apapun.
Karyawan Seok beranjak pergi setelah menerima telepon dari seseorang. Tak lama kemudian, orang suruhan Tae Seok menyusup ke dalam kantor.
Di persidangan, Seok menunjukkan hasil rontgen Moon Tae Joon sebelum dan sesudah mengkonsumsi Pudoxin.
Tae Seok mengawasi jalannya sidang sambil menatap foto2 Seok yang berdiri di atas jembatan Stasiun Imjin. Tak lama kemudian, Jin Eon datang mengejutkan Tae Seok. Jin Eon menatap Hae Gang dengan pandangan kecewa.
Sementara itu, anak buah Tae Seok berhasil menemukan apa yang dicarinya. Ia membuka piagam penghargaan Seok!
Hae Gang pun memaparkan pembelaannya. Ia berkata bahwa berat badan Moon Tae Joon sebelum mengkonsumsi Pudoxin adalah 102 kg. Namun secara mengejutkan, berat badan Moon Tae Joon menurun hingga 62 kg.
"Penurunan berat badan secara drastis mungkin saja menjadi penyebab patah tulang, tapi saya tidak mengerti kenapa pengacara penggugat mengatakan hal itu disebabkan oleh efek samping obat yang diproduksi Cheon Nyeon Farmasi. Penggugat tidak hanya mengkonsumsi Pudoxin, tapi juga meminum obat lainnya yang sejenis. Jika pengacara penggugat menuduh Pudoxin sebagai penyebabnya, maka pengacara penggugat juga harus menuduh obat lain yang dikonsumsi penggugat sebagai penyebab kerusakan tulang." ucap Hae Gang.
Seok terpengarah mendengar pemaparan Hae Gang.
Lebih lanjut Hae Gang menjelaskan kalau ayah Moon Tae Joon menderita Rheumatoid Arthritis dan meninggal karena komplikasi akibat kegagalan jantung. Tak hanya itu, saudara penggugat juga didiagnosa mengidap penyakit yang sama. Terakhir, Hae Gang berkata tentang seorang peneliti yang mengatakan bahwa 60% penderita penyakit Rheumatoid Arthritis disebabkan faktor genetik, jadi kerusakan tulang Moon Tae Joon bukan disebabkan oleh Pudoxin.
Tae Seok tersenyum puas melihat aksi Hae Gang. Sementara Jin Eon terlihat kecewa.
Setelah melihat copy-an jurnal Kim Sun Yong yang ditemukan anak buahnya, Tae Seok mengamuk. Ia baru menyadari bahwa selama ini kecurigaannya benar, kalau Hae Gang dan Seok bekerja sama.
Hae Gang meminta maaf pada Seok. Tapi Seok malah memuji aksi Hae Gang di sidang tadi. Hae Gang meminta Seok melakukannya dengan baik saat sidang kedua. Seok tersenyum, ia lalu berkata akan menunjukkan catatan Kim Sun Yong di sidang kedua.
Hae Gang lalu mengajak Seok makan siang. Namun rencana makan siang mereka harus batal karena kehadiran Jin Eon. Seok pun mengerti dan meninggalkan mereka berdua.
Jin Eon dan Hae Gang pun saling bertatapan. Tak lama kemudian, Jin Eon menggenggam tangan Hae Gang. Hae Gang pun terkejut.
Bersambung....................
Sementara itu, di ruangannya, Hae Gang tertegun mendapat panggilan dari Yong Gi. Semula, ia ragu menjawabnya, namun pada akhirnya ia memutuskan menjawab panggilan Yong Gi itu. Yong Gi sendiri terkejut panggilannya dijawab oleh Hae Gang.
"Kau sudah makan?" tanya Yong Gi.
Hae Gang terkejut, apa?
"Apa kau tidak dengar? Makan siang?" tanya Yong Gi.
"Belum." jawab Hae Gang.
"Hey, apa bagusnya memiliki uang banyak? Kau bahkan tidak makan ketika jam makan siang sudah lewat. Makanlah, kalau tidak, ibumu bisa kesal." ucap Yong Gi.
"Kenapa kau tidak menanyakan apapun?" tanya Hae Gang.
"Aku juga mau bertanya. tapi kau harus menjawabnya dengan jujur." jawab Yong Gi.
"Baiklah." ucap Hae Gang.
"Apa kau kesepian?" tanya Yong Gi.
Hae Gang pun membeku mendengar pertanyaan adiknya.
"Kau harus menjawabnya dengan jujur. Kau benar2 kesepian?" tanya Yong Gi.
Seketika mata Hae Gang pun berkaca2. Hae Gang pun mengaku bahwa dirinya kesepian. Yong Gi pun menyemangati Hae Gang. Dengan mata berkaca2 pula, ia menguatkan Hae Gang.Tangis Hae Gang pun pecah.
"Bahkan meskipun aku membenci apa yang sudah kau lakukan, aku memutuskan untuk tidak membencimu." ucap Yong Gi.
"Kenapa?" tanya Hae Gang.
"Karena kau adalah aku. Karena kita kembar. Karena kau kakakku. Kau kakakku." jawab Yong Gi.
Hae Gang menangis....
"Aku akan menyemangatimu dari rumah, jadi lakukan dengan baik di pengadilan. Sudah dulu, ya." ucap Yong Gi.
"Jangan ditutup, Yong Gi-ya. Ayo kita bicara. Ceritakan tentang dirimu padaku." jawab Hae Gang.
"Aku melihat ayah. Fotonya, ayah mertuamu menunjukkan padaku foto mereka saat masih bersama. Dia terlihat lebih tua dari yang kupikirkan, tapi dia terlihat seperti orang yang baik. Kau tidak tahu wajah ayah, kan? Mintalah fotonya pada ayah mertuamu. Dia bilang ayah yang memotong talinya." ucap Yong Gi.
"Apa? Jadi talinya tidak putus dengan sendirinya?" kaget Hae Gang.
"Ayah memotong talinya duluan untuk menyelamatkan ayah mertuamu. Uri Dokgo Ji Hoon benar2 pria sejati." puji Yong Gi.
"Dokgo Ji Hoon? Nama ayah kita Dokgo Ji Hoon?" tanya Hae Gang.
"Kau tidak tahu selama ini?" kaget Yong Gi.
"Ini pertama kalinya aku mendengar nama ayah, tapi rasanya nama itu tidak asing." jawab Hae Gang.
Yong Gi pun merasa karena Ji Hoon adalah ayah mereka. Karena Hae Gang memiliki kontak batin dengan ayah mereka, sehingga Hae Gang merasa tidak asing dengan nama itu.
"Bukan, aku pernah mendengar nama itu sebelumnya. Aku yakin." jawab Hae Gang.
Tae Seok yang sudah tahu kalau Hae Gang dan Seok bekerja sama, menyuruh anak buahnya mengambil barang bukti di kantor Seok. Ia yakin Seok memiliki sesuatu yang dapat menghancurkannya. Tae Seok menyuruh anak buahnya menyusup ke kantor Seok saat Seok sudah pergi ke persidangan.
Namun Seok lebih pintar. Sebelum ke persidangan, ia sudah terlebih dulu menyembunyikan barang bukti yang dicari Tae Seok dibalik piagam penghargaannya.
Seok dan Hae Gang bertemu lagi di pengadilan. Seok memaparkan tentang Pudoxin yang menguasai pasar saham sebesar 45%. Di tahun pertama penjualan, pada tahun 2010, Pudoxin mampu menghasilkan pundi2 sampai 10 milliar. Di tahun terakhir, mampu menghasilan 95 miliar dari pasar domestik. Seok lalu berkata, di masa depan akan semakin banyak orang2 yang mengkonsumsi Pudoxin, si obat bermasalah, tanpa menerima peringatan apapun.
Karyawan Seok beranjak pergi setelah menerima telepon dari seseorang. Tak lama kemudian, orang suruhan Tae Seok menyusup ke dalam kantor.
Di persidangan, Seok menunjukkan hasil rontgen Moon Tae Joon sebelum dan sesudah mengkonsumsi Pudoxin.
Tae Seok mengawasi jalannya sidang sambil menatap foto2 Seok yang berdiri di atas jembatan Stasiun Imjin. Tak lama kemudian, Jin Eon datang mengejutkan Tae Seok. Jin Eon menatap Hae Gang dengan pandangan kecewa.
Sementara itu, anak buah Tae Seok berhasil menemukan apa yang dicarinya. Ia membuka piagam penghargaan Seok!
Hae Gang pun memaparkan pembelaannya. Ia berkata bahwa berat badan Moon Tae Joon sebelum mengkonsumsi Pudoxin adalah 102 kg. Namun secara mengejutkan, berat badan Moon Tae Joon menurun hingga 62 kg.
"Penurunan berat badan secara drastis mungkin saja menjadi penyebab patah tulang, tapi saya tidak mengerti kenapa pengacara penggugat mengatakan hal itu disebabkan oleh efek samping obat yang diproduksi Cheon Nyeon Farmasi. Penggugat tidak hanya mengkonsumsi Pudoxin, tapi juga meminum obat lainnya yang sejenis. Jika pengacara penggugat menuduh Pudoxin sebagai penyebabnya, maka pengacara penggugat juga harus menuduh obat lain yang dikonsumsi penggugat sebagai penyebab kerusakan tulang." ucap Hae Gang.
Seok terpengarah mendengar pemaparan Hae Gang.
Lebih lanjut Hae Gang menjelaskan kalau ayah Moon Tae Joon menderita Rheumatoid Arthritis dan meninggal karena komplikasi akibat kegagalan jantung. Tak hanya itu, saudara penggugat juga didiagnosa mengidap penyakit yang sama. Terakhir, Hae Gang berkata tentang seorang peneliti yang mengatakan bahwa 60% penderita penyakit Rheumatoid Arthritis disebabkan faktor genetik, jadi kerusakan tulang Moon Tae Joon bukan disebabkan oleh Pudoxin.
Tae Seok tersenyum puas melihat aksi Hae Gang. Sementara Jin Eon terlihat kecewa.
Setelah melihat copy-an jurnal Kim Sun Yong yang ditemukan anak buahnya, Tae Seok mengamuk. Ia baru menyadari bahwa selama ini kecurigaannya benar, kalau Hae Gang dan Seok bekerja sama.
Hae Gang meminta maaf pada Seok. Tapi Seok malah memuji aksi Hae Gang di sidang tadi. Hae Gang meminta Seok melakukannya dengan baik saat sidang kedua. Seok tersenyum, ia lalu berkata akan menunjukkan catatan Kim Sun Yong di sidang kedua.
Hae Gang lalu mengajak Seok makan siang. Namun rencana makan siang mereka harus batal karena kehadiran Jin Eon. Seok pun mengerti dan meninggalkan mereka berdua.
Jin Eon dan Hae Gang pun saling bertatapan. Tak lama kemudian, Jin Eon menggenggam tangan Hae Gang. Hae Gang pun terkejut.
Bersambung....................
0 Comments:
Post a Comment