Rombongan PM Lee Sun tiba di Jongmyo. PM Lee Sun mengajak Sun masuk bersamanya agar Sun bisa mengadukan apa yang terjadi pada ayahnya. Tapi begitu masuk, Raja langsung mengomeli PM Lee Sun yang telah membuat Tuan Han menyelidiki Departemen Pengadaan Air.
“Jika kita hanya diam,
terlebih berkompromi, siapa lagi yang akan melindungi rakyat yang tak berdaya?”
ucap PM Lee Sun membela diri.
“Apa katamu!” Raja semakin
marah.
“Departemen Pengadaan Air
menyiksa rakyat melalui air yang sebenarnya hak semua orang. Mereka
menyalahgunakan wewenang untuk menekan rakyat, bahkan mengabisi nyawa
orang-orang. Ayah dari anak ini juga dibunuh secara sadis hanya karena mencuri
setimba air. Ayahanda, tolong bantu Hanseongbu Han Gyu Ho dan Petugas
Park,mengungkap kebenaran dan membubarkan Departemen Pengadaan Air.” Pinta PM
Lee Sun.
“Tindakan gegabahmu itu hanya
akan membuat lebih banyak nyawa melayang. Turunkan perintah itu saat kau sudah
memiliki kekuatan untuk melindungi rakyatmu.” Jawab Raja.
“Apa gunanya itu jika mereka semua mati sebelum saatnya tiba?Sekalipun kita lemah, kita harus berperang demi rakyat!” ucap PM Lee Sun.
“Departemen Pengadaan Air
adalah kompensasi atas nyawamu!” teriak Raja akhirnya.
Kontan saja, semua orang
terkejut. Raja lantas meminta mereka semua keluar karena ia ingin bicara dengan
PM Lee Sun. Setelah semua keluar, Raja melepaskan topeng PM Lee Sun dan
berlutut di hadapannya.
“Pangeran Sun, kau menanyakan alasan sebenarnya kenapa kau harus memakai topeng, 'kan? Sebelum kau lahir, ayahmu ini...” Raja pun terdiam.
“A… abamama?” ucap PM Lee
Sun.
“Apa kau tahu jika kau
hampir saja mati sesaat setelah kau lahir?” tanya Raja.
“Saya dengar alasan saya
memakai topeng adalah akibat efek samping penyakit itu.” jawab PM Lee Sun.
“Bukan penyakit melainkan
racun.” Ucap Raja, membuat PM Lee Sun terkejut.
Raja lalu mengungkapkan perjanjiannya dengan Kelompok Pyunsoo demi mendapatkan penawar atas racun yang bersemayam di tubuh PM Lee Sun. Sebagai gantinya, Dae Mok meminta hak penuh atas Departemen Pengadaan Air dan menginginkan PM Lee Sun bergabung dengan Pyunsoo.
“Sekalipun kami membuat
kesepakatan, aku tidak bisa membiarkanmu bergabung dengan mereka dan melihatmu
menjadi anjing peliharaan mereka. Itu sebabnya, aku memakaikan topeng di
wajahmu.” Ucap Raja.
Raja lantas menggenggam tangan putranya dan meminta maaf padanya. Terlalu sulit mempercayai semua itu, PM Lee Sun pun mengira ayahnya sedang bercanda. Namun melihat keseriusan di mata sang ayah, ia langsung menarik tangannya dari genggaman sang ayah dan menatap sang ayah dengan kecewa.
“Raja adalah anugerah langit.
Ia merupakan Kaisar negeri ini. Ia ditugaskan untuk mengabdi pada kepentingan
rakyat. Saya pun suatu saat akan menjadi Raja. Anda selalu mengajari saya
menjadi Raja yang melayani rakyatnya. Namun, anda mengatakan bahwa Departemen
Pengadaan Air, yang telah menyengsarakan rakyat, ada karena saya?”
“Itu demi menyelamatkanmu.”
Ucap Raja.
Woo Jae yang baru pulang langsung disambut manis oleh Hwa Gun. Hwa Gun bersikeras ingin jadi Putri Mahkota. Woo Jae mengiyakan dan berkata tak ada yang mustahil karena Hwa Gun adalah cucunya Dae Mok, tapi kemudian Woo Jae berubah pikiran dan berkata kalau ia tak bisa memberikan putrinya pada Putra Mahkota yang buruk rupa itu.
“Ayah, jika aku menjadi Putri
Mahkota, kakek tidak akan membunuh cucu mantunya sendiri, 'kan?” tanya Hwa Gun
cemas.
“Hwa Gun-ah, kenapa kau
ingin menjadi Putri Mahkota?” tanya Woo Jae.
“Ayah juga tidak
menyetujuinya?” tanya Hwa Gun.
“Tidak, bukan itu maksudku. Aku
akan memberikan segalanya untukmu. Namun... Putri Mahkota? Kakekmu tidak akan
pernah menyetujuinya.” Jawab Woo Jae.
“Jika aku menjadi Putri Mahkota, ayah memiliki Kelompok Pyunsoo sekaligus keluarga kerajaan dalam genggaman. Lalu, ayah akan menjadi lebih kuat dari Kakek Dae Mok. Ayah tidak ingin lebih kuat dari Kakek Dae Mok?” hasut Hwa Gun.
“Kakekmu itu selalu menyukai
karaktermu yang begini. Kalau begitu, besok, ayo kita temui Yang Mulia Ratu. Jika
Ratu menyetujui, akan lebih mudah meyakinkan kakekmu.” Ucap Woo Jae.
Hwa Gun pun tersenyum
senang.
Belum lagi kekagetannya hilang, PM Lee Sun pun kembali dikejutkan dengan Kepala Lee yang membawa Lee Sun palsu masuk. Lee Sun palsu tampak sekarat. Dengan tubuh lemas, ia menyampaikan pesan dari Kelompok Pyunsoo untuk PM Lee Sun.
“Nyawa Putra Mahkota seharga
dengan Departemen Pengadaan Air. Menyerang departemen sama halnya menyerah akan
nyawa Yang Mulia Putera Mahkota. Singkirkan Hanseongbu Han Gyu Ho dan Petugas
Park. Putra Mahkota juga harus bergabung dengan departemen.”
“Siapa... yang mengirim
pesan itu?” tanya PM Lee Sun.
Belum sempat menjawab, Lee Sun palsu sudah ambruk duluan dan meninggal dunia dengan mulut berbusa. Kepala Lee pun langsung memeriksa Lee Sun palsu. Raja terkejut saat Kepala Lee bilang kalau Lee Sun palsu diracun.
“Yang Mulia!” protes Seja.
Pasukan Pengawal Istana yang dipimpin Choi Sung Ki langsung mendatangi kediaman Tuan Han. Disaat itu, Tuan Han dan Petugas Park sedang berdiskusi sambil melihat peta saluran irigasi. Tuan Han langsung menyembunyikan peta itu menyadari yang datang adalah Pasukan Pengawal Istana.
“Han Gyu Ho dan Park Moo Ha.
Kalian telah melakukan pencatutan nama Yang Mulia Putera Mahkota. Akui
kejahatan kalian!” ucap Choi Sung Ki.
“Kejahatan macam apa maksud
kalian? Siapa yang memerintahkan aku ditangkap?” tanya Tuan Han.
“Ini perintah Raja!” jawab
Choi Sung Ki, membuat Tuan Han kaget setengah mati.
Di istana, PM Lee Sun ingin tahu alasan ayahnya menghukum Tuan Han. Dengan berurai air mata, ia tanya apakah itu karena dirinya? PM Lee Sun tak terima jika ayahnya melakukan itu untuk melindungi dirinya.
“Ini bukan saat yang tepat
memerangi mereka. Bukankah sakit melihat mereka kesulitan? Kau marah pada
ayahmu ini yang menyusahkan rakyat? Kalau begitu, kalahkan Kelompok Pyunsoo dengan
menjadi Raja sesungguhnya!” jawab Raja.
Raja lalu menyuruh Kepala
Lee mengurung PM Lee Sun.
Sementara itu, Ga Eun
berlari mengejar sang ayah yang sudah mulai dibawa pergi. Sang ayah marah
karena Ga Eun keluar rumah untuk menyusulnya. Ga Eun mengkonfirmasi kalau sang
ayah akan dibebaskan setelah Putra Mahkota nanti datang. Tuan Han pun
meyakinkan Ga Eun kalau ia akan bebas setelah Putra Mahkota datang. Choi Sung
Ki berteriak, menyuruh prajurit membawa Tuan Han. Tuan Han pun dibawa, Ga Eun
tidak rela tapi prajurit malah menariknya dan mendorongnya dengan kasar.
PM Lee Sun berteriak, meminta sang ayah mencabut kembali hukumannya. Tapi teriakannya sama sekali tak didengar. Sun hanya bisa diam di pojokan mendengar teriakan tak berdaya PM Lee Sun.
Tepat saat itu, Raja lewat bersama Kepala Lee. Mereka membahas tentang mencari anak lain untuk menggantikan Putra Mahkota. Raja melihat Sun dan menyuruh Kepala Lee mengantar Sun pulang.
Ratu menemui Youngbin Lee membawakan nama2 kandidat Putri Mahkota. Ratu ingin Youngbin Lee ikut memilih. Semula, Youngbin Lee menolak karena memilih Putri Mahkota adalah hak eksklusif Ratu. Tapi Ratu tetap ingin Youngbin Lee ikut memilih karena Youngbin Lee adalah ibu kandung Putra Mahkota.
Tepat saat Youngbin Lee keluar dari istana Ratu, ia bertemu Woo Jae dan Hwa Gun diluar. Dengan wajah dingin, ia melihat Hwa Gun yang datang dengan penampilan anggunnya.
Woo Jae dan Hwa Gun menemui Ratu. Ratu menginginkan Hwa Gun menjadi mantunya, tapi terpaksa menolak karena alasan kakek Hwa Gun yang menentang keras Hwa Gun menjadi Putri Mahkota. Woo Jae pun meyakinkan Ratu kalau ia pasti bisa meluluhkan hati ayah mertuanya.
“Maafkan aku berkata begini.
Namun, aku tidak merasa kau mampu melakukannya. Di negeri ini, adakah yang
selamat jika menentang Tuan Dae Mok?” sindir Ratu.
“Saya juga, Yang Mulia. Anda
akan lebih menyesal...10 tahun mendatang.” Ancam Hwa Gun.
Ratu pun tersenyum canggung.
“Yang Mulia berkata hamba
harus bersikap adil, namun tidak gegabah.” Jawab Tuan Han.
“Aku menyuruhmu menunggu. Menunggu
sampai Putera Mahkota menjadi Raja lalu menjadi abdi setianya di hari penobatan
dirinya. Kenapa kau malah mengikuti perintahnya sekarang dan memulai
investigasi” ucap Raja.
“Ampuni hamba, Yang Mulia.”
Jawab Tuan Han.
“Ini terlalu dini. Jika kita
bertarung sekarang, baik kau maupun Putra Mahkota akan mati. Aku akan
mengorbankan kau dan melindungi Putra Mahkota, sesuai keinginan mereka.” Ucap
Raja.
“Apakah yang Paduka maksud adalah Kelompok Pyunsoo?Apa yang Kelompok Pyunsoo inginkan?” tanya Tuan Han.
“Mereka ingin aku menjatuhi
dirimu hukuman mati.” Jawab Raja.
Park Moo Ha yang ketakutan, langsung menanyakan nasib dirinya. Tuan Han pun meminta Raja mencari jalan agar Park Moo Ha bisa selamat. Ia yakin suatu saat nanti, Park Moo Ha akan menjadi abdi setia PM Lee Sun.
Tuan Han juga berkata kalau ia punya seorang putri. Raja berjanji akan melindungi putri Tuan Han dan mencari jalan menyelamatkan Park Moo Ha.
“Tolong lepaskan aku dan
bebaskan Tuan Han. Dia pria berintegritas yang hanya menjalankan perintahku. Jika
sampai ia mati, aku tak akan sanggup menghadapi Ga Eun. Bagaimana lagi aku akan
menjalani hidup?” ucapnya.
Tangis PM Lee Sun pun pecah.
0 Comments:
Post a Comment