The Legend Of The Blue Sea Ep 16 Part 2

Sebelumnya...


Chung mengajak Yoo Ran ke kamarnya. Yoo Ran berkata, kamar Chung sangat nyaman dan cantik. Yoo Ran bertanya, bisakah ia tidur dengan Chung mala mini. Chung berkata, tentu saja bisa. Chung lalu melihat ada dua hadiah di atas meja. Ia pun mengambil pesan yang terselip di atas kotak hadiahnya dan membacanya.


“Untuk kesayanganku, kau telah mengalami banyak hal dan berada di sampingku, aku bersyukur kau ada di sini.Mulai dari sekarang, aku akan berhasil sehingga kau hanya akan memakai sepatu bagus dan berjalan di jalan yang benar.” bunyi pesan itu.


Chung pun membuka kotak hadiah pertamanya yang isinya sepasang sepatu yang sangat cantik. Chung pun langsung memakai hadiah sepatunya. Setelah itu, Chung melihat kotak hadiah kedua yang isinya boneka gurita pink yang selama ini berusaha diambilnya dari mesin pencapit boneka.

“Omo! Kau akhirnya datang ke rumah kami!” ucap Chung senang.

“Joon Jae memberinya untukmu?” tanya Yoo Ran.


Chung pun mengangguk. Yoo Ran lalu memeluk Joon Jae dan berkata, ia sangat bersyukur dengan adanya Chung disamping Joon Jae. Chung berkata kalau ia juga sangat bersyukur Joon Jae bertemu lagi dengan Yoo Ran.

“Tapi... jika sesuatu terjadi dan aku tidak bisa berada di samping Heo Joon jae lagi, tolong jangan pergi kemanapun dan tetap bersamanya, mengerti?” ucap Chung.


Yoo Ran pun langsung melepas pelukannya dan bertanya maksud Chung.

“Aku hanya mengatakan seandainya.” Jawab Chung.

Chung lalu mengambil buket bunga hadiah dari Joon Jae.


Dibawah Joon Jae sedang menuliskan sesuatu pada bukunya. Tak lama kemudian, ia mendengar suara hati Chung yang berterima kasih atas hadiah yang Joon Jae berikan. Joon Jae tersenyum, lalu meraih ponselnya dan mengirimi Chung SMS.

“Kenapa kau masih bangun?” tanya Joon Jae dalam SMSnya.

“Hari ini adalah ulang tahunku, tapi aku tidak bisa melihat wajahmu.” Chung membalas SMS Joon Jae.

“Buka pintunya.” Suruh Joon Jae.

Chung melirik Yoo Ran yang sudah tertidur. Chung pun turun dari tempat tidurnya pelan2. Ia berusaha sepelan mungkin agar tak menimbulkan suara yang dapat membangunkan Yoo Ran. Chung membuka pintu. Joon Jae tersenyum melihat Chung.

“Karena kau sudah melihat wajahku, tidurlah. Berhenti membuat suara.” Tulis Joon Jae dalam SMSnya.

“Saat aku menonton TV, sebuah ciuman wajib di hari ulang tahun.” batin Chung.


Tawa Joon Jae pun langsung menyembur keluar mendengar suara hati Chung. Joon Jae lalu menyuruh Chung turun. Chung memakai jaketnya, kemudian bergegas turun ke bawah. Tanpa disadari Chung, Yoo Ran yang belum benar2 tidur, tersenyum dengan mata tetap terpejam.

“Apa kau akan memberiku ciuman ulang tahun? Aku sudah siap.” Ucap Chung lalu memajukan bibirnya.


Joon Jae pun tertawa dan memakaikan topi jaket Chung.

“Apa-apaan ini?” protes Chung.

“Hai, putri duyung nakal, bukankah sebelumnya kau ingin hubungan cinta romantis? Tapi kau terus saja muncul dengan pikiran kotor.” Jawab Joon Jae.

“Apa maksudmu cinta kotor? Sebelah sini? Apa kau bercanda?” protes Chung.


“Sebelumnya aku juga ingin menghangatkanmu tapi tolong jangan berfikir yang tidak-tidak sebelum tertidur di malam hari. Bagiku terlalu berisik!” jawab Joon Jae.

“Memalukan sekali, menguping pikiranku.” Rutuk Chung.

“Siapa yang melakukannya? Aku juga tidak ingin mendengarnya. Kau terus saja bicara dan itulah kenapa aku bisa mendengarnya. Aku sudah sering mengatakannya, tapi tinggal di sebuah rumah karena aku tidak suka suara bising. Kau bicara di lantai atas membuatku insomnia!” ucap Joon Jae.

“Aku mengerti Tuan Lantai Bawah. Jadi kau memanggilku hanya untuk mengeluh karena suara bising?” tanya Chung.

“Tentu saja tidak.” Jawab Joon Jae.

“Lalu kenapa?” tanya Chung.


“Karena ini…” jawab Joon Jae, lalu menarik Chung ke dalam pelukannya. Hari ini aku harus mengecek apakah jantungku berdetak dengan baik atau tidak. Tapi... tapi sepertinya tidak berdetak dengan baik.” Jawab Joon Jae.

“Sungguh? Aku rasa berdetak dengan normal.” Ucap Chung.

Joon Jae pun menurunkan topi jaket Chung dan mencium Chung lalu memeluk Chung lagi.

“Sekarang seperti ini.” ucap Joon Jae.

Chung pun tersenyum dan langsung membalas pelukan Joon Jae.


Keesokan harinya, Yoo Ran yang sudah kembali ke rumah Jin Joo langsung ditanya-tanyai Jin Joo seputar Joon Jae. Jin Joo mengaku tak bisa tidur karena memikirkan Yoo Ran yang sudah bertemu dengan Joon Jae.

“Jadi anakmu tumbuh dengan baik?” tanya Jin Joo.

“Ya, aku rasa.’ Jawab Yoo Ran.

“Oh, syukurlah. Sekarang kau bisa menggenggam tangannya dan hiduplah dengannya.” Ucap Jin Joo.

“Kenapa aku harus berada di rumah itu? Joon Jae harus kembali ke tempatnya.” Jawab Yoo Ran, lalu beranjak pergi tapi langsung dicegah Jin Joo.
“Omo, kemana kau akan pergi saat kita sedang bicara?” tanya Jin Joo.

“Membuat makan malam.” Jawab Yoo Ran.

“Oh, apa maksudmu? Lupakan! Hari ini kita memesan sesuatu. Jangan seperti itu dan ceritakan lagi padaku, Eonni.” Ucap Jin Joo, membuat Yoo Ran tersenyum geli.


Jin Joo pun mengambil dua cangkir teh dan berkata akan lebih enak jika mengobrol sambil minum teh.

“Atau kau ingin kopi?” tanya Jin Joo.

“Teh hijau.” Jawab Yoo Ran.


Jin Joo pun langsung ke dapur tapi karena ia tak tahu dimana Yoo Ran menyimpan teh hijaunya, ia pun bertanya pada Yoo Ran. Yoo Ran berkata, teh hijaunya ada di lemari es rak kedua. Tapi Jin Joo masih kesulitan menemukannya. Yoo Ran mau membantu, tapi Jin Joo melarang karena ia sudah menemukannya.


Tak lama kemudian, Dong Shik pulang membawa sekantong belanjaan. Yoo Ran terkejut melihat Dong Shik pergi belanja. Jin Joo beralasan karena cuaca sangat dingin dan sulit untuk Yoo Ran pergi ke pasar tanpa mobil, jadi ia menyuruh Dong Shik belanja.

“Oh, sungguh? Pasti sulit untukmu.” Ucap Yoo Ran.


Yoo Ran lantas memeriksa belanjaan Dong Shik dan terdiam. Melihat ekspresi Yoo Ran, Jin Joo pun bertanya apa belanjaan Dong Shik ada yang salah. Yoo Ran berkata, sayurannya sedikit layu dan ada banyak lemak di daging. Jin Joo pun langsung memarahi Dong Shik.

“Maafkan aku, aku mengambil apapun yang mereka berikan padaku.” Jawab Dong Shik.

“Oh, tidak masalah. Bisa dimengerti karena kau pria. Aku akan pergi dan mencoba menukarnya.” Ucap Yoo Ran.

“Kau membuat pekerjaan tambahan untuk Eonni!” sentak Jin Joo.


Si A pun turun tapi dia naik lagi ke atas begitu melihat Yoo Ran. Yoo Ran pun menyusul Si A.

“Selama ini kau tahu bukan? Bahwa Joon Jae adalah putraku.” Tanya Yoo Ran.

“Aku berencana mengatakan padanya... Kau akan mengatakannya pada Joon Jae?” ucap Si A cemas.

“Tidak, aku dengar kau berteman baik dengannya. Terima kasih, mulai dari sekarang tolong lakukan hal yang sama.” Jawab Yoo Ran sembari memegang tangan Si A.


“Ya, aku akan melakukannya. Eomonim, terima kasih.” Ucap Si A dan mau memeluk Yoo Ran, tapi Yoo Ran langsung menghindar.

“Apa maksudmu, Eomonim? Jangan seperti ini dan jadilah seperti dirimu biasanya.” Ucap Yoo Ran, lalu beranjak pergi.


Setelah Yoo Ran pergi, Si A pun bertanya-tanya kenapa dia merasa gelisah melihat Yoo Ran tersenyum saat bicara dengannya.

“Apa dia baru saja membuat pembatas? Antara Joon Jae dan aku?” tanyanya.


Chi Hyun yang melintas di lantai bawah bersama bawahannya langsung terdiam begitu melihat Joon Jae berjalan ke arahnya. Joon Jae langsung menanyakan dimana ayahnya pada Chi Hyun. Chi Hyun menyuruh bawahannya pergi duluan, namun wajahnya seketika kesal saat mendengar kasak kusuk bawahannya soal Joon Jae yang anak kandung CEO Heo.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Chi Hyun.

“Apakah dia ada di perusahaan ini?” tanya Joon Jae

“Aku sudah mengatakannya padamu. Dia liburan bersama dengan teman-temannya.” Jawab Chi Hyun.

“Sungguh? Dimana?” tanya Joon Jae.


“Untuk beristirahat, dia pergi ke Hawaii.” Jawab Chi Hyun.

“Hawaii?  Dia sudah pergi cukup lama. Karena makanannya, dia tidak bisa menginap lebih dari seminggu di luar negeri entah sepenting apapun urusannya.” Ucap Joon Jae.

“Joon Jae-ya, apakah ini yang ingin kau katakan?” tanya Chi Hyun.

“Bahwa aku tidak bisa mempercayaimu. Aku akan membatalkan apa yang aku katakan kau harus menjadi anak berbakti untuk ayah.” jawab Joon Jae, lalu beranjak pergi.


Detektif Hong dan asistennya langsung mengecek catatan penerbangan CEO Heo di kantor imigrasi. Setelah itu, Detektif Hong menghubungi Joon Jae dan memberitahu Joon Jae bahwa CEO Heo tidak pernah melakukan penerbangan ke luar negeri selama 6 bulan terakhir.


Usai bicara dengan Detektif Hong, Joon Jae pun meninggalkan perusahaan ayahnya dengan wajah kesal dan menghubungi Nam Doo. Joon Jae berkata pada Nam Doo, bahwa mereka akan mencuri di suatu tempat. Nam Doo semangat sekali mendengarnya. Karena ada Chung di dekatnya, Nam Doo pun akhirnya beranjak ke kolam renang karena tak mau Chung mendengar obrolannya.

“Dimana kau ingin mencuri?” tanya Nam Doo.

“Rumah ayahku.” Jawab Joon Jae.

Nam Doo kaget, apa? Apa kau bercanda? Apa itu masuk akal mencuri dari rumah ayahmu?

“Akan sangat bagus jika kita bisa masuk ke sana dan mendapatkan beberapa bukti.” Jawab Joon Jae.

“Tapi tetap saja, wanita itu,  Kang Seo Hee, menakutkan. Bagaimana jika kita ketahuan dan terbunuh?” protes Nam Doo.


“Aku juga akan membantumu.” Ucap Chung yang menguping pembicaraan Nam Doo dari balik jendela.

“Membantu apa?” tanya Nam Doo.

“Mencuri dari rumah ayahnya Heo Joon Jae. Aku juga akan membantu.” Jawab Chung.

“Kau mendengar semuanya?” tanya Nam Doo.

Chung diam saja menatap Nam Doo.


“Tapi, kau mengenal Heo Chi Yeon, kakak tirinya. Dan ibunya Joon Jae berhubungan dengan Kang Seo Hee. Tapi tetap saja tidak bisa. Jika Joon Jae mengetahuinya dia akan marah. Bagaimana jika kita melakukan tanpa sepengetahuannya?” tanya Nam Doo.

Chung pun setuju.


Yoo Ran meminta bantuan Jin Joo untuk mengeluarkan Seo Hee dari rumahnya  selama 2 jam saja. Jin Joo berkata, itu adalah hal yang sulit karena Seo Hee tipe yang tidak suka berbaur dengan orang lain tapi ada satu acara agar  Seo Hee pergi meninggalkan rumah.


Seo Hee dikabari oleh temannya tentang Jin Joo yang mengundang semua orang kecuali dirinya. Temannya berkata, Jin Joo ingin memberikan informasi penting pada mereka. Seo Hee pun berteriak, menyuruh temannya itu kapan dan dimana mereka akan berkumpul.


Chi Hyun menghampiri CEO Heo yang baringan di kasur.  CEO Heo merasa obat yang diminumnya terlalu kuat sehingga membuat penglihatannya sedikit kabur. CEO Heo lalu melihat Chi Hyun yang nampak seperti orang habis minum.

“Apa kau mabuk?” tanya CEO Heo.

“Ayah, bisakah anakmu hanya aku saja? Jika seperti itu, aku akan melindungimu sampai akhir.    Apakah juga harus Joon Jae?” tanya Chi Hyun.

Dan CEO Heo diam saja. Chi Hyun tertawa pahit. Chi Hyun lalu mulai memfitnah Joon Jae. Ia berkata, bahwa Joon Jae sama sekali tidak perduli pada CEO Heo. Chi Hyun juga memberitahu CEO Heo tentang pekerjaan Joon Jae sebagai seorang penipu. CEO Heo mencoba tidak terpengaruh dan menyuruh Chi Hyun yang mabuk tidur.                                   


Diluar rumah Joon Jae, Nam Doo memencet bel dan memasukkan sebuah brosur ke dalam kotak surat.



Joon Jae mulai bersiap2 untuk menyusup ke rumah ayahnya. Begitu pula dengan Chung yang juga bersiap2 untuk rencananya membantu Joon Jae menyusup ke rumah CEO Heo dengan mulus. Diluar, Tae Oh dan Nam Doo sedang menunggu Joon Jae. Tak lama, Joon Jae datang dan mereka bersiap untuk pergi, tapi Chung menyusul mereka membuat Joon Jae sedikit heran melihat pakaian Chung.


“Kau akan pergi kemana dengan berpakaian seperti itu?” tanya Joon Jae.

“Bagaimana denganmu?” Chung bertanya balik.

“Aku? Ada pekerjaan yang harus aku kerjakan.” Jawab Joon Jae.

“Oh, ada pekerjaan yang harus kami kerjaan, kami pergi dulu Chung. Sampai jumpa, kita bicara nanti.” Ucap Nam Doo sambil mengerlingkan matanya, memberi kode pada Chung.

“Apa kau tidak kedinginan dengan cuaca seperti ini? Itu terlalu pendek! Ganti bajumu sebelum keluar.” Suruh Joon Jae.

“Kenapa ini pendek? Aku rasa ini tidak terlalu pendek.” Jawab Chung.

“Tetap aja, itu terlalu... cantik! Ganti!” ucap Joon Jae.

Setelah Joon Jae pergi, Chung pun berkata tidaklah bagus berpenampilan terlalu cantik untuk malam itu.


Seo Hee keluar dari rumahnya dan pergi dengan terburu-buru2. Ia tak sadar disamping rumahnya, Detektif Hong beserta asistennya dan trio Joon Jae sudah menunggu. Begitu Seo Hee pergi, Joon Jae cs langsung keluar dari mobil van mereka.

“Hai, kita telah melakukan pengintaian di sini selama seminggu. tapi kita belum melihat ayahmu sekalipun. Mungin bukan keluar negeri tapi dia keluar kota.” Ucap Nam Doo.


“Heo Chi Hyeon malam ini akan pergi kan?” tanya Joon Jae.

“Ya, aku sudah mengkonfirmasinya.” Jawab Nam Doo.


“Ayo kita selesaikan dengan cepat.” Ucap Joon Jae, lalu beranjak pergi diikuti Nam Doo dan Tae Oh.
“Jangan melakukan sesutu yang illegal dan berhati-hatilah!” teriak Detektif Hong.


Joon Jae cs mulai masuk ke rumah CEO Heo sebagai petugas pembasmi hama. Pembantu CEO Heo sempet heran karena mereka datang lebih awal bulan ini. Nam Doo beralasan kalau ia harus mengganti perangkapnya. Sedangkan Joon Jae tampak diam memperhatikan rumah yang sudah ditinggalkannya selama bertahun2 itu.


Chi Hyun senang Chung menelponnya dan mengajaknya makan malam, tapi rasa senangnya langsung sirna begitu Chung menanyakan hubungan Chi Hyun, ibu Chi Hyun dan Dae Young.

“Kenapa kau menanyakan sesuatu seperti itu?” tanya Chi Hyun waspada.

“Ma Dae Young terus berkeliaran di sekitar kami. Aku tidak tahu kenapa. Jika itu berhubungan dengan keluargamu,  aku rasa kau pasti bisa menghentikannya.” Jawab Chung.

“Maaf, tapi aku tidak bisa. Aku tidak punya hubungan apa-apa dengan orang itu.” ucap Chi Hyun.


Tanpa mereka sadari, Dae Young sedari tadi duduk tak jauh dari mereka.


Tae Oh  sedang meretas kamera keamanan rumah CEO Heo. Tak lama kemudian, seluruh kamera keamanan di rumah itu pun mati.


Joon Jae lalu masuk ke ruangan yang dipenuhi tanaman berwarna ungu. Ia memotret tanaman itu, lalu membuka laci dan mengambil beberapa butir obat, mengambil sebuah benda berbentuk seperti jarum dan memasang alat penyadap.

Sementara Nam Doo bertugas mengalihkan perhatian pembantu rumah tangga CEO Heo.


Joon Jae naik ke lantai atas dan terus berjalan menuju kamar sang ayah. Begitu masuk kamar sang  ayah, ia melihat ayahnya yang duduk termenung di tepi ranjang. CEO Heo yang menyadari seseorang masuk ke kamarnya, mengira orang itu Chi Hyun. Joon Jae diam saja, membuat CEO Heo mulai panic dan sedikit merasa takut. Tangan CEO Heo tampak meraba-raba meja berusaha mengambil ponselnya. Setelah berdiam cukup lama, Joon Jae pun akhirnya mendekati sang ayah. Ia membantu mengambilkan ponsel ayahnya.        

“Apa kau mencari ini...? Ayah?” tanya Joon Jae.

CEO Heo terkejut, “Apa itu kau, Joon Jae?”

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Joon Jae. Air  matanya mulai keluar.

“ Apa kau sungguh Joon Jae?” tanya CEO Heo.

“Apa yang kau cari di sini?! Ada apa denganmu? Kau bahkan tidak bisa mengenali putra kandungmu. Untuk menderita seperti ini, kau memisahkanku dari ibuku dan memberlakukanku dengan buruk!” teriak Joon Jae.


Pembantu yang mendengar teriakan Joon Jae pun buru2 naik ke lantai atas. Nam Doo berusaha mengalihkan perhatian namun sayangnya gagal.


Joon Jae mengajak sang ayah pergi. Sang ayah menanyakan kenapa ia harus pergi dari rumahnya. Joon Jae yang mulai kesal pun berkata, jika ayahnya tetap berada di sana maka mereka tidak akan tahu  apa yang akan terjadi dengan sang ayah.

“Ini adalah rumahku. Apa yang akan terjadi denganku di rumahku sendiri?” tanya CEO Heo.

“Seperti yang terjadi pada Manager Nam, kau dan yang lainnya...! Ini adalah perbuatan ibu tiri.” Jawab Joon Jae.   


“Aku tidak tahu bagaimana kau bisa masuk ke dalam rumah ini, tapi... setelah 10 tahun baru pulang ke rumah, yang kau lakukan adalah memfitnah ibumu?” jawab CEO Heo.

“Siapa ibuku?” tanya Joon Jae.

“Kau pasti ingin mengatakan padaku bahwa pilihanku salah.” Jawab CEO Heo.

“Ya, pilihanmu salah.” Ucap Joon Jae.


“Siapa kau berani menghakimi seperti itu! Ini adalah pilihanku! Dan ini adalah hidupku! Ini tidak salah! Aku bahagia. Hanya karena penglihatanku menjadi sedikit buram, kau mengatakan padaku bahwa pilihanku dan hidupku gagal? Mata ini akan sepenuhnya sembuh setelah operasi. Ini karena kondisi tubuhku tidaklah sehat sehingga aku tidak bisa operasi. Jika aku operasi...!” jawab CEO Heo.

“Sepertinya kau tidak hanya tidak bisa melihatku yang berdiri di depanmu. Kau tidak bisa melihat segalanya. Kau sepertinya tidak memikirtan tentang kemana hidupku akan jatuh.” Ucap Joon Jae.

“Apa sebesar itukah kau ingin mengkritik ibu tirimu? Anak kurang ajar. Dia wanita baik yang membersihkan kamarmu dan menunggumu pulang. Hidup bersama selama 17 tahun, dia yang paling memahamiku. Apa yang kau tahu.” jawab CEO Heo.

“Kang Seo Hee adalah nama asli Kang Ji Hyun. Dia telah menikah dua kali, kedua suaminya menjadi buta  kemudian meninggal dalam kecelakaan.” Ucap Joon Jae.

“Darimana kau mendapatkan kebohongan seperti itu?” tanya CEO Heo.

“Jika kau tidak ingin mempercayainya, lalu jangan percaya. Tapi... aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian seperti ini.” jawab Joon Jae.


Joon Jae berusaha membawa ayahnya pergi namun sang ayah kekeuh tidak mau pergi. Sang ayah bahkan juga memarahinya karena ia bekerja sebagai penipu. Joon Jae pun terluka sekali lagi.


Pembantu menghubungi Chi Hyun. Chi Hyun pun akhirnya mengerti alasan Chung mengajaknya bertemu agar Joon Jae bisa pulang ke rumah dan bertemu dengan ayah. Chi Hyun pun buru2 pergi.


Setelah Chi Hyun pergi, Dae Young pun muncul. Chung tidak takut sekali. Dae Young membawa palu! Tak lama kemudian, ia melemparkan palu itu ke atas dan mengenai pipa air. Pipa air pun pecah. Air nya  muncrat kemana2. Chung langsung lari. Dae Young pun mengejar Chung hingga ke lantai atas.


Setibanya di lantai atas, Chung mencengkram kuat tangan Dae Young dan menariknya ke atap gedung. Chung berkata, akan  membuat Dae Young hilang ingatan dan mendekam di dalam penjara. Dae Young yang tak mau itu terjadi,  berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Chung namun cengkraman Chung terlalu kuat.


Chung pun mulai memejamkan matanya dan melihat pikiran Dae Young. Ia melihat orang tua angkatnya yang tewas dengan paku yang menancap di leher. Setelah itu, ia melihat Seo Hee yang tersenyum menyeringai setelah membunuh ayah kandungnya. 




Lalu ia juga melihat bayangan tentang Bangsawan Yang dan juga kematian Dam Ryung dan Sae Wa.


Seketika kata2 Joon Jae tentang Dam Ryung dan  Sae Wa yang hidup bahagia terngiang di telinganya. Chung pun syok menyadari Joon Jae telah berbohong padanya.


0 Comments:

Post a Comment