Paginya, Ji Soo memilih pergi tanpa sarapan. Ji Soo menjawab dengan wajah kesal saat ditanya Ji Ho mau kemana. Ji Soo bilang, ia mau bekerja meskipun itu Hari Minggu. Ji Ho pun membujuk Ji Soo sarapan. Ji Ho bilang ada sosis kesukaan Ji Soo.
“Kau pikir
aku bayi yang kelaparan! Urus saja dirimu sendiri!” ketus Ji Soo, lalu melirik
Ji An dengan kesal dan beranjak pergi.
Ji An mau
mengejar Ji Soo, tapi Nyonya Yang meminta Ji An memberikan Ji Soo waktu.
“Dia serius
sekali.” Ucap Ji Ho.
“Masalah
sebenarnya adalah bahwa kita tidak menganggapnya serius.” Jawab Ji Tae.
“Kemarahannya
akan mereda setelah seminggu.” Ucap Ji Ho yakin.
Tuan Seo sendiri baru terjaga. Semalaman ia tidur di tepi jalan, menuju ke rumah lamanya saat ia masih kaya. Bayangan Ji An dan Ji Soo yang berlari menghampirinya sepulang dari sekolah seketika mengisi benaknya. Perlahan2, Tuan Seo mengikuti bayangan itu sampai ke rumah lamanya.
Senyum Tuan
Seo semakin mengembang saat kenangan manisnya bersama keluarganya terbayang di
pelupuk matanya.
Hingga
akhirnya, Tuan Seo tersadar dari lamunannya. Begitu sadar dari lamunannya, ia
langsung memeriksa ponselnya.
Do Kyung
sendiri lagi memilih2 perhiasan yang akan ia hadiahkan untuk Eun Seok.
Tibalah
saatnya bagi Ji An untuk pergi. Sebelum pergi, ia menatap ke sekeliling
kamarnya dengan perasaaan sedih.
Sementara itu, Tuan Seo sedang dalam perjalanan pulang. Do Kyung pun juga lagi menuju pulang. Sepanjang perjalanan, ia tak berhenti tersenyum karena akan bertemu dengan adiknya yang sudah hilang bertahun2.
Nyonya Yang, Ji Tae dan Ji Ho mengantarkan Ji An keluar. Setibanya diluar, Seketaris Min sudah menunggu. Ji Tae dan Ji Ho sedikit kaget saat Seketaris Min memanggil Ji An dengan sebutan aghassi. Seketaris Min lantas menyuruh Ji An masuk ke mobil.
Ji An
akhirnya pergi. Nyonya Yang, Ji Tae dan Ji Ho memandang kepergian Ji An dengan
raut wajah sedih.
Begitu mobil jemputan Ji An melaju, Tuan Seo tiba di rumah. Taksi yang dinaiki Tuan Seo bahkan berpapasan dengan mobil Ji An. Namun baik Tuan Seo maupun Ji An sama2 tidak menyadari.
Nyonya Yang
langsung menatap Tuan Seo dengan sedih. Ji Ho memberitahu ayahnya itu kalau Ji
An baru saja pergi. Tuan Seo pun langsung berlari mengejar mobil yang dinaiki
Ji An. Tangis Nyonya Yang pun seketika pecah melihat suaminya berlari mengejar
Ji An. Sementara Ji Tae dan Ji Ho saling melemparkan pandangan bingung.
Tuan Seo terus mengejar Ji An sambil meneriakkan nama Ji An. Ji An yang hendak melihat ke belakang, langsung dipanggil Seketaris Min. Seketaris Min melarang Ji An memperkenalkan diri sebagai Seo Ji An setibanya di rumah nanti karena Ji An adalah Choi Eun Seok sekarang.
Seketaris
Min lantas menatap ke arah spion dan melihat Tuan Seo mengejar mereka. Bukannya
berhenti sebentar, tapi ia malah menyuruh supir mempercepat laju mobilnya.
Tuan Seo
masih terus mengejar Ji An, sampai akhirnya ia jatuh berguling di aspal.
Tuan Choi
dan Nyonya No sendiri sudah tidak sabar menanti kepulangan Eun Seok. Tapi tidak
dengan Seohyun yang justru terlihat sedih. Saat suara bel terdengar, Seohyun
tampak seperti mau menangis. Sementara Tuan Choi dan Nyonya No justru terlihat
antusias.
Perlahan2,
Ji An berjalan memasuki kediaman barunya. Ji An ternganga melihat mewahnya
rumah ‘keluarga kandungnya’ itu.
Bersamaan dengan itu, Do Kyung pun tiba di rumahnya. Kemarahan Do Kyung langsung meledak melihat sosok Ji An di rumahnya. Ji An sendiri terkejut tahu itu rumahnya Do Kyung.
Mewek lagi
sy pas scene Tuan Seo mengejar Ji An sampe jatuh berguling gitu di aspal…
Kasihan banget Tuan Seo… dia gak berdaya ngadepin istrinya yg kekeuh mau nukar
anak kandung mereka demi kebahagiaan si anak…
Tp saya kok
makin curiga ya sama Seketaris Min ini? Gerak-geriknya mencurigakan banget…
Kak,sinopsis my golden life masih dilanjut kan??? Plisss lanjut sampe selesai ya kak 😀