Sebelumnya...
Ji An akhirnya sampai di
rumah pewarna alami. Dia langsung minta maaf ke Do Kyung karena terlambat
datang. Tapi Do Kyung malah menanyakan alasan Ji An meminjam uang ke Hyuk. Do
Kyung memberitahu Ji An soal kedatangan Hyuk ke kantor. Ji An pun menjelaskan kalau
ia sudah mengembalikan uang Hyuk dan tidak pernah meminjam uang Hyuk.
Hyuk yang baru kembali
ke kantornya, terkejut mengetahui Ji An mengembalikan uangnya. Hyuk pun
frustasi karena tidak tahu kemana Ji An pindah, tidak tahu nomor ponsel dan
e-mail Ji An. Sementara itu, Ji An dan Do Kyung sedang melihat proses
pencelupan dari daun nila segar.
Nyonya Yang yang sedang
menuju rumahnya bingung sendiri bagaimana menyuruh keluarganya mengisi angket
Haesung soal masakannya. Ia mengaku, bisa menyuruh keluarganya mencicipi
masakannya tapi tidak bisa menyuruh mereka mengisi angketnya.
Tiba2, Hae Ja datang.
Hae Ja yang tahu Nyonya Yang baru pulang dari seminar Haesung pun pura2
kelaparan, tapi malas memasak. Nyonya Yang langsung bersemangat. Ia mengajak
Hae Ja ke rumahnya dan mau memasakkan sesuatu untuk Hae Ja. Hae Ja pun senang
pancingannya berhasil.
“Kenapa harus
hamburger?” tanya Hae Ja saat melihat Nyonya Yang membuat hamburger untuknya.
Nyonya Yang pun
tersenyum dan mengaku lagi ingin membuat hamburger. Tapi Hae Ja tidak bisa
dibohongi. Ia bisa menebak soal restoran burger yang dibukakan Haesung untuk
Nyonya Yang. Nyonya Yang seketika terdiam. Hae Ja mengoceh lagi, ia bilang
itulah alasan kenapa Tae Soo mau mulai berbisnis lagi.
“Eonni, kau pikir aku
bahagia dengan semua ini? Ji Tae abeoji tidak bekerja di pusat distribusi. Dia
hanya buruh harian.” Jawab Nyonya Yang.
Hae Ja pun kaget, Omo…
“Kau membeli rumah ini
untuk investasi, kan? Tapi aku membeli rumah ini darimu dengan harga murah. Aku
berterima kasih untukmu.Tapi bagaimana jika daerah ini dibangun kembali?
Bagaimana jika rumah ini digusur? Aku akan berakhir di ruang bawah tanah lagi.
Aku harap daerah ini tidak akan dibangun kembali. Itulah yang kurasakan.” Ucap
Nyonya Yang.
Tangis Nyonya Yang pun
keluar. Ia mengaku tidak pernah membayangkan akan hidup seperti itu. Ia bilang,
saat Haesung menawarinya bisnis waralaba, ia sempat menolaknya. Tapi saat
wanita itu bilang, Tae Soo hanyalah kuli bangunan, aku tanpa pikir panjang
menerimanya.
Nyonya Yang terduduk
lemas. Hae Ja menenangkan Nyonya Yang dan berkata, ia mengerti perasaan Nyonya
Yang.
“Tidak. Kau tidak
mengerti apa yang kurasakan. Dan juga Tae Soo, kalian tidak mengerti. Aku bahkan
tidak mengerti diriku, kenapa aku melakukan ini.” ucap Nyonya Yang.
“Kau sudah melakukan hal
yang benar. Lagipula, kau sudah membesarkan Ji An. Anggap saja ini ganti rugi
karena sudah membesarkan Ji An.” Jawab Hae Ja.
Beralih ke Ji Soo yang
baru bangun tidur dan langsung turun ke bawah gara2 mencium bau masakan ibunya.
Begitu Ji Soo datang, Hae Ja buru2 menyembunyikan angket Haesung di laci meja.
“Kau turun karena
mencium sesuatu?” tanya Hae Ja.
“Benar sekali.” Jawab Ji
Soo.
Ji Soo pun mengira sang
ibu membuat burger khusus untuknya. Ji Soo buru2 mencicipinya dan rasanya enak.
Sembari berjalan menuju
ke mobil, Ji An menanyakan pendapat Do Kyung soal pewarna tadi. Do Kyung bilang
itu indah, tapi bukan itu yang diharapkannya.
“Oya, kau masih harus
mengunjungi satu tempat lagi kan? Aku tidak bisa menemanimu karena harus
meeting. Jadi sebaiknya kita makan sesuatu yang bisa dimakan dengan cepat untuk
makan malam hari ini.” ucap Do Kyung.
“Tapi kau akan makan
malam selama pertemuan, kan?” tanya Ji An
“Mana mungkin aku
membiarkan adikku melewatkan makan malam.” Jawab Do Kyung.
Do Kyung pun menemani Ji
An makan tteokbokki di pinggir jalan. Tak tega liat Ji An makan di pinggir
jalan, Do Kyung berniat untuk segera membuka identitas Ji An sebagai Eun Seok
agar Ji An bisa makan enak.
“Aku tidak akan mengubah
seleraku begitu saja. Ini sangat lezat.” Jawab Ji An.
“Ini demi kesehatanmu.”
Ucap Do Kyung.
“Kau hanya berusaha
mencari kesalahan orang lain.” Balas Ji An.
“Tapi ada sesuatu yang
patut dipuji darimu. Sun Woo Hyuk.” Jawab Do Kyung.
“Hyuk-ah?” tanya Ji An
bingung.
“Bagus sekali kau tidak
memberitahukan nomormu. Kau akhirnya bertingkah seperti adikku. Seperti putri
Haesung Corporation sejati.” Puji Do Kyung.
Ji An pun seketika
teringat soal fotonya dan Ji Soo yang tiba2 hilang. Teringat hal itu, Ji An
terdiam. Do Kyung heran sendiri melihat Ji An yang mendadak diam. Ji An pun
berkata, bahwa ia hanya merasa seperti sedang diyakinkan. Ji An kemudian memuji
Do Kyung sebagai kakak yang bisa diandalkan.
“Kau juga punya kakak di
keluarga lamamu kan? Apa dia tidak bisa diandalkan?” tanya Do Kyung.
“Tentu saja bisa, tapi
saat keadaan menjadi sulit, kau tidak akan mempedulikan orang lain.” Jawab Ji
An pelan.
Ji Tae lagi asyik baca
komik sambil ngemil di kamar komiknya. Soo A juga melakukan hal yang sama di
ruang sebelah. Baik Ji Tae maupun Soo A, sama2 tidak saling menyadari kehadiran
satu sama lain.
Di rumah, Tuan Seo lagi
bicara sama Seok Doo soal item produk yang ia kirim ke e-mail Seok Doo. Tepat
saat itu, Ji Tae pulang. Melihat ayahnya lagi sibuk bicara di telpon, Ji Tae
pun langsung menuju kamarnya.
Tuan Seo langsung
menyusul Ji Tae begitu selesai bicara dengan Seok Doo.
“Ji Tae-ya, mereka
bilang kau bisa merasakan ketidakhadiran seseorang. Ruangan ini terasa begitu
kosong sekarang.” ucap Tuan Seo.
“Ayah kenapa kemari?”
tanya Ji Tae.
“Kudengar kau baru putus
dari pacarmu.” Jawab Tuan Seo.
Ji Tae pun terkejut, ia
penasaran ayahnya tahu darimana.
“Mereka bilang batuk dan
cinta adalah dua hal yang tidak bisa disembunyikan. Kau sepertinya sudah
pacaran dengannya selama bertahun-tahun. Konyol sekali kalau Ji Ho yang berbagi
kamar denganmu sampai tidak tahu soal ini.” jawab Tuan Seo.
“Kami memang sudah
putus.” Ucap Ji Tae.
“Kenapa? Kalian harusnya
menikah.” Jawab Tuan Seo.
“Tapi kami sudah
berakhir sekarang.” ucap Ji Tae.
“Kau bilang sudah
berakhir tapi kau terus saja bersedih. Kenapa? Karena kau tidak kaya? Kenapa
kau membutuhkan uang? Kau hanya membutuhkan kamar untuk tinggal bersama.” Jawab
Tuan Seo.
“Ayah, apa yang ayah
bicarakan? Kenapa ayah membicarakan soal uang dan kamar sewa?” tanya Ji Tae.
“Aku dan ibumu tinggal
di sebuah ruangan yang sempit saat kami menikah.” Jawab Tuan Seo.
“Itukan sudah lama.”
Ucap Ji Tae.
“Tapi tidak masalah.
Menikahlah.” Jawab Tuan Seo.
“Ayah tahu kan aku tidak
mampu membelinya.” Ucap Ji Tae.
“Kenapa tidak? Kau punya
kamar ini. Aku dan ibumu tidak akan membebanimu setelah kami pensiun. Jadi kau
bisa mulai dari sini. Menabung lah, kemudian pindah.” Jawab Tuan Seo.
“Tidak sesederhana itu
ayah.” ucap Ji Tae.
“Hidup bisa jadi rumit
atau sederhana. Itu tergantung dari caramu berpikir.” Jawab Tuan Seo.
“Aku tahu apa yang harus
kulakukan.” ucap Ji Tae.
“Apa yang kau tahu! Kau
pikir kau tahu semuanya! Karena kau sudah 33 tahun, jadi kau pikir kau tahu
semuanya?” suara Tuan Seo mulai meninggi.
“Aku bukan anak kecil
lagi.” Jawab Ji Tae.
“Karena itulah kau belum
dewasa! Karena kau berpikir seperti itu. Ayahmu sudah lebih dari 60 tahun. Aku
bahkan takut kalau aku salah, tapi kau? Hanya karena umurmu sudah dewasa, bukan
berarti pikiranmu dewasa. Kau tidak tahu apa yang kau butuhkan. Kau mungkin
sudah lupa, tapi aku bekerja di perdagangan selama 15 tahun dan menjalankan
bisnis selama 10 tahun. Dengarkan ayahmu.” ucap Tuan Seo.
“Ayah tidak tahu kan
kenapa melakukan ini, jadi diamlah. Waktu sudah berubah sekarang. Aku tidak
akan menyesali keputusanku.” Jawab Ji Tae.
Ji An yang baru pulang
terkejut melihat Tuan Choi menunggunya di halaman. Tuan Choi tersenyum,
kemudian berkata bahwa hari sudah larut, tapi putrinya belum pulang, jadi
bagaimana ia bisa tidur.
“Maafkan aku. Aku baru
saja pulang dari Yangpyeong menemui vendor kita.” jawab Ji An.
Tuan Choi lantas
menyuruh Ji An duduk. Setelah Ji An duduk, Tuan Choi pun menjelaskan, kalau
mereka mengirim Ji An ke tim marketing bukan untuk menyuruh Ji An bekerja. Tuan
Choi juga bilang, Ji An hanya sementara ada di sana.
“Aku baik2 saja. Aku
melakukannya karena aku benar-benar ingin melakukannya. Ini untuk hari jadi
perusahaan kita yang ke-40.” Jawab Ji An.
“Lalu kapan kau akan
meluangkan waktu agar kita bisa pergi berkencan? Ada yang ingin kuberikan
padamu. Hadiah yang tidak akan pernah kau lupakan.” Ucap Tuan Choi.
“Ayah bisa memberikannya
padaku nanti setelah ulang tahun perusahaan kita.” jawab Ji An.
Keesokan harinya, Nyonya
Yang yang mau pergi, memberitahu Ji Soo kalau dirinya akan pulang terlambat.
Nyonya Yang juga berkata, sudah menggoreng cumi2 favorit Ji Soo. Ji Soo heran
sendiri dan penasaran sang ibu mau pergi kemana. Sang ibu berkata, hanya mau
menghirup udara segar saja dengan Hae Ja. Sebelum beranjak dari kamar Ji Soo,
Nyonya Yang minta maaf pada Ji Soo. Ji Soo pun sekali lagi heran ibunya tiba2
minta maaf tanpa alasan yang jelas.
Boss Kang heran sendiri
Ji Soo udah datang pagi. Ji Soo mau menanyakan sesuatu tapi saat melihat mata
Boss Kang yang sembab, ia terkejut. Boss Kang beralasan, kalau sebelum tidur,
ia makan mie dulu. Boss Kang lantas menanyakan pertanyaan Ji Soo.
Ji Soo curhat soal Hyuk
yang tiba2 berkeliaran di lingkungan rumahnya. Ji Soo yakin, kalau Hyuk sedang
mencari rumahnya. Boss Kang terkejut, ia bertanya apa Hyuk tahu dimana rumah Ji
Soo.
“Aku rasa dia tahu. Aku
tidak pernah melihatnya lagi di kafe.” Jawab Ji Soo.
“Bagaimana kalau dia
mengenal salah satu tetanggamu? Dia tidak pernah menanyakannya padaku dan aku
tidak pernah memberitahunya dimana kau tinggal.” Ucap Boss Kang.
“Aku tinggal di
Daebang-dong.” Jawab Ji Soo.
“Seo Ji Soo-ssi, punya
harapan itu bagus tapi harapan tanpa dasar menjadi khayalan belaka.” Ucap Boss
Kang.
“Tapi mau apa dia ke
lingkunganku? Aku sudah melihatnya dua kali. Apa dia punya kerabat yang tinggal
disana?” tanya Ji Soo.
Ji Soo yang sedang
menuju ke kafenya Woo Hee, latihan bicara untuk menyapa Hyuk. Tak lama
kemudian, ia terkejut melihat Hyuk yang mendadak keluar dari kafe. Ji Soo
pun bicara pada dirinya, kalau ia gagal menyapa Hyuk dengan luwes, berarti dia
bukan Seo Ji Soo lagi.
Tapi saat berhasil
mengucapkan selamat pagi tanpa gugup, Hyuk malah bersikap seolah2 tidak
mengenalnya. Ji Soo seketika teringat kata2 Boss Kang soal harapan. Ji Soo
kemudian tersadar dan mengatai dirinya aneh.
Woo Hee mengajak Ji Soo
minum kopi saat Ji Soo sudah mau pergi. Woo Hee bertanya, berapa yang
harus ia bayar untuk roti2 yang dikirimkan Ji Soo. Ji Soo berkata, ia akan
menanyakannya pada Boss Kang.
Woo Hee lalu
membicarakan soal Hyuk. Ia memberitahu Ji Soo alasan kenapa Hyuk jarang datang
ke kafe. Woo Hee bilang, semua itu karena gadis yang disukai Hyuk.
“Tidak semua pria
seperti dia, tapi aku mengenalnya cukup baik. Ketika dia menyukai seseorang,
dia tidak akan semudah itu melupakannya. Aku pikir waktu akan menyembuhkan
lukanya. Setelah waktu berlalu, dia akan baik2 saja.” Ucap Woo Hee.
Ji Soo ingin tahu wanita
seperti apa yang Hyuk sukai.
“Aku tidak terlalu
mengenalnya, tapi dia cantik dan juga pintar.” Jawab Woo Hee.
Ji Soo pun langsung
kecewa mendengarnya.
Ji An minta izin keluar
lagi sama Manajer Lee karena ia harus mengunjungi beberapa supplier. Manajer
Lee berkata, Ji An tidak perlu minta izin lagi padanya.
Saat Ji An sudah mau
pergi, Ha Jung langsung menghampiri Ji An. Ha Jung berbisik, bertanya kapan Ji
An akan mengatur file seperti yang dimintanya.
Tapi Senior Jo yang
sudah bisa menebak kalau Ha Jung menyuruh Ji An melakukannya, langsung menegur
Ha Jung.
Di lobby, Ji Soo
menghubungi Ji An. Ji Soo curhat soal perasaannya pada Hyuk. Ji Soo bilang pada
Ji An, kalau ia akan melupakan Hyuk dan hanya focus pada roti saja.
Saat Ji An mau menutup
teleponnya, Ji Soo memberitahu Ji An tentang sang ibu yang menangisi fotonya. Ji
Soo yakin itu karena Ji An pergi dan meminta Ji An bicara pada ibu. Ji An pun
terkejut.
Dari sinilah Ji An mulai
menggali lebih dalam soal Eun Seok. Ji An langsung menemui Ji Tae dan bertanya,
kenapa Ji Tae tidak bisa menyadari wajah salah satu dari adik perempuan Ji Tae
yang berubah padahal saat itu Ji Tae sudah berumur 8 tahun.
“Aku tidak tahu Ji An
sudah meninggal. Suatu hari aku pulang ke rumah tapi ibu tidak ada di rumah.
Ayah bilang ibu sakit dan ibu tinggal dengan orang tuanya. Aku menangis berbulan2
karena harus tinggal sama ayah.” jawab Ji Tae.
“Lalu bagaimana kita
bisa pergi Dubai?” tanya Ji An.
“Sebelum ke Dubai, ibu
membawa kalian berdua pulang. Tapi aku merasa wajah Ji Soo sedikit berbeda.”
Jawab Ji Tae.
Ji An pun kaget, Ji Soo?
“Aku pikir itu kau.”
ucap Ji Tae lagi.
Habis menemui Ji Tae, Ji
An pergi ke kafe internet. Ia mencari tahu sosok anak perempuan Haesung yang
menghilang. Tak lama kemudian, ia menemukan foto Eun Seok kecil.
Ji An lantas buru2
pulang ke rumah. Kata2 sang ibu tentang luka di kelingkingnya yang ia dapat
saat berumur satu tahun, juga saat sang ibu memintanya sekolah di luar negeri
terus terngiang di telinganya. Ji An mencari bukti di setiap sudut rumah, namun
ia tak menemukannya.
Ji An lantas masuk ke
kamar ibunya. Setelah lama mencari, ia akhirnya menemukan bukti itu di dalam
lemari ibunya. Ji An langsung lemas saat melihat foto Eun Seok yang asli.
Tak hanya itu, Ji An
juga menemukan passport Ji Soo. Dengan tangan gemetar, Ji An membuka passport
itu dan melihat foto Ji Soo yang asli. Tangis Ji An pun pecah…
Bersambung…
Akhirnya Ji An tahu ibunya
berbohong… Tapi sy jadi gak rela kalo identitas Ji An yg asli cepet2 ketahuan..
Sy mau lihat dulu Ji An kencan sama Tuan Choi dan Nyonya No… Sy juga masih
betah lihat kebersamaan Ji Soo dengan Tuan Seo…
Makin penasaran sama
drama ini…. Episode selanjutnya, kita bakal dibuat nangis sama Ji An yang
ketakutan kalau keluarga Choi tahu dia bukan Eun Seok….
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ▼ 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya <<< Hae Gang sedang berselfie ria di sebuah taman. Sepasang kekasih tampak bermesraan di belakangnya dan beranjak p...
0 Comments:
Post a Comment