Tuan Seo mengepel kamar yang tadinya ditempati Ji Tae dan Ji Ho. Tak lama, Nyonya Yang masuk dan heran sendiri melihat suaminya memindahkan barang2 Ji Ho. Tuan Seo berkata, kalau kamar itu harus terlihat luas dan bersih karena Ji Tae akan menempati kamar itu setelah menikah.
“Ji Tae mau menikah? Bukankah dia hanya
memperkenalkan pacarnya kepada kita?” tanya Nyonya Yang.
“Untuk apa dia memperkenalkan pacarnya kepada
kita jika mereka tidak mau menikah?” jawab Tuan Seo.
“Lantas, bagaimana dengan Ji Ho? Apa yang akan
terjadi saat dia selesai ujian?” tanya Nyonya Yang.
“Kita bisa membahasnya nanti setelah bicara
dengan Ji Tae.” Jawab Tuan Seo.
Ji Tae dan Soo A hampir sampai. Soo A merasa
gugup karena akan bertemu calon mertuanya sebentar lagi. Ji Tae pun meledek Soo
A, ia bilang kalau Soo A terkenal sebagai wanita yang tidak berperasaan. Ji Tae
lantas meyakinkan Soo A, kalau orang tuanya akan menyukai Soo A.
Di dalam, Ji Soo merasa lucu karena Ji Tae tau2
udah punya pacar. Ji Ho pun meledek Ji Soo yang tidak pernah berkencan. Ji Soo
heran Ji Ho tahu dia tidak pernah pacaran. Ji Ho bilang, wanita yang mengencani
seorang pria tidak akan pernah mengepang rambutnya seperti Ji Soo.
“Apa yang salah dengan gaya rambut kakak? Memangnya
sejelek itu?” tanya Ji Soo.
“Kepangan bukan gaya wanita dewasa. Itu untuk
gadis kecil.” Jawab Ji Ho.
“Maksudmu, aku tidak tampak feminin?” tanya Ji
Soo.
“Benar. Kau harus mengubah tatanan rambutmu
sekarang dan menjadi wanita sepantasnya.” Sahut Nyonya Yang.
Pembicaraan soal rambut kepang Ji Soo itu pun
berakhir setelah Ji Tae dan Soo A masuk. Keluarga Ji Tae menyambut Soo A dengan
hangat.
Soo A lalu bercerita tentang dirinya yang tinggal
di apartemen khusus wanita karena orang tuanya yang pindah ke Kanada dengan
adiknya sepuluh tahun lalu. Mendengar itu, Nyonya Yang pun memuji Soo A sebagai
wanita yang elegan.
“Tapi Ji Tae, kalian berkencan selama empat
tahun. Kenapa tidak pernah menceritakan tentang dia kepada kami?” tanya Ji Soo.
“Kenapa kau menanyakan itu?” sahut Tuan Seo.
“Dahulu, aku tidak percaya pernikahan. Aku tidak
berencana menikah. Tapi setelah mengencani Ji Tae selama empat tahun, aku
menyadari bahwa dia konsisten dan menyenangkan. Jadi, aku memintanya
menikahiku.” Jawab Soo A.
Tuan Seo pun berterima kasih karena Soo A sudah
memilih Ji Tae. Nyonya Yang memuji Soo A yang tetap mau menikah sama Ji Tae
padahal sudah tahu latar belakang keluarga Ji Tae.
“Jika pindah kemari bersamanya, aku juga tidak
akan menghabiskan banyak uang.” Jawab Soo A.
Nyonya Yang dan Tuan Seo pun terkejut. Mereka
tidak menyangka kalau Soo A benar2 mau tinggal bersama mereka di rumah sempit
itu.
Ji Tae lalu mengajak Soo A melihat kamarnya. Soo A tidak menyangka kamar Ji Tae lebih luas dari perkiraannya. Soo A juga memuji Ji Tae sebagai sosok yang rapi. Ji Tae sendiri terkejut melihat kamarnya rapi dan juga bersih. Soo A lalu berkata, kalau ia menyukai kamar Ji Tae. Ji Tae pun berjanji, mereka akan pindah satu atau dua tahun lagi.
Setelah Soo A pulang, Ji Soo membahas soal Ji Ho
yang jadi tidak punya kamar. Ji Ho dengan santainya meletakkan tangannya di
bahu Ji Soo dan berkata, kalau ia sudah membuat kesepakatan. Nyonya Yang pun
berjanji akan melakukan apapun untuk mencarikan Ji Ho kamar. Tapi Tuan Seo
sekarang justru terlihat sedih.
Beralih ke Seohyun yang lagi mandangin Supir Kim
(aigoo, sy lupa2 ingat namanya). Tapi pas Supir Kim menatapnya balik, ia jadi
salah tingkah. Seohyun lantas pura2 membuka jendela, tapi Supir Kim langsung
menutup jendelanya.
“Kenapa kau menutup jendelanya?” protes Seohyun.
“Suara anda menjadi agak parau. Anginnya bisa
membuatmu sakit tenggorokan.” Jawab Supir Kim.
Sampai di sekolahnya, Seohyun lagi2 protes karena
Supir Kim berjalan di belakangnya. Supir Kim berkata, kalau dia jalan di depan
Seohyun, maka dia tidak akan bisa melindungi Seohyun. Mendengar jawaban Supir
Kim, Seohyun pun tersenyum diam2.
Di toko roti, Ji Soo heran sendiri melihat Boss
Kang yang berpenampilan rapi. Boss Kang mengaku, akan pergi sebentar dan
kembali pukul sepuluh. Ji Soo terkejut, ia bilang rotinya akan matang pukul
setengah sepuluh. Boss Kang minta maaf dan menyuruh Ji Soo mengemas roti2 itu
sampai dia kembali.
“Kalau begitu, aku bisa memanggang rotiku saat
ovennya sedang tidak dipakai?” tanya Ji Soo.
Boss Kang dengan santainya mengizinkan Ji Soo,
membuat Ji Soo girang setengah mati.
Di jalan, Boss Kang ketemu Woo Hee. Tapi Boss
Kang pura2 kaget ketemu Woo Hee. Boss Kang mengaku, dirinya hampir saja tidak
mengenali Woo Hee. Karena Woo Hee hanya diam saja menatapnya, ia pun mengingatkan
Woo Hee kalau dirinya dulu berjualan hotteok di depan sekolah Woo Hee.
“Aku mengingatmu.” Jawab Woo Hee, gugup
“Omong-omong, kau tinggal di kota ini?” tanya
Boss Kang.
“Tidak. Aku hanya melakukan tugas.” Jawab Woo
Hee.
“Baiklah. Jaga dirimu.” Ucap Boss Kang, lalu pergi meninggalkan Woo
Hee. Namun saat mulai berjalan menjauhi Woo Hee, mata Boss Kang tampak
berkaca2.
Ji Soo mencari Ji An ke Haesung, membawa
keranjang berisi roti buatannya. Ia mau Ji An mencicipi rotinya. Di lobby, ia
ketemu Do Kyung. Ji Soo bilang kalau ia mau menemui kakaknya, tapi setelah itu
ia buru2 meralat ucapannya dengan mengatakan mau menemui seseorang.
“Kau sudah bilang mau menemui kakakmu.” Jawab Do
Kyung.
“Kau mau menemui siapa di sini?” tanya Ji Soo.
“Omong-omong, kamu bisa menyimpan rahasia?” tanya
Do Kyung.
“Soal kita bertemu tempo hari? Kita sudah
berjanji tidak akan memberitahunya.” Jawab Ji Soo.
“Karena kau bisa menyimpan rahasia, haruskah aku
memberitahumu? Kenapa aku ada di sini?” tanya Do Kyung.
Ji Soo pun langsung penasaran. Do Kyung menyuruh
Ji Soo mendekat. Ji Soo memasang kupingnya lebar2. Do Kyung pun berbisik,
mengaku kalau dia kakaknya Ji An.
Sontak Ji Soo terkejut. Do Kyung tertawa melihat ekspresi Ji Soo.
Ji An terkejut Ji Soo datang membawakannya roti.
Ji An berkata, akan memakan rotinya diluar karena tak enak pada rekan2nya yang
akan datang sebentar lagi. Tapi Ji Soo kekeuh mau liat kakaknya makan roti
buatannya. Ia bahkan sampai membukakan plastic rotinya.
Dengan wajah sedih, Ji An pun mencicipi roti Ji Soo. Ji Soo tak sabar menunggu
respon Ji An. Ia lantas terkejut mendengar jawaban Ji An. Ji An bilang, rotinya
tidak enak. Ji Soo pun langsung memeriksa rotinya. Sementara Ji An menatap Ji
Soo dengan tatapan bersalah.
Di toko roti, Boss Kang lagi mencicipi roti Ji
Soo. Karena rotinya enak, ia menghabiskan satu.
Ji An mengantarkan Ji Soo ke depan. Pandangan
mata Ji An tak pernah lepas dari Ji Soo. Ji Soo pun heran ditatap seperti itu
oleh sang kakak. Ji An lalu melarang Ji Soo datang lagi ke kantornya. Ji An
juga bilang, menjadi tukang roti tidak cocok untuk Ji Soo. Ji Soo yang tak tahu
apa2 pun sewot mendengarnya. Ia bilang, Ji An tak tahu apa2 soal roti.
“Kau bisa memanggang roti sebagai hobi.” Ucap Ji An.
“Aku ingin belajar dari boss ku.” Jawab Ji Soo.
Ji An yang hampir menangis pun buru2 menyuruh Ji
Soo pulang. Tapi Ji Soo tiba2 teringat soal Ji Tae yang mau menikah. Ia lantas
memberitahu Ji An. Ji An terkejut dan langsung menanyakan tanggal pernikahan Ji
Tae. Ji Soo bilang, mereka belum menetapkan tanggalnya. Ji An makin tertekan.
Seseorang menyebarkan foto2 ‘kencan’ Do Kyung dan
Ji An ke internet. Orang2 pun mulai bergosip, kalau Do Kyung menggunakan
jabatannya sebagai wakil presdir untuk memberikan posisi permanen salah paham,
mengira mereka pacaran. Tak lama kemudian, mereka menemukan foto Do Kyung dan
Ji An di Yangpyeong. Sontak, mereka masih syok.
Ha Jung kemudian datang dan ikut membahas soal
hubungan Do Kyung dan Ji An. Ia kesal Ji An punya hubungan dengan Do Kyung.
Ji An yang baru kembali ke kantornya, langsung
disindir Ha Jung. Ha Jung bilang, sekarang ia tahu alasan Do Kyung memilih
proposal Ji An dan mempekerjakan Ji An kembali di kantor. Senior Song dan
Senior Yang pun memanggil Ji An. Mereka menunjukkan gossip soal Ji An dan Do
Kyung. Sontak, Ji An terkejut.
Tuan Choi, Nyonya No dan Do Kyung langsung
membahas masalah ini. Do Kyung berkata, akan menjelaskan yang sebenarnya kalau
ia dan Ji An pergi ke museum untuk hari jadi perusahaan yang ke-40.
“Pikirmu orang-orang akan memercayainya? Eun Seok
tidak akan bisa melanjutkan pekerjaannya. Rencana kita untuk mengungkapnya pada
hari yayasan telah sia-sia.” Jawab Nyonya No.
“Bagaimana jika diumumkan lebih cepat dari
rencana? Meski reporter mengungkit soal kasus kehilangan itu, tidak banyak yang
bisa ditemukan. Eun Seok sudah menjadi pegawai tetap. Kita bisa bilang sedang
membantunya menemukan keluarga kandungnya.” ucap Do Kyung.
Tuan Choi tidak setuju. Ia yakin media akan
melakukan apapun untuk menyelidik masa lalu Eun Seok.
Tiba2, CEO No menghubungi Nyonya No. CEO No
menyuruh Nyonya No menghubungi dewan direksi karena ia akan mengungkap siapa Ji
An detik itu juga.
Ji An yang baru saja diberitahu Do Kyung tentang
CEO No yang mau mengungkap siapa Ji An detik itu juga pun panic. Ia pun
langsung memutar otaknya mencari cara agar CEO No batal mengenalkannya sebagai
Choi Eun Seok.
Di ruang meeting, semuanya telah menunggu Ji An.
Karena Ji An tak kunjung datang, Do Kyung diam2 mengirimkan pesan, bertanya
dimana Ji An. Tak lama, pesan balasan dari Ji An pun masuk. Ji An bilang kalau
dirinya masih di lift.
Ji An pun muncul tepat saat CEO No mau
memperkenalkannya sebagai Choi Eun Seok. Ji An meminta izin pada CEO No untuk
bicara. CEO No setuju. Ji An pun langsung maju dan berdiri di hadapan dewan
direksi dengan membawa setumpuk dokumen.
“Halo, Semuanya. Namaku Seo Ji An dari Tim
Pemasaran Haesung Apparel. Aku bekerja di sana selama dua tahun dan keluar setelah
kontraknya selesai. Lalu, baru-baru ini aku kembali sebagai pegawai tetap. Kalian
pasti telah melihat foto dan rumor tentang diriku dan Wakil Presdir Choi. Aku
ingin menjelaskannya, jadi, mohon dengarkan.” Ucap Ji An.
Ji An pun mulai bicara, menjelaskan semuanya.
“Selagi bekerja sebagai pegawai kontrak, aku
tidak bisa bertemu dengan para atasan. Aku hanya pekerja paruh waktu. Aku tidak
yakin akan direkrut sebagai pegawai tetap, jadi, aku tidak peduli. Sesuai
dugaan, kontrakku tidak diperbarui setelah dua tahun, jadi, aku keluar dari
perusahaan. Selama waktu itu, aku pernah bekerja di sebuah acara di Yangpyeong.
Pada hari itu, aku hanya berbicara dengan dua orang. Pembeli itu kini berada di
luar negeri, dan aku melacak orang yang satunya.”
Pelayan yang memberikan snack pada Ji An malam
itu setelah acara berakhir pun disuruh masuk dan diminta Ji An menjelaskan
semuanya.
Tak hanya itu, Ji An juga menunjukkan salinan
foto dirinya dan Do Kyung saat berada di Yangpyeong. Ji An menjelaskan, foto
itu diambil saat mereka mendiskusikan soal berapa Do Kyung akan membayar Ji An.
Lebih lanjut Ji An menjelaskan kalau Do Kyung
mempekerjakannya untuk jadi pembaca bahasa asing. Ji An juga menceritakan soal
utang 20.700 dollar itu.
Dengan alasan ponselnya hilang, Ji An pun meminta
Do Kyung menunjukkan pesan teks mereka saat itu.
Kasus ini selesai. Setelah rapat selesai, Tuan
Choi merasa kasihan pada Ji An. CEO No memuji Ji An.
“Dia spesial. Dia keturunan kita dan ingin
rencanaku sukses. Lihat? Semuanya menjadi makin dramatis.” Ucap CEO No.
Manajer Lee yang membaca berita terbaru soal Ji
An dan Do Kyung di internet pun syok. Ia tidak menyangka mobil yang ditabrak Ji
An adalah mobil Do Kyung. Ha Jung menakut-nakuti Manajer Lee. Dengan santainya,
ia bilang Manajer Lee sedang berada dalam masalah.
Sepulang bekerja, Ji An yang stress mampir ke
tempat minum favoritnya. Saat mau meneguk minumannya, ia dikejutkan dengan
suara Do Kyung. Ji An langsung tersedak. Tak lama kemudian, Do Kyung muncul dan
mau mengelap kaleng minuman Ji An, tapi Ji An reflek menepis tangan Do Kyung.
Do Kyung pun heran dengan sikap Ji An. Ji An yang
sudah tidak tahan lagi, akhirnya mengaku kalau dia bukan Eun Seok. Ia
memberitahu Do Kyung, Eun Seok yang asli adalah Ji Soo. Do Kyung sontak
terkejut.
0 Comments:
Post a Comment