Tuan Choi mengangkat gelasnya untuk merayakan kembalinya Eun Seok. Tapi Ji Soo masih tidak mau dipanggil Eun Seok. Ia hanya mau dipanggil Ji Soo. Nyonya No mau protes, tapi Tuan Choi langsung menengahi mereka.
Mereka mulai makan, tapi Ji Soo kembali membuat kesalahan. Dia menggunakan garpu salad untuk memotong daging. Seohyun menegur Ji Soo. Ia berkata, Ji Soo seharusnya memakai garpu khusus daging.
“Apa salahnya ini? Aku tidak peduli.” Jawab Ji
Soo.
“Itu namanya tata krama di meja makan. Ada aturan
tentang alat makan.” Ucap Nyonya No.
“Aku mengetahuinya. Tapi aku di rumah. Kenapa aku
harus memedulikan hal itu? Tidak ada yang memperhatikanku.” Jawab Ji Soo.
Ji Soo lalu menertawakan para pelayan yang berdiri di dekat mereka dan pakaian rapi yang harus mereka gunakan hanya untuk makan malam.
“Setiap keluarga memiliki caranya masing-masing. Tidak
sopan jika tertawa keras saat sedang makan.” Ucap Do Kyung.
Tapi Ji Soo tetap sulit menghentikan tawanya. Ji
Soo lalu meminta saus tomat dan kecap pada pelayan. Seohyun bilang, sudah ada
saus special di piring Ji Soo, tapi Ji Soo mengaku tidak suka dan lebih
menyukai bulgogi daripada steak.
“Bulgogi dan tumis daging pedas. Aku tidak
menyukai makanan hambar.” Tambah Ji Soo.
Tuan Choi pun tertawa melihat tingkah Ji Soo. Kesal, Nyonya No menegur Tuan Choi. Tapi Tuan Choi tidak bisa menghentikan tawanya dan berkata kalau Ji Soo sangat menggemaskan.
Sepulang dari bandara, Tuan Seo merapikan rumah
dan mengepel lantai. Ketika membuang sampah, Tuan Seo menemukan buku tentang
emigrasi ke Kanada milik Ji Tae.
Begitu Ji Tae pulang, Tuan Seo langsung menanyakan hal itu. Ji Tae pun marah, ia mengira ayahnya masuk ke kamarnya tanpa izin. Tuan Seo mau menjelakan, kalau ia menemukan buku itu di tempat sampah tapi sayangnya Ji Tae keburu memotong kalimatnya. Ji Tae kemudian mengaku, ia memang berniat pindah ke Kanada.
“Kenapa kau tidak membicarakannya dulu dengan
ayah?” tanya Tuan Seo.
“Memang Ayah berdiskusi denganku? Ayah menanyakan
pendapatku sebelum menukar adik-adikku?” tanya Ji Tae balik, membuat Tuan Seo
terdiam.
Soo A pulang dan melihat suaminya bertengkar
dengan ayah mertuanya.
Ketika sudah berada di kamar, Ji Tae dan Soo A berdebat. Soo A tidak mengerti apa yang membuat Ji Tae begitu kecewa.
“Kau bilang apa saat kita di Kanada? Pernikahan
itu soal tinggal jauh dari keluarga kita. Itu yang kau inginkan. Pernikahan itu
soal membentuk keluarga kita sendiri.” Ucap Soo A.
“Aku tahu itu. Tapi aku kehilangan kendali saat
melihat orang tuaku.” Jawab Ji Tae.
“Ayo pindah. Jika tinggal di sini menyulitkanmu, kita
harus pindah. Jauh di mata, jauh di hati.” Ucap Soo A.
Tuan Seo kembali memuntahkan soju yang barusan
diminumnya. Seok Doo kemudian menelpon. Sambil menangis, Tuan Seo menceritakan
soal Ji An yang masih belum pulang ke rumah.
Keesokan harinya, saat mau sikat gigi, Ji Soo
kembali memperhatikan sikat giginya yang berbeda.
Di kamarnya, Seohyun memikirkan kata-kata Supir
Ryu dan istri Supir Ryu tentang dirinya yang dianggap pengganggu rumah tangga
Supir Ryu. Tanpa terasa, air mata Seohyun mengalir.
Tak lama kemudian, Seohyun dikagetkan dengan Ji
Soo yang tiba-tiba menerobos masuk ke kamarnya. Seohyun pun lekas menghapus air
matanya. Ji Soo terkejut melihat Seohyun menangis. Seohyun marah Ji Soo masuk
kamarnya tanpa izin.
“Kau sangat aneh. Kenapa aku harus minta izin.
Aku bahkan berbagi kamar dengan kakakku. Kami berganti pakaian di depan satu
sama lain dan tidur bersama.” Jawab Ji Soo.
“Tapi kalian sangat berbeda. Kakak sangat berbeda
dengan Kak Eun Seok yang satunya. Yang lama selalu lebih baik.” Ucap Seohyun.
“Apa maksudnya itu?” tanya Ji Soo kesal.
“Kak Eun Seok yang satunya mempelajari tata krama
yang sesuai dengan keluarga kita. Dia memahami yang dia pelajari dan orang
tuaku mengaguminya. Dia bahkan mengambil hati kakekku dan kakekku menyebut dia
sebagai keturunannya.” Jawab Seohyun.
“Kau memuji kakak palsumu?” sewot Ji Soo.
“Karena dia memang pantas dipuji. Dia sangat baik
dan aku mulai menyukainya.” Jawab Seohyun.
Kesal mendengar Seohyun memuji2 Ji An, Ji Soo pun
keluar dari kamar Seohyun.
Ji Soo lalu mencari Seketaris Min. Ia protes karena Seketaris Min seenaknya mengganti sikat giginya. Seketaris Min beralasan, kalau sikat gigi itu memang sudah seharusnya diganti.
Di belakang, Tuan Choi mendengar semuanya dan
nampak kesal.
Setelah kembali ke ruangannya, Tuan Choi
memikirkan protesan Ji Soo soal sikat gigi. Tak lama kemudian, Tuan Choi
mengingat saat ia menyogok pengawal yang disewa Nyonya No, agar bisa menemui Jo
Soon Ok.
Flashback…
“Ceritakan
seperti yang kalian ceritakan kepada istriku. Pada saat kalian menculik Eun
Seok 25 tahun lalu.” suruh Tuan Choi.
“Kami
sungguh hendak mengembalikan gadis itu ke dalam mobil setelah mengambil
berliannya. Kukira dia tahu. Aku terpaku ketakutan, tapi Bu No mengemudi
melewatiku begitu saja. Aku berdiri di sana menggendong gadis itu. Apa lagi
yang harus kulakukan saat kami akan menjadi penculik? Kami hanya berniat
merampok. Kami tidak berniat menculik, Pak.” Ucap Jo Soon Ok.
Flashback
end…
Tuan Choi lalu menemui Nyonya No untuk bertanya,
apa Nyonya No menguji DNA Ji Soo.
“Aku hanya ingin yakin. Aku tidak mau berbuat
salah lagi. Aku mengambil sikat gigi yang diberikan Jo Soon Ok kepadaku dan
memercayai Yang Mi Jung. Karena itulah kita bermasalah. Kukira mungkin Jo Soon
Ok sudah merekayasanya. Kini kita sudah memastikan Ji Soo adalah Eun Seok.” Jawab
Nyonya No.
“Dia harus dilatih.” Ucap Tuan Choi kesal.
“Benar.” jawab Nyonya No.
Tuan Choi pun tertawa kesal.
“Ternyata gadis yang kau terima sepenuh hati bukan putri kandung kita. Kau berharap Ji Soo juga bukan putri kandung kita? Kau kira putrimu terlahir mulia?” ucap Tuan Choi.
Tuan Choi lalu beranjak pergi.
Beralih ke Ji An yang menyuruh Hyuk pulang. Hyuk menolak dengan alasan ia tak bisa meninggalkan temannya sendirian.
“Karena itulah, meski kau berteriak dan memohon, aku
tidak akan meninggalkanmu di sini. Jika aku mengetahui nomor telepon
keluargamu... tapi kau tidak mau
memberikannya kepadaku. Kau melarangku menghubungi Choi Do Kyung yang
mengetahui nomor mereka. Itulah alasanku harus menjadi walimu.” Ucap Hyuk.
Di kantornya, Do Kyung lagi memandangi foto Ji An
yang ada di ponselnya.
“Ponselnya mati sepekan lalu, tapi terakhir
terdeteksi di Incheon.” Ucap Seketaris Yoo.
Do Kyung pun langsung bergegas ke Incheon.
Singkat cerita, Do Kyung akhirnya tiba di
Incheon. Ia sempat berpapasan dengan Ji An yang lagi mendorong trolli namun
sayangnya ia tak menyadari itu Ji An.
Do Kyung kemudian menunjukkan foto Ji An pada
para nelayan, tapi tak ada yang mengenali Ji An. Hingga akhirnya, ada seorang
nelayan yang mengaku pernah melihat Ji An menjemur rumput laut.
Ji An akhirnya luluh, ia mengajak Hyuk pulang. Ji An berpamitan dengan Tuan Bong dan istrinya. Tuan Bong pun memberikan gaji Ji An karena Ji An sudah bekerja dengannya. Ji An berterima kasih karena Tuan Bong sudah menjaganya.
Tuan Bong lantas menunjukkan pergelangan
tangannya. Ia mengaku, kalau dulu ia pernah berusaha bunuh diri tapi istrinya
menyelamatkannya.
Hyuk dan Ji An akhirnya pergi. Tak lama kemudian,
mobil Do Kyung bersejajar dengan mobil Hyuk. Do Kyung terkejut melihat Ji An di
dalam mobil Hyuk.
Do Kyung pun memacu mobilnya dan mencegat mobil Hyuk. Do Kyung lantas turun dari mobilnya. Ia membuka pintu mobil Hyuk dan menyuruh Ji An turun.
Terima kasih recapnya. Recapnya yang ini lebih bagus drpada sebelumnya. Lebih tertata menceritakannya. Lebih enak membacanya. Semoga ke depannya lebih bagus. Di tunggu recapnya drma ini selanjutnya. 😊