Sebelumnya...
Di toko roti. Ji Soo melamun memikirkan perkataan sang ibu, juga adiknya tentang mereka yang sangat menyayangi Ji An. Ji Soo pun kesal.
Ji Soo pun langsung menoleh ketika Boss Kang tiba-tiba memanggilnya. Boss Kang meminta pendapat Ji Soo soal tulisan yang ditulisnya. Boss Kang menuliskan permintaan maaf pada pelanggan karena toko rotinya tutup beberapa hari kemarin.
āMatilah, mati saja!ā ucap Ji Soo sambil memukulkan palu mainannya ke sasaran. Tiba-tiba, Hyuk datang dan langsung berdiri disamping Ji Soo. Ji Soo yang terlalu asyik dengan mainannya sampai tak menyadari kehadiran Hyuk.
Hyuk mengajak Ji Soo main tembak-tembakan. Ji Soo tampak serius membidik lawannya. Hyuk pun berhenti menembak dan menatap Ji Soo.
Hyuk dan Ji Soo masuk ke toko roti bersama. Boss Kang pun terheran-heran kenapa mereka bisa datang barengan. Hyuk berkata, kalau ia berpapasan dengan Ji Soo dalam perjalanan ke toko roti.
Setelah Boss Kang masuk, Hyuk mengatakan pada Ji Soo āsampai jumpa lagiā dan Ji Soo pun balas mengatakan hal yang sama. Ji Soo tampak bahagia.
āTapi tidak begitu denganku. Aku tidak menginginkan apa pun dari mereka seperti dirimu. Jadi, aku bisa tetap percaya diri. Aku tidak menginginkan apa pun dari mereka, jadi, tidak akan rugi apa pun. Aku akan pergi dari sana jika merasa kecewa.ā Ucap Ji Soo.
āAku akan bersikap seakan-akan aku tuli dan buta.ā Ucap Seketaris Yoo sambil menatap Do Kyung galak.
Ji Ho pergi ke kafenya Sung Hyeok. Ji Ho kagum, kafenya lumayan besar dan pengunjungnya ramai. Ji Ho pun penasaran berapa yang dikeluarkan Sung Hyeok untuk membangun kafe itu.
āAku hanya tidak tahu harus bagaimana. Jika dia mau pergi memancing, kenapa mau pindah segala? Begitu menantuku punya bayi, aku harus membesarkan bayinya.ā Ucap Nyonya Yang.
Hyuk ke kamar Ji An untuk mengambil cetak birunya. Ji An memberitahu Hyuk bahwa ia baru saja selesai mendesain furniture untuk rumah Boss Kang.
Ji An keluar dari kamarnya dan terkejut melihat Do Kyung yang masih terjaga. Ya, Do Kyung duduk di ruang makan dan fokus pada laptopnya. Ji An pun mendekati Do Kyung.
āTidak, aku punya 75,90 dolar. Tadinya aku punya 80 dolar, tapi sudah membayar 60 dolar untuk biaya sewa dua hari, 1,5 dolar untuk mi, 10 dolar untuk laptop, dan 2,60 dolar untuk ongkos. Berarti sisa 5,90 dolar. Aku dibayar 70 dolar hari ini, jadi, uangku ada 75,90 dolar. Hitunglah. Jumlahnya 75,90 dolar.ā Jawab Do Kyung.
Ji An terbangun karena mendengar suara ketikan Do Kyung. Ji An pun membuka pintu dan terkejut melihat Do Kyung yang masih duduk di depan laptop. Ji An melirik ke arah jam. Sudah hampir pagi.
Di toko roti, Ji Soo menggoda Boss Kang dengan menyuruh Boss Kang mengantarkan sendiri roti ke kafenya Hee. Boss Kang pun memberitahu Ji Soo kalau ia dan Hee sudah janjian untuk makan siang.
āBerlatihlah mengobrol secara luwes dengan Hyuk. Kenapa kau tidak bisa? Cobalah. Gunakan hidungmu dan bersikap menggemaskan.ā Kata Boss Kang.
Ji Soo pergi ke kafe Hee. Di sana, juga ada Ji An yang sedang berdiskusi dengan Hee soal furniture. Ji Soo pun kaget melihat Ji An, begitu pula Ji An. Hee pun memperkenalkan Ji An pada Ji Soo sebagai temannya.
Soo A mengajak Ji Tae ke suatu tempat. Ji Tae penasaran Soo A mau mengajaknya kemana. Soo A pun berhenti melangkah, lalu memberitahu Ji Tae tentang kehamilannya. Ji Tae terkejut.
Tuan Seo dan Seok Doo bertemu di kafe tenda. Seok Doo berusaha membujuk Tuan Seo agar membatalkan niatnya melaut, tapi tekad Tuan Seo sudah bulat. Seok Doo lalu teringat tentang Tuan Seo yang sering sakit perut. Seok Doo pun berharap Tuan Seo tidak mengidap kanker sama seperti dirinya dulu.
Soo A yang baru masuk kamarnya, merasa mual mencium wangi makanan Tionghoa. Soo A dan Ji Tae lalu membahas soal aborsi. Ya, mereka berencana menggugurkan kandungan Soo A.
Di toko roti. Ji Soo melamun memikirkan perkataan sang ibu, juga adiknya tentang mereka yang sangat menyayangi Ji An. Ji Soo pun kesal.
Ji Soo pun langsung menoleh ketika Boss Kang tiba-tiba memanggilnya. Boss Kang meminta pendapat Ji Soo soal tulisan yang ditulisnya. Boss Kang menuliskan permintaan maaf pada pelanggan karena toko rotinya tutup beberapa hari kemarin.
āKau menulis surat.ā Ucap Ji Soo lesu.
āKehidupan keduaku dimulai hari ini. Tapi pegawai magangku tampak
sedih. Awal mula kehidupan baruku tidak boleh membuat depresi. Keluarlah. Makan
siang dan hirup udara segar.ā Jawab Boss Kang.
Boss Kang juga menyuruh Ji Soo menempelkan tulisannya di pintu.
āMatilah, mati saja!ā ucap Ji Soo sambil memukulkan palu mainannya ke sasaran. Tiba-tiba, Hyuk datang dan langsung berdiri disamping Ji Soo. Ji Soo yang terlalu asyik dengan mainannya sampai tak menyadari kehadiran Hyuk.
āKasihan sekali mereka.ā Ucap Hyuk.
Ji Soo menoleh dan terkejut melihat Hyuk.
āHobimu unik sekali.ā Ucap Hyuk.
āAku hanya merasa stres.ā Jawab Ji Soo.
āLantas, ini saja tidak cukup.ā Ucap Hyuk.
Hyuk mengajak Ji Soo main tembak-tembakan. Ji Soo tampak serius membidik lawannya. Hyuk pun berhenti menembak dan menatap Ji Soo.
āBagaimana?ā tanya Hyuk.
āIni menyenangkan.ā Jawab Ji Soo.
āLebih seru lagi jika bertaruh. Pemenangnya harus mengabulkan
permintaan yang kalah.ā Ucap Hyuk.
Ji Soo pun setuju.
Mereka pun mulai bertanding. Hyuk tertawa melihat keseriusan Ji Soo.
Hyuk lalu menyenggol lengan Ji Soo agar Ji Soo kalah. Ji Soo pun membalas Hyuk
dengan melakukan hal yang sama. Hyuk juga terus mengajak Ji Soo bicara. Tapi Ji
Soo tidak mau diajak bicara agar konsentrasinya tidak pecah.
Mereka akhirnya selesai bermain dan kembali ke mobil. Ji Soo
menunjukkan hasil permainannya tadi melalui ponsel dan mengatakan bahwa
peringkatnya tinggi.
āMungkin kau memiliki keturunan pemburu.ā Jawab Hyuk tanpa tahu siapa
orang tua kandung Ji Soo.
āKini kau berbicara denganku seperti seorang teman.ā Ucap Ji Soo.
āKita bertaruh, bukan? Keinginanku adalah kita menjadi teman.ā Jawab
Hyuk.
āTapi aku yang menang.ā Ucap Ji Soo.
ā Pemenangnya harus mengabulkan permintaan orang yang kalah.ā Jawab
Hyuk..
āTegantung aturan yang kita buat.ā Jawab Hyuk.
āMemang benar, tapi...ā Ji Soo masih mau protes, tapi Hyuk langsung
memotong kalimatnya.
āKita sudah sama-sama dewasa. Tidak nyaman jika bersikap formal.ā Ucap
Hyuk.
āAku tidak pernah terpikirkan itu.ā Jawab Ji Soo.
āKau bisa beradaptasi perlahan.ā Ucap Hyuk.
Ji Soo pun tersenyum. Hyuk lantas mulai melajukan mobilnya.
Hyuk dan Ji Soo masuk ke toko roti bersama. Boss Kang pun terheran-heran kenapa mereka bisa datang barengan. Hyuk berkata, kalau ia berpapasan dengan Ji Soo dalam perjalanan ke toko roti.
Aku berpapasan dengan Ji Soo dalam perjalanan kemari.
āJi Soo? Kau memanggilnya Ji Soo. Ada apa? Kalian sudah jatuh cinta?ā tanya Boss Kang.
āTidak, bukan begitu. Kami hanya bertaruh dan memutuskan untuk
berteman.ā Jawab Ji Soo.
āBertaruh? Kau licik. Astaga.ā Ucap Boss Kang sembari bersiap memukuli
Hyuk.
āHei. Aku adiknya Kak Hee.ā Balas Hyuk.
āAku tahu. Kalian seharusnya berteman sejak lama. Saling bicaralah
dengan nyaman.ā Jawab Boss Kang.
āAku akan mengukur kamarmu.ā Ucap Hyuk.
āBaiklah, Adik Ipar. Ikuti aku.ā Jawab Boss Kang.
Setelah Boss Kang masuk, Hyuk mengatakan pada Ji Soo āsampai jumpa lagiā dan Ji Soo pun balas mengatakan hal yang sama. Ji Soo tampak bahagia.
Hyuk kembali ke studio dan minta maaf pada Ji An karena datang
terlambat. Hyuk menjelaskan, kalau ia baru saja bermain games bersama temannya
yang terlihat sedih.
āSi tukang roti itu?ā tanya Ji An.
āAku banyak berutang kepadanya.ā Jawab Hyuk.
āKau lemah jika menyangkut teman. Tapi tampaknya kau yang lebih
bersenang-senang.ā Ucap Ji An.
āAku akan mengajakmu lain kali ke sana.ā Jawab Hyuk.
āBerikan saja hasil pengukurannya.ā Ucap Ji An.
Ji An melihat Ji Soo keluar dari toko roti. Ji Soo langsung kesal
melihat Ji An. Kesal melihat Ji An, Ji Soo memutuskan berpura-pura tidak
mengenal Ji An. Ia berniat melewati Ji An, tapi Ji An menegurnya.
āKenapa kau berbicara denganku? Kau melarangku menghubungimu.ā Ucap Ji
Soo.
āKita tidak saling menghubungi. Kita hanya berpapasan.ā Jawab Ji An.
Ji An lalu berkata, bahwa ia tidak menyangka keluarga Haesung masih
membiarkan Ji Soo bekerja di toko roti.
āKau pasti sangat waspada saat tinggal di rumahku.ā Balas Ji Soo.
āBenar.ā Jawab Ji An.
āTapi tidak begitu denganku. Aku tidak menginginkan apa pun dari mereka seperti dirimu. Jadi, aku bisa tetap percaya diri. Aku tidak menginginkan apa pun dari mereka, jadi, tidak akan rugi apa pun. Aku akan pergi dari sana jika merasa kecewa.ā Ucap Ji Soo.
āBaguslah.ā Jawab Ji An.
āApa bagusnya itu? Sudah sewajarnya begitu. Mereka masih memanggilku Ji
Soo. Kubilang kepada mereka aku akan hidup sebagai Ji Soo. Itulah sebabnya aku
masih bekerja di toko roti.ā Ucap Ji Soo.
āSenang mendengarnya.ā Jawab Ji An.
āHubunganku dengan Pak Sunwoo juga berjalan lancar.ā Ucap Ji Soo.
āKabar keluargamu baik-baik saja?ā tanya Ji An.
āKenapa kau bertanya?ā tanya Ji Soo balik.
āAku hanya penasaran tentang kabar mereka. Aku masih merasa bersalah.ā
Jawab Ji An.
āYa. Mereka baik-baik saja. Kubilang mereka baik-baik saja.ā Ucap Ji
Soo.
āBaiklah. Jaga dirimu.ā Jawab Ji An, lalu beranjak pergi. Tapi Ji Soo
menghentikan langkah Ji An. Ji Soo penasaran, apa yang dilakukan Ji An di
sekitar lingkungan toko rotinya.
āAku bekerja di daerah ini.ā Ucap Ji An.
Ji An kembali ke kamarnya. Ia tak habis pikir bagaimana keluarga
Haesung bisa baik2 saja setelah mengusir Do Kyung. Ji An lalu teringat cerita
Ji Soo tadi tentang Ji Soo yang dibiarkan melakukan apa saja yang Ji Soo suka.
Ji An pun merasa keluarga Haesung sangat menyayangi Ji Soo karena mereka
membiarkan Ji Soo melakukan apa saja yang Ji Soo sukai, tidak sepertinya yang
harus menuruti perintah mereka.
Do Kyung dan Seketaris Yoo bertemu di kafe. Seketaris Yoo berkata, ia
mengerti kenapa ponsel Do Kyung tidak aktif. Do Kyung pun meminta flashdisk nya
yang berisi data-data yang ia kerjakan saat masih di Haesung. Seketaris Yoo
juga mengembalikan uang yang ditinggalkan Do Kyung di rumahnya.
āKenapa anda meninggalkan itu? Anda tidak punya cukup uang.ā Ucap
Seketaris Yoo.
āBagaimana kau mengetahuinya?ā tanya Do Kyung.
āAnda hanya meninggalkan 200 dolar. Berarti hanya sebanyak itu yang anda
miliki sekarang. Jika anda mendatangi tempatku sebagai Wakil Presdir, anda akan
meninggalkan setidaknya 2.000 dolar.ā Jawab Seketaris Yoo.
āKenapa kau tahu banyak tentang diriku?ā tanya Do Kyung.
āSudah lima tahun berlalu. Lima tahun.ā Jawab Seketaris Yoo, membuat Do
Kyung tersentuh.
Do Kyung tidak mau mengambil uang itu. Do Kyung bilang, uang itu untuk ibunya
Seketaris Yoo. Seketaris Yoo pun akhirnya mengambil kembali uang itu.
āMungkin akan memakan waktu lama bagiku untuk membereskan semuanya. Jadi,
kau harus menjalani hidupmu. Kau tidak akan menyukai divisi urusan umum, tapi kau
harus menafkahi ibumu.ā Ucap Do Kyung.
āAnda mau aku membeli ponsel atas namaku?ā tawar Seketaris Yoo.
āKau tidak boleh melakukan itu. Kau salah satu kolega terdekatku. Mereka
akan menghubungi dan menanyakanmu tentang keberadaanku.ā Jawab Do Kyung.
āAku akan bersikap seakan-akan aku tuli dan buta.ā Ucap Seketaris Yoo sambil menatap Do Kyung galak.
āHentikan tatapanmu itu.ā Pinta Do Kyung.
āBaiklah.ā Jawab Seketaris Yoo, lalu menormalkan pandangannya.
āLantas, anda harus mengecek ponsel setidaknya sehari sekali. Aku
mungkin harus menghubungi anda karena ada urusan mendesak.ā Pinta Seketaris
Yoo.
āBaiklah. Akan kulakukan.ā Jawab Do Kyung.
Ji Ho pergi ke kafenya Sung Hyeok. Ji Ho kagum, kafenya lumayan besar dan pengunjungnya ramai. Ji Ho pun penasaran berapa yang dikeluarkan Sung Hyeok untuk membangun kafe itu.
āAku tidak tahu jumlah pastinya. Ibuku yang memberi modal. Pasti lebih
dari 300.ā Jawab Sung Hyeok.
Ji Ho pun kaget, 300 ribu dollar?
Nyonya Yang berkunjung ke rumah Hae Ja dan Seok Doo untuk menanyakan
suaminya yang akan pergi melaut. Seok Do bilang, jika Tuan Seo bilang begitu,
pasti Tuan Seo akan melakukannya.
āAku hanya tidak tahu harus bagaimana. Jika dia mau pergi memancing, kenapa mau pindah segala? Begitu menantuku punya bayi, aku harus membesarkan bayinya.ā Ucap Nyonya Yang.
āItulah maksudku. Kenapa sikapmu amat kejam kepada Tae Soo?ā jawab Hae
Ja.
Hae Ja lalu meminta suaminya menghentikan Tae Soo.
āBagaimana aku menghentikannya? Atas dasar apa? Jika Tae Soo tidak di
sana, aku akan menyewakan rumahnya. Aku akan mendapatkan deposit dan biaya sewa
bulanan. Akan membutuhkan waktu sampai rumahnya diperbaiki.ā Jawab Seok Doo.
Tuan Seo baru pulang ke rumah larut malam. Nyonya Yang penasaran apa yang dilakukan Tuan Seo sampai selarut itu setiap hari. Tuan Seo beralasan, ada yang harus ia kerjakan.
Tuan Seo baru pulang ke rumah larut malam. Nyonya Yang penasaran apa yang dilakukan Tuan Seo sampai selarut itu setiap hari. Tuan Seo beralasan, ada yang harus ia kerjakan.
āLacimu kosong. Kenapa membuang semua pakaianmu?ā tanya Nyonya Yang.
āAku hanya memilah barang karena kita akan pindah. Aku tidak
membutuhkan banyak baju begitu memancing di laut.ā Jawab Tuan Seo.
āKau sungguh mau aku hidup sendiri? Aku membesarkan anak-anakku selama
hidupku. Mana bisa aku hidup sendirian?ā ucap Nyonya Yang.
āBiarkan anak-anak pergi dan tinggallah sendiri. Hanya itulah yang bisa
dilakukan oleh orang tua seperti kita.ā Jawab Tuan Seo.
āAku lebih memilih bercerai.ā Ucap Nyonya Yang. Tuan Seo setuju. Nyonya
Yang pun kaget.
āSedang apa dia di kamarnya Ji An pada pukul sebegini? Karena mereka
teman?ā tanya Do Kyung.
Hyuk ke kamar Ji An untuk mengambil cetak birunya. Ji An memberitahu Hyuk bahwa ia baru saja selesai mendesain furniture untuk rumah Boss Kang.
Di depan pintu kamar Ji An, Do Kyung berdiri dengan tangan memegang jam
weker.
āSudah lebih dari dua menit. Sedang apa dia?ā tanyanya.
Agar Hyuk segera keluar dari kamar Ji An, Do Kyung pun sengaja
berteriak kalau rumah sebelah mereka kebakaran.
Tapi Hyuk tak kunjung keluar. Do Kyung mencoba menguping. Tepat saat
itu, Hyuk keluar dan menunjukkan cetak birunya tepat di mata Do Kyung. Do Kyung
pun pura2 kalau ia salah lihat.
āAku akan tidur di kasur malam ini.ā Ucap Hyuk.
āDengan senang hati.ā Jawab Do Kyung.
Setelah Hyuk masuk ke kamar, Yong Gook datang dan meminta Do Kyung
membayar uang sewanya. Do Kyung pun memberikan 30 dollarnya sebagai uang sewa,
tapi ia harus menyerahkan 10 dollarnya lagi untuk menyewa laptop Yong Gook. Do
Kyung juga meminjam ponsel Yong Gook. Do Kyung bilang, hanya sepuluh menit
saja.
āTidak memiliki ponsel menyulitkan.ā Ucap Do Kyung.
Ji An yang mendengarnya dari kamar pun terkejut tahu Do Kyung tidak
punya ponsel. Ji An bertanya2, apa Do Kyung kehilangan ponsel.
āKau punya ponsel sendiri. Jangan memakai seenaknya.ā Ucap Yong Gook.
āTunggulah 20 menit. Aku akan mencari pekerjaan sambilan malam.ā Jawab
Do Kyung.
āPekerjaan sambilan malam?ā kaget Ji An.
Ji An keluar dari kamarnya dan terkejut melihat Do Kyung yang masih terjaga. Ya, Do Kyung duduk di ruang makan dan fokus pada laptopnya. Ji An pun mendekati Do Kyung.
āSedang apa kau di sini?ā tanya Ji An.
āMengawasi kalian berdua.ā Jawab Do Kyung.
āKenapa tidak memakai ponselmu?ā tanya Ji An.
āAgar lokasiku tidak terlacak. Kirimi aku pesan jika ada masalah. Aku
akan memeriksa ponselku sekali sehari.ā Jawab Do Kyung.
āKenapa kau butuh pekerjaan?ā tanya Ji An.
āAku butuh uang.ā Jawab Do Kyung.
āKau sungguh hanya punya 80 dolar?ā tanya Ji An.
āTidak, aku punya 75,90 dolar. Tadinya aku punya 80 dolar, tapi sudah membayar 60 dolar untuk biaya sewa dua hari, 1,5 dolar untuk mi, 10 dolar untuk laptop, dan 2,60 dolar untuk ongkos. Berarti sisa 5,90 dolar. Aku dibayar 70 dolar hari ini, jadi, uangku ada 75,90 dolar. Hitunglah. Jumlahnya 75,90 dolar.ā Jawab Do Kyung.
āKau pasti menikmati peranmu
sebagai rakyat jelata.ā Ucap Ji An.
āJika tidak bisa menghindar, nikmati saja.ā Jawab Do Kyung.
Ji An terbangun karena mendengar suara ketikan Do Kyung. Ji An pun membuka pintu dan terkejut melihat Do Kyung yang masih duduk di depan laptop. Ji An melirik ke arah jam. Sudah hampir pagi.
āKenapa dia bergadang semalaman?ā tanya Ji An.
Di toko roti, Ji Soo menggoda Boss Kang dengan menyuruh Boss Kang mengantarkan sendiri roti ke kafenya Hee. Boss Kang pun memberitahu Ji Soo kalau ia dan Hee sudah janjian untuk makan siang.
āBerlatihlah mengobrol secara luwes dengan Hyuk. Kenapa kau tidak bisa? Cobalah. Gunakan hidungmu dan bersikap menggemaskan.ā Kata Boss Kang.
Boss Kang pun memberi contoh bagaimana cara memanggil Hyuk dan Ji Soo
mengikutinya. Haha... suara Ji Soo pas dicontohin Boss Kang unyu banget...
Gemes..
āBaiklah. Aku akan berlatih dalam perjalanan.ā Jawab Ji Soo.
Ji Soo pergi ke kafe Hee. Di sana, juga ada Ji An yang sedang berdiskusi dengan Hee soal furniture. Ji Soo pun kaget melihat Ji An, begitu pula Ji An. Hee pun memperkenalkan Ji An pada Ji Soo sebagai temannya.
Ji Soo lantas menyerahkan rotinya dan beranjak pergi dengan wajah syok.
āDia temannya Nona Sunwoo? Mereka saling mengenal? Bagaimana itu bisa
terjadi? Mereka bekerja sama? Atau bertemu di universitas?ā tanya Ji Soo.
Soo A mengajak Ji Tae ke suatu tempat. Ji Tae penasaran Soo A mau mengajaknya kemana. Soo A pun berhenti melangkah, lalu memberitahu Ji Tae tentang kehamilannya. Ji Tae terkejut.
Mereka lalu pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan Soo A.
Tuan Seo terbangun karena alarm ponselnya berbunyi.
Ji Tae masuk ke rumah dengan wajah syok. Ia tidak menyangka atas
kehamilan Soo A.
Tak lama kemudian Ji Ho datang. āDimana ayah?ā tanya Ji Ho.
āDia tidak di rumah. Dia tidur saat siang hari dan pergi sebelum kami
pulang. Lalu, dia akan pulang sekitar tengah malam. Dia sangat marah kepada
kakak. Ceritanya panjang dan kakak enggan mengatakannya.ā Jawab Ji Ho.
Ji Ho lalu berkata ada yang mau ditanyakannya pada Ji Tae.
āMenurut kakak aku bisa mendapatkan pinjaman?ā tanya Ji Ho. Ji Tae pun
kaget, pinjaman untuk apa?ā
āAku berhenti dari pekerjaanku. Kuliah selama empat tahun akan memakan
biaya 100.000 dolar. Aku ingin meminjam setidaknya sebanyak itu.ā Jawab Ji Ho.
āLantas, kau tidak mau kuliah?ā tanya Ji Tae.
āMau. Jika saja kita mampu, aku pasti akan kuliah. Kenapa tidak? Semua
orang melakukannya. Tapi aku mengetahui kemampuan otakku. Jadi, aku melakukan
hal cerdas dan menyerah.ā Jawab Ji Ho.
āJika begitu, jangan berpikir untuk memulai usaha. Cari pekerjaan lain
dan menabunglah.ā Ucap Ji Tae.
āOrang tuanya Sung Hyeok akan menyokongnya jika dia gagal, tapi aku
akan kehilangan segalanya jika tabunganku habis.ā Jawab Ji Ho.
āYa, kakak harap setidaknya kau bisa hidup tenang. Kakak harus mengurus
orang tua kita dan beban itu menghancurkan
kakak.ā Ucap Ji Tae.
āKenapa itu menjadi beban kakak saja? Ada aku dan Kak Ji An.ā Jawab Ji
Ho. Tapi tak lama, Ji Ho membenarkan ucapan kakaknya.
āSiapa tahu saja? Jika Ayah sungguh pergi melaut, dia mungkin tidak
akan kembali.ā Cemas Ji Tae.
āDia tidak akan pergi ke mana pun. Kakak mengenal Ayah. Dari yang
kudengar, Ayah hanya kecewa.ā Jawab Ji Ho.
āKau akan ikut makan malam? Bicaralah dengan Ayah saat dia sudah
pulang.ā Ucap Ji Tae.
āTapi ada pekerjaan paruh waktu yang baru mulai pukul 22.00.ā jawab Ji
Ho.
Mereka lalu naik ke lantai atas. Tanpa mereka sadari, Tuan Seo sedari
tadi mendengarkan pembicaraan mereka. Setelah mereka naik ke atas, barulah Tuan
Seo keluar dari kamarnya dan buru2 pergi.
Tuan Seo dan Seok Doo bertemu di kafe tenda. Seok Doo berusaha membujuk Tuan Seo agar membatalkan niatnya melaut, tapi tekad Tuan Seo sudah bulat. Seok Doo lalu teringat tentang Tuan Seo yang sering sakit perut. Seok Doo pun berharap Tuan Seo tidak mengidap kanker sama seperti dirinya dulu.
Seok Doo pun menyuruh Tuan Seo melakukan medical check up ke rumah
sakit sebelum pergi melaut.
Soo A yang baru masuk kamarnya, merasa mual mencium wangi makanan Tionghoa. Soo A dan Ji Tae lalu membahas soal aborsi. Ya, mereka berencana menggugurkan kandungan Soo A.
Tuan Seo menyusuri jalanan sambil memikirkan kata2 Seok Doo tentang
kemungkinan Tuan Seo mengidap kanker. Langkah Tuan Seo kemudian terhenti. Ia
teringat beberapa bulan ini, ia sering merasakan sakit di perutnya sampai jatuh
pingsan. Ia juga ingat saat dirinya muntah darah.
Tiba2 saja, Tuan Seo tertawa sendiri. Ia tertawa pahit.
Comments
Post a Comment