Skip to main content

My Golden Life Ep 37 Part 1

Sebelumnya...


Nyonya No marah mendengar pengakuan Ji An yang tidak mau menjadi bagian dari Haesung lagi.  Dia juga kesal karena Ji An tidak mau memberitahu dimana Do Kyung. Dia menuduh Ji An sengaja menyembunyikan Do Kyung.

ā€œItu tidak benar. Sudah kubilang tidak ada apa-apa diantara kami.ā€ Jawab Ji An.

ā€œApa kau ingin aku percaya bahwa Do Kyung tetap menyukaimu walaupun kau tidak menyukainya? Kenapa kau buru-buru kesini saat mendengar aku berada disini?ā€ tanya Nyonya No.

ā€œAku bekerja disini. Dari apa yang kudengar, aku pikir orang itu adalah dirimu. Tapi aku tidak akan datang jika tahu anda masih disini.ā€ Jawab Ji An.

ā€œKau tahu dia pergi dari rumah karena siapa. Jadi kau pasti tahu nomornya, tapi kau tidak mau memberitahuku dimana dia. Terlepas dari semua ini, benarkah tidak ada apa-apa diantara kalian?ā€ tanya Nyonya No.

Ji An pun diam saja....


ā€œKau tidak menginginkan apapun yang berhubungan dengan Haesung. Kau tidak menyukai keluargaku. Itu maksudmu?ā€ tanya Nyonya No lagi.

ā€œBenar.ā€ Jawab Ji An, mengejutkan Nyonya No.

ā€œAnda tidak mempercayaiku, jadi tidak ada yang bisa kulakukan. Tapi karena aku sudah mengatakan perasaanku, kuharap anda tidak menemui orang tuaku lagi untuk menanyakan Do Kyung.ā€ Ucap Ji An.

ā€œKalau begitu, suruh Do Kyung pulang. Dengan begitu, aku akan mempercayaimu.ā€ Jawab Nyonya No.


ā€œIni adalah hidupnya, dia akan mengambil keputusan sendiri. Aku tidak mau bertemu lagi denganmu untuk hal apapun yang berhubungan dengan dia.ā€ Ucap Ji An.

ā€œKau cukup berani.ā€ Jawab Nyonya No kesal.

ā€œAku minta maaf.ā€ Ucap Ji An.

ā€œKau tidak bertanya, bagaimana aku bisa tahu dia menyukaimu? ā€œ tanya Nyonya No.

ā€œAku sadar bahwa anda selalu mendapatkan jawaban atas pertanyaan anda.ā€ Jawab Ji An.


ā€œBenar. Itulah kekuatan yang kumiliki. Jangan lupakan itu.ā€ Ucap Nyonya No.

ā€œTidak akan kulupakan.ā€ Jawab Ji An.

ā€œSuruh Do Kyung menemuiku.ā€ Suruh Nyonya No.

ā€œAkan kusampaikan pesanmu jika aku bertemu dengannya.ā€ Jawab Ji An.

ā€œJangan berani bermimpi memiliki Do Kyung, Ji An-ah.ā€ Ucap Nyonya No.

ā€œJika anda selesai, bolehkan aku pergi sekarang?ā€ tanya Ji An.


Nyonya No kesal dengan semua penolakan Ji An. Sementara itu, Hee yang bersembunyi di dapur, gemetaran mendengar pembicaraan Nyonya No dan Ji An.

Nyonya No akhirnya pergi. Dia pergi dengan wajah kesal.


Setelah Nyonya No pergi, barulah Ji An gemetaran. Sementara di mobil, Nyonya No heran dengan keberanian Ji An.


Ji An kembali ke dalam kafe. Hee langsung mendekati Ji An.

ā€œKau baik-baik saja? Wajahmu pucat.ā€ Ucap Hee cemas.

ā€œKau bilang dia sudah pergi.ā€ Jawab Ji An.

ā€œAku pikir dia sudah pergi.ā€ Ucap Hee.


Hee lalu menjelaskan, saat tadi dia menelpon Ji An, dia terkejut melihat Nyonya No sudah berdiri di belakangnya. Nyonya No pun memutuskan menunggu Ji An. Hee ingin melarang Ji An datang, tapi Ji An keburu menutup teleponnya. Hee lalu mengirimi Ji An pesan, melarang Ji An datang. Tapi sayangnya, Ji An tidak membaca pesan Hee.

ā€œJadi Do Kyung anak dari keluarga Haesung? Apa yang akan kau lakukan sekarang, Ji An-ah? Jadi itu sebabnya Hyuk sangat mencemaskanmu?ā€ tanya Hee.

ā€œEonni, jangan beritahu Hyuk soal ini. Aku akan menanganinya sendiri.ā€ Jawab Ji An.


Do Kyung sedang melihat-lihat pabrik yang akan memproduksi produknya. Pemilik pabrik pun berkata, akan segera menghubungi Do Kyung setelah berbicara dengan atasannya. Pemilik pabrik juga menegaskan, akan menerima pesanan Do Kyung karena mereka kekurangan pekerjaan.


Di ruangannya, Tuan Choi sedang meminum obatnya. Tiba-tiba, Nyonya No menerobos masuk ke ruangannya dan ia pun langsung menyembunyikan obatnya di laci.

ā€œItu Seo Ji An. Wanita yang disukai Do Kyung adalah Seo Ji An.ā€ Ucap Nyonya No.

Tapi Tuan Choi tidak terlalu terkejut mendengarnya. Tuan Choi penasaran, darimana Nyonya No tahu kalau gadis itu Ji An.

ā€œAku memikirkannya kembali. Dia satu-satunya wanita dalam hidup Do Kyung.ā€ Jawab Nyonya No.

ā€œMelegakan jika itu Seo Ji An.ā€ Ucap Tuan Choi.

ā€œMelegakan? Ayah mungkin benar-benar akan menolaknya jika itu Seo Ji An. Dia akan lebih kecewa lagi pada kita karena membawa Seo Ji An masuk dan menyebabkan Do Kyung menyukai Seo Ji An.ā€ Jawab Nyonya No.

ā€œItu tidak akan terjadi. Ji An tidak akan sampai sejauh itu.ā€ Ucap Tuan Choi.

ā€œBagaimana kau tahu?ā€ tanya Nyonya No.


ā€œDia tidak kasar dan juga pintar. Dia tahu dengan baik bagaimana keluarga kita.ā€ Jawab Tuan Choi.

ā€œTapi dia tidak memberitahuku dimana Do Kyung.ā€ Ucap Nyonya No.

ā€œKau menemuinya?ā€ tanya Tuan Choi kaget.

ā€œAku baru saja bertemu dengannya. Aku tidak tahu apakah dia benar-benar tidak bersalah atau dia mencoba menipu kita. Aku tidak bisa membaca pikirannya.ā€ Jawab Nyonya No.

ā€œKita akan mencari tahu begitu Do Kyung kembali.ā€ Ucap Tuan Choi.

ā€œDia bahkan tidak memberiku nomor Do Kyung.ā€ Jawab Nyonya No.

ā€œDia akan menceritakan kunjunganmu pada Do Kyung. Bahkan jika dia tidak menceritakannya, kau akan memastikan Do Kyung kembali ke rumah.ā€ Ucap Tuan Choi.


Hyuk melamun di kantornya. Tak lama kemudian, Yong Gook datang sambil bernyanyi.

ā€œAku tidak tahu apa yang salah denganku. Biasanya ini ada hubungannya dengan cinta. Siapa dia?ā€

ā€œHyung, Ji Soo bertingkah aneh tiba-tiba. Tapi aku juga bertingkah aneh.ā€ Jawab Hyuk.

ā€œKau sudah lama bertingkah aneh.ā€ Ucap Yong Gook.

ā€œSudah lama?ā€ tanya Hyuk.


ā€œKau bingung, kan? Kau memutuskan menyukai Ji An, tapi kau terus memikirkan Ji Soo. Pada Malam Natal, Ji An ada bersamamu, tapi kau terus melihat keluar. Kau menunggunya, kan?ā€ ucap Yong Gook.

ā€œYa, itu dia.ā€ Jawab Hyuk.

ā€œSaat kau bertemu Ji An, kau bilang itu takdir. Jadi itu omong kosong.ā€ Ucap Yong Gook.

ā€œOmong kosong apanya? Dia cinta pertamaku.ā€ Jawab Hyuk.

ā€œCinta pertamamu dari 10 tahun yang lalu. Apa menurutmu itu mungkin menyukai seseorang setelah 10 tahun? Kau terjebak dalam kalimat cinta pertama. Hyuk-ah, kau dan aku sudah seperti saudara. Sedangkan aku dan Do Kyung hanyalah teman yang tidak terlalu akrab. Kau pikir aku akan membiarkan dia tinggal di rumah kos jika kau benar-benar menyukai Ji An? Dia adalah musuh adikku.ā€ Ucap Yong Gook.

ā€œHyung, kau berpikir jauh ke depan.ā€ Jawab Hyuk.

ā€œSelain itu, kau tahu Ji An menyukai Do Kyung. Tapi kau tidak cemburu. Kau hanya khawatir padanya sebagai seorang kakak. ā€œ ucap Yong Gook.

ā€œItu karena apa yang dia alami tidak terbayangkan.ā€ Jawab Hyuk.

ā€œGadis yang kau cemaskan dan gadis yang selalu kau pikirkan, menurutmu siapa yang kau cintai?ā€ tanya Yong Gook.

Yong Gook lalu meminta Hyuk berhenti mencemaskan orang lain. Yong Gook juga bilang, orang yang dicemaskan Hyuk akan menemukan jalannya sendiri setelah waktunya tiba.

ā€œApakah aku berpura-pura?ā€ tanya Hyuk.

ā€œKau bekerja keras sejak masih muda. Aku menyukaimu karena kau bertanggungjawab.ā€ Jawab Yong Gook.


Pembicaraan mereka pun terhenti karena ponsel Hyuk berdering. Hee yang menelpon, menyuruh Hyuk datang kafe. Hee memberitahu Hyuk kalau tadi Nyonya No datang menemui Ji An.

ā€œIbunya Choi Do Kyung menemui Ji An?ā€ tanya Hyuk kaget. Yong Gook yang mendengar juga kaget.


Hyuk pun langsung ke kafe menemui kakaknya. Hyuk penasaran, bagaimana Nyonya No bisa tahu soal Ji An.

ā€œDia tidak mengatakannya dan Ji An juga tidak bertanya. Tapi Hyuk, ibunya Do Kyung sangat menyeramkan. Tapi Ji An sangat tenang menghadapinya.ā€ Jawab Hee.

ā€œDia tahu mereka akan bertemu suatu hari nanti.ā€ Ucap Hyuk.

ā€œPada hari kau membawa Ji An ke rumah, Ji An tampak lesu. Itu ada hubungannya dengan dia, kan? Apakah Ji An menjalin hubungan dengan Do Kyung?ā€ tanya Hee.

ā€œAku tidak bisa menceritakannya padamu karena aku tidak berhak. Berpura-pura lah kau tidak tahu dan jangan tanyakan apapun pada Ji An.ā€ Jawab Hyuk.

ā€œHal yang sama juga berlaku padamu. Ji An melarangku memberitahumu tapi kakak rasa kau harus tahu.ā€ Ucap Hee.

ā€œDia tidak mau membuatku cemas.ā€ Jawab Hyuk.


Beralih ke Ji Ho yang sudah mendapatkan kontrak franchise nya. Tapi seketika, ia teringat nasehat ayahnya yang melarangnya berbisnis franchise. Ji Ho juga ingat saat melihat ayahnya muntah-muntah ketika mereka baru keluar dari kafe.

ā€œSeharusnya dia bilang padaku kalau belum makan!ā€ kesal Ji Ho. Tapi kemudian, Ji Ho memikirkan hal lain tentang ayahnya.


Tuan Seo sendiri sedang latihan di tempat kursusnya.

ā€œBerapa banyak anda berlatih? Perkembanganmu luar biasa.ā€ Puji mentornya.

ā€œAku hanya melakukannya untuk mengisi waktu.ā€ Jawab Tuan Seo.

ā€œTidak mungkin. Saya yakin, anda dulu pernah memainkannya.ā€ Ucap mentornya.

Tuan Seo lalu terdiam saat mentornya menanyakan berapa lama ia akan pergi.


Ji Ho bicara dengan Ji Tae di telepon. Ia yakin, sang ayah sedang sakit. Ia tidak percaya sang ayah muntah-muntah hanya karena minum kopi saat perut kosong.

ā€œAkan kutanyakan nanti.ā€ Jawab Ji Tae, lalu menutup teleponnya.

Usai bicara dengan Ji Ho, Ji Tae dapat SMS dari Soo A.


Mereka pun bertemu di taman. Ji Tae terkejut Soo A datang membawa koper. Soo A bilang, pagi-pagi sekali ia mengemasi barangnya dan pergi. Soo A mengaku, melakukan itu karena tidak mau bertengkar di depan ayah dan ibu Ji Tae.

ā€œAku akan tinggal di rumah Seung Hoon. Katakan pada orang tuamu, aku pergi seminar.ā€ Ucap Soo A.

Ji Tae kaget, Lee Soo A...


ā€œJika kau datang ke rumah sakit pada hari aku dioperasi, maka kita akan pulang bersama. Tapi jika kau tidak datang, aku akan menandatangani surat cerai.ā€ Ucap Soo A.

ā€œApakah kau sudah mendengar detak jantung bayi kita?ā€ tanya Ji Tae.

ā€œAku tahu aku melakukan dosa. Tapi anak bukanlah mainan. Aku harus melahirkan dan membesarkan anak itu. Tidak ada seorang pun yang berhak menentukan apa yang harus kulakukan.ā€ Jawab Soo A.

ā€œJadi maksudmu aku harus memilih antara dirimu dan bayi kita?ā€ tanya Ji Tae.


ā€œPikirkan kenapa dulu kau tidak ingin menikah atau punya bayi. Aku akan mengirimkan tanggal operasinya. Sampai jumpa.ā€ Jawab Soo A, lalu pergi meninggalkan Ji Tae.


Ji Tae minum sendirian di warung tenda. Tidak ada seorang pun yang bisa diajaknya bicara.


Hyuk pergi ke studio menemui Ji An dan mengingatkan Ji An kalau mereka akan bertukar kamar karena Hee sudah pindah ke rumah Boss Kang. Ji An pun menyuruh Hyuk pulang duluan, karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya.

ā€œAku sudah mengemas barangku dan meletakkannya di kamar Hee Eonni. Jadi kau bisa menggunakan kamarmu sekarang.ā€ Ucap Ji An.

ā€œBagaimana kelasmu?ā€ tanya Hyuk.

ā€œMenyenangkan.ā€ Jawab Ji An.

Hyuk pun ingat tentang Ji An yang melarang Hee memberitahunya soal kedatangan Nyonya No, tapi ia memutuskan tidak menanyakan apapun pada Ji An dan pamit duluan.


Do Kyung membawa barang-barangnya keluar dari kamar Yong Gook dan mau pindah ke kamar Hyuk. Tepat saat itu, Hyuk pulang dan menghentikan Do Kyung.

ā€œApa yang kau lakukan? Kenapa kau mau masuk ke kamar itu?ā€ tanya Hyuk.

ā€œJi An pindah ke kamar kakakmu, jadi aku akan pindah ke kamar Ji An.ā€ Jawab Do Kyung.


Hyuk pun mengambil koper Do Kyung dan membawanya masuk kembali ke kamar Yong Gook.

ā€œKau hanya bisa memakai kamar ini. Kamar Ji An aslinya adalah kamarku.ā€ Ucap Hyuk.

ā€œIni adalah rumah kos, jadi tidak ada seorang pun yang boleh memiliki kamar.ā€ Jawab Do Kyung.

ā€œAku bisa. Lagipula kau sendiri yang memilih kamar ini.ā€ Ucap Hyuk.

ā€œTidak bisakah kita bertukar kamar?ā€ pinta Do Kyung.

ā€œKau membenci kenyataan bahwa aku memakai kamar yang pernah digunakan Ji An, kan?ā€ tanya Hyuk.

ā€œItu salah satunya, tapi aku hanya ingin menggunakan kamar Ji An.ā€ Jawab Do Kyung.


ā€œChoi Do Kyung-ssi, ini bukan waktu yang tepat meributkan soal ini. Ibumu menemui Ji An.ā€ Ucap Hyuk.

Do Kyung pun terkejut.


Ji An melangkah pulang tanpa semangat. Ia lalu berpapasan dengan Do Kyung yang baru saja keluar dari minimarket.

ā€œKebetulan sekali. Aku lapar jadi aku keluar untuk membeli cemilan.ā€ Ucap Do Kyung.
ā€œBenarkah?ā€ tanya Ji An.

ā€œNgomong-ngomong, kau pulang terlambat. Berbahaya untukmu karena sudah malam.ā€ Jawab Do Kyung.


ā€œBakpao kukus? Kau makan itu juga sekarang?ā€ tanya Ji An.

ā€œIni bakpao sayuran.ā€ Jawab Do Kyung, lalu memberi Ji An satu.

ā€œTerima kasih.ā€ Ucap Ji An.

Do Kyung juga mengembalikan ponsel Ji An.

ā€œAku menggunakannya dengan baik. Terima kasih. Jika ibuku sudah menemuimu, tidak ada alasan bagiku untuk terus bersembunyi.ā€ Ucap Do Kyung.


Do Kyung lalu bertanya, kenapa Ji An tidak langsung menghubunginya.

ā€œKau bilang bertemu banyak investor hari ini.ā€ Jawab Ji An.

ā€œJadi kau menunggu karena tidak ingin mengganggu pekerjaanku?ā€ tanya Do Kyung.

ā€œIni bukan masalah mendesak. Ibumu menyuruhmu menemuinya.ā€ Jawab Ji An.

ā€œBagaimana ibuku bisa tahu?ā€ tanya Do Kyung.

ā€œIbumu tidak mengatakannya dan aku tidak bertanya.ā€ Jawab Ji An.

ā€œKau tidak penasaran?ā€ tanya Do Kyung.

ā€œTidak.ā€ Jawab Ji An.

ā€œApa yang kau katakan pada ibuku?ā€ tanya Do Kyung.


ā€œKau harus mendengarnya dari ibumu. Aku sudah mengatakan apa yang aku pikirkan padanya.ā€ Jawab Ji An.

ā€œJangan khawatir. Ini terjadi lebih cepat dari dugaanku. Tapi aku akan mengurusnya. Lagipula aku tidak bisa menyembunyikannya dalam waktu yang lama dan aku juga tidak mau menyembunyikannya.ā€ Ucap Do Kyung.

Do Kyung juga memberitahu Ji An kalau dia hampir selesai menemukan pabrik OEM dan mengurangi budgetnya secara signifikan agar investor setuju menanamkan modal mereka.

ā€œAku akan segera mendapatkan investasinya dan menjadi mandiri. Percayalah padaku.ā€ Ucap Do Kyung.

Tapi Ji An tidak merespon perkataan Do Kyung. Ia berjalan duluan sambil berkata, bakpao nya enak. Do Kyung pun tersenyum dan menyusul Ji An.


Do Kyung dan Ji An sampai di rumah kos dan bertemu Hyuk yang baru selesai mandi. Setelah mengucapkan selamat malam pada Ji An, Do Kyung masuk ke kamarnya.


Ji Soo memakan banyak camilan dan berkata pada dirinya sendiri kalau ia pasti bisa melakukannya. Seohyun mendengarnya dan bertanya apa Ji Soo akan mengikuti kompetisi. Ji Soo bilang, kalau dia hanya sedang membuat resolusi saja.

ā€œKau dicampakkan bukan?ā€ tanya Seohyun.

ā€œApa... apa...? Apa maksudmu?ā€ tanya Ji Soo panik.

ā€œAku mendengarmu menangis beberapa hari lalu dan matamu sembab. Aku juga pernah merasakannya.ā€ Jawab Seohyun.

ā€œApa kelihatan jelas?ā€ tanya Ji Soo.

ā€œJadi kau mengatakan pada dirimu bahwa kau bisa melupakannya?ā€ tanya Seohyun.

ā€œAku berlatih untuk melupakannya dengan cara yang keren. Aku juga berharap dia bahagia.ā€ Jawab Ji Soo.

ā€œKau juga mengharapkan kebahagiaannya?ā€ tanya Seohyun.

Ji Soo pun memberitahu Seohyun apa yang akan ia katakan pada Hyuk.

ā€œAku sama sekali tidak menyukaimu. Aku sama sekali tidak tertarik padamu. Jadi aku berharap kau bahagia bersama orang yang kau sukai sejak lama.ā€ Ucap Ji Soo.


Paginya, Hee keluar dari kamar dan menemukan suaminya sedang memasak. Boss Kang tanya, kenapa Hee bangun pagi sekali. Hee bilang, ia takut Boss Kang tiba-tiba pergi.

ā€œAku tidak akan kemana-mana. Aku akan berada di tempat yang bisa kau lihat.ā€ Jawab Boss Kang membuat Hee tersipu.

Hee lalu memeluk Boss Kang.

ā€œApa yang kau masak? Sudah kubilang jangan memasak.ā€ Ucap Hee.

ā€œAku tidak bisa tidur.ā€ Jawab Boss Kang.

ā€œBesok aku yang akan memasak.ā€ Ucap Hee.


Hee kemudian menggelitik perut Boss Kang. Boss Kang pun menjatuhkan dirinya ke lantai dan meminta Hee berhenti menggelitiknya padahal Hee sudah berhenti menggelitiknya. Boss Kang pun sadar, lalu berdiri dan mengajak Hee makan dengan wajah serius. Hee pun tersenyum geli melihat ekspresi Boss Kang itu.


Ji Soo datang ke toko roti dan Boss Kang memujinya sebagai asisten yang baik karena datang lebih awal. Boss Kang lantas menyuruh Ji Soo mengemas roti yang akan matang sebentar lagi karena dia mau mengantar Hee ke kafe. Hee pun berjanji akan membuatkan kopi untuk Ji Soo sebagai gantinya.

ā€œJangan khawatir dan nikmati saja kencan pagi kalian.ā€ Ucap Ji Soo.

ā€œThank you, thank you.ā€ Jawab Boss Kang dengan suara imut.


Setelah mereka pergi, Ji Soo pun bergumam kalau ia iri pada mereka. Lalu terdengar suara pintu dibuka. Ji Soo pun langsung berkata, mereka belum buka tapi ucapannya terhenti karena yang datang adalah Hyuk.

ā€œHyung tidak ada?ā€ tanya Hyuk.

ā€œDia mengantar Woo Hee ke kafe.ā€ Jawab Ji Soo.

ā€œJadi kita bisa bicara disini? Aku tidak mengerti kenapa kau tiba-tiba melakukan ini padaku, Ji Soo.

ā€œApa yang kulakukan?ā€ tanya Ji Soo.


ā€œKau bilang tidak menyukaiku. Kenapa kau mengatakan itu? Apa aku melakukan kesalahan padamu?ā€tanya Hyuk.

ā€œAku tidak tahu kau sangat lambat dalam berpikir. Sudah kukatakan, aku tidak punya alasan apapun.ā€ Jawab Ji Soo.


Hyuk pun maju, mendekati Ji Soo. Ji Soo hanya bisa mundur sedikit, karena di belakangnya ada meja kasir.

ā€œTidak. Ada alasannya. Perasaan seseorang tidak mungkin berubah dalam semalam.ā€ Ucap Hyuk.

ā€œItu karena aku sudah punya pacar. Bukannya aku tidak menyukaimu. Aku hanya tidak tertarik padamu.ā€ Jawab Ji Soo sambil memejamkan matanya berkali-kali dan menghindari tatapan Hyuk.

ā€œKau sudah punya pacar?ā€ tanya Hyuk.

ā€œBenar. Dia sudah lama mengejarku. Ngomong-ngomong Tuan Sun, apakah salah jika gadis sepertiku tidak menyukaimu?ā€ tanya Ji Soo.


Suara oven berbunyi. Ji Soo pun langsung menjadikan itu sebagai alasan untuk meninggalkan Hyuk. Hyuk terdiam dan menatap Ji Soo dari belakang dengan tatapan sedih.




Tuan Choi yang sedang bersiap ke kantor, bertanya pada istrinya apakah sang istri tidak akan ke kantor.

ā€œAku merasa Do Kyung akan pulang. Dia tidak bisa datang ke kantor, jadi kupikir dia akan datang ke rumah.ā€ Jawab Nyonya No.


Dan benar saja! Ponsel Nyonya No berdering setelah itu. Telepon dari Do Kyung. Tuan Choi tetap ke kantor karena ada rapat.


Do Kyung pun datang.

ā€œDia bilang tidak tertarik sama sekali padamu tapi dia langsung menghubungimu, bukan?ā€ tuduh Nyonya No.

ā€œBukan Ji An yang memberitahuku, tapi seseorang di kafe. Kudengar, ibu menemui Ji An.ā€ Jawab Do Kyung.

ā€œMereka semua berhubungan dengan Ji An.ā€ Ucap Nyonya No.

ā€œTapi darimana ibu tahu?ā€ tanya Do Kyung.

ā€œJi An bilang, dia tahu ibu bisa mencari tahu. Kau ingin tahu apa yang dikatakan Ji An?ā€ ucap Nyonya No.


ā€œIbu pasti terkejut. ā€œ jawab Do Kyung.

ā€œAku tidak percaya ini.ā€ Ucap Nyonya No.

ā€œJi An tidak menerimaku, tapi tetap saja aku meninggalkan rumah. Pasti mengejutkan.ā€ Jawab Do Kyung.

ā€œApa kau berencana hidup mandiri dan memulai bisnismu sendiri?ā€ tanya Nyonya No.

Do Kyung mengiyakan.


ā€œApa kau akan tetap melakukannya tanpa Ji An?ā€ tanya Nyonya No, membuat Do Kyung tersentak.

ā€œApa kau akan keluar rumah jika bukan karena Ji An? Apa kau akan tetap mencari cara bahagia dengan jalanmu meski tanpa Ji An?ā€ tanya Nyonya No lagi.

ā€œTidak. Aku ingin melakukannya bersama Ji An.ā€ Jawab Do Kyung yakin.

ā€œPada akhirnya kau melakukan itu demi seorang wanita. Jangan mencoba menutupinya. Apa menurutmu aku terlihat lucu? Apa menurutmu aku sedang bercanda?ā€


Do Kyung pun mengingatkan kalau dulu sang ibu menyukai dan menerima Ji An. Nyonya No pun berkata, itu karena dia mengira Ji An adalah putrinya. Dia menyayangi Ji An karena Ji An putrinya.

Do Kyung :  Tapi itu bukan salah Ji An.

Nyonya No : Apa?

Do Kyung : Tolong pikirkan tentang Ji An nya saja.

Nyonya No : Seo Ji An saja? Kenapa aku harus melakukannya? Dia bahkan tidak pantas disebut namanya.

Do Kyung : Dia seseorang yang sangat berharga bagiku.

Nyonya No : Apa kau sudah berhasil memenangkan hatinya? Apa kalian sudah pacaran?


Nyonya No lalu memberitahu Do Kyung apa yang dikatakan Ji An padanya. Do Kyung terkejut.

Nyonya No : Dia satu-satunnya orang yang menolak keluarga kita. Dia sangat berani dan kasar. Dia bicara dengan jelas tanpa terintimidasi. Jika ini adalah pertunjukan, kalian berdua pasti sudah merencanakan ini bersama-sama.

Do Kyung : Kami tidak pernah melakukan itu.


Nyonya No pun tidak terima kalau Do Kyung harus meninggalkan segalanya padahal cinta Do Kyung bertepuk sebelah tangan. Nyonya No mengingatkan Do Kyung sebagai pewaris Haesung.Tapi Do Kyung tetap dengan keputusannya. Nyonya No lalu mengajak Do Kyung kembali sebelum CEO No tahu wanita itu Ji An. Tapi Do Kyung kekeuh dengan keputusannya.

Do Kyung lantas pamit. Sebelum pergi, ia melarang ibunya menemui Ji An lagi.


Di jalan pulang, Do Kyung memikirkan ucapan Ji An yang disampaikan ibunya tadi dengan raut wajah sedih.


Ji An sendiri sedang membaca pengumuman kontes desain dimana pemenangnya akan dapat beasiswa. Tak lama kemudian, ia mendapat panggilan dari Do Kyung.


Mereka lalu bertemu di kafe.

ā€œAku baru saja menemui ibuku. Apa yang kau katakan kepadanya?ā€ tanya Do Kyung.

ā€œKurasa dia pasti mengatakan hal yang kusampaikan. Dia sudah tahu kau akan menanyaiku seperti ini.ā€ Jawab Ji An.

ā€œLantas kau sungguh mengatakan semua itu? Bahwa tidak ada hubungan apa pun di antara kita berdua. Serta nantinya tidak akan terjadi apa-apa.ā€ Tanya Do Kyung.

ā€œItulah yang kurasakan. Sudah kubilang sebelumnya.ā€ Jawab Ji An.


ā€œTidak bisakah kau memercayaiku dan memberanikan diri? Kau bisa menghindarinya dengan menyuruhnya bertanya kepadaku tentang segalanya.ā€ Ucap Do Kyung.

ā€œBertanya kepadamu? Apa maksudnya itu? Berarti aku akan menerimamu?ā€ tanya Ji An.

ā€œAku berusaha keras di sini. Aku berusaha amat keras. Aku pergi dari rumah dan berusaha mandiri. Aku melakukan semua ini untukmu. Tidak bisakah kau melihatnya? Kau tahu itu. Kau tahu segalanya.ā€ Ucap Do Kyung.

ā€œAku tahu. Sungguh. Tapi aku tidak bisa memahami ini. Jika hatimu di tempat yang benar dan kau berusaha keras karenaku, haruskah aku menuruti keinginanmu? Kenapa?ā€ tanya Ji An.

ā€œKarena kau juga menyukaiku. Karena posisi kita sama.ā€ Jawab Do Kyung.

ā€œAku menyukaimu, tapi tidak ingin berurusan denganmu.ā€ Ucap Ji An.

ā€œAku di sini. Kenapa kau tidak bisa melakukan itu? Aku di sini untuk melindungimu. Aku bekerja keras untuk mandiri dari orang tua dan kakekku.ā€ Jawab Do Kyung.


ā€œApa yang kau inginkan dariku? Kau mau menikahiku?ā€ tanya Ji An.

ā€œYa.ā€ Jawab Do Kyung lantang.

ā€œKubilang bukan itu mauku. Aku sudah pernah menjadi bagian dari keluargamu. Jadi, aku tahu aturan keluarga. Aku tahu apa yang akan mereka minta dariku dan aku harus menaati aturan itu. Bukan itu mauku.ā€ Ucap Ji An.

ā€œKenapa kamu amat membencinya?ā€ tanya Do Kyung.

ā€œKarena aku harus hidup sebagai orang lain. Kau bilang kepadaku bahwa kau tidak mau hidup sebagai bagian dari keluarga Haesung. Itulah alasanmu pindah untuk mandiri.ā€ Jawab Ji An.

ā€œMaksudku, aku akan begitu jika kembali tanpamu. Sekarang keadaannya berubah. Ji An, raihlah tanganku. Tolong percayalah kepadaku.ā€ Pinta Do Kyung.


ā€œKenapa aku harus percaya kepadamu? Haruskah aku meraih tanganmu. Kenapa? Karena kau kaya? Aku tidak butuh. Aku tidak menyukainya karena kau kaya. Aku baru saja mulai bahagia. Aku baru mulai belajar rasanya hidup santai. Di sini. Sekarang.ā€ Jawab Ji An.

ā€œApakah kebahagiaanmu memotong kayu di toko mebel? Bagaimana bisa itu membuatmu bahagia? Kau bekerja amat keras untuk menjadi pegawai tetap. Kubilang, aku akan mengakhiri itu untukmu.ā€ Ucap Do Kyung.

ā€œKenapa kau marah kepadaku? Kau tidak berhak marah. Kenapa menurutmu yang miskin harus terus mendengarkan yang kaya? Apa aku tidak berhak menolak Haesung? Apakah salah tidak menyukaimu karena kau ahli waris Haesung? Aku memang bekerja keras hanya untuk menjadi pegawai tetap dahulu. Tapi tidak lagi. Aku sudah melewati hidup dan mati. Jadi, aku tahu sekarang. Aku tahu. Posisiku, jati diriku, dan di mana aku bisa bahagia.ā€ Jawab Ji An.

ā€œKau serius?ā€ tanya Do Kyung.

ā€œJadi, tolong berhenti dan kembalilah.  Aku terus merasa bersalah. Sulit melihatmu berjuang.ā€ Jawab Ji An.

Ji An lalu beranjak pergi dengan alasan harus kembali bekerja.


Diluar kafe, Ji An menatap Do Kyung yang masih duduk di kafe dengan mata berkaca-kaca.

Do Kyung yang masih duduk di kafe juga sama sedihnya.


Tuan Seo kembali ke rumah lamanya dan menempelkan di dinding tulisan yang berbunyi..

ā€œNamaku Seo Tae Soo. Kuharap ini tidak akan terjadi, tapi jika anda menemukanku kolaps di lantai, tolong hubungi Rumah Sakit Hyangrim atau Bu Yang Mi Jung.ā€


Di kantornya, Ji Tae menerima telepon dari Seok Doo yang mengabari soal kondisi ayahnya. Seok Doo bilang, Tuan Seo menunjukkan gejala kanker perut dan menyuruh Ji Tae membawa Tuan Seo ke rumah sakit.


Hae Ja menemukan Tuan Seo yang sedang kesakitan di depan rumah. Hae Ja mau menghubungi ambulance, tapi dilarang Tuan Seo. Tuan Seo berkata, ia baik2 saja dan buru2 masuk ke rumah.


Ji Soo mengintip Nyonya Yang yang sedang bekerja di restoran dengan tatapan penuh kerinduan.


Ketika ponsel Nyonya Yang berdering, Ji Soo lekas bersembunyi. Tangis Ji Soo pecah.


Hae Ja lah yang menghubungi Nyonya Yang untuk mengabari kondisi Tuan Seo. Hae Ja bilang, kalau awalnya ia tidak percaya saat Seok Doo bilang Tuan Seo menunjukkan gejala kanker perut.

ā€œDia menunjukkan gejala Seok Doo?ā€ tanya Nyonya Yang kaget.

Ji Soo berdiri sejenak, menatap bangunan restoran.

ā€œIbuku amat bersemangat. Dia baik-baik saja tanpaku.ā€ Ucap Ji Soo.


Saat hendak pergi, tiba2 saja seseorang menabraknya dari belakang. Ji Soo terkejut melihat seseorang yang menabraknya adalah ibunya. Nyonya Yang tidak menyadari yang ia tabrak adalah Ji Soo karena sedang terburu-buru. Ji Soo melihat ibunya masuk ke dalam taksi.

ā€œKenapa dia tidak mengenaliku?ā€ tanya Ji Soo heran.


Tuan Seo tidur sampai malam. Saat terbangun dan keluar kamar, ia mendapati Ji Tae, Ji Ho dan Nyonya Yang duduk diluar.

ā€œSeok Doo meneleponku.ā€ Ucap Ji Tae.

ā€œKau muntah-muntah dan sakit perut. Dia rasa itu gejala kanker perut. Dia bilang sebaiknya kau ke dokter.ā€ Jawab Nyonya Yang.

ā€œAstaga, dia pasti sudah hilang akal.ā€ Ucap Tuan Seo.

ā€œNenek juga meninggal karena kanker perut.ā€ Jawab Ji Ho.


ā€œItu bukan hanya beberapa kali. Ji Ho melihatnya dan ibu juga menyadarinya. Serta tadi, Bibi Hae Ja juga melihatnya.ā€ Ucap Ji Tae.

ā€œDia bicara omong kosong hanya untuk menimbulkan masalah. Ayah baik-baik saja.ā€ Jawab Tuan Seo.

ā€œMari pergi ke UGD bersama kami.ā€ Ajak Ji Tae.

ā€œAyah sudah diperiksa agar bisa naik kapal. Ayah hanya radang perut.ā€ Jawab Tuan Seo.

ā€œLantas, tunjukkan hasilnya. Untuk melihat apa hasil tesnya benar.ā€ Ucap Ji Tae.

ā€œUntuk apa ayah menunjukkan hasil pemeriksaan ayah?ā€ tanya Tuan Seo.


ā€œLantas, tunjukkan kepadaku agar aku bisa melihatnya juga.ā€ Pinta Nyonya Yang.

ā€œKenapa kalian mau melihat hasil tes fisikku?ā€ tanya Tuan Seo.

ā€œKarena kami khawatir.ā€ Jawab Ji Tae.

ā€œKenapa kalian khawatir? Kenapa kalian peduli? Ayah bilang ayah baik-baik saja. Apa hak kalian bertanya?ā€ sewot Tuan Seo.

ā€œBagaimana bisa kau bilang kami tidak berhak? Kita keluarga.ā€ Jawab Nyonya Yang.


ā€œKenapa kita keluarga? Sudah kubilang, kita hidup sendiri-sendiri. Jangan ikut campur urusan ayah. Ayah tidak akan meminta kalian membayar biaya dokter. Hentikan.ā€ Ucap Tuan Seo.

ā€œJangan bilang begitu. Ini bukan soal biaya dokter.ā€ Jawab Ji Tae.

ā€œLantas, kenapa ribut-ribut?ā€ tanya Tuan Seo.

ā€œAppa, jika ayah terlalu sensitif, kami juga akan kesulitan.ā€ Jawab Ji Ho.

ā€œAbeoji, apakah ayah marah karena aku berniat beremigrasi dan pindah?ā€ tanya Ji Tae.

ā€œApa tidak pernah terlintas di benakmu alasan kami begitu dan apa yang kami pikirkan? Jika ayah lebih kaya, kau bukan hanya akan menyebutkan emigrasi, tapi juga membahasnya dengan ayah. Jika ayah mampu membayar biaya kuliah, akankah kau tidak bilang sebelum menyerah? Tidak, kau tidak akan menyerah.ā€ Jawab Tuan Seo.

ā€œJi Tae-ya, tahukah kau betapa riang dan pengertiannya dirimu? Setelah kebangkrutan, kau menjadi pendiam setiap kali pulang. Kau berhenti tersenyum dan tidak bicara dengan ayah.
Kau juga tidak pernah menatap ayah.ā€ Ucap Tuan Seo.

ā€œItu karena aku masih syok.ā€ Jawab Ji Tae.

ā€œAyah tahu itu. Kita berubah dari kaya menjadi miskin dalam sehari. Bagaimana bisa kau tersenyum soal itu? Kau mengkhawatirkan masa depanmu, kesal, dan membenci ayah.ā€ Ucap Tuan Seo.

ā€œLantas, kenapa mengeluh?ā€ tanya Ji Tae.

ā€œHanya karena ayah tahu dan memahami kalian semua, bukan berarti ayah tidak merasa putus asa. Ayah merasa amat buruk. Ayah tidak tahu harus berbuat apa. Ayah merasa buruk, tapi tidak punya tenaga untuk menenangkan kalian. Jadi, ayah takut di dekat kalian. Ji Tae, Ji An, Ji Soo, Ji Ho, dan kau...ā€ Tuan Seo melirik Nyonya Yang.

ā€œ... Tidak ada yang bicara, membahas apa pun, atau mengobrol dengan ayah. Kalian semua hanya tersenyum. Ayah berpura-pura tidak peduli dan ikut tersenyum. Tapi sekarang ayah muak berhati-hati di sekitar kalian. Sekarang ayah tahu ayah orang tua yang tidak berguna dan tidak berarti. Serta suami yang tidak tepercaya. Jadi, ayah akan menjalani hidup ayah sendiri sekarang. Ayah akan menghasilkan uang di kapal nelayan dan melakukan semua yang dahulu tidak bisa ayah lakukan. Jadi, jangan mencampuri hidup ayah sekarang.ā€ Ucap Tuan Seo.

Tuan Seo lalu masuk kembali ke kamarnya. Ji Ho heran kenapa ayahnya tidak menunjukkan saja hasil tesnya.


Nyonya Yang menyusul Tuan Seo ke kamar dan mendapati Tuan Seo sedang bermain gitar.

ā€œKau akan tetap marah sampai pergi?ā€ tanya Nyonya Yang.

ā€œApa pedulimu? Kini kau tidak berarti bagiku. Saat pasangan kehilangan rasa percaya, kita sama saja seperti orang asing.ā€ Jawab Tuan Seo.

ā€œKubilang aku minta maaf.ā€ Ucap Nyonya Yang.

Tapi Tuan Seo tidak mempedulikan permintaan maaf Nyonya Yang dan terus bermain gitar.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... ā€œAku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.ā€ Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. ā€œAku sudah tahu.ā€ jawab Hae Gang. ā€œBerikan tasmu.ā€ Pinta Jin Eon. ā€œTidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.ā€ Jawab Hae Gang. ā€œBerikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.ā€ ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. ā€œKau akan memakai itu?ā€ tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. ā€œAku pernah memakainya dulu.ā€ Jawab Jin Eon. ā€œTak bisa kubayangkanā€¦ā€ dan Hae Gang pun tersenyum geli, ā€œā€¦ tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.ā€ ā€œAwas ya kalau kau jatuh cinta padaku.ā€ Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...

I Have a Lover Ep 8

Sebelumnya <<< Hae Gang keluar dari sebuah ruangan. Ia berjalan di koridor kampus sambil memikirkan percakapannya dengan seseorang. "Jin Eon adalah putra pemilik Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon? Anak itu, dia tidak memberitahukan saya. Jika saya mengeluarkan Kang Seol Ri dari tim penelitian kami, apakah itu akan memuaskan?"   Flashback.... Ketika Hae Gang sedang berbicara dengan Direktur Kampus.  "Ya. Sebagai imbalan, penelitian yang sedang anda kerjakan, akan didukung Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon. Sampai tahun 2015, satu juta per tahun." jawab Hae Gang. "Saya akan melakukannya. Tidak sulit bagi saya melakukannya." ucap Direktur Kampus. Flashback end Hae Gang lalu keluar dan berjalan di taman kampus. Saat itulah ia melihat Seol Ri berjalan keluar dari kampus dan menuju ke arah lain. Hae Gang menatap dingin Seol Ri . Seol Ri tidak melihat Hae Gang dan terus berjalan ke bangku taman. Hae Gang masuk ke lab Jin Eon...