Sebelumnya...
CEO No marah, ia bilang karena Do Kyung ia tidak bisa pergi ke Hawaii. Karena Do Kyung, ia harus menghabiskan dua bulannya di Korea. Tapi Do Kyung tidak peduli. Ia meminta kakeknya mendengarkannya. CEO No marah, ia membanting cangkir tehnya.
CEO No sendiri terkejut karena Ji An tidak memberitahu Do Kyung. Do Kyung pun menjelaskan, dia tahu kakeknya ke rumah Ji An bukan dari Ji An. Tapi kakek gak mau mendengarkan penjelasan Do Kyung.
āKakek takut aku menikahinya, kan? Jangan cemas, Kek. Aku tidak akan menikahi Ji An. Tidak akan pernah. Aku tidak akan melakukannya karena kami tidak mau hidup begini. Selain itu, aku juga tidak akan kembali. Aku tidak akan kembali meski tidak ada hubungannya dengan Ji An. Aku belum mencoba mengelola bisnisku sendiri. Aku juga belum menjalani kehidupanku sendiri.ā
Usaha Do Kyung dijegal kakeknya lagi. Pemilik pabrik yang sudah disewa Do Kyung, tiba-tiba saja membatalkan kontraknya. Pemilik pabrik juga mengembalikan biaya pembatalan kontrak. Pemilik pabrik bilang, seseorang datang menawar dengan harga dua kali lipat. Do Kyung pun terpukul mengetahui itu ulah kakeknya.
Yong Gook lalu menelpon Do Kyung. Ia berniat mentraktir Do Kyung. Tapi ia terkejut saat Do Kyung bilang usahanya gagal lagi. Do Kyung cerita pada Yong Gook, bahwa kakeknya terus mengawasinya dan berniat menghancurkannya.
Di studio, Ji An sedang membuat boneka kayu. Lalu Ji Soo datang, menatap Ji An dengan mata berkaca-kaca. Ji Soo teringat ucapan Hyuk soal hubungann Do Kyung dan Ji An.
Ji An lalu menyuruh Hyuk menyapu serpihan2 kayunya, karena Do Kyung akan mengambilnya besok. Ji Soo pun meraih ponselnya, mau menghubungi Do Kyung tapi dilarang Hyuk.
Setelah Do Kyung pergi, Ji An pun minta izin ke kantornya Hyuk. Tapi sampai di sana, dia malah ketemu Do Kyung. Gugup, Ji An pun bilang ada yg mau ia tanyakan pada Yong Gook.
Do Kyung lalu mengajak Ji An berkencan. Do Kyung bilang, walaupun tidak bisa menikahi Ji An, tapi dia mau mengencani Ji An setidaknya satu kali. Do Kyung bilang, hanya berkencan. Ji An pun setuju.
CEO No marah, ia bilang karena Do Kyung ia tidak bisa pergi ke Hawaii. Karena Do Kyung, ia harus menghabiskan dua bulannya di Korea. Tapi Do Kyung tidak peduli. Ia meminta kakeknya mendengarkannya. CEO No marah, ia membanting cangkir tehnya.
Do Kyung minta
penjelasan kenapa kakeknya datang ke rumah Ji An. CEO No bilang, itu karena Do
Kyung tidak pulang juga ke rumah.
āKenapa
kakek pergi ke sana? Kami tidak berkencan.ā Ucap Do Kyung.
āItulah
masalahnya. Ji An bilang tidak ada hubungan apa-apa diantara kalian. Katamu kau
sudah melupakannya. Jika begitu, kau harus pulang. Jika tidak pulang, artinya
kau berbohong. Jadi kakek memperingati mereka. Kalian bahkan bekerja sama untuk
membawa Ji Soo. Jika seorang Ji An sampai bisa melakukan itu dan melawan keluarga
kita, berarti kau membantunya. ā jawab kakek.
āDia hanya
melakukan itu karena menyayangi adiknya.ā Ucap Ji An.
āLantas kau
bisa pulang. Jika kalian tidak berkencan, kau harus pulang. Hanya itu yang bisa
membuktikannya. Tapi kau tidak mau pulang. Itu artinya, kalian berdua
berbohong. Menurutmu, kali ini kakek
akan berhenti memukuli Seo Tae Soo?ā jawab kakek.
Do Kyung pun
kaget tahu kakeknya memukul ayah Ji An.
CEO No sendiri terkejut karena Ji An tidak memberitahu Do Kyung. Do Kyung pun menjelaskan, dia tahu kakeknya ke rumah Ji An bukan dari Ji An. Tapi kakek gak mau mendengarkan penjelasan Do Kyung.
CEO No
berkata, bahwa ia sudah memukul Tuan Seo dua kali dan memberikan Tuan Seo
peringatan keras. Do Kyung pun sadar, kakeknya mengancam untuk menyakiti
keluarga Ji An sama seperti yang ibunya lakukan.
āKau lah
yang membuat kakek melakukan sesuatu yang tidak beradab, Do Kyung-ah.ā
āSeo Ji An!
Kubilang aku tidak akan membawanya pulang! Aku tidak mau kami hidup di keluarga
semacam ini!ā
CEO No pun
kaget, apa?
āKakek takut aku menikahinya, kan? Jangan cemas, Kek. Aku tidak akan menikahi Ji An. Tidak akan pernah. Aku tidak akan melakukannya karena kami tidak mau hidup begini. Selain itu, aku juga tidak akan kembali. Aku tidak akan kembali meski tidak ada hubungannya dengan Ji An. Aku belum mencoba mengelola bisnisku sendiri. Aku juga belum menjalani kehidupanku sendiri.ā
āJadi kau
memutuskan melanggar perintah kakek? Kau mau melawan kakek?ā
āAku bukan
lagi peliharaan kakek.ā
Hae Ja
terkejut saat Nyonya Yang bilang mau bekerja. Nyonya Yang berkata, ia mau
bekerja untuk menyokong suaminya saat suaminya kembali nanti.
āBahkan saat
Tae Soo kesulitan dan tidak punya uang, katamu kamu terlalu lemah untuk
bekerja.ā Jawab Hae Ja.
āKau tahu
dia terus mengatakan apa usai menduga dirinya terkena kanker? Dia melarangku
membebani anak-anak. Itu melukai hatiku.ā Ucap Nyonya Yang.
āOmong-omong,
Mi Jung. Bukankah kau kedatangan tamu saat aku datang kali terakhir? Pria tua
yang tampak kaya itu. Kenapa dia kemari? Ada urusan apa orang kaya sampai
datang ke sini?ā tanya Hae Ja.
Enggan
menjawab, Nyonya Yang pun menanyakan tujuan Hae Ja ke rumahnya. Hae Ja bilang,
ia datang untuk mengajak Nyonya Yang berbelanja.
Usaha Do Kyung dijegal kakeknya lagi. Pemilik pabrik yang sudah disewa Do Kyung, tiba-tiba saja membatalkan kontraknya. Pemilik pabrik juga mengembalikan biaya pembatalan kontrak. Pemilik pabrik bilang, seseorang datang menawar dengan harga dua kali lipat. Do Kyung pun terpukul mengetahui itu ulah kakeknya.
āTidak
kuduga dia akan melakukan ini. Dia tumbuh dalam kenyamanan. Tidak akan mudah memulai
dari bawah.ā Ucap Yong Gook.
āMemang
benar Ji An memberi pengaruh positif. Bagiku juga begitu. Akan butuh lebih
banyak sisa kayu saat bisnisnya mulai berjalan. Aku harus memperkenalkannya
dengan pemilik kebun kayu Incheon.ā Jawab Hyuk.
Yong Gook
pun meledek Hyuk yang mendadak baik sama Do Kyung.
Yong Gook lalu menelpon Do Kyung. Ia berniat mentraktir Do Kyung. Tapi ia terkejut saat Do Kyung bilang usahanya gagal lagi. Do Kyung cerita pada Yong Gook, bahwa kakeknya terus mengawasinya dan berniat menghancurkannya.
Di studio, Ji An sedang membuat boneka kayu. Lalu Ji Soo datang, menatap Ji An dengan mata berkaca-kaca. Ji Soo teringat ucapan Hyuk soal hubungann Do Kyung dan Ji An.
Ji Soo
lantas mendekati Ji An. Ia langsung memeluk Ji An.
āKau sudah
banyak menderita karena kakakku. Kau membuatku gila. Kenapa tidak
memberitahuku?ā ucap Ji Soo.
āKau
terlambat. Aku tidak bilang karena semuanya sudah selesai.ā
āAyo pergi
dan minum bir dari toserba.ā Ajak Ji Soo.
āTidak. Aku
muak meminum bir toserba.ā Jawab Ji An.
āLantas, ayo
kita ke bar.ā Ajak Hyuk sembari masuk ke studio.
āKalian mau
mentraktirku minum? Tapi jangan hari ini. Lain kali saja. Aku mau menyelesaikan
ini.ā Jawab Ji An.
āUkiran?
Siapa?ā tanya Hyuk.
āAyahku.ā
Jawab Ji An.
Ji An lalu menyuruh Hyuk menyapu serpihan2 kayunya, karena Do Kyung akan mengambilnya besok. Ji Soo pun meraih ponselnya, mau menghubungi Do Kyung tapi dilarang Hyuk.
āPimpinan No
memang luar biasa. Dia membeli pabriknya pada saat-saat terakhir.ā Ucap Hyuk.
Ji An pun
kesal, Lagi? Dia menghentikannya lagi? Untuk apa? Kenapa? Ada apa lagi? Aku sudah
pindah dari kontrakan dan kami mengakhiri... Kami berdua sama-sama menyerah. Teganya
dia melakukan itu. Do Kyung tidak bisa pulang tanpa mencapai apa pun. Dia juga
punya harga diri. Do Kyung itu cucunya. Tidak bisakah dia setidaknya melindungi
harga dirinya? Jika sudah begitu, Do Kyung baru bisa berbangga. Teganya dia...
Do Kyung
yang mabuk, masuk ke kamarnya. Dia bahkan terjatuh di lantai.
Ji An tak
bisa tidur. Ia terus memikirkan Do Kyung. Ia ingat, Do Kyung pernah bilang
tidak mau menjadi piaraan Haesung.
Ji An lalu
duduk di layar laptopnya, menyiapkan artikel soal pelet kayu.
Besoknya, Ji
An meminta Yong Gook menyerahkan artikel itu pada Do Kyung.
āAda mesin
pelet bekas yang sedang dijual. Aku sudah mencari tahu apa saja yang harus dia
beli. Jika sudah punya mesin, dia hanya perlu menemukan pabrik dengan harga
murah. Dia sudah menguji ide itu dan mempekerjakan pegawai berpengalaman.ā Ucap
Ji An.
Ji An juga
meminta Yong Gook mencarikan pabrik untuk Do Kyung.
Yong Gook
tersentuh dengan usaha Ji An.
Di rumah
kos, Do Kyung yang baru pulang bertemu Yong Goo. Yong Gook bilang, ia sudah
memutuskan akan berinvestasi di bisnis Do Kyung. Do Kyung sontak terkejut.
āAku tidak
menawarkan uang. Aku akan memakai koneksiku untuk mencarikanmu pabrik dan
membeli mesin-mesin dengan mengedarkan hal-hal seperti ini.ā Ucap Yong Gook.
āMengedarkan?ā
tanya Do Kyung.
āMesin
bekas. Mesin yang kau butuhkan untuk membuat pelet. Semuanya ada di sana. Aku
mendapatkannya dari Ji An sebelum bekerja. Dia pasti bergadang semalaman.ā
Jawab Yong Gook, lalu memberikan berkas yang diberikan Ji An tadi padanya.
āJi An
memberimu ini?ā tanya Do Kyung.
āDia
memintaku berpura-pura aku yang mengerjakannya, tapi aku tidak mahir menyimpan
rahasia. Aku meminta Won Joo mencarikan beberapa pabrik. Dia tertarik dalam ide
bisnismu dan sudah melakukan rapat rutin.ā Jawab Yong Gook.
āTerima
kasih.ā Ucap Do Kyung.
āTapi kau
habis dari mana berpakaian seperti itu?ā tanya Yong Gook.
āPerusahaan
Haesung. Untuk menguatkan diriku. Sekeras apa pun kakekku mencoba
menghentikanku, meski harus bekerja paruh waktu selama 100 tahun, kubilang
kepada diriku, aku tidak akan memakai uang yang dia berikan kepadaku. Lalu aku
mendapat hadiah ini.ā Jawab Do Kyung, sambil menunjukkan berkas dari Ji An.
Setelah Do Kyung pergi, Ji An pun minta izin ke kantornya Hyuk. Tapi sampai di sana, dia malah ketemu Do Kyung. Gugup, Ji An pun bilang ada yg mau ia tanyakan pada Yong Gook.
āAku bisa
menjawabnya. Kau bergadang semalaman? Kau tidak bisa memberikannya sendiri. Kau
juga tidak bisa menunjukkan kepedulian. Kenapa harus seperti ini?ā tanya Do
Kyung.
āIni
pertemanan. Yang salah tetap salah dan aku sangat mengerti alasanmu tidak bisa
kembali. Kau tidak mau menjadi mainan kakekmu.ā Jawab Ji An.
āMau menikah
denganku? Aku tidak akan menikahimu. Kau tidak akan menikahiku, bukan?ā ucap Do
Kyung.
Do Kyung lalu mengajak Ji An berkencan. Do Kyung bilang, walaupun tidak bisa menikahi Ji An, tapi dia mau mengencani Ji An setidaknya satu kali. Do Kyung bilang, hanya berkencan. Ji An pun setuju.
Mata Ji An
terlihat berkaca-kaca.
Comments
Post a Comment