Sebelumnya...
Giliran Oh Pyeong Pan berpidato di hadapan ribuan staff nya.
Do Hee terus memperhatikan Woo Jin. Rekan Do Hee heran, kenapa Woo Jin memakai jas biru hari itu. Do Hee bilang, warna biru tua menekan insting seorang pria. Rekannya bertanya lagi, kenapa Woo Jin ingin menekan instingnya.
āKau menginginkan batu yang bergelimangan di tanah atau tiara edisi terbatas yang dipajang di toko barang mewah?ā tanya Do Hee.
Do Hee lantas beranjak pergi. Rekannya, Joo Ye Bin, mengingatkan kalau sesi lelang amal untuk membantu anak-anak di Afrika baru akan dimulai. Tapi Do Hee menolak. Do Hee bilang, tidak ada gunanya membantu anak2 di negara lain.
Di pesawat, Tae Ri mulai bertingkah. Dia menyiramkan mie panas ke kepala pramugari yang melayaninya. Tae Ri tidak terima pramugari itu menyajikan mie panas untuknya. Ia bilang wadah steik memang harus dihangatkan, tapi tidak untuk wadah mie instan. Pramugari itu meminta maaf. Tapi Tae Ri malah menyiramnya dengan mie panas.
Chae Kang Min, suami Tae Ri, pun datang. Ia gemas melihat istrinya yang tidak bisa menjaga sikap. Apalagi orang2 di pesawat merekam saat Tae Ri menyiramkan mie panas itu ke si pramugari.
Video Tae Ri menyiram pramugari itu pun tersebar di internet. Netizen mengutuk perbuatan Tae Ri yang bertindak semena-mena.
āHai, Sayang. Kau mengejutkanku. Kau mau membunuhku sekarang? Kau penyelamatku.ā Ucap Cheon Dae.
Tuan Oh yang baru sampai di kantor, langsung disambut oleh berita TV soal video Tae Ri menyiram pramugari dengan ramen panas. Sontak, Tuan Oh kesal dan merutuki putri sulungnya itu. Tuan Oh heran, kenapa putrinya bisa jadi gila begitu padahal ia sudah menghabiskan uang banyak untuk mendidik dan membesarkan putrinya.
Tuan Oh lalu bertanya kapan Tae Ri kembali ke Korea. Hyun Joon bilang, Tae Ri akan segera tiba di Bandara Incheon.
Tae Ri baru saja tiba di Bandara Incheon. Para wartawan pun langsung mengerubunginya, menanyakan video ramen panas itu. Salah satu wartawan bahkan sampai menarik masker Tae Ri. Sontak, Tae Ri murka dan menghantamkan kepalanya ke si wartawan sampai wartawan itu mimisan. Tak cukup membuat wartawan itu mimisan, Tae Ri juga berteriak-teriak seperti orang gila.
Tuan Song dan Nyonya Kim sedang memata-matai Woo Jin. Mereka duduk di mobil dan menunggu di depan rumah Woo Jin. Tuan Song yang sudah lelah dan lapar, mengajak istrinya pulang. Ia juga tak mau orang2 salah paham dan mengira mereka penguntit.
āKau mengetahuinya, bukan? Jika kau berada di dekatku, aku akan dianggap serendah dirimu. Aku bahkan pindah rumah agar orang-orang tidak tahu tentangmu. Jangan pernah mendekati bandara. Paham?ā ucap Do Hee.
āSun Hee-ya, Ibu benar-benar tidak suka kau baik seperti ayahmu. Ingat kejadian yang menimpanya usai terlalu memedulikan orang lain? Ibu sedih melihat Do Hee tumbuh sangat egois. Tapi di sisi lain, Ibu tidak pernah mencemaskannya. Kau harus bisa hidup seperti dia. Dengan begitu, kehidupanmu akan membaik.ā Ucap Nyonya Lee.
Kang Min menjenguk Tae Ri di penjara. Ia memberitahu Tae Ri kalau wartawan itu mau menuntut Tae Ri. Tapi Tae Ri malah menghina wartawan itu dengan menyebut para wartawan sebagai pengemis yang hanya ingin mengambil uangnya. Kang Min pun kesal.
Pagi2, Sun Hee mendapat telepon yang membuatnya syok. Ia langsung loncat dari tempat tidur dan pergi ke tempat kerjanya.
Tuan Oh sedang mengomeli Kang Min yang tidak bisa mengendalikan Tae Ri. Tuan Oh baru saja diberitahu Kang Min soal insiden Tae Ri menyerang wartawan.
Woo Jin pun berbisik, memberitahu rencananya. Tuan Oh tertawa geli mendengar rencana Woo Jin. Dan setelah itu, dia menyuruh Hyun Joon memanggil Tae Yang.
Tapi begitu masuk rumah, ia mendapati brosnya di karpet. Saat dia mengedarkan pandangannya, dia melihat teko dan gelas yang berisi sisa air di atas meja.
Bel rumah mereka lalu berbunyi. Awalnya mereka mengira yang datang Nyonya Lee. Tapi Cho Rong tak yakin yang datang neneknya. Cho Rong bilang, kalau yang datang neneknya, maka sang nenek akan membunyikan bel seperti orang gila.
Begitu membuka pintu, mereka kaget melihat Do Hee. Do Hee nampak pucat. Tak lama kemudian, Do Hee pingsan. Sun Hee dan Cho Rong pun cemas.
Giliran Oh Pyeong Pan berpidato di hadapan ribuan staff nya.
āBerkat kalian semua, Maskapai Donghae bisa menghasilkan penjualan
sebesar 12 miliar dolar! One Air juga akan didirikan tahun ini. 30 tahun usai
berdirinya Maskapai Donghae, aku, Oh Pyeong Pan, akhirnya bisa mewujudkan
impianku! Ini terasa luar biasa!ā
Tuan Oh (selanjutnya kita panggil begini ya) lantas mengajak
hadirin bersulang untuk hari jadi Maskapai Donghae yang ke-30.
Tuan Oh lalu menyuruh para hadirin menikmati hidangan yang
telah disiapkan.
Do Hee terus memperhatikan Woo Jin. Rekan Do Hee heran, kenapa Woo Jin memakai jas biru hari itu. Do Hee bilang, warna biru tua menekan insting seorang pria. Rekannya bertanya lagi, kenapa Woo Jin ingin menekan instingnya.
āAku sudah memeriksa latar belakang pribadinya dan tampaknya
dia tidak meyakini pernikahan. Tubuh dan jiwanya sudah terlatih untuk menjauh
dari wanita. Sejak bergabung dengan perusahaan ini, dia tidak pernah berkencan
atau makan dengan pramugari.ā Jawab Do Hee.
Rekan Do Hee bertanya lagi, kenapa Do Hee tertarik pada Woo
Jin, sedangkan Woo Jin tidak tertarik pada pernikahan.
āKau menginginkan batu yang bergelimangan di tanah atau tiara edisi terbatas yang dipajang di toko barang mewah?ā tanya Do Hee.
āTentu saja, tiara edisi terbatas.ā Jawab rekan Do Hee.
āKenapa?ā tanya Do Hee lagi.
āKarena itu langka.ā Jawab rekannya.
āSama seperti Woo Jin. Dia pria langka. Dia seperti barang
langka yang ada di pasaraya atau museum.ā Ucap Do Hee.
Do Hee lantas beranjak pergi. Rekannya, Joo Ye Bin, mengingatkan kalau sesi lelang amal untuk membantu anak-anak di Afrika baru akan dimulai. Tapi Do Hee menolak. Do Hee bilang, tidak ada gunanya membantu anak2 di negara lain.
āOrang-orang melihat. Setidaknya pura-puralah ikut serta. Terkadang
kau tampak agak kejam.ā Ucap Ye Bin.
āLupakan saja. Orang-orang pasti akan menyebutku penyihir
berhati dingin. Aku tidak peduli jika mereka bilang begitu. Itu tidak
memengaruhi kehidupanku sama sekali.ā Jawab Do Hee, lalu mencium pialanya dan
beranjak pergi.
āDasar penyihir jahat. Melakukan semua hal sesuka hatinya
sendiri. Dia sangat menyebalkan.ā Gumam
Ye Bin setelah Do Hee pergi.
Di pesawat, Tae Ri mulai bertingkah. Dia menyiramkan mie panas ke kepala pramugari yang melayaninya. Tae Ri tidak terima pramugari itu menyajikan mie panas untuknya. Ia bilang wadah steik memang harus dihangatkan, tapi tidak untuk wadah mie instan. Pramugari itu meminta maaf. Tapi Tae Ri malah menyiramnya dengan mie panas.
Chae Kang Min, suami Tae Ri, pun datang. Ia gemas melihat istrinya yang tidak bisa menjaga sikap. Apalagi orang2 di pesawat merekam saat Tae Ri menyiramkan mie panas itu ke si pramugari.
āDasar jalang! Jalang!ā teriak Tae Ri pada pramugari itu.
Video Tae Ri menyiram pramugari itu pun tersebar di internet. Netizen mengutuk perbuatan Tae Ri yang bertindak semena-mena.
Gong Hyun Joon pun langsung melaporkan masalah itu pada Tuan
Oh. Tuan Oh kesal dan menyuruh asistennya menyelesaikan masalah itu diam-diam.
Cheon Dae yang baru bangun, langsung menyambar ponselnya dan
ber-selfie ria. Ia senyum2 sendiri sambil memuji ketampanannya. Setelah itu, ia
mau meng-upload fotonya ke medsos. Tapi belum selesai mengupload, ia dikejutkan
dengan telepon Sun Hee. Uniknya, ringtone ponselnya adalah rekaman suara Sun
Hee yang memintanya berhenti memainkan medsos.
āHai, Sayang. Kau mengejutkanku. Kau mau membunuhku sekarang? Kau penyelamatku.ā Ucap Cheon Dae.
āMaaf sudah mengejutkanmu. Tapi apa maksud perkataanmu
barusan?ā tanya Sun Hee.
āKau sangat kuno. Aku hidup berkat istriku. Kau ingin
jantungku berhenti, lalu mati karena dirimu?ā jawab Cheon Dae.
Sun Hee pun tersipu malu mendengar gombalan Cheon Dae. Sun
Hee lalu menyuruh Cheon Dae makan. Ia bilang sudah membuatkan Cheon Dae sarapan
sebelum pergi kerja.
Para ahjumma yang ikut bekerja bersama Sun Hee pun gemes
melihat Sun Hee yang masih saja mengurus Cheon Dae.
āKau tidak perlu mengurus suami pengangguranmu seperti itu. Dia
kesulitan mendapatkan pekerjaan. Dia membuat istrinya bekerja. Dia bermain
ponsel seharian, tapi kamu masih mengurusinya.ā Ucap salah satu ahjumma.
āBukan dia yang menyuruhku. Aku yang ingin melakukan hal
ini.ā Jawab Sun Hee.
Sun Hee juga mengaku, kalau dia mati-matian bekerja karena
ingin membuka bisnis food truck.
āBegitu memulai bisnisku, aku akan memberi kalian diskon 50
persen seumur hidup.ā Ucap Sun Hee, membuat para ahjumma itu senang.
Sun Hee lalu membagi-bagikan minuman vitamin pada ahjumma2
itu.
Tuan Oh yang baru sampai di kantor, langsung disambut oleh berita TV soal video Tae Ri menyiram pramugari dengan ramen panas. Sontak, Tuan Oh kesal dan merutuki putri sulungnya itu. Tuan Oh heran, kenapa putrinya bisa jadi gila begitu padahal ia sudah menghabiskan uang banyak untuk mendidik dan membesarkan putrinya.
Tuan Oh lalu bertanya kapan Tae Ri kembali ke Korea. Hyun Joon bilang, Tae Ri akan segera tiba di Bandara Incheon.
Tae Ri baru saja tiba di Bandara Incheon. Para wartawan pun langsung mengerubunginya, menanyakan video ramen panas itu. Salah satu wartawan bahkan sampai menarik masker Tae Ri. Sontak, Tae Ri murka dan menghantamkan kepalanya ke si wartawan sampai wartawan itu mimisan. Tak cukup membuat wartawan itu mimisan, Tae Ri juga berteriak-teriak seperti orang gila.
Kang Min pun bergegas menyeret istrinya pergi dari sana.
Saat Do Hee tidak ada di rumah, Sun Hee mampir untuk
memberinya persediaan kimchi. Sun Hee juga mengingatkan Do Hee kalau hari itu
adalah hari kematian ayah mereka.
Begitu masuk, Sun Hee terkagum2 melihat isi rumah Do Hee.
Dia juga iseng, mencoba seragam Do Hee dan mematut diri di kaca seolah2 dia
adalah pramugari.
Setelah itu, Sun Hee masuk ke dapur dan meletakkan kimchi
nya di kulkas.
Sun Hee lalu keluar untuk membuang sampah. Tapi tiba2,
seorang pria bermasker membekap mulutnya dan memanggilnya Do Hee. Pria itu
mengancam, akan memberi Do Hee waktu 4 hari untuk menyerahkan barangnya.
Setelah itu, pria itu kabur dan Sun Hee meneriakinya perampok tapi tak ada satu
pun yang datang.
āDia menyebut namamu. Dia menyebutkan sesuatu dan empat
hari. Apa yang dia inginkan darimu? Apakah kau diperas? Dia pria jahat, bukan?ā
ucap Sun Hee panic.
Do Hee pun menyuruh Sun Hee melupakan pria itu. Do Hee
kemudian bertanya, apa Sun Hee melihat wajah pria itu? Apa ada yang melihat
kejadian itu? Sun Hee bilang pria itu memakai topi jadi ia tak melihat wajahnya
dan tidak ada satu pun saksi yang melihat kejadian itu. Sun Hee lantas mengajak
Do Hee melaporkan kejadian itu pada polisi.
āDia salah satu mantan pacarku.ā Ucap Do Hee.
āKenapa mantan pacarmu memerasmu?ā tanya Sun Hee.
āItu bukan urusanmu. Sejak kapan aku menceritakan hal
semacam itu denganmu?ā jawab Do Hee.
Do Hee juga bilang kalau dia sedang diet dan tidak butuh
makanan pendamping dan menyuruh Sun Hee pergi. Ia juga tak peduli dengan Sun
Hee yang begitu mencemaskannya. Saat mau pergi, Sun Hee melihat surat kontrak
rumah di meja.
āKau akan pindah lagi? Tapi Kau baru saja pindah kemari. Kau
mencoba menghindarinya, bukan?ā tanya Sun Hee.
āKubilang pergi.ā Ucap Do Hee dingin.
Tuan Song dan Nyonya Kim sedang memata-matai Woo Jin. Mereka duduk di mobil dan menunggu di depan rumah Woo Jin. Tuan Song yang sudah lelah dan lapar, mengajak istrinya pulang. Ia juga tak mau orang2 salah paham dan mengira mereka penguntit.
Nyonya Kim tidak mau dan menunjukkan video Woo Jin yang
sedang melakukan yoga untuk menekan gairah terhadap wanita. Terkejutlaah Tuan
Song anaknya melakukan itu.
āPromosimu sebagai kepala kantor di cabang Jerman itu kabar
baik. Tapi kurasa aku tidak bisa pergi karena dia. Jika kita pergi, Woo Jin
bisa saja melajang seumur hidup dan menjadi pria tua lajang yang aneh. Putra
kita salah langkah. Jangan takut dengan masalah yang mungkin akan terjadi. Sebagai
ibunya, aku harus melakukan hal yang benar.ā Ucap Nyonya Kim.
āJangan bilang kau akan melakukan seperti katamu waktu itu.ā
Cemas Tuan Song.
āRahasiakan itu dari Woo Jin.ā Ucap Nyonya Kim, lalu
menghubungi Tuan Jung dari Real Estate Song Wool.
Nyonya Lee sedang menata hidangan untuk peringatan hari
kematian suaminya. Sun Hee berusaha menghubungi Do Hee, tapi tidak diangkat.
Sun Hee pun cemas. Ia takut terjadi
sesuatu pada Do Hee.
āDia pasti sengaja mengabaikan telepon Ibu.ā Ucap Cho Rong.
āBiarkan saja. Sudah lima tahun dia tidak mengikuti upacara
peringatan kematian ayahmu. Dia bilang kita menyedihkan. Do Hee mengabaikan dan
membencimu, kenapa kau baik sekali kepadanya? Kau lupa perlakuannya kepadamu?ā
jawab sang ibu.
Cho Rong langsung menggenggam tangan ibunya. Sementara Sun
Hee teringat salah satu perlakuan Do Hee padanya.
Do Hee ternyata datang ke nikahan Sun Hee. Tapi dia datang
untuk melabrak Sun Hee yang diterima menjadi kru kabin di perusahaan
penerbangan lain.
āAku baru saja terpilih sebagai model untuk kru kabin
perusahaanku. Tapi menurutmu apa yang akan terjadi jika mereka tahu kembaranku
bekerja di perusahaan saingan? Kau pikir mereka akan tetap menjadikanku model
kru kabin?ā ucap Do Hee kesal.
āAku tidak berusaha menghancurkan kehidupanmu. Kau juga
tahu, sejak kecil aku ingin bekerja sebagai pramugari.ā Jawab Sun Hee
berkaca-kaca.
āCari pekerjaan lain. Lakukan hal yang cocok untukmu.ā Ucap
Do Hee.
āOmong kosong apa ini? Kalian berdua mirip. Kenapa kau boleh
bekerja, tapi istriku tidak?ā protes Cheon Dae.
āHanya karena kami mirip, bukan berarti dia sekompeten diriku.ā
Jawab Do Hee.
Nyonya Lee dan Nyonya Byeon pun datang. Mereka terkejut
melihat pertengkaran itu.
āKau mengetahuinya, bukan? Jika kau berada di dekatku, aku akan dianggap serendah dirimu. Aku bahkan pindah rumah agar orang-orang tidak tahu tentangmu. Jangan pernah mendekati bandara. Paham?ā ucap Do Hee.
āKau jahat sekali. Terlepas dari yang kau rasakan, seharusnya
kau tidak datang dan melakukan ini di pernikahanku!ā tangis Sun Hee.
āDasar bodoh. Berapa kali lagi harus kutekankan? Aku sangat
muak denganmu dan juga Ibu. Aku ingin memutus hubunganku dengan kalian!ā ucap
Do Hee.
Do Hee lalu pergi. Ia melewati ibunya yang syok begitu saja
sambil menatap sang ibu dengan penuh kebencian.
Flashback end...
āSun Hee-ya, Ibu benar-benar tidak suka kau baik seperti ayahmu. Ingat kejadian yang menimpanya usai terlalu memedulikan orang lain? Ibu sedih melihat Do Hee tumbuh sangat egois. Tapi di sisi lain, Ibu tidak pernah mencemaskannya. Kau harus bisa hidup seperti dia. Dengan begitu, kehidupanmu akan membaik.ā Ucap Nyonya Lee.
Tuan Oh rapat bersama para eksekutifnya. Mereka membahas
krisis perusahaan yang terjadi gara2 insiden Tae Ri. Tapi para eksekutif itu
tidak bisa memberinya solusi.
Kang Min menjenguk Tae Ri di penjara. Ia memberitahu Tae Ri kalau wartawan itu mau menuntut Tae Ri. Tapi Tae Ri malah menghina wartawan itu dengan menyebut para wartawan sebagai pengemis yang hanya ingin mengambil uangnya. Kang Min pun kesal.
āBanyak orang kesal karena orang kaya menyalahgunakan
kekuasaan mereka. Orang-orang menandatangani petisi untuk memboikot Maskapai
Donghae. Nilai merek perusahaan dan harga saham, keduanya anjlok. Menilai dari
tanggapan masyarakat, kau tidak akan bebas semudah itu.ā Ucap Kang Min.
Kang Min juga mengajak Tae Ri bercerai, karena ia muak
mengurusi masalah Tae Ri. Ditambah lagi, Tae Ri juga ingin bercerai dengannya
sejak lama jadi ia akan menceraikan Tae Ri sekarang juga.
Pagi2, Sun Hee mendapat telepon yang membuatnya syok. Ia langsung loncat dari tempat tidur dan pergi ke tempat kerjanya.
Ternyata, boss nya menggelapkan uang gaji para ahjumma.
Parahnya lagi, Sun Hee ternyata menitipkan uang tabungannya yang akan
dipakainya sebagai modal bisnis food truck pada bossnya.
āPasti dia sudah merencanakannya. Dia sudah berada di luar
negeri. Dia mungkin sengaja melakukannya. Dia mungkin berpikir kau mudah
dibodohi.ā Ucap satu ahjumma.
Sun Hee langsung lemas. Tangisnya pecah, tapi kemudian ia
menerima telepon dari bossnya.
Woo Jin lagi2 ke kantor pakai jas biru itu. Woo Jin tak
sendiri, tapi ia datang bersama ayahnya yang ternyata seorang pilot juga.
Tuan Oh sedang mengomeli Kang Min yang tidak bisa mengendalikan Tae Ri. Tuan Oh baru saja diberitahu Kang Min soal insiden Tae Ri menyerang wartawan.
āBerapa harga saham kita?ā tanya Tuan Oh.
āSudah turun 13,38 persen. Harganya tidak pernah serendah
ini. Ini buruk karena banyak investor asing mulai membeli saham kita.ā Jawab
Kang Min.
āBagaimana dengan rencana kita mendirikan maskapai bujet
rendah? Jika sampai ada yang tidak beres, tidak ada dari kalian yang aman.ā
Ucap Tuan Oh.
āKementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi mengumumkan
mereka harus mempertimbangkan rencana bisnis itu.ā Jawab Kang Min.
Kesal, Tuan Oh langsung melemparkan sesuatu ke āitunyaā Kang
Min. Kang Min pun menunduk meminta maaf, dengan wajah kesal dan mengiris
kesakitan.
Ternyata Tuan Oh memarahi Kang Min di depan para eksekutif
juga. Tuan Oh lalu menanyakan pendapat Kapten Song, ayahnya Woo Jin. Tapi
ayahnya Woo Jin malah menyuruh Woo Jin yang memberi solusi.
āSeperti Laksamana Yi Sun Shin yang memiliki 12 kapal, kita
juga memiliki seseorang yang sangat berharga yang bisa membantu kita melewati
krisis ini.ā Ucap Woo Jin.
āSiapa dia?ā tanya Tuan Oh.
ā Oh Tae Yang.ā Jawab Woo Jin.
āPutraku? Dia tidak punya otak. Dia lebih gila daripada Tae
Ri.ā Jawab Tuan Oh.
āFakta bahwa dia gila yang tidak berotak adalah alasan tepat
bagi kita untuk memanfaatkannya.ā Ucap Woo Jin.
Woo Jin pun berbisik, memberitahu rencananya. Tuan Oh tertawa geli mendengar rencana Woo Jin. Dan setelah itu, dia menyuruh Hyun Joon memanggil Tae Yang.
āKatanya semua temannya sedang belajar manajemen bisnis, jadi,
dia tidak ingin kembali ke Korea karena akan bosan.ā Jawab Hyun Joon.
āKonon, sesuatu tidak akan ditemukan saat sedang dibutuhkan.
Bocah berandal itu pergi ke negeri jauh. Baiklah. Ayo tangkap dia. Siapkan
pesawat!ā suruh Tuan Oh.
Sun Hee pergi ke rumah sakit. Ia masuk ke sebuah kamar dan
mendapati boss nya di sana. Boss Sun Hee ternyata salah satu dari ahjumma2 itu.
āIni putraku. Kau pasti akan bilang aku tidak boleh
menghabiskan uang untuk anak yang sekarat, tapi aku tidak bisa membiarkannya
mati. Aku tahu operasinya tidak akan berhasil, tapi aku ibunya. Aku tetap harus
melakukannya. Aku harus melakukannya sebesar apa pun biayanya. Maafkan aku, Cho
Rong Eomma.ā
Sun Hee pun iba dan meminta si ahjumma itu melunasi
hutangnya dalam 10 tahun.
Do Hee pulang diantarkan seorang pria. Pria itu mengajak Do
Hee minum kopi tapi Do Hee menolak.
āBukankah sikapmu keterlaluan? Aku menjemputmu dari bandara
selama tiga bulan. Aku sudah bersikap baik. Kau harus memberiku imbalan.ā Ucap
pria itu.
āKau yang mengajakku berkenalan di pesawat. Katamu aku bisa
memanfaatkanmu seperti taksi. Kini kau ingin aku memberimu sesuatu? Jangan
menjadi pecundang.ā Jawab Do Hee.
āAku tahu kau cepat marah, tapi ini berlebihan. Kau sedang
datang bulan?ā tanya pria itu.
āKau benar. Aku sedang merasa kesal. Aku menunggu lama untuk
menyelesaikannya dan inilah saatnya. Hal kecil pun bisa menggangguku, jadi,
berhentilah merengek.ā Jawab Do Hee.
āMenurutmu aku mudah diperdaya?ā tanya pria itu.
āKita tidak perlu bertemu lagi.ā Jawab Do Hee.
āApa arti diriku bagimu? Apa yang selama ini aku lakukan?ā
tanya pria itu.
āPerlu kujawab? Kau pria yang sudah menikah.ā Jawab Do Hee.
Pria itu kaget, apa?
ā Enyahlah. Sebelum aku mengusirmu.ā Ucap Do Hee, lalu
mengambil kopernya dan pergi.
Tapi begitu masuk rumah, ia mendapati brosnya di karpet. Saat dia mengedarkan pandangannya, dia melihat teko dan gelas yang berisi sisa air di atas meja.
Cho Rong lagi menghibur ibunya. Sun Hee pun merasa kalau
peran mereka tertukar. Cho Rong lalu meminta ibunya berhenti bersikap baik. Cho
Rong minta, ibunya harus jadi lebih kejam dari Do Hee agar tidak dibodohi.
Bel rumah mereka lalu berbunyi. Awalnya mereka mengira yang datang Nyonya Lee. Tapi Cho Rong tak yakin yang datang neneknya. Cho Rong bilang, kalau yang datang neneknya, maka sang nenek akan membunyikan bel seperti orang gila.
Begitu membuka pintu, mereka kaget melihat Do Hee. Do Hee nampak pucat. Tak lama kemudian, Do Hee pingsan. Sun Hee dan Cho Rong pun cemas.
Bersambung..............
Comments
Post a Comment