Sebelumnya...
Do Kyung dan Ji An terkejut ketika Nyonya No menyuruh mereka menikah. Nyonya No bahkan berniat membukakan galeri untuk Ji An dan Ji An bisa menjadi Kepala Galeri setelah menikah dengan Do Kyung. Nyonya No juga menyuruh Do Kyung kembali ke perusahaan.
āHaesung pasti amat penting bagimu. Tapi katanya bukan hanya Ji An alasan Do Kyung tidak kembali. Serta Ji An bilang dia tidak mau bergabung dengan keluarga kita.ā Ucap Tuan Choi.
āKau percaya ucapannya? Mereka kini berkencan.ā Jawab Nyonya No.
Tuan Choi pun kaget, apa?
āJika begitu, kita tidak bisa ikut campur. Yang dikhawatirkan keluarga kita adalah pernikahan.ā Ucap Tuan Choi.
āItu sebabnya kau harus membantuku. Kau tahu aku mau membuka galeri. Ji An akan tampak terhormat jika mengelolanya. Sejujurnya, dia pintar, cukup terpelajar, rajin, berhasrat, dan berani juga. Tidak ada yang salah dengannya. Aku yakin dia juga akan merawat Do Kyung.ā Jawab Nyonya No.
āMereka lebih berhati-hati daripada dugaanku.ā Jawab Tuan Choi.
Do Kyung kembali menegur Ji An. Ia bertanya, apa Ji An lagi memikirkan tawaran orang tuanya. Ji An pun menyangkal. Ia mengaku tidak mau memikirkannya. Do Kyung setuju. Ia mengajak Ji An memikirkan soal itu nanti.
āKami hanya pabrik kecil yang baru buka. Aku harus melakukan pemasaran dan penjualan sendiri. Setelah melalui tes dan mendaftarkan hak paten, kami akan mulai, jadi, akan kubungkus sampel malam ini.ā Jawab Do Kyung.
āTidak bisa. Kemasan berperan besar. Aku akan mendesain kemasannya. Akan kubuat berkelas.ā Jawab Ji An.
Beralih ke Ji Soo yang lagi makan malam sama Hyuk, tapi Ji Soo malah sibuk melamun. Hyuk pun protes, ia bilang Ji Soo yang mengajaknya makan di sana. Tapi Ji Soo tidak menanggapi protesan Hyuk. Ia malah mengajak Hyuk bicara soal Ji An.
Seketaris Yoo makan dengan lahap. Do Kyung dan Ji An sampai melongo melihatnya. Seketaris Yoo menjelaskan, kalau ia lapar banget sejak tadi. Seketaris Yoo lalu beranjak beli kopi.
Ji An melarang Do Kyung mengantarnya. Ji An mengaku, tidak mau menjadi wanita yang meminta pacarnya yang lagi sibuk untuk mengantarkannya pulang.
Tuan Seo sedang melihat barang-barang yang tadi dibawakan Ji An dan Ji Soo saat mengunjunginya. Ia lalu membuka hadiah dari Ji An.
Di tempat lain, Soo A juga muntah-muntah. Ji Tae minta maaf karena sudah memaksa Soo A mengandung bayi mereka.
Hee lalu keluar dari dapur. Ji Soo menyapa Hee dengan ramah, tapi Hee lagi-lagi bersikap kurang ramah. Hee mengajak Boss Kang bicara.
āHyuk bukan tipe orang yang sekadar berkencan dan cepat berubah. Apa aku melakukan ini karena tidak menyukai Ji Soo? Kita harus mengencani dan menikahi seseorang yang mirip dengan kita. Kau tidak tahu rasanya. Latar belakang keluarga dan lingkungan tidak mudah berubah.ā Ucap Hee.
Yong Gook lalu beranjak ke pintu. Bersamaan dengan itu, Ji An masuk dengan membawakan beberapa perlengkapan.
Ji An pun tertawa. Yong Gook lantas pergi. Setelah Yong Gook pergi, Ji An mendekati Do Kyung dan meletakkan alat2 yang dibawanya di atas kursi.
Di tempat kursus, Tuan Seo diajak teman-temannya ikut konser musim semi. Tapi Tuan Seo menolak. Tuan Seo berkata, ia tidak cukup handal untuk itu. Tapi temannya memaksa. Temannya menyuruhnya berlatih sampai tiba waktunya, minggu pertama di Bulan April. Tuan Seo langsung terdiam.
Do Kyung tersenyum memandangi Ji An yang serius bekerja. Tapi kemudian, ia teringat kata-kata Ji An.
Ponsel Ji An berdering. Telepon dari Ji Tae yang menyuruh Ji An pulang. Ji An pun memberitahu Do Kyung kalau ia harus pulang. Ji An bilang, Soo A baru saja pulang. Soo An dan kakaknya sempat bertengkar hebat.
Soo A lantas berterima kasih pada Tuan Seo soal hadiahnya. Tuan Seo pun merendah, mengatakan jika hadiahnya bukanlah apa-apa.
āIbu mau Ji An belajar seni di luar negeri. Menjadi manajer galeri setelah kuliah di luar negeri bukanlah keinginan Ji An. Aku setuju dengan ibu dahulu karena yakin dia harus melakukannya sebagai keluarga kita. Tapi kini keadaannya berbeda.ā Ucap Do Kyung.
Di kamar, Tuan Choi marah karena Nyonya No sudah menipunya. Nyonya No yang terduduk lemas di kasur pun membela diri. Ia mengaku tidak punya pilihan lain. Nyonya No sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya membujuk Do Kyung pulang. Tuan Choi makin kesal. Nyonya No lalu merebahkan dirinya.
Ji An memenangkan kontes desain! Ia berniat memberitahu Do Kyung, tapi gak jadi dan memutuskan memberitahu ayahnya terlebih dahulu.
Ponsel Tuan Seo berdering. Telepon dari Ji An. Ji An memberitahu ayahnya itu kalau ia juara ketiga dalam kontes desain. Ji An bilang, itu kontes desain barang2 rumah tangga. Ji An mengaku, ia mendapatkan ide setelah melihat kamar lama ayahnya.
Tuan Seo heran Ji An berterima kasih padanya. Seok Doo pun berkata, ia iri pada Tuan Seo yang memiliki anak perempuan. Tuan Seo lantas memeriksa pesan Ji An.
Do Kyung dan Ji An terkejut ketika Nyonya No menyuruh mereka menikah. Nyonya No bahkan berniat membukakan galeri untuk Ji An dan Ji An bisa menjadi Kepala Galeri setelah menikah dengan Do Kyung. Nyonya No juga menyuruh Do Kyung kembali ke perusahaan.
Ji An diam
saja karena terkejut. Nyonya No heran dan bertanya, kenapa Ji An tidak
menjawabnya. Ji An pun mengaku, bahwa ia bingung.
āBingung?ā
tanya Nyonya No.
āAku
mengerti jika kau terkejut, tapi kenapa bingung? Kau terkejut karena tidak
pernah membayangkan ini? Ji An, seperti yang kau tahu, kakek amat marah pada Do
Kyung.ā
āIbu tidak
perlu memberitahu masalah itu pada Ji An.ā Ucap Do Kyung.
āDo
Kyung-ah, dengarkan dulu kata-kata ibumu.ā Sahut Tuan Choi.
āKami
merestui pernikahan ini hanya karena dia. Tapi untuk membuat kakeknya
menerimamu, Ji An, sebaiknya kau harus memantaskan dirimu sesuai reputasi
keluarga kami juga.ā Ucap Nyonya No.
āUntungnya
karena kau mau masuk sekolah seni, kurasa perubahannya tidak buruk juga
untukmu.ā Sahut Tuan Choi.
āAku akan
berpura-pura tidak mendengar tentang kebencianmu kepada keluarga kami karena
kau merasa terintimidasi. ā ucap Nyonya No.
āApakah
tiga tahun terlalu lama bagi kalian untuk hidup terpisah?ā tanya Tuan Choi.
āMemikirkan?
Untuk apa?ā tanya Nyonya No.
āBagi
kami, ini tidak sederhana.ā Jawab Do Kyung.
āKalian
berkencan hanya dalam sepekan. Kini tersisa berapa hari?ā tanya Tuan Choi.
āEmpat
hari.ā Jawab Do Kyung.
āKami
tunggu jawabannya setelah empat hari.ā Ucap Tuan Choi.
Pembicaraan
pun selesai. Do Kyung dan Ji An mengantarkan Tuan Choi dan Nyonya No ke mobil.
Setelah mereka pergi, Do Kyung menatap cemas Ji An.
Setelah mereka pergi, Do Kyung menatap cemas Ji An.
āKau
baik-baik saja?ā tanya Do Kyung.
āAku tidak
apa-apa.ā Jawab Ji An.
āKehadiran
ayah memberitahuku bahwa mereka serius. Ini cukup membingungkan. Aku sama
sekali tidak menduganya.ā Ucap Do Kyung.
āAku
tahu.ā Jawab Ji An.
Di mobil,
Tuan Choi tersenyum. Lalu ia mengingat pembicaraannya dengan Nyonya No semalam.
Flashback...
Tuan Choi
terkejut saat istrinya bilang akan membiarkan Do Kyung dan Ji An menikah.
Nyonya No pun berkata, bahwa ia tak punya pilihan lain lagi agar Do Kyung
kembali ke rumah. Tapi Tuan Choi tidak percaya.
āMereka
tidak bisa menikah sekarang. Setelah membuatnya menerima mereka dan Ji An pergi
kuliah, barulah mereka menikah. Do Kyung akan membuktikan dirinya setelah tiga
tahun. Ayah tidak bisa menolak mereka tanpa alasan bagus.ā Jawab Nyonya No.
āHaesung pasti amat penting bagimu. Tapi katanya bukan hanya Ji An alasan Do Kyung tidak kembali. Serta Ji An bilang dia tidak mau bergabung dengan keluarga kita.ā Ucap Tuan Choi.
āKau percaya ucapannya? Mereka kini berkencan.ā Jawab Nyonya No.
Tuan Choi pun kaget, apa?
āAku memergoki
mereka berkencan. Katanya mereka hanya berkencan selama sepekan. Kau kira
mereka bisa putus setelahnya?ā ucap Nyonya No.
āMereka hanya berkencan selama sepekan?ā tanya Tuan Choi.
āMereka hanya berkencan selama sepekan?ā tanya Tuan Choi.
āYa.
Menurut mereka, itu hanya sebatas berkencan. Sebatas berkencan.ā Jawab Nyonya
No.
āJika begitu, kita tidak bisa ikut campur. Yang dikhawatirkan keluarga kita adalah pernikahan.ā Ucap Tuan Choi.
āItu sebabnya kau harus membantuku. Kau tahu aku mau membuka galeri. Ji An akan tampak terhormat jika mengelolanya. Sejujurnya, dia pintar, cukup terpelajar, rajin, berhasrat, dan berani juga. Tidak ada yang salah dengannya. Aku yakin dia juga akan merawat Do Kyung.ā Jawab Nyonya No.
āKamu mau
aku bagaimana?ā tanya Tuan Choi.
āBantu aku membujuk mereka. Karena tidak bisa memberi tahu ayah soal mereka sekarang, kita harus membujuk mereka agar mereka mengikuti kita.ā Jawab Nyonya No.
āBantu aku membujuk mereka. Karena tidak bisa memberi tahu ayah soal mereka sekarang, kita harus membujuk mereka agar mereka mengikuti kita.ā Jawab Nyonya No.
Tuan Choi
masih ragu.
āBayangkan
jika ayah sungguh menyerah dengan Do Kyung. Apa itu maumu? Bagaimana jika Do
Kyung menyesali keputusannya nanti? Sebagai orang tuanya, kita harus melindungi
putra sulung kita.ā Ucap Nyonya No.
Flashback
end...
āMereka lebih berhati-hati daripada dugaanku.ā Jawab Tuan Choi.
āSelama
ini mereka berpura-pura tidak terlibat. Mereka pasti malu langsung menerimanya.ā
Ucap Nyonya No.
Di mobil,
Ji An pun tengah memikirkan tawaran Nyonya No. Do Kyung memecah keheningan,
dengan memastikan kalau Ji An benar-benar menyukai seni. Do Kyung bertanya, apa
mungkin Ji An mengepalai galeri seni pahat.
āJika aku
setuju kuliah ke luar negeri, apakah kau akan kembali bekerja?ā tanya Ji An.
āJika kita
bersama.ā Jawab Do Kyung, tapi berikutnya Do Kyung meminta Ji An melupakan
ucapannya barusan.
āDia
memperkenalkanku sebagai putrinya, tapi aku akan menjadi menantunya?ā batin Ji
An bingung.
Do Kyung kembali menegur Ji An. Ia bertanya, apa Ji An lagi memikirkan tawaran orang tuanya. Ji An pun menyangkal. Ia mengaku tidak mau memikirkannya. Do Kyung setuju. Ia mengajak Ji An memikirkan soal itu nanti.
Mereka
lalu ke pabrik dan disambut oleh Seketaris Yoo. Do Kyung menanyakan draftnya.
Seketaris Yoo bilang, ia sudah mengirimkan hasil uji kualitas dan menyelesaikan
daftar persiapan yang dibutuhkan.
āLetakkan
di ruanganku.ā Suruh Do Kyung. Seketaris Yoo mengerti dan langsung pergi.
Do Kyung
lalu mengajak Ji An melihat pelletnya.
āProduk
kami bebas perekat, polutan, bahan berbahaya, dan benar-benar organik. Kami
hanya menggunakan bagian dalam tanpa kulit, jadi, kami akan memperkenalkan
produk terbaik. Aku tertarik dengan produk ramah lingkungan.ā Ucap Do Kyung.
āDengan
pemasaran yang tepat, keuntungannya akan besar. Bagaimana dengan distribusinya?ā
tanya Ji An.
āAku akan
membagikan sampel gratis ke toko hewan piaraan, klinik dokter hewan, dan kafe
kucing.ā Jawab Do Kyung.
āKau akan
menjualnya secara online?ā tanya Ji An.
āKami hanya pabrik kecil yang baru buka. Aku harus melakukan pemasaran dan penjualan sendiri. Setelah melalui tes dan mendaftarkan hak paten, kami akan mulai, jadi, akan kubungkus sampel malam ini.ā Jawab Do Kyung.
āAku belum
pernah melihatmu sebersemangat ini.ā Ucap Ji An.
āApa aku tampak
bersemengat? Mungkin karena ini bisnis pertamaku?ā jawab Do Kyung.
Do Kyung
kemudian mengajak Ji An melihat ruangannya.
āIni apa?ā
tanya Ji An saat melihat banyak bungkus plastik di atas meja.
āItu
bungkus produk kami. Ini hanya kantong plastik.ā Jawab Seketaris Yoo.
āIni
terlalu sederhana. Aku mau meletakkan logo kami di sini.ā Ucap Do Kyung.
āTidak bisa. Kemasan berperan besar. Aku akan mendesain kemasannya. Akan kubuat berkelas.ā Jawab Ji An.
āAku mau
memintamu melakukan hal lain. Aku mau memesan toilet kucing darimu. Aku minta kau
mendesainnya. Ini pesanan resmi untuk Nona Seo Ji An.ā Ucap Do Kyung.
Ji An pun
dengan senang hati menerimanya dan langsung membuatkan desainnya.
Do Kyung
tidak menyangka, Ji An jago menggambar juga.
āAku bisa
membuatkan ini untukmu. Jabarkan strategi pemasaranmu kepadaku.ā Ucap Ji An.
Ji An
berkata, strategi pemasaran Do Kyung cukup bagus tapi orang-orang zaman
sekarang lebih banyak menggunakan media sosial. Do Kyung pun menjawab, bahwa ia
dan Seketaris Yoo tidak tahu banyak soal itu. Ji An memberi saran.
Pertama,
Do Kyung harus membuat akun resmi perusahaan Do Kyung. Lalu, Do Kyung harus
mengunggah video atau kiriman untuk mempromosikan produknya. Setelah itu, Ji An
meminta Do Kyung merekrut penguji di akun itu. Dan sebagai tambahan, pendaftar
bisa mengunggah kiriman untuk mempromosikan produknya. Ji An juga menyuruh Do
Kyung membuat beberapa tagar seperti pelet kayu, pelet untuk hewan, kucing, 100
persen ramah lingkungan dan sebagainya.
Ji An pun
mengambil ponselnya. Ia mau menunjukkan beberapa contoh agar Do Kyung makin
mengerti. Do Kyung pun tersenyum dan terus memandangi wajah Ji An. Ji An yang
tahu Do Kyung sedang memandangi wajahnya pun menyuruh Do Kyung tetap fokus.
Beralih ke Ji Soo yang lagi makan malam sama Hyuk, tapi Ji Soo malah sibuk melamun. Hyuk pun protes, ia bilang Ji Soo yang mengajaknya makan di sana. Tapi Ji Soo tidak menanggapi protesan Hyuk. Ia malah mengajak Hyuk bicara soal Ji An.
āKenapa
ayah ingin bertemu Ji An? Apa ayah berusaha membantunya? Kenapa Ji An tidak
menelponku.ā
āKau tidak
bisa dipercaya, Ji Soo-ya.ā
āApa?ā
tanya Ji Soo.
āDia akan
menelponmu saat sempat. Harus berapa kali kuulangi.ā Jawab Hyuk.
Hyuk juga
bertanya, siapa yang Ji Soo sukai sebenarnya. Dia atau Ji An? Hyuk protes
karena Ji Soo terus saja membahas Ji An. Ji Soo membela diri, ia bilang yang ia
bahas itu Ji An, bukan pria lain.
āKenapa?
Aku tidak boleh cemburu karena wanita lain?ā tanya Hyuk.
Ji Soo pun
tertawa.
Hyuk lalu
menatap Ji Soo lekat-lekat.
āSeo Ji
Soo, mulai saat ini, pikirkan aku saja.ā Pinta Hyuk.
āArraseo.ā
Jawab Ji Soo, sembari tertawa, lalu menyuapi Hyuk.
Makanan
pesenan Seketaris Yoo pun datang. Ji An terkejut Seketaris Yoo memesan lauk.
Seketaris Yoo bilang, tidak banyak restoran yang punya jasa pengantaran di
dekat pabrik.
āIni mudah
dan nyaman.ā Ucap Seketaris Yoo.
āIni lebih
baik daripada makan diluar. Ini seperti makanan rumahan.ā Jawab Ji An.
Seketaris Yoo makan dengan lahap. Do Kyung dan Ji An sampai melongo melihatnya. Seketaris Yoo menjelaskan, kalau ia lapar banget sejak tadi. Seketaris Yoo lalu beranjak beli kopi.
āPerutnya
bisa sakit nanti.ā Ucap Ji An.
āGwan Woo
cepat tanggap. Dia memang pegawai andal.ā Puji Do Kyung
āKau pasti
menikmati pekerjaanmu. Kau sangat bahagia sejak tiba disini.ā Ucap Ji An.
āMembahas
pekerjaan denganmu jauh lebih menyenangkan. Aku senang bekerja denganmu di tim
pemasaran. Pasti menyenangkan jika kita mengelola bisnis bersama.ā Jawab Do
Kyung.
Wajah Ji
An pun seketika berubah sedih. Do Kyung pun berusaha mengerti kalau pekerjaan
yang ia senangi berbeda dengan pekerjaan yang disengani Ji An.
Ponsel Ji
An kemudian berdering. SMS dari Ji Soo yang menanyakan pertemuan Ji An dengan
ayahnya. Ji An pun seketika terdiam. Do Kyung penasaran, siapa yang mengirimi
Ji An pesan. Ji An tidak memberitahu Do Kyung. Ia hanya bilang, harus segera
pergi karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Ji An melarang Do Kyung mengantarnya. Ji An mengaku, tidak mau menjadi wanita yang meminta pacarnya yang lagi sibuk untuk mengantarkannya pulang.
āKudengar kau
harus bekerja semalaman mengemas sampel. Kembalilah ke dalam. Akan kubawakan
desainnya besok seusai bekerja.ā Ucap Ji An.
āJangan
berlari, nanti jatuh.ā Teriak Do Kyung cemas.
Ji An
menemui Ji Soo di sebuah kafe. Ji Soo terkejut mendengar cerita Ji An. Ji Soo
bilang, Nyonya No bahkan mengancamnya untuk kuliah di luar negeri supaya tidak
malu.
āSeo Hyun
pernah bilang begini. Katanya mereka hanya tidak ingin malu. Itu paling sesuai
untuk Kakek.ā Ucap Ji Soo.
āDi
samping itu, aku pernah diperkenalkan ke orang-orang yang amat penting sebagai
Choi Eun Seok.ā Jawab Ji An.
āBenar
juga. Itu alasan mereka mendandaniku sepertimu saat aku diperkenalkan ke
orang-orang.ā Ucap Ji Soo.
āTampaknya
Do Kyung tidak tahu.ā Sesal Ji An.
āMereka
amat luar biasa. Padahal kalian hanya mau berkencan sepekan. Mereka masih saja
mempersulitnya. Kau pasti sedih sekali.ā Ucap Ji Soo.
āTapi Ji
Soo-ya, untuk sesaat, kubayangkan bagaimana jika dia sungguh-sungguh. Bagaimana
jika dia serius?ā jawab Ji An.
āKau
bersedia menjadi menantu mereka setelah berkuliah di luar negeri?ā tanya Ji
Soo.
āTidak,
bukan itu. Aku hanya membayangkan pasti menyenangkan jika aku bisa bersamanya. Itu
saja.ā Jawab Ji An.
Tuan Seo sedang melihat barang-barang yang tadi dibawakan Ji An dan Ji Soo saat mengunjunginya. Ia lalu membuka hadiah dari Ji An.
āApa ini?ā
tanyanya kaget sambil melihat boneka kayunya, hadiah dari Ji An.
Ayah terkejut? Aku
membuatnya sendiri. Aku hebat, bukan? Karena semangat Ayah masih muda, aku
mengenakannya celana jin dan kaus. Ji Soo, Kak Ji Tae, Ji Ho, Ibu, dan aku. Selagi
merawat kami, ayah melupakan hobi Ayah dan aku mau memberikan selamat karena
sudah mendapatkannya lagi. Dari putri tersayang Ayah, Ji An.
āBagaimana
bisa dia membuatnya amat bagus? Dia memang berbakat sejak lahir. Serta aku
tidak bisa memberikannya pelatihan yang sesuai.ā Sesal Tuan Seo.
āAstaga,
kenapa dia terus saja memberikan makanan yang tidak bisa kumakan.ā Gumamnya.
Ketika
hendak membaca surat istrinya, ia pun kembali merasa mual dan berlari keluar.
Di tempat lain, Soo A juga muntah-muntah. Ji Tae minta maaf karena sudah memaksa Soo A mengandung bayi mereka.
āJangan
bilang begitu. Ini amat menarik. Awalnya, aku agak mual. Tapi aku tidak
mual-mual di pagi hari. Tapi setelah aku memutuskan akan melahirkan bayinya, aku
mual di pagi hari untuk kali pertama. Kurasa bayinya tahu. Dia tahu aku tidak
menginginkannya.ā Jawab Soo A.
āApa
maksudmu?ā tanya Ji Tae.
āDia tahu.
Dia lega sekarang, jadi, dia memberitahuku bahwa dia ada. Ini terasa amat aneh,
Sayang.ā Jawab Soo A sambil memegangi perutnya.
Paginya,
di toko roti, Boss Kang mau mengajari Ji Soo cara membuat roti prancis. Ji Soo
penasaran, apakah rasanya akan enak jika hanya dibuat dari tepung, air dan
garam saja. Boss Kang menjawab, Ji Soo akan terkejut saat memakannya. Makin
dikunyah, makin kaya rasa rotinya.
āKapan anda
belajar membuat roti Prancis?ā tanya Ji Soo.
āDahulu, aku
menjual bungeoppang di depan toko roti Prancis. Tukang rotinya, maksudku,
pembuat kuenya... Pembuat kue toko itu mengajariku. Dia dahulu menyukai
bungeoppang buatanku.ā Jawab Boss Kang.
Hee lalu keluar dari dapur. Ji Soo menyapa Hee dengan ramah, tapi Hee lagi-lagi bersikap kurang ramah. Hee mengajak Boss Kang bicara.
Mereka
bicara di kamar. Hee protes karena Boss Kang masih mengajari Ji Soo cara
membuat roti.
āMemangnya
kenapa, Hee? Ayolah. Kau tahu betapa sulitnya saat ada rintangan di antara
pasangan. Kenapa kau malah mau menjadi rintangan?ā jawab Boss Kang.
āMereka
berbeda dari kita. Tidak, aku paham benar karena sudah melaluinya. Aku tahu
betapa lancang dan brutalnya orang-orang berduit. Keluarga Ji Soo jauh lebih
kaya daripada mantan suamiku. Serta mereka memanfaatkan kekayaan itu.ā Ucap
Hee.
āMereka
tidak akan segera menikah. Mereka juga diizinkan berkencan.ā Jawab Boss Kang.
āHyuk bukan tipe orang yang sekadar berkencan dan cepat berubah. Apa aku melakukan ini karena tidak menyukai Ji Soo? Kita harus mengencani dan menikahi seseorang yang mirip dengan kita. Kau tidak tahu rasanya. Latar belakang keluarga dan lingkungan tidak mudah berubah.ā Ucap Hee.
āYa, aku
tidak tahu. Aku tidak tahu karena aku yatim piatu. Aku tidak tahu apa-apa soal
latar belakang keluarga.ā Kesal Boss Kang.
āMianhe,
Nam Goo-ssi. Aku tidak bermaksud menyinggungmu.ā Jawab Hee.
āHee, Ji
Soo dan aku saling mengenal sebelum kita menikah. Dia orang pertama yang
kuterima sebagai asistenku. Dia murid pertamaku. Walaupun kita sudah menikah, kuharap
kau tidak kelewatan.ā Ucap Boss Kang.
āMaksudmu,
Ji Soo lebih penting dariku?ā tanya Hee.
āBukan
begitu!ā jawab Boss Kang.
āKau baru
saja membentakku.ā Ucap Hee kesal, lalu pergi.
Do Kyung
minta bantuan Yong Gook. Ia bilang, sebelum buka, ia mau mengunggah beberapa
foto produk di situs web.
Yong Gook
pun memberi ucapan selamat pada Do Kyung. Ia bahkan memanggil Do Kyung CEO.
āKirimkan
desainnya jika sudah dikonfirmasi.ā Ucap Yong Gook.
Yong Gook lalu beranjak ke pintu. Bersamaan dengan itu, Ji An masuk dengan membawakan beberapa perlengkapan.
āJadi dia
alasanmu mengurus pesanannya amat cepat, Seo Ji An-ssi?ā goda Yong Gook.
Ji An pun tertawa. Yong Gook lantas pergi. Setelah Yong Gook pergi, Ji An mendekati Do Kyung dan meletakkan alat2 yang dibawanya di atas kursi.
āKenapa
kau kemari? Aku baru akan menjemputmu.ā Ucap Do Kyung.
āAku
terpikirkan sesuatu. Akan kubuat disini.ā Jawab Ji An.
āApa yang
mau kau buat?ā tanya Do Kyung.
āIni untuk
acara hari yayasan. Kita akan meletakkan mainan kucing di toilet kucing. Ini
akan menjadi satu pasang. Hanya 30 orang pertama yang akan mendapatkannya.ā
Jawab Ji An.
Do Kyung
protes, āApa maksudmu? Kita harus berkencan.ā
āTapi aku
mau melakukan ini. Aku mau membantu pacarku saat dia sibuk bekerja.ā Jawab Ji
An.
Ji An lalu
memarahi Do Kyung, āChoi Do Kyung-ssi, kau akan memulai bisnis. Kau kira kau punya waktu untuk berkencan?ā
āPunya.
Kita tidak bisa berada di sini terus.ā Jawab Do Kyung.
Ji An pun
merangkul Do Kyung.
āBukankah
tidak apa-apa asalkan kita bersama? Hari ini akan seperti kemarin dan besok
akan seperti hari ini.ā Ucap Ji An.
Do Kyung
tersenyum. Lalu, Ji An melepas rangkulannya dan menunjukkan mainan kucing yang
dibawanya.
Soo A
akhirnya melihat hadiah dari Tuan Seo. Ia terharu.
āSunbae,
ini kali pertama aku menerima hadiah seperti ini. Ini juga kali pertamaku
menyiapkan hadiah untuk seseorang yang sekarat. Aku bahkan bukan anaknya, tapi
dia mengkhawatirkanku.ā Ucap Soo A.
āApa
maksudmu?ā tanya Seung Won.
āSejujurnya,
kukira mertuaku adalah keluarga suamiku. Aku tidak menganggap mereka sebagai
keluargaku sendiri. Tapi kurasa, ayah mertuaku menganggapku keluarganya sendiri.ā
Jawab Soo A.
Di tempat kursus, Tuan Seo diajak teman-temannya ikut konser musim semi. Tapi Tuan Seo menolak. Tuan Seo berkata, ia tidak cukup handal untuk itu. Tapi temannya memaksa. Temannya menyuruhnya berlatih sampai tiba waktunya, minggu pertama di Bulan April. Tuan Seo langsung terdiam.
Lalu,
ponsel Tuan Seo berdering.
āHalo?
Ayah dimana? Di Jeongseon?ā tanya Ji Tae.
Do Kyung tersenyum memandangi Ji An yang serius bekerja. Tapi kemudian, ia teringat kata-kata Ji An.
āAku baru
saja mulai bahagia. Aku akhirnya tahu apa artinya santai dan bahagia. Aku
akhirnya tahu.ā Ucap Ji An.
āJika aku
setuju kuliah di luar negeri, akankah kau kembali bekerja?ā tanya Ji An.
Do Kyung
juga ingat perkataannya ke sang kakek, kalau ia tidak akan kembali ke rumah. Do
Kyung juga ingat kata-kata kakeknya tentang sang kakek yang menampar Tuan Seo.
Terakhir,
ia ingat kata-kata sang ibu bahwa Ji An harus memantaskan diri agar bisa
diterima di keluarga mereka.
Do Kyung
pun akhirnya menyadari sesuatu.
Ponsel Ji An berdering. Telepon dari Ji Tae yang menyuruh Ji An pulang. Ji An pun memberitahu Do Kyung kalau ia harus pulang. Ji An bilang, Soo A baru saja pulang. Soo An dan kakaknya sempat bertengkar hebat.
āBerkatmu,
aku melihatnya di pernikahan, tapi setelah itu tidak pernah melihatnya lagi.ā
Ucap Ji An.
āKalau
begitu, kau harus pergi. Tapi aku akan mengantarkanmu.ā Jawab Do Kyung.
Bersamaan
dengan itu, Tuan Seo yang hampir sampai di rumah, melihat Ji An dan Do Kyung
berpegangan tangan di depan rumah.
Ji An
meminta maaf pada Soo A karena mereka baru bertemu sekarang. Soo A juga minta
maaf karena tidak ada di rumah saat Ji An kembali. Nyonya Yang pun berterima
kasih pada Soo A karena Soo A sudah kembali. Dan Ji An berkata, sudah
membuatkan lampu untuk mereka berdua.
āOmong-omong,
Ibu ke mana saja?ā tanya Ji Tae.
āIbu
mendapat pekerjaan di supermarket sebagai kasir.ā Jawab Nyonya Yang.
āIbu
bekerja?ā tanya Ji An.
āSetelah
yang ibu lalui dengan ayah kalian, ibu menyadari betapa bodohnya ibu. Hidup di
bawah perlindungannya, ibu tidak tahu apa-apa. Ibulah yang membuat ayah sakit.ā
Ucap Nyonya Yang.
āItu tidak
benar, Bu.ā Jawab Ji Tae dan Ji An.
āIbu amat
bersyukur kalian menerima ibu kembali sebagai ibu kalian. Jadi, mulai sekarang,
ibu tidak akan bergantung kepada kalian atau ayah. Ibu akan berusaha
menghasilkan uang meski hanya sedikit.ā Ucap Nyonya Yang.
āItu tidak
buruk. Orang-orang hidup sampai 100 tahun dan Ibu masih muda. Ayah juga akan
lebih tidak tertekan jika Ibu bekerja.ā Jawab Ji An.
Tuan Seo
pun datang. Ji An langsung memberitahu keluarga tentang kehamilan Soo A.
Sontak, mereka langsung heboh. Ji An penasaran, anaknya laki-laki atau
perempuan.
Soo A lantas berterima kasih pada Tuan Seo soal hadiahnya. Tuan Seo pun merendah, mengatakan jika hadiahnya bukanlah apa-apa.
Ji Tae pun
menyuruh mereka semua duduk. Tapi Tuan Seo malah menyuruh Soo A istirahat
karena Soo A terlihat lelah. Nyonya Yang menjawab, ia mengatakan jika wanita
memang seperti itu pada tahap awal kehamilan. Nyonya Yang lalu melarang Soo A
melakukan pekerjaan berat.
Setelah
itu, Soo A naik ke atas bersama Ji Tae dan Ji An.
āSudah. Aku
akan kembali ke Jeongseon sekarang. Jangan bilang Soo A bahwa aku sakit. Bilang
saja aku bekerja di Jeongseon.ā Jawab Tuan Seo.
āKau mau
pergi sekarang? Perjalananmu melelahkan. Kau sebaiknya bermalam.ā Ucap Nyonya
Yang.
āMendengarku
muntah dan mengerang tidak akan membantu Soo A.ā Jawab Tuan Seo.
āApakah itu
sering terjadi?ā tanya Nyonya Yang.
āTerkadang.ā
Jawab Tuan Seo.
Do Kyung
pulang ke rumah untuk memberikan jawabannya. Do Kyung berkata, ia tidak akan
menikahi Ji An jadi Ji An tidak perlu kuliah diluar negeri dan ia tidak akan
kembali ke perusahaan. Nyonya No kaget serta penasaran dengan alasan Do Kyung
menolak menikahi Ji An.
āIbu mau Ji An belajar seni di luar negeri. Menjadi manajer galeri setelah kuliah di luar negeri bukanlah keinginan Ji An. Aku setuju dengan ibu dahulu karena yakin dia harus melakukannya sebagai keluarga kita. Tapi kini keadaannya berbeda.ā Ucap Do Kyung.
āApa yang
berbeda sekarang?ā tanya Tuan Choi.
āMaaf harus
mengatakan ini, tapi kurasa kalian mau kami menikah setelah Ji An belajar seni
di luar negeri hanya untuk memisahkan Ji An dan aku selama tiga tahun. Aku akan
kembali ke perusahaan dan Ji An akan terpisah dariku, maka dengan begitu tiga tahun cukup untuk menikahkanku dengan
orang lain dan mendapatkan cucu bagi ibu dan kakek.ā Jawab Do Kyung.
Tuan Choi
pun marah, Choi Do Kyung! Bagaimana bisa kau menduga ibumu sendiri berbuat
seperti itu!
āLantas,
tolong izinkan aku mendaftarkan pernikahanku sekarang. Aku tidak akan memberi
tahu siapa pun sampai Ji An kembali. Bisakah aku mendaftarkan pernikahanku
terlebih dahulu?ā pinta Do Kyung.
āTidak ada
rahasia di dunia ini! Bagaimana bisa dia mendaftarkan pernikahan tanpa
mengadakan upacara pernikahan?ā ucap Nyonya No.
āTidak
akan ada yang tahu jika mereka bungkam. Bahkan ayahmu.ā Jawab Tuan Choi.
Do Kyung
pun mengerti. Ia pamit, tapi sebelum pergi ia minta ibunya berhenti mengganggu
Ji An.
āChoi Do
Kyung, ibu melakukan ini untukmu. Kau sungguh ingin dicampakkan oleh kakekmu? Apa
Haesung tidak berarti bagimu?ā ucap Nyonya No.
Tapi Do
Kyung tidak peduli dan terus berjalan ke pintu.
Di kamar, Tuan Choi marah karena Nyonya No sudah menipunya. Nyonya No yang terduduk lemas di kasur pun membela diri. Ia mengaku tidak punya pilihan lain. Nyonya No sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya membujuk Do Kyung pulang. Tuan Choi makin kesal. Nyonya No lalu merebahkan dirinya.
Ji An memenangkan kontes desain! Ia berniat memberitahu Do Kyung, tapi gak jadi dan memutuskan memberitahu ayahnya terlebih dahulu.
Di rumah
lamanya, Tuan Seo bicara dengan Seok Doo. Tuan Seo mengaku, bahwa rumahnya
tidak lagi terasa nyaman karena anak-anaknya terus datang mengunjunginya. Tapi
kemudian, Tuan Seo bilang, ia senang melihat anak-anaknya tersenyum padanya.
Tuan Seo juga memberitahu Seok Doo tentang kehamilan Soo A.
Ponsel Tuan Seo berdering. Telepon dari Ji An. Ji An memberitahu ayahnya itu kalau ia juara ketiga dalam kontes desain. Ji An bilang, itu kontes desain barang2 rumah tangga. Ji An mengaku, ia mendapatkan ide setelah melihat kamar lama ayahnya.
āBagaimana
kau melakukannya? Kau bahkan tidak belajar desain.ā Tanya Tuan Seo.
Tuan Seo
lalu memberitahu Seok Doo perihal kemenangan Ji An.
āApa Paman
Seok Doo di sana?ā tanya Ji An.
āYa, dia
datang ke Korea untuk perjalanan bisnis.ā Jawab Tuan Seo.
āSungguh?
Bersenang-senanglah dengannya. Akan kukirimkan detailnya melalui pesan. Terima kasih,
Ayah. Dah.ā Ucap Ji An.
Tuan Seo heran Ji An berterima kasih padanya. Seok Doo pun berkata, ia iri pada Tuan Seo yang memiliki anak perempuan. Tuan Seo lantas memeriksa pesan Ji An.
Ji An
mendapatkan hadiah 1000 dollar serta Ji An juga diberi kesempatan sekolah
desain di Finlandia selama 6 bulan.
āKau tahu
dia berbakat.ā Puji Seok Doo.
Tuan Seo
lalu teringat Ji An yang berpegangan tangan dengan Do Kyung di depan rumah.
āAyah Ji
Soo adalah pendukungnya yang sesungguhnya. Aku iri dengannya.ā Ucap Tuan Seo.
Comments
Post a Comment