Sebelumnya...
Nyonya No akhirnya merestui hubungan Do Kyung dan Ji An, tapi Do Kyung bilang hubungannya dengan Ji An sudah berakhir. Tuan Choi bertanya, kenapa? Do Kyung menjawab, bahwa seharusnya sejak dulu ia tidak memulai hubungan dengan Ji An. Do Kyung lantas melarang ibunya membicarakan Ji An lagi dan naik ke lantai atas.
Do Kyung akhirnya datang ke rumah sakit itu. Ia masuk ke kamar ayah dan mendapati ayah sedang duduk menatap keluar jendela.
Merasa ada seseorang di belakangnya, ayah pun menoleh dan terkejut melihat Do Kyung. Do Kyung langsung mendekati ayah, kemudian berlutut sambil menangis dan meminta maaf.
Di rumah, Ji Tae memahami perasaan Ji An yang berat meninggalkan ayah di rumah sakit. Ji An lantas mengingatkan Ji Tae soal buku catatan ayah yang dibacanya di Jeongseon.
Ji An, Ji Soo dan Nyonya Yang membawa Tuan Seo ke sebuah tempat. Tuan Seo ingat, tempat itu adalah lokasi pernikahan Ji Tae dulu. Ji Soo berkata, mereka akan mengadakan acara keluarga di tempat itu.
Ji An dan Ji Soo lantas melambaikan tangan mereka pada Ji Tae dan Ji Ho. Ji Tae dan Ji Ho nampak sibuk menyiapkan konser untuk Tuan Seo. Beberapa kursi tamu juga sudah terlihat dan ayah terkejut membaca tulisan āKonser Seo Tae Sooā yang dibawa Ji Ho.
Meskipun gugup, ayah akhirnya mulai memetik gitarnya. Ayah nampak menikmati permainan gitarnya, begitu juga dengan mereka yang mendengarkan. Lagu yang dimainkan ayah, membuat semua orang terharu.
Ji An tiba2 menoleh ke arah pepohonan, ia ingat saat dulu ia datang bersama Do Kyung ke pernikahan Ji Tae.
Ayah selesai memainkan lagu pertama. Semua orang bertepuk tangan. Ayah lantas memainkan lagu keduanya.
Setelah ayah selesai, giliran Ji Tae yang menyanyikan sebuah lagu. Lagu yang dinyanyikannya bernuansa mellow. Sepanjang Ji Tae bernyanyi, Ji An terus menatap ayah yang duduk disampingnya.
Tanpa Ji An sadari, Do Kyung datang namun ia hanya berdiri di balik pepohonan, menatap Ji An dengan sedih.
Ayah kemudian diperkenalkan dengan Tuan Sunwoo. Mereka saling menyapa dan ayah kemudian memuji Tuan Sunwoo karena sudah membesarkan Hyuk dengan baik. Ayah lalu meminta Tuan Sunwoo untuk menjaga Ji Soo.
āTuan Seo, apa ini konser pertamamu. Kau terlihat profesional.ā Puji Ji An sambil membawakan kursi roda ayahnya. Ji An lalu menyuruh ayahnya duduk dan mengajak ayahnya makan di restoran bulgogi.
Tangan ayah terkulai lemas dan kepalanya terkulai ke samping. Ji An pun langsung menghentikan langkahnya.
Nyonya No akhirnya merestui hubungan Do Kyung dan Ji An, tapi Do Kyung bilang hubungannya dengan Ji An sudah berakhir. Tuan Choi bertanya, kenapa? Do Kyung menjawab, bahwa seharusnya sejak dulu ia tidak memulai hubungan dengan Ji An. Do Kyung lantas melarang ibunya membicarakan Ji An lagi dan naik ke lantai atas.
āAstaga,
gitar ini seperti belahan jiwa ayah.ā Ucap Ji An, lalu membantu sang ayah
membawa gitar itu.
Ji An
juga ingin membawakan koper ayahnya tapi sang ayah buru2 menjauhkan koper itu
dari Ji An. Mereka lalu keluar rumah.
Tuan
Seo duduk di kursi belakang dan menghirup udara yang sangat segar.
āUdaranya
segar sekali.ā Ucap Tuan Seo.
Tak
lama kemudian, mobil Hyuk yang dikendarai oleh Ji Soo memasuki sebuah tempat
yang mirip rumah sakit.
Dan
benar saja, itu memang rumah sakit. Kini Tuan Seo sedang memakai seragam
pasien. Tuan Seo kemudian heran melihat keluarganya masih berdiri di sana
dengan wajah sedih. Ia lalu menyuruh keluarganya pulang.
āKau
bisa tetap di rumah jika ingin.ā Ucap Nyonya Yang.
āDi
sini ada dokter. Aku merasa lebih aman di sini. Pergilah.ā Jawab Tuan Seo.
āAyo,
Bu. Tempat ini tidak jauh dari rumah kita. Kita bisa berkunjung setiap hari.ā
Ucap Ji Soo.
Mereka
pun pergi, tapi sebelum pergi, Ji An menggenggam tangan ayah dan berkata akan
sering menghubungi ayah.
Dalam
perjalanan pulang, semua nampak sedih.
Seorang
perawat menjawab telepon ayah yang berdering. Do Kyung yang menelpon, merasa
heran karena bukan ayah yang menjawab.
Ji Soo
pulang ke rumahnya, menemui orang tua kandungnya. Ia meminta izin untuk pindah
ke Daebang-dong. Nyonya No mengizinkan. Ji Soo bilang, ia akan pindah untuk
selamanya.
āTapi
apa rumahnya tidak terlalu kecil? Keluarga kakakmu juga tinggal di sana. Bagaimana
jika kita belikan rumah lebih besar?ā tanya Nyonya No.
āKami
tidak membutuhkan itu. Keluarga kakakku akan pindah ke selatan bersama Ibu.ā
Jawab Ji Soo.
āKenapa?
Berarti hanya kau, Ji An, dan ayahmu yang tinggal di Seoul?ā tanya Tuan Choi.
Sambil
menangis, Ji Soo pun berkata kalau ayahnya juga akan segera pergi. Sontak, Tuan
Choi dan Nyonya No kebingungan dengan pernyataan Ji Soo itu.
Do Kyung akhirnya datang ke rumah sakit itu. Ia masuk ke kamar ayah dan mendapati ayah sedang duduk menatap keluar jendela.
Do
Kyung pun teringat saat Ji An menangis di pelukannya waktu itu. Barulah ia
sadar kenapa Ji An menangis waktu itu.
Merasa ada seseorang di belakangnya, ayah pun menoleh dan terkejut melihat Do Kyung. Do Kyung langsung mendekati ayah, kemudian berlutut sambil menangis dan meminta maaf.
Ayah
menyuruh Do Kyung berdiri dan berkata kalau Do Kyung tidak perlu minta maaf.
Do
Kyung meminta maaf karena sudah membuat Ji An patah hati.
Ayah
lalu mendekati Do Kyung dan membantunya berdiri.
Tuan
Choi dan Nyonya No yang sudah mengetahui penyakit ayah, merasa heran kenapa
ayah masih menolong mereka dalam kondisi seperti itu. Nyonya No pun bertanya,
apa yang harus mereka lakukan. Tuan Choi bilang, mereka harus menemukan
jalannya. Ia yakin, ada jalan keluar.
Di rumah, Ji Tae memahami perasaan Ji An yang berat meninggalkan ayah di rumah sakit. Ji An lantas mengingatkan Ji Tae soal buku catatan ayah yang dibacanya di Jeongseon.
āYa,
kita ke restoran bulgogi dan makan sup kentang. Seperti yang Ayah inginkan.ā
Jawab Ji Tae.
āDalam
daftar keinginannya juga tertulis bermain gitar di makam orang tuanya.ā Ucap Ji
An.
āDia
ingin tampil untuk orang tuanya?ā tanya Ji Tae.
āDia
menulisnya saat sendirian dan ingin mati.ā Jawab Ji An.
āSaat
dia tidak berpikir kita keluarga. Jadi, dia ingin memainkannya untuk orang
tuanya.ā Ucap Ji Tae.
āKakak
melihat sendiri dia mengemas gitarnya lebih dahulu.ā Ucap Ji An.
āTapi
menurutmu itu mungkin?ā tanya Ji Tae.
Tuan
Choi menghubungi dokter kenalannya.
āDokter
Mark? Sudah melihat grafiknya?ā tanya Tuan Choi dalam Bahasa Inggris.
Malam
harinya, Tuan Choi menahan rasa sakit di perutnya. Ia berteriak tanpa suara.
Sedangkan
Ji Tae, sedang membacakan cerita untuk bayinya.
Ayah
mengisi hari2nya dengan memainkan gitar di depan pasien2 lain.
Di hari
lain, ayah menerima kunjungan dari anak2nya.
āBagaimana
kabar Goldie?ā tanya ayah.
āGoldie?
Itu nama panggilan bayi kami?ā tanya Soo A antusias.
āKau
meminta ayah menamainya. Ini tahun anjing emas.ā Jawab ayah.
āAku
suka itu. Goldie.ā Ucap Ji Tae.
āAyah
tampak lebih sehat.ā Jawab Soo A.
āSungguh.
Kenapa Ayah tampan sekali?ā tanya Ji An.
āAyah
berselingkuh?ā goda Ji Soo.
āMana
bisa saat ibumu berkunjung hampir setiap hari?ā jawab Tuan Seo sambil tertawa.
āAyah
tertawa lepas. Sudah lama aku tidak melihat Ayah tertawa.ā Ucap Ji Tae.
āSuasana
hati ayah sedang bagus. Pokoknya ayah bahagia.. Tidak apa jika ayah mati besok
atau bahkan sekarang. Ayah bahagia sekali.ā Jawab ayah.
Anaknya
merasa sedih, tapi tetap tersenyum di depannya.
Ji An
dan Ji Tae berkonsultasi dengan dokter. Dokter bilang, kondisi ayah baik. Ji
Tae pun bertanya, apa ayah boleh keluar selama satu hari. Dokter mengizinkan,
jika ayah pakai kursi roda karena ayah akan kelelahan jika terlalu banyak
bergerak.
Keesokan
harinya, Ji An, Ji Soo dan Nyonya Yang menjemput ayah. Ji Soo bilang, cuaca
sedang bagus jadi mereka datang untuk menyelamatkan ayah dari ruangan itu.
Nyonya Yang mengajak Tuan Seo piknik.
Ji An, Ji Soo dan Nyonya Yang membawa Tuan Seo ke sebuah tempat. Tuan Seo ingat, tempat itu adalah lokasi pernikahan Ji Tae dulu. Ji Soo berkata, mereka akan mengadakan acara keluarga di tempat itu.
Ji An dan Ji Soo lantas melambaikan tangan mereka pada Ji Tae dan Ji Ho. Ji Tae dan Ji Ho nampak sibuk menyiapkan konser untuk Tuan Seo. Beberapa kursi tamu juga sudah terlihat dan ayah terkejut membaca tulisan āKonser Seo Tae Sooā yang dibawa Ji Ho.
āAyah
selalu bermain gitar untuk semua orang kecuali kami.ā Ucap Ji An.
āKau
ingin ayah tampil di sana?ā tanya Tuan Seo.
āAyah
malu?ā tanya Ji An.
āAyah,
Kakek dan Nenek juga akan bergabung.ā Ucap Ji Soo, sambil menunjukkan foto
kakek dan nenek yang ia bawah.
āAku
juga ingin mendengar permainan gitar solomu.ā Bujuk Nyonya Yang.
āTapi
terlalu banyak orang.ā Ucap Tuan Seo.
āSemua
yang hadir di sini sudah seperti keluarga kita.ā Jawab Ji Soo.
āHanya
dua lagu. Bagaimana?ā pinta Ji An.
Meskipun gugup, ayah akhirnya mulai memetik gitarnya. Ayah nampak menikmati permainan gitarnya, begitu juga dengan mereka yang mendengarkan. Lagu yang dimainkan ayah, membuat semua orang terharu.
Ji An tiba2 menoleh ke arah pepohonan, ia ingat saat dulu ia datang bersama Do Kyung ke pernikahan Ji Tae.
Ayah selesai memainkan lagu pertama. Semua orang bertepuk tangan. Ayah lantas memainkan lagu keduanya.
Setelah ayah selesai, giliran Ji Tae yang menyanyikan sebuah lagu. Lagu yang dinyanyikannya bernuansa mellow. Sepanjang Ji Tae bernyanyi, Ji An terus menatap ayah yang duduk disampingnya.
Tanpa Ji An sadari, Do Kyung datang namun ia hanya berdiri di balik pepohonan, menatap Ji An dengan sedih.
Selesai
Ji Tae bernyanyi, ayah berfoto bersama keluarganya.
Ayah kemudian diperkenalkan dengan Tuan Sunwoo. Mereka saling menyapa dan ayah kemudian memuji Tuan Sunwoo karena sudah membesarkan Hyuk dengan baik. Ayah lalu meminta Tuan Sunwoo untuk menjaga Ji Soo.
Ji Ho
kemudian mempersilahkan para tamu mencicipi sandwich dan minuman buatan Ji Soo.
āTuan Seo, apa ini konser pertamamu. Kau terlihat profesional.ā Puji Ji An sambil membawakan kursi roda ayahnya. Ji An lalu menyuruh ayahnya duduk dan mengajak ayahnya makan di restoran bulgogi.
āHari
ini ayah akan mengizinkanmu makan lima porsi.ā Ucap ayah.
āAyah
yakin?ā tanya Ji An, lalu mulai mendorong kursi roda ayahnya.
Ji An
lantas ingat kalau ia belum mengambil foto kakek dan neneknya. Ji An pun
meninggalkan ayahnya sebentar untuk mengambil foto kakek dan neneknya yang tadi
mereka bawa.
Semua
orang memuji suara Ji Tae. Ji Soo lalu bertanya, kapan mereka akan keluar
bersama lagi. Ji An memberi saran, agar mereka pergi bersama satu pekan sekali.
Tapi Ji Soo mengajak mereka semua keluar setiap hari. Ji Ho pun menyindir Ji
Soo. Ia bilang, kalau mereka semua memiliki pekerjaan. Kesal, Ji Soo pun
memukul kepala Ji Ho dan berkata kalau ia akan segera mendapatkan pekerjaan.
Ibu
pura2 marah, ia memukul kepala Ji Soo dan Ji Ho pura2 merajuk dan memeluk
ibunya.
Ji An
pun menirukan suara ayahnya.
"Siapa
yang peduli dengan kecerdasan? Semua orang punya talenta khusus."
Tapi
ayah diam saja. Ji An pun bergegas mendekati ayahnya karena mengira ayahnya
tertidur.
Tangan ayah terkulai lemas dan kepalanya terkulai ke samping. Ji An pun langsung menghentikan langkahnya.
Ji An
hanya merasakan keheningan dan desiran angin. Perlahan2, Ji An melangkah sambil
terus memanggil ayahnya.
Hingga
akhirnya, Ji An berlari dan berteriak, āAPPA!ā
Comments
Post a Comment