Hide and Seek Ep 9 Part 2

Sebelumnya...


Bu Kim langsung mengajak Chae Rin bertemu.

Chae Rin terkejut melihat jari Bu Kim yang terluka. Ia ingin melihatnya, tapi Bu Kim langsung menjauhkan tangannya dari Chae Rin.

Bu Kim lantas bertanya apa rencana Chae Rin.

Chae Rin bingung dengan maksud Bu Kim.

"Kau tahu apa yang kubicarakan." jawab Bu Kim.

"Jika tidak ada yang mau kau bicarakan, aku akan pergi. Aku harus menghadiri kelas memasak. Semua orang mengira aku ada di sana. Aku harus pergi sebelum terlambat. " ucap Chae Rin.


Tapi saat hendak pergi, ia mendapat telepon dari Pak Ahn yang memberitahunya soal rumor itu.

Chae Rin pun langsung beranjak pergi. Ia memberitahu Bu Kim soal rumor tidak berdasar yang menimpa produk mereka.

"Kau menantu Taesan. Tidak perlu campur tangan untuk urusan keluarga. Abaikan saja. Mereka pikir kau sedang berada di kelas memasak. Pergilah ke sana. Seharusnya begitu." suruh Bu Kim.

"Seharusnya? Aku harus mengabaikan ayahku dan membiarkan dia berjuang sendirian? Aku tidak bisa." jawab Chae Rin.


Chae Rin kemudian pergi tapi Bu Kim memegang tangannya.

"Terlepas dari kehadiranmu,  pada akhirnya itu akan menjadi milik Nona Soo A. Meski kau berusaha mati-matian, melindungi perusahaan dan semuanya, dia akan kembali." ucap Bu Kim.

"Kau pikir dia akan kembali?" tanya Chae Rin.

"Menurutmu tidak?" jawab Bu Kim.

"Aku pergi." ucap Chae Rin.

*Bingung sy, ini si Chae Rin kenapa terus-terusan dapat tekanan disana sini ya.. Dari Nyonya Na, terus Nyonya Park juga mulai mengabaikan dia, belum lagi tekanan dari Yeon Joo, terus dari Bu Kim yang bolak balik ingetin dia kalau dia cuma pengganti, ditambah dari Taesan Group yang mau ngerebut perusahaan dia. Kasihan Chae Rin. Dia berjuang sendirian, tapi gak dihargai.


Chae Rin langsung ke kantor ayahnya.

Sang ayah mengaku tidak enak karena terus mengganggu Chae Rin yang sudah menikah dengan masalah perusahaan.

Chae Rin bertanya, apakah sang ayah sudah menemui wartawan dan bagaimana hasil analisis produk mereka.

"Jangan terlalu cemas. Ayah sudah mencoba semua tindakan."

"Tapi kita tidak bisa menunggu dan hanya melihat keadaan." jawab Chae Rin.


Tak lama kemudian, Presdir Min dihubungi pihak bank yang membatalkan pinjaman Presdir Min karena rumor itu.

Sontak, Presdir Min dan Chae Rin sama-sama kaget.

Presdir Min menjelaskan bahwa mereka sudah memilih lokasi pabrik dan meningkatkan jalur produksi.

Tapi Bank Daehan malah memutus telepon begitu saja.

"Mereka membatalkan pinjaman?" tanya Chae Rin.

Presdir Min mengangguk.

"Eottoke, Appa?" tanya Chae Rin.


Eun Hyuk sedang di jalan, menyupiri Jae Sang.

Jae Sang sendiri lagi teleponan sama So Ra.

"So Ra-ya, cepat lakukan yang kuminta tadi." pinta Jae Sang.

Tiba-tiba, Jae Sang pun sewot.

"Akun apa lagi. Dana gelap..." ia pun langsung berhenti bicara saat menyadari ada Eun Hyuk di depannya.

"Kapan aku marah padamu. Tidurlah sebentar lagi dan pikirkan lagi." ucap Jae Sang.

Jae Sang lantas menutup teleponnya.


Usai bicara dengan So Ra, Jae Sang menyuruh Eun Hyuk ke kelas memasak.

Sontak, Eun Hyuk kaget. Ia pun berusaha mencegah Jae Sang ke sana dengan alasan tidak sopan datang tanpa pemberitahuan.

"Berbohong lah yang tidak sopan! Jangan-jangan dia ada di tempat lain."

"Tidak mungkin." jawab Eun Hyuk.

"Kalau begitu turuti perintahku!" ucap Jae Sang.


Di lampu merah, Eun Hyuk mengirimi pesan pada seseorang.

Curiga, Jae Sang pun langsung merebut ponsel Eun Hyuk dan membaca pesan yang dikirimkan Jae Sang.

Aku akan segera berangkat dan menemuimu sekarang.

Tulis Eun Hyuk.

"Komunikasi kalian ternyata sangat lancar. Aku sudah curiga." ucap Jae Sang.

"Kurasa anda salah paham." jawab Eun Hyuk.

"Aku salah paham katamu?" tanya Jae Sang.


Jae Sang pun berusaha membuktikan kecurigaannya dengan menghubungi nomor yang menerima pesan Eun Hyuk.

"Hei, Min Chae Rin! Kau dimana!" teriak Jae Sang begitu teleponnya dijawab.

"Nuguseyo?" tanya suara pria di seberang sana.

Jae Sang pun kaget.

"Siapa kau?" tanya Jae Sang.

"Namaku Hwang Kyung Sik. Kenapa kau bicara sekasar itu?" jawab seorang pria yang duduk di bangku taman.


Jae Sang pun langsung menutup teleponnya.

Eun Hyuk memberitahu Jae Sang bahwa Kyung Sik adalah temannya.

"Kami berencana bertemu setelah aku mengantar anda." ucap Eun Hyuk.

Tapi Jae Sang tetap saja curiga.


Eun Hyuk dan Jae Sang tiba di kelas memasak.

Tapi Jae Sang tidak menemukan Chae Rin di sana.

Para istri yang mengikuti kelas memasak juga mengaku belum melihat Chae Rin hari itu.

Mendengar itu, Jae Sang marah dan langsung mencengkram kerah Eun Hyuk.

Jae Sang pun membuat keributan. Ia bahkan berniat memukul Eun Hyuk.

Tepat saat itu, Chae Rin datang.

Jae Sang pun kaget, bagaimana kau bisa ada di sini?

Ia lalu melihat Chae Rin yang memakai apron dan memegang mangkuk berisi sayuran.

"Apa yang kau lakukan? Kau disini untuk mempermalukanku?" tanya Chae Rin.

Jae Sang pun mati kutu! LOL LOL


Eun Hyuk dan Chae Rin saling melirik. Eun Hyuk tersenyum pada Chae Rin.


Malam harinya...

Chae Rin masuk ke kamar dengan wajah kesal.

Disusul kemudian dengan Jae Sang.

Chae Rin meminta penjelasan Jae Sang yang membuat keributan di kelas memasak tadi.

"Jangan-jangan kau cemburu buta." ucap Chae Rin.

"Jaga mulutmu! Aku tidak cemburu!" jawab Jae Sang.

"Kenapa bicara sekeras itu padahal kau salah. Kau tidak mempercayai istrimu dan datang ke kelas memasak, lalu membuat kekacauan besar." ucap Chae Rin.


Jae Sang pun mendekati Chae Rin. Ia menatap Chae Rin curiga.

"Kau masih curiga?" tanya Chae Rin.

"Bukan begitu. Jelas ada sesuatu yang mencurigakan." jawab Jae Sang.

Tak bisa membuktikan kecurigaannya, Jae Sang bingung sendiri dan memilih pergi keluar kamar.


Chae Rin menghela napas.

Ia teringat saat menerima telepon dari Kyung Sik.

"Aku temannya Eun Hyuk. Dia bilang kau harus segera pergi ke kelas memasak. Dia bilang Pak Moon akan segera ke sana. Dia bilang kau akan mengerti dengan apa yang kubicarakan."


Sampai di kelas memasak,  Chae Rin melihat mobil Jae Sang yang sudah terparkir di sana.



Ia pun langsung memutar otaknya, lalu memutuskan memanjat pagar belakang kelas memasak.

Tepat saat itu, seorang pelayan lewat. Chae Rin pun langsung meminjam apron si pelayan dan mengambil mangkuk sayuran dari tangan si pelayan.

Flashback end...



Chae Rin lalu mengambil ponselnya.

Ia menelpon Eun Hyuk dan mengucapkan terima kasih.

Eun Hyuk sendiri lagi minum dengan temannya. Ia senang mendengar ucapan terima kasih Chae Rin.

"Siapa itu? Kau bersikap manis padanya." tanya Kyung Sik.

"Terima kasih atas bantuanmu." jawab Eun Hyuk.

"Jika kau ingin berterima kasih, perlihatkan pacarmu. Aku ingin tahu siapa dia hingga membuat Cha Eun Hyuk tersenyum." ucap Kyung Sik.

"Nanti. Ngomong-ngomong, kau sudah mencari yang kuminta?" tanya Eun Hyuk.


Bu Kim memberitahu Nyonya Na tentang rumor yang dituduhkan pada produk mereka.

Tak lama kemudian, mereka mendengar suara Presdir Min pulang.

Presdir Min langsung menemui Nyonya Na.

Nyonya Na memarahi Presdir Min. Ia bahkan menyebut Presdir Min payah.

"Tidak bisakah kau menjaga perusahaan tanpa merusaknya dan memberikannya pada Soo A saat dia kembali?"

Nyonya Na terus mengomel.


Presdir Min langsung ke kamar. Ia mengaku pada Nyonya Park, bahwa ia pulang hanya untuk mengganti baju.

Nyonya Park pun berterima kasih pada suaminya karena telah mengurus semuanya.

"Jika kau tidak ada, aku pasti yang akan mengurus urusan melelahkan itu." ucap Nyonya Park.

"Tapi ibumu pasti kesal karena tidak bisa mewariskan perusahaan padamu." jawab Presdir Min.

"Kau membenci ibuku?" tanya Nyonya Park.

"Kau mau aku jujur atau mendengar sesuatu yang bagus?" jawab Presdir Min.

"Lupakan saja. Aku sudah tahu jawabannya." ucap Nyonya Park.


Di kamarnya, Nyonya Na berkata sekali musuh tetaplah musuh.

"Dia menjadi Presdir setelah merayu ibunya Soo A. Dia bahkan tidak cukup baik untuk jabatan itu. Sekarang aku harus bagaimana? Haruskah aku menemui Pimpinan Moon dan meminta bantuan?"


Pimpinan Moon lagi mendengar kata-kata motivasinya.

"Ada lubang hitam yang menghisap uang di dunia. Aku magnet terkuat yang menarik uang. Aku akan menghabiskan sejumlah kecil uang tapi itu akan tumbuh menjadi sebesar Taesan dan kembali padaku."

"Benar. Itu harus terjadi. Itu harus tumbuh menjadi sebesar Taesan." ucap Pimpinan Moon.

"Uang menghujaniku seperti longsoran salju."


Jae Sang menemani Chae Rin menemui ayahnya.

Chae Rin minta izin untuk pergi sementara membantu keluarganya yang lagi dalam masalah.

"Aku sudah mendengar soal rumor itu. Bukankah orang tuamu sedikit terlalu serakah? Dia melanjutkan proyek terlalu besar untuk perusahaannya. Dari situlah rumor itu berasal. Katakan pada orang tuamu untuk berhenti mengejar uang. Tidak ada yang lebih dangkal dari itu. Saat dibutuhkan, kau harus pergi membantu orang tuamu. Tentu saja. Pergilah bantu ayahmu. Aku mengkhawatirkannya." ucap Pimpinan Moon.

"Kau khawatir?" tanya Chae Rin.


"Aku selalu mengkhawatirkan perusahaan keluargamu." jawab Pimpinan Moon.

"Terima kasih sudah mengizinkanku." ucap Chae Rin.

"Kau satu-satunya putri kandung orang tuamu. Satu-satunya." ucap Pimpinan Moon.

"Kenapa tiba-tiba ayah mengatakan itu?" tanya Chae Rin.

"Bukankah itu benar?" tanya Pimpinan Moon.

Chae Rin pun terdiam.

Bersambung ke part 3......

Curiga Pimpinan Moon udah tahu Chae Rin bukan putri kandung Presdir Min dan Nyonya Park. Feeling sy, dia udah tau sejak awal, sebelum Jae Sang dan Chae Rin menikah.

Dan perjanjian yang dibuat Nyonya Na sebelum Jae Sang dan Chae Rin menikah kek nya ada hubungannya dengan Chae Rin yang bukan putri kandung Presdir Min. Kurasa, Pimpinan Moon  meminta kompensasi jika keluarga Min membohonginya dalam perjanjian itu.

Makepacific dalam bahaya kalau begitu.

Tapi si Nyonya Na masih arogan ya...

Kalau emang gk suka ama Presdir Min dan Chae Rin, yo wes toh, urus perusahaanmu sendiri...

1 Comments:

  1. Unknown said...:

    Entah kenapa smua curhatan kakak, aku setuju semua.. LOL LOL..
    semnagat... 😘😘😘❤️❤️❤️

Post a Comment