Skip to main content

Ruby Ring Ep 71 Part 1

Sebelumnya...


Chorim ke rumah Dongpal, tapi ia ragu untuk masuk. Dengan alasan takut sedih lagi, akhirnya Chorim memutuskan pergi tanpa menemui Dongpal tapi saat mau pergi, ia melihat Dongpal dan Daepung yang tengah menuju rumah.

Sontak, Chorim langsung bersembunyi di balik mobil yang terparkir di depan rumah Dongpal.


Daepung yang sudah tak kuat bekerja di konstruksi pun protes.

Tapi Dongpal berkata, bahwa mereka harus menabung sebelum mereka menjadi tua.

Mereka lalu membicarakan Gilja. Daepung yakin Gilja tidak akan memecat Dongpal jika tahu Dongpal orang yang baik.

"Lantas apa yang akan kau lakukan pada Chorim?" tanya Daepung.

"Apalagi? Segera setelah bom itu jatuh, pernikahanku dan masa depanku dengannya hancur berantakan." jawab Dongpal.

Daepun heran kenapa Chorim tetap kekeuh mau menikah dengan pria lajang.

"Memiliki anak tiri yang sudah dewasa sama saja dengan tidak membesarkan anak orang lain." ucap Daepung.

"Diamlah." suruh Dongpal lalu masuk ke dalam.

"Aigo, punggungku." keluh Daepung sambil menyusul Dongpal masuk ke dalam.


Chorim pun bertanya-tanya, apa yang harus ia lakukan.


Roo Bi masuk ke kamarnya dan teringat kata-kata Roo Na saat ia melihat koper Roo Na.

"Aku lebih baik mati daripada harus mengembalikannya padamu. Wajah ini, nama ini, aku akan membawa mereka ikut mati denganku."

Roo Bi pun cemas. Ia takut Roo Na bunuh diri.


Tak lama kemudian, ia mendengar suara pintu yang dibuka.

Gilja masuk ke dalam rumah dengan wajah lesu.

Roo Bi langsung keluar dari kamar dan menghampiri ibunya.

Begitu melihat Roo Bi, sang ibu langsung menanyakan Roo Na. Roo Bi pun berkata, kalau Roo Na menginap di tempat Eun Ji tapi sudah pergi dari sana.

Mendengar itu, Gilja tambah cemas. Ia juga merasa bersalah karena tidak bisa membuat Roo Na nyaman dengannya.


In Soo menyusuri lorong kantor sambil berbicara dengan Roo Bi di telepon.

"Aku akan menghubungimu jika dia menghubungiku. Aku akan membawanya pulang ke rumahmu." In Soo berjanji.

Setelah menutup teleponnya, In Soo bertanya-tanya dimana Roo Na.


Tak lama berselang, ia berpapasan dengan Gyeong Min.

In Soo pun memberitahu Gyeong Min bahwa Roo Na tadinya ada di tempat Eun Ji tapi sekarang Roo Na sudah pergi dan tidak seorang pun yang tahu keberadaan Roo Na.

In Soo beralasan, ia memberitahu Gyeong Min karena ia berpikir mungkin Gyeong Min ingin tahu.


Roo Na luntang lantung di jalanan. Ia kelaparan, tapi uangnya hanya cukup untuk membeli satu gimbap.

Roo Na pun makan gimbap di jalan. Saat ia  tengah menyantap gimbap nya dengan kalap, dua orang pria menghampirinya.

Pria tersebut mengaku sebagai rekanan Yeonho dan ingin membantu Roo Na.

Mendengar itu, Roo Na langsung meminta mereka balas budi dengan meminjaminya uang.


Sepertinya dua temannya Yeonho tadi meminjami Roo Na sejumlah uang karena sekarang Roo Na bisa menyewa sebuah kamar dan membeli dua botol soju.

Roo Na menenggak sojunya, lalu teringat kata-kata In Soo.

"Saat kau melihat betapa bahagianya kami, kau akan menyadari betapa menyedihkannya hidupmu." 

Ia juga ingat kata-kata ibunya.

"Kenapa kau melakukan ini? Sebenarnya apa yang mau kau buktikan? Apa alasanmu berbohong?"

Lalu ia mengingat kata-kata Gyeong Min.

"Kau bukan Jeong Roo Bi yang sama lagi. Kau gila, bahkan lebih buruk."

Tak mau mendengar kata-kata itu lagi, Roo Na pun menutup telinganya.

"Aku tidak gila. Aku bahagia. Aku tidak gila, karena aku adalah Jeong Roo Bi." ucapnya.


Gyeong Min kembali ke rumah dan melihat semua orang tengah berkumpul di ruang tenganya.

"Gyeong Min-ah, kau terluka? Tentu saja, kau pasti terluka." ucap nenek.

"Aku minta maaf, Nek. Aku ingin membuatmu bahagia." jawab Gyeong Min.

"Nenek juga minta maaf karena tidak bisa mengerti istrimu." ucap nenek.

"Tapi Gyeong Min-ah, seharusnya ini tidak terjadi." jawab Tuan Bae.

"Aku tahu, ayah. Jangan cemas. Ibu juga jangan cemas." ucap Gyeong Min.

Gyeong Min lalu naik ke atas, menuju kamarnya.


Melihat Gyeong Min yang kurusan Geum Hee pun cemas.

Geum Hee lalu menyuruh nenek ke kamar karena ia mau memijat nenek.

"Roo Bi tidak tinggal dengan ibunya?" tanya nenek.

"Ada dimana dia? Diluar sangat dingin." jawab Nyonya Park.

"Dia selebriti. Dia tidak mungkin berkeliaran dengan bebas." ucap Geum Hee.

Geum Hee juga menyalahkan nenek yang mengusir Roo Na. Nenek pun membela diri. Ia berkata, ia menyuruh Roo Bi kembali ke rumah orang tuanya agar bisa instropeksi diri.

"Kalian tidak berpikir dia tidur di kursi taman? Kalau dia mati membeku, dia akan berada di halaman depan koran." ucap Geum Hee.

"Auto! Tidak bisakah kau diam!" sentak nenek.


Di kamarnya, Gyeong Min tak bisa berhenti memikirkan Roo Na.

Tak lama kemudian, sang kakak datang mengajaknya minum.


Se Ra menuangkan soju ke gelas Gyeong Min.

Gyeong Min heran Se Ra mengajaknya minum soju, bukan wine. Se Ra beralasan, soju adalah minuman yang tepat untuk orang patah hati.

Se Ra lalu berkata, Soju akan lebih nikmat diminum jika disantap dengan rebusan kimchi.


Tak lama, Geum Hee pun datang membawakan rebusan kimchi dan ikut minum bersama mereka.


Geum Hee yang sudah mulai mabuk menasihati Gyeong Min.

"Jangan terlalu keras pada dirimu. Rumit atau tidaknya pernikahan itu tergantung pada dirimu. Lihat diriku, suamiku meninggalkanku tanpa uang sepeser pun tapi aku baik-baik saja sekarang. Roo Bi 100 kali lebih baik dariku, jadi dia akan baik-baik saja. Saat aku melihatmu terluka, aku juga terluka. Kau hidup hanya sekali, kau harus bahagia. Jangan pedulikan kata orang."

"Aku mengerti apa yang coba kau katakan." jawab Gyeong Min.

Gyeong Min lalu beranjak ke kamarnya.


Di kamarnya, Gyeong Min kembali memikirkan Roo Na.


Ia ingat saat melamar Roo Bi.


Lalu ia ingat saat menikahi Roo Na.


Ia juga ingat kebersamaannya dengan Roo Na.

Gyeong Min lalu bertanya-tanya, dimana Roo Na.


Di kantor, Jin Hee dapat telepon dari Jiyeon yang memaksa bicara dengan Roo Na. Padahal Jin Hee sudah bilang, Roo Na tidak ada di kantor dan Jiyeon bisa bicara dengan Roo Na besok.

"Aku ingin bicara sekarang! Besok tidak bisa! Aku tidak akan ada lagi besok!"

Sontak, Jin Hee kaget mendengarnya. Ia langsung bertanya dimana Jiyeon tapi Jiyeon tetap memaksa bicara dengan Roo Na.

"Oke, aku akan  menghubungi Roo Bi." ucap Jin Hee.

Bersambung ke part 2.......

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...