Skip to main content

Ruby Ring Ep 45 Part 1

Sebelumnya...


Roo Bi keluar dari ruang ganti, membawa pakaian Roo Na. Diluar, dia melihat Gyeong Min dan berusaha menghindarinya. Tapi Gyeong Min keburu memanggilnya.

Gyeong Min mendekati Roo Bi dan membantu Roo Bi membawa pakaian Roo Na. Tapi Roo Na menolak, ia beralasan tak enak jika staff lain melihatnya. Gyeong Min pun berkata, akan lebih buruk jika dia tidak membantu Roo Bi.


Gyeong Min lalu mengajak Roo Bi minum kopi di ruangannya.

"Setiap kali melihat kopi ini, aku selalu memikirkanmu. Mungkin itu karena kau bilang, kau menyukai aromanya." ucap Gyeong Min.

Roo Bi tertegun, ia terus menatap Gyeong Min. Merasa tak nyaman dengan tatapan Roo Bi, Gyeong Min pun mengganti topic pembicaraannya dengan bertanya, apa Roo Bi lelah.

"Sedikit." jawab Roo Bi.

"Melihatmu menderita di sisinya, membuatku gelisah. Kau tidak seharusnya menjadi asisten Roo Bi. Jangan lupa, kau bekerja untuk JM juga." ucap Gyeong Min.


Roo Bi seketika berkaca-kaca.

"Kau tidak tahu? Akulah Jeong Roo Bi yang asli." ucap Roo Bi, dalam hati.

"Kapan kau dan Na In Soo menikah?" tanya Gyeong Min.

"Aku masih belum tahu." jawab Roo Bi.

"Aku rasa Na In Soo PD menunggu jawabanmu." ucap Gyeong Min.

"Kau bahagia menikah dengan Roo Bi? Kau tidak menyesal menikah dengannya?" tanya Roo Bi.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Gyeong Min heran.

"Aku hanya penasaran, seperti apa rasanya menikah. " jawab Roo Bi.

"Aku tidak pernah mengatakan, bahwa aku tidak menyesal." ucap Gyeong Min.


"Bagaimana... bagaimana jika kau menikahi seseorang selain Roo Bi? Apakah menurutmu akan berbeda?" tanya Roo Bi.

"Menikah dengan seseorang selain Roo Bi? Aku tidak pernah memikirkannya." jawab Gyeong Min.

Roo Bi pun teringat kata-kata Gyeong Min, bahwa hanya dirilah satu-satunya wanita yang ingin dinikahi Gyeong Min.

"Benar, itulah kenapa kau mengatakan hanya aku lah satu-satunya dan kau masih tidak tahu? Akulah Jeong Roo Bi." ucap Roo Bi, dalam hati.


Gyeong Min lantas memuji proposal Roo Bi. Roo Bi mengaku, bahwa dirinya mengirimkan proposal itu dengan terburu-buru dan sedikit ceroboh.

Gyeong Min pun berkata, ia ingin menunggu sampai besok tapi tidak bisa. Gyeong Min bilang, proposal Roo Bi yang terbaik. Tapi Roo Bi tidak nampak antusias mendengarnya.

"Kau nampaknya tidak senang." ucap Gyeong Min.

"Aku senang dan bersyukur." jawab Roo Bi.

"Tim pemasaran mungkin akan segera menghubungimu." ucap Gyeong Min.

Roo Bi tersenyum. Gyeong Min membalas senyum Roo Bi.


Setibanya di rumah, Gyeong Min dan Se Ra langsung meminta pendapat sang ayah soal proposal Roo Bi. Hasilnya, Tuan Bae memuji proposal Roo Bi. Tuan Bae berkata, pilihan Gyeong Min sudah tepat. Ia juga memuji Gyeong Min dengan berkata, penglihatan Gyeong Min sangat bagus karena memilih proposal Roo Bi.

"Appa, bagaimana denganku?" tanya Se Ra.

"Penjualan homeshopping sangat lamban, jadi aku masih harus mengawasimu." jawab Tuan Bae.

"Haruskah aku mengikuti cara Roo Bi? Memegang mic dan berdiri di depan kamera?" tanya Se Ra.

"Lakukan dan buatlah acara serupa dengan Roo Bi." jawab Tuan Bae.

"Berbicara tentang Jeong Roo Na, aku merekomendasikan dia untuk mengisi posisi di Tim Pemasaran." ucap Se Ra.

"Ke Tim Pemasaran? Itu artinya dia akan berada di kantor yang sama dengan Roo Bi?" tanya Tuan Bae.


"Roo Bi selalu sibuk dan kita membutuhkan orang seperti Roo Na di pemasaran." jawab Se Ra.

"Kau benar." ucap Tuan Bae.

"Ini kejadian yang tidak pernah terjadi. Satu kecelakaan mobil membuat mereka saling bertukar tempat. Seperti sudah direncanakan. Roo Na yang suka tampil di depan kamera, berbakat di dunia pemasaran dan Roo Bi yang berbakat di dunia marketing, suka tampil di depan kamera." jawab Se Ra.

"Karir siapapun dapat berubah sewaktu-waktu. Roo Bi melakukannya dengan baik di TV." ucap Gyeong Min.

"Saat itulah yang paling berbahaya. Hari ini, kesalahan kecil bisa menjadi seperti bola salju. Jika dia terus mengisi dengan kecepatan penuh, dia tidak akan bisa memperlambat." jawab Tuan Bae.

Gyeong Min pun terdiam mendengar kata-kata ayahnya.

*Se Ra udah ngomong gitu, tapi si Gyeong Min masih gak nyadar juga kalo yg dia nikahi tu Roo Na.


Gyeong Min langsung menghubungi Gilja. Gilja berterima kasih pada Gyeong Min. Gilja mengaku, ia mencemaskan kaki Roo Bi yang belum sepenuhnya sembuh tapi sekarang dia lega karena Roo Bi akan satu kantor dengan Roo Na. Gyeong Min pun berjanji akan menjaga Roo Bi dan meminta Gilja tidak mencemaskan Roo Bi lagi. Sebagai ucapan terima kasih, Gilja pun mengundang Gyeong Min ke restorannya.


"Apa yang dikatakan Gyeong Min? Dia mau mengajak kita ke restoran mewah lagi?" tanya Chorim.

"Aku mengundangnya ke tempat kita untuk memberinya makanan yang lezat dan bergizi." jawab Gilja.

"Dia jauh lebih baik makan makanan bergizi di rumahnya yang mewah. Gyeong Min baik-baik saja. In Soo lah yang butuh makanan rumahan." ucap Chorim.

"Aku juga akan mengundang In Soo." jawab Gilja.


"Kau akan mengundang Dongpal juga?" tanya Chorim.

"Dongpal? Kalian berdua bahkan belum menikah." jawab Gilja.

"Kau bilang sudah menganggapku seperti putrimu sendiri." ucap Chorim.

"Apa kau sangat menyukainya?" tanya Gilja. Chorim pun malu2 mengakuinya.


Gilja lalu memberitahu Chorim tentang Roo Bi dan Roo Na yang akan bekerja di kantor yang sama. Gilja berkata, Roo Bi mengirimkan proposal dan proposalnya terpilih. Chorim kaget, ia tidak menyangka Roo Na si pembuat onar bisa melakukannya. Gilja pun membela Roo Na. Ia berkata, meskipun Roo Na suka membuat onar tapi Roo Na adalah gadis yang pintar.


Di kamarnya, Roo Bi berkaca-kaca teringat saat dirinya yang masih amnesia minum kopi bersama Gyeong Min.


Ia juga ingat saat Gyeong Min mengobati lututnya yang terluka.


Tangisnya pun pecah. Ia berkata, seharusnya ingatannya tidak pernah kembali. Seharusnya ia tidak pernah bangun lagi.


Keesokan harinya, Roo Bi dan Roo Na masuk ke ruang make up dengan terburu-buru. Sutradara berkata, bahwa produser sangat marah dengan keterlambatan Roo Na. Ia juga bilang, Roo Na seharusnya udah datang dari dua jam lalu agar mereka bisa melakukan latihan sebelum acara dimulai.

"Jangan cemas." ucap Roo Na, lalu menyuruh Roo Bi mengambil kartunya.


Roo Bi pun bergegas mengambil kartu Roo Na, tapi ternyata itu adalah kartu untuk acara minggu lalu. Roo Bi yang tak sengaja mengetahuinya pun berniat mempermalukan Roo Na.


Roo Na berlari menuju stage. Saking terburu-burunya, ia sampai tidak menyadari bahwa kartu yang dibawa Roo Bi adalah kartu untuk acara minggu lalu.


Acara dimulai. Roo Na menyapa pemirsa dan berkata, tamu mereka hari ini adalah Lee Yoon Jae. Tim pun langsung meng-kode Roo Na dan memberitahu Roo Na kalau tamu mereka hari itu adalah Jang Seon Joo.

Tapi Roo Na berhasil mengendalikan keadaan. Ia mengaku kalau ia hanya bercanda dan memanggil tamu mereka yang sebenarnya.


Dari kejauhan, Roo Bi yang menatap Roo Na dengan tatapan kecewa pun berkata kalau Roo Na akan menjadi topic pembicaraan di acara kali ini.


Roo Na pun kembali membaca kartunya. Ia membahas film yang sebenarnya adalah film Lee Yeon Jae. Jang Seon Joo menyela, ia memberitahu

Roo Na kalau itu adalah film Lee Yeon Jae dan ia hanya membintangi drama saat ini. Tentu saja, Roo Na kebingungan karena yang tertulis di kartunya begitu.


Roo Na lantas men-skip segmen bincang-bincangnya dan langsung masuk ke segmen pertanyaan. Roo Na membahas soal foto keluarga yang diposting Jang Seon Joo. Sontak, Jang Seon Joo langsung terdiam dan kesal.

Tim memberitahu Roo Na, kalau yang Roo Na bicarakan adalah keluarga Lee Yeon Jae.


Soyoung yang menonton acara itu di rumah bersama Chorim pun memberitahu Chorim, kalau Jang Seon Joo baru bercerai dengan istrinya. Soyoung lantas mengambil ponselnya dan mengetikkan nama Roo Bi di internet. Dan ia terkejut karena nama Roo Na menjadi topic pencarian teratas akibat insiden itu.


Roo Na pun masih mencoba mengendalikan keadaan dengan memuji warna dasi Jang Seon Joo. Tapi ia kembali bingung ketika penonton mengajukan pertanyaan dalam Bahasa Perancis.


Tim terkejut, ia tidak menyangka Roo Na tidak pandai Bahasa Perancis. Tak tahu harus bagaimana, Roo Na pun pura-pura pingsan.


Sontak, Chorim cemas dan menyuruh Soyoung menghubungi Roo Na. Tapi Gilja kemudian datang dan mereka langsung mematikan TV. Singkat cerita, Gilja kembali menyalakan TV dan heran sendiri karena tidak menemukan acara Roo Na. Ia berpikir, acara Roo Na pindah jam tayang.

Chorim dan Soyoung tidak berani memberitahu Gilja.


Akibat insiden itu, produser pun marah besar. Kekesalannya semakin bertambah saat mendengar Roo Na berada di ruang istirahat setelah mengacaukan acaranya.


Roo Bi menghampiri Roo Na di ruang ganti. Ia pura-pura mengkhawatirkan Roo Na. Roo Na yang kesal, berniat menampar Roo Bi. Roo Bi pun langsung memegang tangan Roo Na .

Roo Na menuduh Roo Bi sengaja melakukannya. Roo Bi pun bertanya, haruskah ia membuat Roo Na semakin malu?

"Aku minta maaf karena salah memberimu kartu. Aku terburu-buru jadi tidak sengaja membuat kesalahan." ucap Roo Bi.

"Kau pikir maafmu bisa menyelesaikan semuanya? Apa yang akan kau lakukan? Kenapa kau membuat kesalahan seperti ini!" tanya Roo Na.

"Kau bilang kau ingin sukses. Maka seharusnya kau menyiapkan dirimu melakukan pertunjukan tanpa kartu itu. Siapa yang datang terlambat? Siapa yang membual, kalau dia bisa melakukannya tanpa latihan? Kau seharusnya bertanggung jawab untuk acaramu. Apa kau tidak menyiapkan rencana cadangan?" jawab Roo Bi.

Roo Na pun syok mendengar kata-kata Roo Bi.


"Aku memberimu nasihat sebagai satu-satunya adikmu." ucap Roo Bi lagi.

"Adik? Bagaimana bisa kau menyebut dirimu adik ketika kau berencana menghancurkanku!" balas Roo Na.

"Kau mencuri hidupku padahal aku adalah kakakmu sendiri." ucap Roo Bi, dalam hati.

"Jujur saja. Kau iri padaku.  Kau iri karena karirku bagus, karena aku memiliki suami yang hebat, dan popularitas yang besar. Sementara kau, hanya bertugas di jaringan TV kabel. Saat aku mendapatkan talk show ku sendiri, aku yakin darahmu mendidih dan kau cemburu." jawab Roo Na.

"Terserah kau mau memikirkanku bagaimana. Kau menyalahkanku atas apa yang terjadi hari ini. Tapi kau akan segera menyadari, kau lah yang sudah kelewat batas." ucap Roo Bi.


Roo Bi lalu beranjak pergi. Setelah Roo Bi pergi, wartawan langsung mengerubungi Roo Na. Roo Na tambah syok.

Melihat wartawan mengerubungi Roo Na, Roo Bi pun berkata sambil berjalan menjauhi kerumunan wartawan dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak menyesal. Aku membencimu. Kau manusia rendah. Aku akan menikmati penderitaanmu."


Di apartemennya, In Soo mondar mandir sambil memikirkan insiden Roo Na. In Soo curiga, Roo Bi lah dalang dibalik insiden Roo Na.


Roo Na pun menjadi topic hangat di seluruh media akibat insiden itu.

"Aku baru memulainya, Jeong Roo Na." ucap Roo Bi setelah membaca berita Roo Na di koran.

Bersambung ke part 2...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...