Ruby Ring Ep 66 Part 2

Sebelumnya... 

Ooo... kamu ketahuan, hamil boongan..


Roo Na keluar dari kamar mandi dengan wajah tegang.

Ia terkejut saat nenek bilang ingin melihat perutnya. Nenek beralasan, ia mau melihat perut Roo Na agar bisa mengetahui jenis kelamin Geumdong. Roo Na menolaknya. Ia melarang nenek melihat perutnya dengan alasan yang sama.

Nenek bersikeras melihat perut Roo Na. Roo Na pun langsung mendorong nenek saat nenek berusaha menyentuh perutnya.

Sontak nenek curiga. Ia pun memaksa melihat perut Roo Na.


Nenek lantas menarik baju Roo Na dan tak sengaja membuat baju Roo Na robek. Saat itulah, nenek melihat bantalan perut Roo Bi.


"Kenapa kau melakukan ini padaku?" protes Roo Na.

"Aku mungkin akan memberi penilaian nanti tapi aku harus menyelesaikan ini sekarang!" ucap nenek.

"Tidakkah nenek berpikir, nenek sudah kelewatan batas?" jawab Roo Na.

"Lepaskan itu sekarang!" perintah nenek.


Karena Roo Na menolaknya, akhirnya nenek pun berusaha melepaskan bantalan perut itu yang dia kira sabuk penyangga kehamilan. Roo Na mulai panic dan meminta nenek berhenti melakukannya.

Se Ra yang baru keluar dari kamarnya, mendengar ribut-ribut dari dalam kamar Gyeong Min.

Ia pun langsung masuk dan mencoba menghentikan neneknya.

Terjadilah tarik menarik dan nenek berhasil menarik keluar bantalan perut itu.

Nenek sontak terkejut. Sementara Roo Na langsung lari ke kamar mandi.

"Se Ra-ya, cari kunci kamar mandi." perintah nenek.

"Nenek sebenarnya ada apa?" tanya Se Ra.


Bersamaan dengan itu, yang lainnya datang. Se Ra pun menjelaskan apa yang terjadi.

Gyeong Min langsung mengetuk pintu kamar mandi dan meminta Roo Na keluar.

"Cepat cari kunci kamar mandi!" perintah nenek, yang sontak membuat Gyeong Min dan yang lainnya kebingungan.


Gyeong Min langsung mengambil kunci kamar mandi dan membuka pintu kamar mandi.

Nenek ikut masuk ke kamar mandi.

Mereka mendapati Roo Na sedang menangis.

"Cepat bawa dia keluar!" perintah nenek.


Nenek lalu keluar duluan. Tak lama berselang, Gyeong Min memapah Roo Na keluar dari kamar mandi.

Roo Na langsung minta maaf pada nenek dan mengaku kalau ia sudah keguguran.


Syok, nenek pun jatuh pingsan. Anggota keluarga terkejut dan langsung membawa nenek keluar.


Roo Na terduduk lemas di kasur.


Roo Na turun ke bawah dan tidak mendapati siapa pun di rumah.


Tak lama berselang, Gyeong Min pulang. Ia masuk ke rumah dengan wajah terpukul.

"Bagaimana keadaan nenek?" tanya Roo Na.

Gyeong Min diam saja.

"Mianhae, Gyeong Min-ssi. Aku tidak punya pilihan. Aku tidak bermaksud menipu siapa pun." ucap Roo Na.

"Kenapa kau tidak memberitahuku soal keguguranmu dan berpura-pura masih hamil? Kau memainkan sandiwara sepanjang waktu?" tanya Gyeong Min.

Roo Na pun membela diri. Ia berkata, jika ia jujur semua orang akan membencinya.

"Termasuk padaku ayah dari bayi itu? Kau senang melihatku tertawa seperti orang bodoh? Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku? Apa aku ini cuma alat untuk memenuhi ambisimu?"


"Mianhae, Gyeong Min-ssi.Aku melakukannya karena aku merasa sangat buruk."

"Mungkin aku bisa mengerti jika kau jujur padaku. Tapi kau sepertinya tidak menyesal. Apakah keguguran tidak ada artinya bagimu?"

"Jangan menilaiku! Kau lihat sendiri kan bagaimana bahagianya semua orang saat mendengar diriku hamil. Mereka mengkritikku setiap waktu. Mengatakan aku tidak layak dan serakah. Tapi saat aku hamil, mereka memanjakanku dan bangga padaku."

"Jadi sampai berapa lama rencananya kau mau menipuku? Apa kau berencana mencuri bayi orang lain dan membawanya padaku!"


Gyeong Min lalu mencengkram bahu Roo Na.

"Siapa kau! Kenapa melakukan ini padaku!" teriaknya.

Roo Na pun menghempaskan tangan Gyeong Min.

"Kau yang tidak masuk akal! Kau tahu dengan baik aku tidak punya pilihan. Beraninya kau menghakimiku! Seharusnya kau membelaku! Kau mencintaiku. Kau bilang kau mencintaiku lebih dari hidupmu." ucap Roo Na.

"Aku akan membelamu jika kau adalah Jeong Roo Bi yang sama dengan Jeong Roo Bi yang aku cintai. Tapi kau tidak sama. Kau tidak sama dengan Jeong Roo Bi yang kucintai. Kau gila! Bahkan kau lebih buruk!" jawab Gyeong Min.


Gyeong Min mau pergi tapi Roo Na menahannya. Roo Na meminta maaf juga mengingatkan Gyeong Min yang sudah berjanji akan memaafkannya apapun yang terjadi.

Mendengar itu, Gyeong Min pun kembali menatap tajam Roo Na.

"Membelamu? Tapi kau bukan Jeong Roo Bi yang aku kenal. Kenapa aku harus membelamu?" jawab Gyeong Min.

Gyeong Min lantas pergi.


Roo Na pun hanya bisa duduk lemas di lantai dan menangis.


Geum Hee pun muncul di belakang Roo Na. Ia juga syok dengan apa yang terjadi.


Gyeong Min melajukan mobilnya dengan kencang. Ia tak bisa berhenti memikirkan sikap manisnya pada Roo Na yang dikiranya hamil.


Gyeong Min pun tak terima.


Nyonya Park dan Se Ra menjaga nenek yang masih belum siuman. Se Ra tidak menyangka Roo Na akan menipu mereka seperti itu.

"Ibu juga tidak mengerti bagaimana dia bisa bersikap biasa saja dengan kegugurannya." jawab Nyonya Park.

"Apa yang akan dilakukan Gyeong Min? Dia bilang akan menceraikan Ulke sebelum dia hamil." ucap Se Ra cemas.


Tak lama kemudian Tuan Bae datang dan memberitahu mereka kalau nenek baik-baik saja.


Nenek akhirnya sadar dan meminta Se Ra membantunya duduk.


Nenek lalu menangisi Geumdong.


Roo Na ke rumah sakit. Ia hendak meminta maaf pada nenek, tapi Gyeong Min menyuruhnya pulang.

"Aku masih bagian keluarga ini. Kau lupa?" tanya Roo Na.

"Keluarga? Mudah sekali kau mengucapkannya." jawab Gyeong Min.


Tak lama kemudian, Tuan Bae keluar dari kamar nenek dan langsung menatap tajam Roo Na.

Bersambung.......

0 Comments:

Post a Comment