Hide and Seek Ep 12 Part 1

Sebelumnya...


So Ra tidak mempercayai perkataan Chae Rin.

"Jika itu masalahnya, aku akan datang lebih cepat. Menurutmu kenapa aku menunggu sampai sekarang?" jawab Chae Rin.

"Maksudmu kau tentang aku selama ini?" tanya So Ra.

"Itu sangat jelas. Kau benar-benar mengira aku tidak tahu tentang ini?" jawab Chae Rin.

Sontak So Ra kaget, ia tidak menyangka Chae Rin tahu siapa dia sejak awal.


Eun Hyuk yang masih berada di bawah cengkraman Jae Sang menjelaskan bahwa dirinya tak bisa berpura-pura tidak mengenal So Ra saat melihat So Ra berusaha diculik pria asing.

"Kau ingin menolong gadis kesusahan seperti ksatria hitam tapi dia tiba-tiba menghilang dan kau tidak tahu keberadaannya. Dasar kurang ajar."

Jae Sang pun memukul Eun Hyuk. Awalnya Eun Hyuk diam, tapi karena Jae Sang terus menerus memukulnya, ia pun membalas dengan memelintir tangan Jae Sang.

"Kau tidak akan mengetahui keberadaannya dengan cara seperti ini." ucap Eun Hyuk.


Eun Hyuk pun melepaskan Jae Sang, tapi Jae Sang menyerangnya lagi.

Jae Sang memukuli Eun Hyuk seperti anak kecil.

Eun Hyuk pun balas, memukul Jae Sang, membuat Jae Sang takut.

Ponsel Eun Hyuk tiba-tiba berdering. Telepon dari Pimpinan Moon yang mencari Jae Sang.

"Pimpinan Moon mencarimu." ucap Eun Hyuk kemudian, lalu beranjak pergi.


Chae Rin mengajak So Ra bicara.

"Minumlah teh ini, itu akan membantumu lebih tenang." ucap Chae Rin.

Tapi So Ra menolaknya. Ia meletakkan cangkir tehnya dengan agak kasar, sehingga air teh nya mengenai tangannya.

Chae Rin pun mengeluarkan saputangannya dan mengelap tangan So Ra.

"Bagaimana aku bisa tenang, istri dan selingkuhan minum teh bersama." jawab So Ra.

"Lalu haruskah kita saling menjambak seperti drama di TV?" tanya Chae Rin.

"Apa maksudmu kita berdua akan bertahan?"

"Dana itu dana perusahaan, kan? Moon Jae Sang menggelapkan uang itu dan memasukkannya ke rekeningmu."

So Ra mulai kesal. Ia lalu mengklaim bahwa uang itu adalah miliknya karena sudah berada di rekeningnya.

"Kau tidak tahu apa akibatnya jika serakah pada harta orang lain? Kembalikan sebelum sesuatu yang lebih serius terjadi."

"Jika kau istrinya, kau pasti jenis manusia yang sama. Kau tidak tahu betapa sulitnya ini karena kau terlahir kaya. Itu sebabnya kau memintaku mengembalikannya."


Kesal, Chae Rin pun mencengkram bahu So Ra.

"Pernahkah kau dikubur di tanah? Kau tidak pernah menjadi pengganti seseorang dan dipanggil sebagai orang lain bukan? Jika kau mendapatkan sesuatu, kau harus berusaha dengan mempertaruhkan hidupmu."

Chae Rin lalu melepaskan cengkramannya. Ia berjanji akan melindungi So Ra, jika So Ra mau bersaksi bahwa uang itu adalah uang yang digelapkan Jae Sang.

Tapi So Ra tidak mau melakukannya.


Pimpinan Moon terkejut melihat bibir Eun Hyuk dan Jae Sang terluka. Ia bertanya, apa penyebabnya tapi Jae Sang malah balik bertanya kenapa sang ayah mencarinya.

"Dasar kurang ajar. Kau sangat tidak sabaran." sewot Pimpinan Moon.


Pimpinan Moon lalu duduk di hadapan Eun Hyuk dan Jae Sang.

"Aku akan segera memanggil para presdir perusahaan. Di acara itu aku akan mengumumkan calon pimpinan dan seketaris kepala yang baru. Anggaplah kalian sudah diberitahu." ucap Pimpinan Moon.

"Ayah menjanjikan posisi seketaris kepala pada Cha Eun Hyuk?"

"Anda berencana menjanjikan Pak Moon sebagai pengganti anda?"

"Kenapa kau bersikap seperti mendengar sesuatu yang tidak seharusnya kau dengar? Bukankah wajar bagi seorang putra meneruskan usaha ayahnya dan orang yang kupilih secara spesifik untuk posisi seketaris kepala? Para pesuruh di masa kuno cukup setia untuk terkena panah-panah terbang tanpa memakai baju zirah demi majikannya. Mulai sekarang, kau pengawal kerajaan Jae Sang." ucap Pimpinan Moon.


Pimpinan Moon kemudian menyuruh Eun Hyuk dan Jae Sang mendekat.

Ia kemudian menyatukan tangan Eun Hyuk dan Jae Sang.

"Malam ini kalian harus minum bersama dan menjalin hubungan yang lebih akrab. Kalian harus melalui banyak hal bersama mulai sekarang." ucap Pimpinan Moon.

Pimpinan Moon lantas menyuruh mereka kembali bekerja.


Keduanya berdiri dan Jae Sang langsung melepaskan tangan Eun Hyuk.

Pimpinan Moon langsung sewot dan menyuruh Jae Sang memegang tangan Eun Hyuk.

Dengan wajah gondok, Jae Sang pun menggenggam tangan Eun Hyuk dan menarik Eun Hyuk keluar.

*Ngakak berat liat Jae Sang dan Eun Hyuk disuruh gandengan begitu.


Sampai diluar, Jae Sang langsung menghempaskan tangan Eun Hyuk.

"Bagaimana ini, pimpinan mengira hubungan kita sangat dekat." tanya Jae Sang.

Eun Hyuk diam saja.

"Baiklah, pura-puralah tidak tahu dimana So Ra seperti ucapanmu. Tapi bisakah kita minum seperti perintah jika kulakukan itu? Kau bisa melakukannya, kan? Lihatlah minuman itu akan menjadi minuman perpisahan atau minuman selamat datang." ucap Jae Sang.


Jae Sang lalu masuk ke ruangannya.

Di ruangannya, ia kembali melihat foto-foto Eun Hyuk dan Chae Rin dengan kesal.

"Kita lihat berapa lama kau akan membodohiku." ucapnya.


Chae Rin mengobati luka Eun Hyuk di tempat biasa mereka bertemu.

Eun Hyuk lalu berkata, bahwa mereka harus bergegas karena Pimpinan Moon akan memilih Jae Sang sebagai pimpinan yang baru.

"Pimpinan baru?" tanya Chae Rin.

"Pimpinan mungkin akan memakai konversi saham Makepacific sebagai alasan. Dia akan mengatakan semua yang telah terjadi adalah karena kekuasaan Moon Jae Sang di hadapan orang-orang. Kurasa itu semua rencana besar untuk menjadikan Moon Jae Sang sebagai pimpinan." jawab Eun Hyuk.

"Jadi maksudmu sejak awal perusahaan kami adalah korban untuk menjadikan dia pimpinan berikutnya?" tanya Chae Rin.

"Dia sudah lama menyiapkan ini. Pada akhirnya, dana gelap itu akan menjadi kartu terakhir kita. Akan sulit bagi Moon Tae San untuk keluar dari masalah ini." jawab Eun Hyuk.


Eun Hyuk lantas menanyakan kesaksian So Ra.

"Pasti sulit baginya membuat keputusan. Aku mengerti. Tidak akan mudah menyerahkan uang dalam jumlah besar. Tapi kenapa kau memberitahu tentang dana gelap itu? Kenapa kau harus memikirkannya dengan begitu sulit saat pada akhirnya itu amat mudah?"

"Siapa bilang mudah? Ini peluang yang sangat kuusahakan saat hidup sebagai pesuruhnya. Tidak ada yang mudah dari awal sampai akhir, bahkan meskipun sesaat. Jika aku memanfaatkan peluang itu, kehidupanku yang rendah akan terbayar sekaligus. Apakah menurutmu mudah bagiku untuk menyerah?"

"Lalu kenapa? Ini peluang untuk mengubah hidupmu. Kau begitu ingin mengubah hidupmu." jawab Chae Rin.

"Itu karena hidupku telah berubah. Hidupku sudah berubah." ucap Eun Hyuk sambil menatap Chae Rin, seolah mengatakan bahwa hidupnya berubah karena Chae Rin.


Nyonya Park dan Yeon Joo pergi ke galeri.

Air mata Nyonya Park seketika tumpah saat melihat lukisan ibu yang memeluk anaknya.

"Ini konyol, kan? Aku selalu menangis saat menikmati karya seni."

"Aku tahu kisah anda." jawab Yeon Joo.


"Orang-orang memberitahuku, bahwa anak kandung dan anak adopsi adalah sama jika mereka semua dibesarkan. Namun tidak seperti itu bagiku. Awalnya aku memperlakukan dia tanpa perbedaan tapi aku lebih banyak merawat Chae Rin." ucap Nyonya Park.

Yeon Joo pun terkejut.

"Kami mengadopsinya saat dia berusia 8 tahun di tahun saat Soo A menghilang." ucap Nyonya Park.


Pil Doo berhasil melepaskan ikatannya, namun ia tidak berhasil mendobrak pintu.


Pimpinan Moon kembali menghubungi Presdir Min.

Presdir Min pun mengaku, bahwa itu bukan keputusan yang mudah untuk mentransfer sahamnya.

"Maka akan kuputuskan untukmu. Aku akan menempuh proses hukum mulai besok dan kau akan segera melihat stiker penyitaan."

Sontak Presdir Min kaget.

"Kau tidak boleh melakukanya. Kau tahu betapa gugupnya pegawaiku saat lini produksi berhenti terakhir kali?"

"Kapan kau akan menyingkirkan putri palsumu! Bukankah seharusnya kau sudah menyingkirkannya!"

"Apa maksudmu kami harus menyingkirkan Chae Rin?"

"Lantas kau mau kami hidup dengannya setelah semua ini? Uangmu akan kembali jika membeli sesuatu yang kau kira asli padahal ternyata palsu! Bukankah itu juga berlaku untuk orang!"


Presdir Min pun langsung pulang dan memberitahu Nyonya Na bahwa mereka harus menuruti permintaan Pimpinan Moon mulai besok.

Nyonya Na pun marah dan mengaku tidak akan memaafkan Pimpinan Moon.


Nyonya Na lalu menyuruh Bu Kim bersiap-siap karena ia mau menemui Pimpinan Moon.

Bu Kim berusaha mencegah tapi Nyonya Na tidak peduli dan terus marah-marah.

Tiba-tiba saja, Nyonya Na jatuh pingsan.

-Di kediaman Taesan-


"Jadi kau tidak bisa menemukan apapun yang palsu di rumah ini? Kalau begitu siapa yang akan mendapatkan hadiahnya?" tanya Pimpinan Moon.

Pimpinan Moon menanyakan itu di depan Chae Rin Juga.

"Aku sudah mencari-cari di rumah ini sepanjang hari tapi tidak bisa menemukan apapun yang palsu di rumah ini. Tidak mungkin ada yang palsu di rumah ini. Semuanya barang mewah asli dan datang dari luar negeri."

"Itu artinya kau tidak pintar. Kau bahkan tidak bisa membedakan yang palsu di depanmu."

"Di depanku? Hanya ada Bu Min di depanku." jawab si pelayan, lalu pergi.


Pimpinan Moon lantas memberitahu Chae Rin bahwa dia akan segera menuntut Makepacific.

Chae Rin berusaha tenang, tapi wajahnya terlihat resah.


Jae Sang mengajak Eun Hyuk minum, tapi Eun Hyuk tidak menyentuh minumannya saat Jae Sang sudah menuangkan untuknya.

"Aku menjadi anjing saat minum tapi kau hanya duduk di sana terlihat tidak bersalah. Itu tidak menyenangkan." ucap Jae Sang, menatap tajam Eun Hyuk.

Eun Hyuk pun akhirnya minum seperti yang diminta Jae Sang.

"Entah kenapa ayahku sangat mempercayaimu. Biasanya dia pandai melihat orang. Kenapa dia tidak bisa melihat apa yang kulihat? Hei, Cha Eun Hyuk. Kau merasa ini tidak adil? Aku dilahirkan sebagai Pangeran Grup Taesan dan kau sebagai budakku."

"Kenyataan tetap tidak akan berubah meski aku merasa tidak adil."

"Aku menyukaimu karena kau selalu menerima kenyataan. Sebenarnya kau dan aku bisa saja bersahabat tapi itu tidak akan bisa terjadi karena aku melihat yang tidak seharusnya kulihat."

Jae Sang lalu menyuruh Eun Hyuk pergi.

Eun Hyuk pun pergi, tapi Jae Sang memanggilnya lagi.

"Ada dua jenis orang yang bermain di belakangku. Orang-orang tidak pernah tertangkap dan orang yang harus menghadapi konsekuensinya."

Eun Hyuk tidak mempedulikan kata-kata Jae Sang dan beranjak pergi.


Chae Rin mendatangi So Ra lagi. Ia memperlihatkan foto kedua mantan istri Jae Sang.

"Mereka bunuh diri tapi pada dasarnya mereka dibunuh karena dia membuat mereka memilih kematian. Dibandingkan Grup Taesan, mereka tidak begitu besar tapi mereka semua datang dari keluarga yang cukup kaya. Namun mereka berakhir seperti ini. Kau tahu apa artinya itu?"


Chae Rin lalu menunjukkan bingkai foto yang kosong.

"Menurutmu foto siapa yang selanjutnya akan berada di sini? Hanya kau dan aku yang tahu rahasia ini. Kau dan aku. Maka itu akan menjadi salah satu dari kita. Kau bisa saja kabur dari sini tapi kau tidak bisa menghindari hukuman. Situasi tidak akan mendukungmu saat polisi memulai penyelidikan. Kau akan di penjara karena menjadi kaki tangan. Jangan bilang kau mengambil uang itu  tanpa memikirkan akibatnya."

So Ra mulai takut.


Chae Rin lantas memberikan So Ra tiket ke Hawaii dan sejumlah uang. Tapi So Ra tidak mau menerimanya.

Chae Rin pun tidak bisa apa-apa lagi. Ia beranjak pergi. Tapi So Ra kemudian memanggilnya.


So Ra memberikan benda kecil, seperti flashdisk.

Chae Rin pun langsung berterima kasih karena So Ra mau bekerja sama dengannya.

"Tapi kau tidak membenciku? Aku selingkuhan suamimu."

"Aniyo. Aku justru kasihan dan merasa sedih melihatmu. Kau mungkin tidak punya pilihan meski kau mengetahui seperti apa Moon Jae Sang itu. Kuharap  kau menerima pria yang mencintaimu dan hidup bahagia."


"Lalu bagaimana denganmu? Kau tidak mencintai Moon Jae Sang. Aku juga mau kau menemukan pria yang benar-benar kau cintai." ucap So Ra.

"Aku sudah menemukannya." jawab Chae Rin.


Jae Sang dihubungi So Ra. Awalnya ia marah karena So Ra mengabaikan semua panggilannya tapi kemudian ia bersikap lunak pada So Ra agar So Ra mau mengatakan dimana posisinya.

"Wae? Untuk mengambil alih rekening bank Swiss? Kau benar, itu bukan milikku. Itu milikmu."

"Kau akhirnya sadar. Kau benar So Ra-ya, itu milikku. Milik Moon Jae Sang. So Ra-ya, aku akan segera menjadi pimpinan berikutnya. Aku harus segera membereskan semuanya sebelum semua itu terjadi dan menyingkirkan jejak dana gelap."

"Apa yang akan kuperoleh jika kau menjadi pimpinan?" tanya So Ra.

"Akan kuberikan kau salon di Gangnam. Itu cukup, kan? Lagipula kau pantas ada di sana."

"Moon Jae Sang, kau tidak berubah sama sekali. Itu sebabnya istrimu mencintai pria lain."

So Ra pun memutuskan panggilannya, tapi tak lama ia dapat panggilan lagi.

"Dimana?" tanyanya kaget.


Jae Sang menerobos masuk ke ruangan Eun Hyuk tapi So Ra sudah pergi.

Kesal, ia pun membuang semua dokumen yang ada di meja. Beberapa foto pun terlempar keluar dari dalam dokumen.

Jae Sang terkejut melihat fotonya yang sedang bermesraan dengan So Ra.


Ia lalu melihat sebuah amplop yang ditujukan untuk Eun Hyuk di atas meja.


Jae Sang pun langsung menggeledah meja Eun Hyuk dan menemukan alat penyadap serta kartu memori di sana.


Ia juga menemukan sapu tangan milik Chae Rin di sana.

"Mereka bahkan lebih dekat dari dugaanku." ucapnya kesal.


Jae Sang kemudian mendengarkan isi kartu memori itu.

Ia terkejut mendengar pembicaraannya dengan So Ra soal dana gelap terekam.

"Cha Eun Hyuk, kau merekam pembicaraan kami! Dasar kurang ajar!"


Eun Hyuk kembali ke ruangannya dan terkejut melihat ruangannya acak-acakan.

Ia lalu memeriksa lacinya dan makin terkejut melihat alat penyadap serta kartu memori itu raib.

Eun Hyuk langsung menghubungi Chae Rin, memberitahu Chae Rin bahwa Jae Sang sudah tahu semuanya.


Namun Chae Rin langsung berhenti bicara saat Jae Sang pulang.

"Kau bicara dengan siapa?" tanya Jae Sang tajam.

"Bukan urusanmu." jawab Chae Rin.

"Benar, lagi pula kita ini pasangan palsu." ucap Jae Sang.

Jae Sang lalu mengembalikan saputangan Chae Rin. Ia mau melihat reaksi Chae Rin.

Chae Rin pun ingat ia mengenakan saputangannya untuk mengelap tangan So Ra tadi.


"Untuk apa kau mengambil itu. Kau bahkan tidak tahu itu milik siapa." jawab Chae Rin, lalu membuang saputangan itu tong sampah dan keluar kamar.

"Pewaris palsu dan sopir yang bekerja sebagai mata-mata. Mereka akan menjadi pasangan yang luar biasa." puji Jae Sang.


Besoknya, Presdir Min bicara dengan Pimpinan Moon di telepon.

"Kami akan menukarkan sahamnya dan mengembalikan uang yang diinvestasikan Taesan Group ke perusahaan kami."

"Jadi hubungan kita sudah kembali membaik." jawab Pimpinan Moon.

Pimpinan Moon lalu berkata akan mengurus masalah yang satunya lagi.

Usai bicara dengan Presdir Min, Pimpinan Moon menyuruh pegawainya mengumpulkan para presdir satu jam lagi.


Nyonya Na mencabut infusnya. Bu Kim sonta kaget.

"Kau pasti tahu apa arti Makepacific bagiku." ucap Nyonya Na sedih. Bu Kim pun memeluk Nyonya Na.

"Jangan beritahu siapa pun tentang ini. Hanya kau orang yang bisa ku percaya sepenuhnya." ucap Nyonya Na.

"Baiklah." jawab Bu Kim, tapi matanya berkata lain.


Pil Doo pura-pura pingsan saat salah seorang yang menyekapnya datang.

Ketika orang itu berusaha membangunkannya, saat itulah ia melumpuhkan orang itu dan kabur.


Eun Hyuk dan Chae Rin sedang menuju suatu tempat.

"Hanya 30 menit tersisa sebelum rapat presidensial dimulai. Kau siap?" tanya Eun Hyuk.

Chae Rin tidak menjawab dan melihat amplop yang dipegangnya.


Jae Sang berlari ke ruangan ayahnya. Ia menyuruh ayahnya memecat Eun Hyuk, tapi kemudian ia terkejut melihat Eun Hyuk ada di hadapan ayahnya.

Pimpinan Moon lantas memperlihatkan surat pengunduran diri Eun Hyuk.

Sontak Jae Sang marah. Ia berkata, Eun Hyuk tidak berhak mengundurkan diri karena seharusnya dirinya lah yang memecat Eun Hyuk.

Pimpinan Moon lalu meminta Eun Hyuk mempertimbangkan kembali tapi Eun Hyuk menolak dan beranjak pergi.


Di luar gedung Taesan, Eun Hyuk bertemu Chae Rin.

Chae Rin tersenyum pada Eun Hyuk.

"Kau siap?" tanya Eun Hyuk. Chae Rin mengangguk.


Pimpinan Moon heran karena Eun Hyuk menolak promosi yang ia berikan.

Jae Sang pun berkata, bahwa Eun Hyuk pria yang licik dan ambisius.

Pimpinan Moon berdecak dan mengatakan bahwa Eun Hyuk lebih baik dari Jae Sang.

Pegawai Pimpinan Moon lalu memberitahu bahwa rapat akan segera dimulai.


Jae Sang pun hendak memberitahu ayahnya sesuatu tapi ngomongnya berbelit-belit.

Pimpinan Moon curiga kalau Jae Sang hendak melakukan sesuatu yang membuatnya malu.

"Tentu saja tidak." jawab Jae Sang. Nyalinya langsung ciut.


Saat hendak masuk ke ruang rapat, Chae Rin menghampiri mereka.

Chae Rin mengajak Pimpinan Moon bicara.

"Anda harus bicara denganku jika tidak ingin dipermalukan. Putra anda, Moon Jae Sang, tidak boleh dan tidak akan bisa menjadi pimpinan berikutnya. Jadi bagaimana? Anda mau semua orang tahu alasan putra anda tidak layak menjadi pimpinan atau anda ingin kuberitahu di ruangan terpisah?"

"Ikut aku."


Jae Sang pun mencengkram lengan Chae Rin. Ia memelototi Chae Rin.

"Kau mau mengajakku ribut?" tanyanya.

Chae Rin pun balas memelototi Jae Sang. Lalu kemudian, ia menghempaskan tangan Jae Sang dan pergi ke ruangan Pimpinan Moon.


"Beritahu aku kenapa Jae Sang tidak pantas menggantikanku."

"Pemilik harus mengorbankan diri demi perusahaan. Bukankah itu diperlukan untuk menjadi pemilik? Jika dia menjadi pemimpin di perusahaan hanya karena terlahir kaya dia hanya akan menjadikan dirinya dan perusahaan menjadi makin buruk." jawab Chae Rin.

"Bukankah kau tahu dilahirkan di keluarga yang tepat itu takdir?" balas Jae Sang.

Pimpinan Moon langsung menyuruh Jae Sang diam. Jae Sang pun kicep.

"Maksudmu Jae Sang tidak pantas karena dia putraku?"

"Aniyo, Moon Jae Sang punya masalah lain. Dia tidak bermoral dan tidak etis." jawab Chae Rin.

"Jaga bicaramu!" sewot Jae Sang.


"Kau mengenal dirimu lebih baik dibandingkan aku. Penggelapan dana dari kontruksi Taesan tiga tahun lalu." jawab Chae Rin.

Pimpinan Moon langsung menatap tajam Jae Sang, sementara Jae Sang kaget.


Chae Rin pun langsung menunjukkan bukti berupa laporan keuangan Taesan.

Pimpinan Moon mulai kesal, tapi ia masih berusaha membela Jae Sang dengan mengatakan itu tidak cukup untuk menghalangi dirinya menunjuk Jae Sang sebagai pimpinan Taesan yang baru.

"Lalu bagaimana dengan ini?" tanya Chae Rin, lalu memperdengarkan rekaman kesaksikan So Ra.


Sontak Presdir Moon kaget dan langsung menatap Jae Sang dengan tatapan murka.

Jae Sang juga kaget dan langsung melirik ayahnya.

Bersambung ke part 2.......

0 Comments:

Post a Comment