Skip to main content

Watcher Ep 13 Part 3

Sebelumnya....


Young Koon ke Puskesmas, meminta rekam medis Klinik Happines, sayangnya Puskesmas tidak memiliki rekam medisnya.

Young Koon : Lalu siapa yang punya?

"Ada banyak klinik yang bangkrut. Kami tidak mampu menampung semuanya. Mereka memaraf Perjanjian Penyimpanan lalu diizinkan menyimpannya."

"Kau tahu  siapa yang memilikinya?" tanya Young Koon.

"Tunggu." si petugas pun mengecek datanya.

"Pemiliknya Yoon Ji Hoon."

"Siapa?"

"Dia pengacara. Kau perlu nomornya?"

"Tidak, aku mengenalnya."

Young Koon beranjak pergi.


Young Koon bergegas ke kantor Tae Joo. Sampai disana, dia ketemu Ji Hoon yang baru saja turun ke lobi.

Young Koon : Kau tahu Klinik Happiness, bukan? Kudengar kau menyimpan rekam medis mereka.

Ji Hoon : Ya, kusimpan untuk membantu psikiaternya.

Young Koon : Boleh kuakses?

Ji Hoon : Tolong bawa surat penggeledahan dan penyitaan.

Young Koon : Aku yakin kau sudah mengecek datanya. Orang yang memotong jempolmu. Tahukah kau dia pasien di sana?

Ji Hoon : Aku tahu. Kau ingin melihatnya?

Young Koon : Ya. Kenapa kliniknya ditutup?

Ji Hoon : Psikiaternya ingin pensiun, jadi, aku membantunya.

Young Koon : Aku ingin melihat datanya.

Ji Hoon : Mari ke kantorku. Semua ada di situ.


Di ruangannya, Tae Joo cemas memikirkan pengakuan Ji Hoon yang ingin balas dendam.

Tak lama, kemudian ia keluar sambil meraih ponselnya dan menghubungi Chi Gwang.


Ji Hoon tiba di kantornya, bersama Young Koon yang mengikutinya di belakang. Kantor Ji Hoon cukup menyeramkan, letaknya sama persis kayak kantornya Young Koon.

Young Koon : Kantormu di sini?

Ji Hoon : Aku bekerja sendirian. Ini kantor sementara.


Mereka lantas masuk ke dalam dan Ji Hoon menunjukkan letak dokumen yang dicari Young Koon dan menyuruh Young Koon mencarinya sendiri.

Ji Hoon : Dahulu kau menanyakan soal kemanusiaan kepadaku, bukan?

Young Koon : Ya.

Ji Hoon : Manusia penuh dengan emosi. Rasa takut, malu, benci, sedih, marah, kaget, cemburu, simpati, dan bahagia. Tapi hewan hanya punya emosi dasar. Kau pernah menyaksikan kematian anjing atau kucingmu?

Young Koon : Tidak, saat aku kecil, keluarga kami tidak mampu.

Ji Hoon : Hewan tidak bersimpati kepada spesiesnya. Manusia saja yang begitu. Hanya manusia yang punya berbagai macam emosi. Tapi selain bahagia, semua emosi itu negatif. Lagi pula, hidup juga penuh derita.


Young Koon tidak menanggapi kata2 Ji Hoon lagi dan terus mencari dokumen yang ia cari. Ia menemukan dokumen Chan Hee dan Kang Wook disana.

Sementara Ji Hoon melirik jam nya.

Young Koon : Rekam medis Kim Kang Wook atau Park Chan Hee kosong.


Ji Hoon pun mendekati Young Koon

Ji Hoon : Manusia pasti roboh jika terlalu menyembunyikan atau menunjukkan emosi. Manusia itu sangat rapuh. Kau tipe yang mana? Aku cenderung menyembunyikan emosi.

Young Koon : Jadi, di mana rekam medisnya?


Tiba2, beberapa anak buah Ji Hoon datang membawa tongkat.

Ji Hoon : Pak Kim, kurasa kau akan merepotkan kami. Aku perlu bicara dengan Wakil Komisaris Park.

Anak buah Ji Hoon mulai menyerang Young Koon, sementara Ji Hoon duduk di mejanya, berkutat dengan laptopnya.

Young Koon : Hanya karena aku sendiri, jangan meremehkanku. Selama ini, aku tidak pernah berkelahi dengan serius. Tapi kini sudah cukup.

Awalnya Young Koon berhasil menjatuhkan mereka tapi si salah seorang diantara mereka, kemudian memukul kepala Young Koon sampai berdarah. Young Koon kesakitan.


Yang lain lantas memegangi badan Young Koon. Yang memukul kepala Young Koon tadi mulai memukul perut Young Koon dengan tongkatnya.

Young Koon membalas, ia menendang pria di depannya, lalu membanting pria yang menguncinya.


Melihat anak buahnya tumbang, Ji Hoon pun beranjak. Ia melepas jasnya, lalu menggulung lengannya. Young Koon pun melihat beberapa bekas suntikan di sana.

Young Koon : Astaga. Ternyata kau pecandu.

Ji Hoon : Itu membuatku lebih kuat. Rasa takut dan simpatiku bisa sirna.


Ji Hoon lantas mengambil pisau dibalik mejanya dan menyerang Young Koon. Tapi Young Koon dengan mudah berhasil mendorong Ji Hoon, meski pergelangan tangannya terluka kena pisau itu dan darahnya mulai menetes ke bawah.


Ji Hoon bangkit dan mendesak Young Koon ke dinding. Ia berusaha menusuk Young Koon tapi Young Koon berhasil mendorongnya sampai dia terpelanting jauh ke belakang.


Tapi setelah itu, Young Koon kehilangan keseimbangannya karena luka2nya dan mulai memegangi dinding.

Ji Hoon berdiri dan tertawa melihatnya.

Young Koon menguatkan dirinya dan kembali menendang Ji Hoon.

Tapi tak lama, Young Koon pingsan. Ji Hoon juga pingsan setelah sebelumnya menertawakan Young Koon yang pingsan.


Tae Joo menemui Chi Gwang di ruangan tim investigasi.

Tae Joo : Yoon Ji Hoon berniat membebaskan Wakil Komisaris Park dan membalas dendam. Dia meminta bantuanku untuk membalaskan dendamnya.

Chi Gwang : Kenapa kau memberitahuku? Kukira kau merasa bersalah kepada Ji Hoon dan membenci Wakil Komisaris Park.

Tae Joo : Aku tidak mau dia berbuat hina. Kematian Wakil Komisaris Park juga tidak akan mengakhiri ini. Tolong urus diam-diam.

Chi Gwang : Baik.

Tae Joo lalu beranjak pergi.

Bersambung ke part 4

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 14

Sebelumnya <<< “Dimana Hae Gang, ibu? Apakah dia benar2 pergi ke China? Catatan dan foto2 Hae Gang, kenapa dihapus? Siapa yang menghapusnya? Apakah Hae Gang yang melakukannya? Apakah ibu yang melakukannya? Apa yang terjadi pada Hae Gang, ibu?” tanya Jin Eon. Nyonya Kim diam saja. Wajahnya terlihat kecewa dan marah. Jin Eon pun berlutut dan mengakui kesalahannya. Ia terus menanyakan Hae Gang. Nyonya Kim menghapus air matanya dan menuliskan catatan untuk Jin Eon. Setelah itu, Nyonya Kim masuk ke kamarnya. Jin Eon pun merasa bersalah. Jin Eon lalu membaca tulisan Nyonya Kim. [Dia bertemu dengan seorang pria yang baik dan dia hidup dengan bahagia. Jadi berhentilah. Aku mohon padamu] Namun jawaban dari Nyonya Kim tak begitu memuaskan hatinya. Baek Seok menyusul Hae Gang yang duduk di luar rumah. Namun ia tak menghampiri Hae Gang. Ia hanya menatap lirih Hae Gang dari kejauhan. Hae Gang sendiri tak menyadari kehadiran Baek Seok. Sementara itu, Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...