The World Of The Married Ep 12

Sebelumnya...

Episode kali ini siap-siap ya guys bakal dibuat naik darah sama kelakuan Da Kyung...


Tae O terus menghubungi Da Kyung, tapi Da Kyung yang kini sudah berada di kamarnya, hanya diam saja menatap panggilan suaminya.


Tae O yang sudah di kantor polisi pun resah. Ia berniat menghubungi Sun Woo tapi ragu.


Sementara Sun Woo nya masih bersama Yoon Ki dan Pimpinan Yeo.

Pimpinan Yeo : Sepertinya ada masalah dengan rencanamu, Dokter Ji. Sepertinya segalanya tidak berjalan sesuai rencanamu.

Sun Woo bersikap tenang.

Sun Woo : Anda benar. Semua usahaku sia-sia. Aku tidak menduga ini. Apa yang akan anda lakukan? Kalau begini, menantu anda akan menjadi pembunuh.

Pimpinan Yeo : Maaf mengecewakanmu, tapi aku tidak peduli soal masa depannya. Aku hanya memedulikan putriku.


Sun Woo : Putri anda bisa bercerai kapan saja. Tapi bagaimana dengan cucu anda? Dia akan diberi label sebagai putri seorang pembunuh seumur hidupnya.

Pimpinan Yeo terdiam.

Sun Woo : Anda dan aku berada di posisi yang sama mengenai masalah ini. Meskipun anda mungkin tidak ingin mengakui hal itu. Apa yang harus kita lakukan sekarang?


Pimpinan Yeo : Kau juga salah satu tersangka. Jangan bilang kau lupa soal itu.

Sun Woo : Jangan cemaskan aku. Anda hanya perlu memilih apa anda akan menyelamatkan menantu anda.


Tae O menatap Hyun Seo yang berdiri di ruangan lain.


Detektif yang menangani kasus In Kyu, minta Tae O jujur.

Detektif : Aku tahu ini tidak nyaman, tapi kami harus melakukan tugas kami. Jadi, tolong beri tahu kami di mana kau malam itu.

Tae O terus bungkam.

Detektif : Kau harus memberi tahu kami, Pak. Jika tetap diam, kau bisa terkena masalah.

Rekan-rekan si detektif heran melihat Tae O terus bungkam. Mereka jadi curiga jika Tae O benar-benar melakukan sesuatu pada In Kyu malam itu.


Tiba2, Sun Woo datang. Sontaklah, Tae O kaget ngeliat Sun Woo.

Tak hanya Tae O tapi Hyun Seo dan seisi kantor polisi juga kaget.


Sun Woo menatap Hyun Seo yang berdiri menatapnya.


Detektif menghampiri Sun Woo.

Detektif : Kenapa kemari? Kau tidak perlu kemari untuk diinterogasi. Nona Min Hyun Seo sudah memberi tahu kami bahwa dia menjatuhkan syalmu di stasiun.

Sun Woo : Aku datang untuk Pak Lee Tae O.


Tae O dan Hyun Seo kaget.


Sun Woo duduk dan menceritakan kejadiannya. Dia bilang saat In Kyu tewas, Tae O ada bersamanya.
Hari itu,

Sun Woo : Kami berdua ada di mobilku di tempat parkir.


Tae O dan Hyun Seo kaget dengan cerita Sun Woo.


Detektif : Bukan itu yang dikatakan Nona Min.


Hyun Seo keluar dan mengatakan cerita Sun Woo tidak benar.

Hyun Seo : Pak Lee bersamaku di pintu darurat. In Kyu jatuh dari atap setelah naik ke sana.

Sun Woo : Kau bilang dia ke atas sana, tapi itu hanya pendapatmu. Asumsi atau pendapat tidak cukup untuk menjadikan seseorang pembunuh.

Sun Woo menatap detektif, bukan begitu, Detektif?


Detektif : Ya, tentu saja. Tapi karena ada saksi, kami harus menyelidiki apa yang terjadi.

Sun Woo : Dia sedang bersamaku pada saat itu.

Detektif : Kau punya bukti?


Sun Woo melepas sarung tangannya, lalu merogoh saku mantelnya dan meletakkan cincin pernikahan Tae O di meja.

Sun Woo : Ini cincin pernikahannya. Aku menemukannya di mobilku. Akulah alibinya. Apa itu cukup?


Hyun Seo langsung lemas.


Da Kyung sedang berbicara dengan detektif di telepon.

Detektif menanyakan cincin itu. Da Kyung penasaran kenapa detektif tanya2 soal cincin.

Detektif : Aku tidak bisa memberi tahu detail penyelidikan. Jika ingin membantu suamimu, beri saja aku jawaban jujur. Kapan kau menyadari bahwa suamimu tidak memakai cincin pernikahannya?

Da Kyung : Cincin itu hilang sejak malam itu. Aku juga tidak tahu di mana.


Detektif menatap rekan2nya di belakang dan mengangguk.

Detektif : Baik, terima kasih atas kerja samanya.

Da Kyung heran sendiri.


Tae O masih berdiri di depan kantor polisi, menunggu Sun Woo.

Tak lama, Sun Woo keluar. Sun Woo hanya menatap kesal Tae O.

Sun Woo kemudian berjalan melewati Tae O.


Tae O ngajak dia bicara.

"Aku bertemu dengan Pimpinan Yeo sebelum datang ke sini. Apa hanya sebesar itu nilaimu di keluarga itu?" ucap Sun Woo tanpa berbalik menatap Tae O.

Tae O diam.


Sun Woo kemudian berbalik, menatap dan mendekati Tae O.

Sun Woo : Apa kau mencampakkan Joon Young dan aku untuk diperlakukan seperti itu?

Sun Woo lalu pergi.


Tae O pulang ke rumah dan langsung disambut tatapan tajam Da Kyung.

Tae O yang malas berdebat, berjalan begitu saja melewati Da Kyung tapi Da Kyung protes padanya, gara2 ditelpon polisi tadi.


Da Kyung : Kau bilang akan mengurusnya. Kenapa aku harus ditelepon begitu?

Tae O : Kau tidak akan ditelepon seperti itu lagi.

Da Kyung : Apa kau  sudah membersihkan namamu?


Tae O berbalik, menatap kesal Da Kyung.

Tae O : Ya. Berkat Sun Woo.

Da Kyung kaget, apa?

Tae O : Lucu, bukan? Benar, bukan? Bukankah ini payah? Orang yang datang menyelamatkanku ternyata malah Ji Sun Woo.

Da Kyung :  Katamu dia mungkin pembunuhnya.

Tae O : Aku tahu. Dia bisa dicurigai, tapi dia mengambil risiko dalam situasi itu.

Da Kyung : Kenapa? Untuk apa? Apa dia masih menyukaimu?


Tae O : Karena Joon Young! Karena aku ayah Joon Young!

Da Kyung kaget dibentak Tae O.

Tae O : Tapi Da Kyung-ah, aku juga ayah Jenny. Apa aku salah?


Tae O lalu beranjak pergi.

Da Kyung tampak menahan tangisnya.


Tae O masuk ke ruang kerjanya. Dia nangis disana.


Sun Woo ke kamar Joon Young. Dia melihat Joon Young yang sudah tidur. Tak mau mengganggu Joon Young, Sun Woo pun keluar.


Sun Woo masuk ke kamarnya. Dia duduk di ranjangnya sambil memikirkan kata-katanya ke Myung Sook.

Sun Woo : Bagus sekali jika kita bisa lupakan seseorang semudah itu, bukan? Mengakhiri hubunganmu tidak semudah yang kau pikirkan. Setidaknya itulah keadaanku sekarang.


Sun Woo lalu berbaring dan menangis.

Tae O juga berbaring di sofanya dan menangis.


Paginya Sun Woo sudah di meja makan, nungguin Joon Young.

Tak lama, Joon Young turun.

Sun Woo : Apa tidurmu nyenyak?

Tapi Joon Young nyuekin Sun Woo. Dia meletakkan tasnya di lantai dengan cara dibanting, menggantung almamaternya di kursi dapur, lalu menuju kulkas dan mengambil susu.

Sun Woo : Ada apa? Kau tidak berselera makan? Tunggu sebentar. Ibu akan membuatkanmu roti panggang.


Joon Young membawa mangkuk serealnya ke meja dapur.

Joon Young : Tidak perlu repot-repot.

Sun Woo : Sebentar saja.

Joon Young : Sudah kubilang tidak perlu repot-repot!

Sun Woo kaget diteriaki Joon Young begitu.


Da Kyung dihubungi pria suruhannya. Pria suruhannya bilang kalau kasus In Kyu ditetapkan sebagai bunuh diri dan sudah ditutup.

Da Kyung kaget, itu bunuh diri?

"Autopsi mendukungnya, dan menimbang situasinya, keluarganya belum memprotes jadi, kurasa akan berakhir seperti itu."

"Begitu rupanya."

"Aku yakin kau sangat khawatir, tapi itu tidak perlu. Maafkan kami karena mengganggu."


Tae O lewat di depan Da Kyung. Da Kyung hanya menatap Tae O dengan tatapan tidak percaya.


Hyun Seo baru saja meninggalkan kantor polisi.

Sun Woo di mobilnya, menunggu Hyun Seo tak jauh di depan kantor polisi.


Tak lama, Hyun Seo datang. Sun Woo langsung keluar dan menghampiri Hyun Seo.

Sun Woo : Kenapa kau melakukannya? Kubilang percayalah padaku.

Hyun Seo : Sudah kubilang. Aku tidak ingin menyakitimu.

Sun Woo : Aku memastikan tidak ada yang tersakiti. Jika kau tidak ikut campur, semua akan berakhir dengan lebih mudah.

Hyun Seo : Jadi, kesimpulannya bunuh diri? In Kyu meninggal karena aku putus dengannya.

Sun Woo : Jangan merasa bersalah. Dia sendiri yang memilih jalan itu.

Hyun Seo : Itu sudah berakhir sekarang. Ini sudah berakhir bagiku, tapi bagaimana denganmu? Apa yang akan kau lakukan sekarang?

Sun Woo : Kau harus mengkhawatirkan masa depanmu sendiri.


Hyun Seo : Kau tahu kenapa aku tidak bisa membebaskan diri dari In Kyu!  Karena aku kasihan padanya. Dia manusia yang hina, tapi aku tidak bisa mencampakkannya karena kasihan padanya. Karena itu kini aku seperti ini. Tapi itulah yang kulihat di matamu semalam, kau tahu itu salah. Sama seperti aku melindungi bedebah itu, itulah yang kau lakukan terhadap Lee Tae O.


Hyun Seo kemudian memperingatkan Sun Woo.

Hyun Seo : Hati-hati.Tidak ada jaminan kau tidak akan berakhir seperti aku.

Sun Woo terdiam. Hyun Seo kemudian pergi.


Sekarang,, Sun Woo ada di pantry bersama Yoon Ki. Awalnya mereka hanya saling menatap dan terlihat canggung. Hingga akhirnya, Sun Woo selesai membuat kopinya. Yoon Ki yang duduk sambil memegang cangkir teh, memulai pembicaraan.

Yoon Ki : Apa sudah berakhir? Semudah ini?

Sun Woo : Tergantung sudut pandangmu.

Yoon Ki : Aku yakin polisi menyelidikinya dengan saksama, bukan?

Sun Woo : Aku tidak bisa membiarkan Joon Young menjadi anak pembunuh. Lagi pula, Tae O tidak mungkin melakukan itu. Aku juga manusia yang egois.

Yoon Ki : Tergantung sudut pandangmu.


Yoon Ki lalu berdiri dan meminta Sun Woo berhati-hati dengan Pimpinan Yeo.

Yoon Ki : Dia hanya akan melihat keadaan seperti yang dia inginkan.


Tae O ada di lapangan golf dengan Pimpinan Yeo.

Setelah Pimpinan Yeo memukul bola, Tae O memberanikan diri mendekati Pimpinan Yeo.

Tae O : Maaf aku mencemaskan ayah dengan masalah memalukan.

Pimpinan Yeo : Jika ingin memukul bola dengan baik aku harus menyingkirkan pemikiran yang mengganggu. Tapi pemikiran seperti itu mustahil disingkirkan. Aku hanya perlu mengendalikannya.

Tae O langsung tegang mendengarnya.

Pimpinan Yeo : Jadi, apa rencana masa depanmu?

Tae O : Ada investor yang tertarik dengan naskah yang sedang kukerjakan. Kami akan rapat.


Pimpinan Yeo : Bagaimana dengan Ji Sun Woo? Kupikir kau bilang kau pasti akan menyingkirkannya. Apa kau akan membiarkan keadaan menjadi seperti ini?

Tae O : Entah dia di Gosan atau tidak, aku tidak ingin bertemu dengannya. Setiap bertemu dengannya aku dan Da Kyung berselisih paham.

Pimpinan Yeo : Maksudmu kau akan menjadikan Da Kyung alasan agar Ji Sun Woo tetap berada di sisimu?

Tae O : Aku melakukan berbagai hal saat mencoba membuatnya pergi tapi aku malah dituduh atas pembunuhan. Apa lagi yang harus kulakukan agar ayah memercayaiku?


Pimpinan Yeo teringat saat ia dan mata-matanya melihat video rekaman cctv itu.

"Park In Kyu jatuh pukul 11.12 malam. Jika anda melihat waktu di bawah rekaman ini, waktu saat Pak Lee naik ke tangga darurat adalah 11.13 Menurut waktu ini, itu setelah Park In Kyu jatuh." ucap mata-matanya.


Pimpinan Yeo tanya, apa Tae O punya waktu weekend nanti?

Pimpinan Yeo : Mari bermain golf bersama Da Kyung.

Tae O : Maafkan aku. Kurasa aku tidak akan punya waktu.

Tae O pergi. Pimpinan Yeo kesal.


Di sekolah, Joon Young mendengar Hae Kang dan teman2nya lagi bergosip soal ibunya.

"Ibuku bilang pria itu meninggal karena ibu Joon Young mencampakkannya." ucap Hae Kang.

"Apa dia benar-benar pacarnya? Itu gila."

"Bunuh diri karena dicampakkan? Mustahil."

" Apa itu benar-benar bunuh diri?"


No Eul menatap cemas Joon Young.


Joon Young lalu berdiri dan melabrak Hae Kang.

Joon Young : Kedengarannya kau membicarakan ibuku.

Hae Kang : Memangnya kenapa?

Joon Young : Aku penasaran. Aku ingin kau mengatakannya kepadaku jika mengenai ibuku.

Hae Kang : Lupakan saja. Sial.


Joon Young : Kubilang beri tahu aku. Aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas!

Hae Kang : Hei, kenapa kau ingin aku memberitahumu? Kau tidak melihat berita?

Joon Young : Yang kau bicarakan tidak ada di berita.

Hae Kang : Dia bunuh diri karena dicampakkan pacarnya. Pacar itu ibumu.

Joon Young : Kata siapa?

Hae Kang : Ibuku. Semua orang di daerah ini juga tahu.


Joon Young : Pria itu pasien ibuku. Dia tidak boleh bergosip jika tidak tahu apa-apa.

Tak terima ibunya dibilang tukang gosip, Hae Kang mencengkram Joon Young.

Joon Young : Dia selalu berbohong!

Hae Kang : Kau mau mati?


Hae Kang bersikap memukul Joon Young.

Joon Young : Ayo pukul aku!

Hae Kang terdiam.

Joon Young : Ada apa? Kau takut? Kubilang, pukul aku!


Joon Young lalu berdiri dan balas mencengkram Hae Kang.

Bu Guru datang dan memarahi mereka.


Joon Young dan Hae Kang kembali duduk.

No Eul masih menatap Joon Young dengan cemas. Tapi Joon Young nya kesal ditatap No Eul seperti itu.


Sun Woo baru pulang ke rumah dan kaget mendengar suara TV.

Sun Woo menghidupkan lampu dan melihat Joon Young lagi nonton sambil ngemil.

Joon Young kesal pas Sun Woo menghidupkan lampu.


Sun Woo mendekati Joon Young.

Sun Woo : Kenapa kau di rumah? Kau tidak pergi les? Apa kau sakit?

Sun Woo mau meriksa Joon Young tapi Joon Young menepis tangan Sun Woo dengan kasar.

Joon Young : Apa yang terjadi? Ibu tidak akan tahu jika kau tidak beri tahu.

Sun Woo : Tidak bolehkah aku bolos sehari? Apa aku perlu alasan?


Joon Young berdiri dan lari ke kamarnya.

Sun Woo : Apa sehari saja cukup? Kau akan baik-baik saja besok? Sampai kapan kau akan seperti ini?

Joon Young : Entahlah! Jangan ganggu aku!


Sun Woo sengaja belanja di supermarket agar bisa bertemu Mi Yun yang bekerja di sana.

Sun Woo melihat Mi Yun dan No Eul.

Mi Yun : Sudah ibu bilang jangan terlalu lamban.

No Eul : Aku bergerak cepat hari ini.

Mi Yun : Sudah larut malam. Kau harus pergi. Pastikan kau makan malam.

No Eul mau pergi, tapi Sun Woo tiba-tiba menghampiri mereka.


Sun Woo : Mi Yun-ssi, sudah lama tidak bertemu. Kau baik-baik saja?

Sun Woo lalu melirik No Eul.

Sun Woo : No Eul-ah, kau mau pulang?

No Eul : Ya.


Sun Woo : Kebetulan sekali. Aku juga akan pergi. Aku akan mengantarnya pulang. kau tidak keberatan?

Mi Yun : Tidak, kau tidak perlu melakukan itu.

Sun Woo : Lagi pula, kami searah. Kau tidak keberatan, No Eul?

No Eul : Ya.


Sun Woo mengantarkan No Eul pulang.

No Eul : Terima kasih sudah mengantarku.

Sun Woo : Kau baik kepada ibumu, jadi, aku ingin mengantarkanmu.

No Eul : Kami hanya punya satu sama lain.

Sun Woo : Kuharap Joon Young bisa akrab denganku seperti kau dengan ibumu. Kurasa dia kecewa padaku. Dia tidak pernah bicara denganku.

No Eul mulai tegang.


Sun Woo : Bagaimana dia di sekolah? Apa dia baik-baik saja? Dia cepat marah hari ini dan bahkan tidak pergi les. Kuharap aku tahu apa yang terjadi agar bisa menjadikannya lebih baik, tapi dia tidak pernah bilang apa pun, jadi, aku tidak tahu.

No Eul diam saja. Dia bingung harus cerita atau tidak.

Sun Woo : Kau tidak mau bicara, ya?


No Eul : Pria bisa bersikap kekanak-kanakan. Anak-anak lain terus mengatakan hal-hal konyol.

Sun Woo : Seperti apa?

No Eul : Mereka bilang bahwa pria yang tewas di Stasiun Gosan adalah pacar Bibi.

Sun Woo melotot mendengarnya.

Sun Woo : Siapa yang bilang begitu?


Paginya, Sun Woo langsung ngelabrak ibunya Hae Kang.

Ia mendatangi wanita itu di clubhouse.

"Astaga, Direktur Muda Ji. Benar juga, kau buka direktur lagi. Ada apa? Kau tidak pernah meneleponku. Aku agak terkejut." ucap wanita itu.

"Kau penasaran dengan pacarku?" tanya Sun Woo, yang sontak membuat wanita itu diam.

"Kenapa kau mengada-ada di depan anak kecil? Kau tidak melihatku bersama pacarku." ucap Sun Woo.


Wanita itu pura2 gak mengerti maksud Sun Woo. Dia bahkan menyebut Sun Woo sudah gila.

Sun Woo tambah panas.

Sun Woo : Kau harus memperhatikan siapa yang kau hadapi. Suamimu ingin menjadi politikus, bukan? Haruskah aku menuntutmu atas penghinaan dan pencemaran nama baik? Atau haruskah aku memulai skandal kotor? Aku tahu banyak cara untuk menghancurkan masa depan suamimu dengan sekali serang.

Wanita itu tak berkutik.


Sun Woo : Bagaimana menurutmu? Kedengarannya menyenangkan, bukan? Jika kau membiarkan Joon Young mendengar hal konyol lagi, aku akan menghancurkanmu dan suamimu.

Sun Woo kemudian pergi. Wanita itu berteriak kesal.


Da Kyung di ruang kerja Tae O. Ia menatap ke arah sofa tempat Tae O tidur semalam dan jadi kesal. Dan ia tambah kesal saat melihat cincin pernikahan mereka di atas meja.


Da Kyung mengambil cincin itu dan langsung nyamperin Tae O yang lagi siap-siap.

Da Kyung : Kini kau memutuskan untuk melepaskannya?

Tae O diam saja sambil menatap kesal Da Kyung.

Da Kyung : Tae O-ya. Yeobo!


Tae O mengambil jasnya dan berjalan ke arah Da Kyung.

Tanpa mengatakan apapun, Tae O mengambil cincinnya dari Da Kyung dan beranjak pergi.

Da Kyung sakit hati melihatnya.


Di mobil, Tae O menatap cincinnya sambil berpikir. Tak lama, ia memakai cincin itu dan kembali memikirkan sesuatu.


Ye Rim buru-buru membuka pintu rumahnya. Wajahnya langsung berubah begitu tahu yang datang kurir, nganterin baju-baju kemeja Je Hyuk yang abis di-laundry.


Ye Rim membawa kemeja Je Hyuk masuk dan mencampakkannya ke atas tumpukan barang2 Je Hyuk yang sudah ia tarok di depan pintu.


Ye Rim lalu masuk ke dapur, ngambil minum dari dalam kardus di atas meja.

Dapur Ye Rim seperti kapal pecah.


Je Hyuk yang lagi kerja, dapat kiriman foto barang2nya yang ditarok Ye Rim di depan pintu.

Tak lama, pesan dari Ye Rim masuk.

Ye Rim : Bisa tolong bawa barang-barangmu?

Je Hyuk yang masih gak rela pisah dari Ye Rim, stress.


Je Hyuk nyusul Ye Rim masuk ke rumah. Ye Rim baru saja menerima pesanan ayam gorengnya.

Je Hyuk : Kebetulan sekali. Aku juga lapar. Apa kau tahu aku akan ke sini? Seharusnya kau juga memesan bir.


Je Hyuk mengambil kotak ayamnya dari tangan Ye Rim dan beranjak ke dapur.

Tapi sampai dapur, dia kaget ngeliat dapur cukup berantakan.


Ye Rim menghampiri Je Hyuk dan mengambil kotak ayamnya lagi.

Ye Rim : Bukankah seharusnya kau bekerja? Jika kau tidak mengambil barangmu hari ini, aku akan membuangnya. Jadi, ingatlah itu.


Ye Rim ke ruangan santai dan mulai menyantap ayamnya.

Je Hyuk mendekati Ye Rim.

"Apa kau depresi?" tanya Je Hyuk dengan wajah cemas.

"Tidak, aku sedang beristirahat." jawab Ye Rim.

"Apa kau selalu memesan makanan seperti ini?" tanya Je Hyuk.

"Apa pedulimu?" jawab Ye Rim.

"Apa tidurmu nyenyak? Bagaimana jika kita berdua pergi ke rumah sakit dan menemui dokter Kim untuk konseling?" ajak Je Hyuk.


"Berhenti mengada-ada. Bawa saja barang-barangmu dan pulanglah. Kenapa kau tiba-tiba mencerewetiku?" jawab Ye Rim, lalu mengambil mantel dan tasnya dan pergi.

Je Hyuk heran melihatnya.


Joon Young melabrak Sun Woo.

Joon Young : Apa ibu menemui ibu Hae Kang? Apa yang ibu katakan kepadanya?

Sun Woo : Itu antara ibu dan ibunya. Itu bukan urusanmu.

Joon Young : Eomma, jebal!

Sun Woo : Jika ada masalah, kita harus segera memperbaikinya. Kenapa kau berjuang sendirian? Jangan biarkan dia mengejekmu lagi. Itu hanya akan membuatnya meremehkanmu. Mengerti?

Kesal, Joon Young beranjak keluar dari ruangan ibunya.


Diluar, dia ketemu Myung Sook. Myung Sook menegur Joon Young.

Myung Sook : Kau kemari untuk menemui ibumu? Ibumu harus bekerja dan mengurusmu bersamaan. Hidupnya pasti sangat sibuk.

Joon Young tambah kesal dan melengos pergi.


Da Kyung menyusul Tae O yang baru pulang ke ruang kerja.

Da Kyung berusaha memperbaiki hubungan mereka.

Da Kyung : Kau sudah makan malam?

Tae O bersikap dingin, ya.

Da Kyung : Ibuku berpikir kita harus pergi liburan keluarga. Kapan kau luang?

Tae O : Tidak dalam waktu dekat. Aku terlalu sibuk.

Da Kyung : Aku membuang selimut di sini. Kau harus tidur di kamar kita mulai sekarang.

Tae O : Kembalikan. Aku harus bekerja semalaman.


Da Kyung marah, sampai kapan kau akan...

Kata2 Da Kyung terhenti karena Tae O dihubungi Joon Young.

Tae O : Ya, ayah sudah pulang. Benarkah? Itu bagus. Tentu. Kedengarannya bagus.

Da Kyung makin kesal.


Besok siangnya, Da Kyung ada di kafe sama Joon Young.

Da Kyung sok manis.

Da Kyung : Kau pasti kesulitan belakangan ini. Ayahmu sudah cerita semuanya, jadi, aku tahu apa yang kau alami.

Joon Young : Apa yang dia katakan?

Da Kyung : Rumor tentang ibumu itu.

Joon Young : Itu tidak benar.

Da Kyung : Aku tahu. Aku tahu itu tidak benar. Tapi masalahnya, orang-orang berpikir itu benar. Tapi Joon Young-ah, aku yakin ibumu juga cukup kesulitan.

Joon Young : Aku tidak ingin membicarakan ibuku dengan Bibi.


Da Kyung : Aku tidak punya perasaan negatif terhadap kau dan ibumu. (Masa?) Sebenarnya aku ingin kalian berdua bahagia. Tapi sayangnya, hal seperti ini terus terjadi. Aku akan jujur padamu. Jika menjadi ibumu, aku akan meninggalkan tempat ini. Dia mungkin bilang dia baik-baik saja tapi aku yakin sulit menghadapi rumor itu. Hanya ada satu alasan dia tidak bisa pergi. Itu kau. Dia menahan semua ini demi kau, karena dia seorang ibu. Itu karena dia seorang ibu. Aku mengerti sekarang setelah menjadi seorang ibu. Seperti itulah para ibu. Jadi, aku berpikir kenapa kau tidak pindah dengan ayahmu? Ibumu dokter yang kompeten. Kariernya akan sangat sukses setelah meninggalkan Gosan.

Joon Young : Bibi menyuruhku meninggalkan ibuku dan tinggal bersama ayahku?

Da Kyung : Maksudku kau harus memikirkan apa yang terbaik untukmu dan ibumu. Kau siswa SMP sekarang. Kau cukup dewasa untuk memikirkan hal semacam itu. Lagi pula, ayahmu ingin tinggal bersamamu. Aku pun akan senang melakukannya. Mengerti?

Joon Young terhasut.


Sun Woo lagi di kafe sama Ye Rim.

Ye Rim senang mendengar Sun Woo melabrak ibunya Hae Kang.

Sun Woo : Aku tidak bisa membiarkannya. Jadi, aku pergi ke sana dan memberinya peringatan. Tapi Joon Young sangat marah soal itu. Dia berteriak padaku. Aku tidak tahu apa karena dia anak laki-laki, tapi terasa makin sulit untuk menanganinya. Aku juga penasaran apa karena dia tumbuh tanpa ayah. Kau harus bersyukur tidak punya anak.

Ye Rim : Aku tahu kau tidak bisa hidup tanpa Joon Young. Kau hanya pamer, bukan?

Sun Woo : Apakah terlihat?


Ponsel Sun Woo berbunyi. Telepon dari Tae O.

Tae O sendiri ada di rumah Sun Woo.

Tae O menyuruh Sun Woo pulang sekarang.


Ye Rim pulang. Dia masuk ke rumah dan melihat rumahnya sudah rapi.


Lalu Ye Rim ke kamar tapi dia dikejutkan dengan Je Hyuk yang keluar dari kamar mandi bertelanjang dada.

Je Hyuk : Kenapa kau amat terkejut? Ini hanya aku.

Ye Rim : Kenapa kau telanjang?

Je Hyuk : Aku berkeringat setelah berbenah, jadi, aku mandi.

Ye Rim protes.

Ye Rim : Kenapa kau melakukan itu? Aku tidak pernah memintamu berbenah. Pergilah jika sudah selesai.


Ye Rim mau melepas mantelnya tapi tiba2 Je Hyuk berteriak dengan panik sambil mendekatinya. Je Hyuk bilang gawat.

Sontak Ye Rim ikut2an panic. Ye Rim : Ada apa?


"Carikan aku pakaian dalam." jawab Je Hyuk sambil tersenyum.

Ye Rim kesal.


Sun Woo masuk ke rumah. Tae O bilang salah jika dia membawa Joon Young pergi saat Sun Woo tak ada di rumah.

Sun Woo : Apa maksudmu?


Joon Young turun membawa koper.

Sun Woo bingung, apa yang kau lakukan?


Joon Young tak menjawab dan menatap Tae O.

Joon Young : Aku sudah selesai berkemas. Bisakah kita pergi sekarang?

Tae O : Tentu. Kau harus pergi jika mau tapi kau harus memberi tahu ibu dahulu.


Sun Woo : Apa maksudnya... maksudmu kau akan tinggal dengan ayah?

Joon Young menatap Sun Woo, menahan tangisnya.

Joon Young : Aku sudah memikirkannya dan aku merasa ibu tidak bisa hidup nyaman karena aku.

Sun Woo : Kenapa kau berkata begitu? Ibu hidup untukmu.

Joon Young : Jangan hidup untukku. Makin ibu melakukan itu, makin sulit bagiku. Aku bisa tinggal dengan ayah. Kurasa itu yang terbaik bagi kita berdua.

Joon Young membawa kopernya keluar.


Sun Woo menatap Tae O.

Sun Woo : Apa kau menekannya? Aku menyelamatkanmu dan begini caramu membalasku?

Tae O : Joon Young meneleponku dan bertanya apa dia bisa tinggal denganku. Aku akan menjaganya beberapa hari dan bicara dengannya. Jangan terlalu khawatir, ya?


Ye Rim mengejar Je Hyuk yang mau pergi.

Ye Rim : Tasmu.


Je Hyuk mengambil tasnya dan bergegas menuju mobilnya, tapi ia kaget melihat Joon Young berdiri di depan mobil Tae O dengan koper.

Tak lama,Tae O keluar dan memasukkan koper Joon Young ke bagasi.


Ye Rim berdiri disamping Je Hyuk dan terkejut melihat Joon Young pergi.

Tae O yang mau masuk mobil, melihat Je Hyuk dan Ye Rim. Ia diam saja, lalu bergegas ke pintu mobil.


Sun Woo menyusul Joon Young. Tapi Joon Young malah masuk ke dalam mobil. Sun Woo mengajak Joon Young bicara tapi

Joon Young menolak.

Tae O membuka pintu dan menyuruh Joon Young pamit pada Sun Woo, tapi Joon Young tidak mau dan mengajak Tae O pergi.

Tae O lantas pamit pada Sun Woo dan masuk ke mobil.


Sun Woo nangis melihat Joon Young pergi meninggalkannya.


Je Hyuk dan Ye Rim membeku, memandangi Sun Woo yang terpukul ditinggal Joon Young.


Da Kyung membukakan pintu untuk Tae O dan Joon Young.

Da Kyung tersenyum dan mengaku senang Joon Young datang. Ia meyakinkan Joon Young bahwa mereka akan akur.

Tae O menyuruh Joon Young ke atas.

Joon Young mengangguk dan pergi ke atas.


Tae O berterima kasih atas pengertian Da Kyung.

Da Kyung tersenyum senang.

Tae O menyusul Joon Young dan membawa koper Joon Young.


Begitu Tae O pergi, senyum Da Kyung langsung menghilang.


Tae O duduk di lantai, membongkar koper Joon Young.

Sementara Joon Young duduk di kasur, sibuk dengan game nya.

Tae O menyuruh Joon Young menelpon Sun Woo.

Tae O : Kau harus menelepon ibu dan bilang kau sudah sampai. Dia nanti khawatir.

Tapi Joon Young menolak.

Joon Young : Akan lebih mudah baginya tanpa aku. Dia tidak perlu menghadapi rumor aneh karena aku.

Tae O : Rumor aneh? Rumor apa?

Joon Young : Tidak ada yang hanya untuk orang dewasa saja. Anak-anak tahu semuanya. Lebih menyebalkan lagi jika disuruh mengabaikan semuanya.


Sun Woo di kamar Joon Young dan teringat saat Joon Young marah2 padanya tadi.

Joon Young : Apa ibu menemui ibu Hae Kang? Apa yang ibu katakan kepadanya? Ibu, kumohon!

Sun Woo sedih.


Ponselnya kemudian berdering, telepon dari Tae O.

Sun Woo : Kau sudah bicara dengan Joon Young?

Tae O : Dia pikir kau kesulitan menghadapi rumor itu karena dia. Dia bilang dia baik-baik saja, jadi, jika tidak mau tinggal di sini, kau boleh pergi.


Sun Woo kaget.

Sun Woo : Dia sungguh mengatakan itu? Bahwa aku boleh pergi? Kenapa dia tiba-tiba mengatakan itu? Apa kau  mengatakan sesuatu kepadanya?

Tae O : Tidak. Entah kenapa dia berpikir begitu. Dia bilang dia baik-baik saja jika ada aku. Itu saja.


Sun Woo sewot.

Sun Woo : Ini hanya untuk beberapa hari!Tepati janjimu!

Tae O : Kita tidak punya pilihan jika itu yang dia inginkan.

Sun Woo : Jangan bilang begitu! Pastikan saja Anggota Dewan Cha tidak asal bicara! Jika masih berteman dengannya padahal tahu anakmu terluka, kau tidak pantas menjadi ayah Joon Young! Mengerti!


Sun Woo matiin ponselnya.

Hatinya sakit.

Tae O juga bingung harus bagaimana.


Diluar, Da Kyung mendengarkan Tae O yang bicara dengan Sun Woo.

Da Kyung kesal, tapi kemudian dia beranjak pergi tanpa menemui Tae O.


Joon Young tak bisa tidur.


Paginya, Joon Young melihat ayahnya lagi sibuk bermain dengan Jenny.

Lalu Joon Young melihat Da Kyung sedang menyiapkan sarapan.


"Apa tidurmu nyenyak? Kau harus sarapan. Sudah hampir siap." ucap Da Kyung sambil keluar dari dapur.

"Aku terlambat. Sampai nanti." jawab Joon Young.


Tae O langsung berdiri dan mengambil kunci mobilnya.

Tae O : Tunggu. Ayah akan mengantarmu.

Joon Young : Tidak apa-apa. Aku bisa pergi sendiri.

Tae O : Tapi katamu kau terlambat. Biar ayah antar. Kau tidak butuh sarapan?

Joon Young : Aku baik-baik saja.

Tae O : Kau akan lapar sebelum makan siang. Beli saja makanan.

Tae O pergi bersama Joon Young.


Da Kyung menatap Tae O yang pergi dengan Joon Young. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke Jenny yang main sendirian.


Di mini market, Joon Young sarapan mie instan.

Ponselnya berbunyi. Telepon dari ibunya.


Sun Woo yang duduk di mobil, senang Joon Young menjawab teleponnya.

Sun Woo : Kau sudah berangkat sekolah? Kau sudah sarapan?

Joon Young : Ya.

Sun Woo : Ada apa dengan suaramu? Kau flu?

Joon Young : Tidak.

Sun Woo : Telepon ibu sesekali. Ibu hampir lupa suaramu. Kau baik-baik saja?


Joon Young : Bagaimana dengan ibu?

Sun Woo : Ibu baik-baik saja selain merindukanmu.

Joon Young pun mulai menghindar lagi.

Joon Young : Aku harus pergi.

Sun Woo : Baik. Belajarlah dengan giat di kelas dan bersenang-senanglah. Omong-omong, kapan kau pulang?

Joon Young : Aku akan tutup teleponnya. Mari bicara nanti.

Sun Woo : Baiklah. Kita bicara nanti.


Joon Young matiin panggilan Sun Woo, padahal Sun Woo masih mau bicara.

Sun Woo yang baru keluar dari mobilnya sedikit kaget tapi ia berusaha memahami Joon Young.


Beralih ke Dokter Kong yang lagi di pantry sama Myung Sook.

Dokter Kong : Istriku bertanya apa terjadi sesuatu kepadamu, Dokter Sul? Dia bilang kau tidak menghubunginya lagi.

Myung Sook : Posisi Direktur Muda rumah sakit sudah di luar jangkauan, jadi, untuk apa aku meneleponnya?

Dokter Kong : Kau ternyata sombong. Tidak, aku cukup terbuka soal bersikap sombong sepertimu. Itu bukan alasan untuk memberi tahu orang lain soal pembicaraan kita. Kau tahu betapa malunya aku melihat perawat kita?


Myung Sook : Itu sebabnya kau harus memikirkannya baik-baik sebelum mengatakan perbuatanmu.

Dokter Kong gondok, Hei! Dokter Sul!


Yoon Ki tiba-tiba masuk dan langsung canggung melihat keduanya.

Yoon Ki : Selamat pagi.


Myung Sook : Ini saran yang kubuat untuk alasan bisnis. Dokter Kim, kau mau menikah?

Yoon Ki yang sedang membuka lokernya, menatap heran Myung Sook.

Yoon Ki : Apa?

Myung Sook : Untuk mendapatkan persetujuan dari rumah sakit ini kau harus menikah. Jika lajang, kau bahkan tidak akan dipromosikan.


Myung Sook menatap Dokter Kong.

Myung Sook : Bukan begitu, dokter Kong?


Yoon Ki : Aku harus bagaimana, Dokter Kong? Haruskah aku menikah?

Dokter Kong tambah gondok.

Dokter Kong : Kau mendendam sekali. Para perawat juga mengeluh, jadi, dia kesulitan.

Yoon Ki tampak menahan tawanya.

Dokter Kong kemudian pergi.


Yoon Ki minta Myung Sook berhenti menggoda Dokter Kong.

Myung Sook : Dia harus meminta maaf secara resmi entah itu mengganggunya atau membuatnya malu. Dia harus minta maaf kepada semua wanita yang bekerja di sini.

Yoon Ki : Aku akan mendukungmu diam-diam.

Yoon Ki pergi.

Myung Sook : Kita bisa menikah.

Myung Sook terkekeh sendiri.


Sun Woo baru keluar dari ruangannya ketika bertemu Yoon Ki yang keluar dari pantry.

Yoon Ki tanya, apa yang Sun Woo pikirkan.

Sun Woo : Bukan apa-apa.

Yoon Ki lalu menanyakan kabar Joon Young.

Yoon Ki : Apa dia baik-baik saja?

Sun Woo : Ya, sepertinya dia baik-baik saja.

Untuk menghibur Sun Woo, Yoon Ki mengajak Sun Woo nonton film. Tapi Sun Woo menolak. Sun Woo bilang, lain kali saja.

Sun Woo beranjak pergi.


Hyo Jung masuk ke kamar Joon Young. Dia kesal. Da Kyung menyusul Hyo Jung.

Da Kyung : Sedang apa ibu di sini?

Hyo Jung : Kenapa kau menerimanya? Kau pikir akan mudah membesarkan anak orang lain?

Da Kyung : Dia bukan anak orang lain. Dia putra Tae O.

Hyo Jung : Ibu memang tidak bisa memahamimu, tapi ibu lebih tidak bisa memahami Dokter Ji. Bagaimana bisa dia kirim putranya ke sini? Dia sangat tidak tahu malu.


Da Kyung : Hentikan. Aku yang menyarankannya.

Hyo Jung : Itu sebabnya ibu menanyakan alasanmu. Kenapa kau membuat lebih banyak masalah?

Da Kyung : Jangan bilang begitu. Sejujurnya, apa salah anak itu? Orang dewasa yang bersalah. Aku juga ikut bertanggung jawab. Aku ingin mencari jalan terbaik untuk Joon Young, jadi, tolong terima saja.

Hyo Jung : Kau putri ibu, tapi terkadang kau mengejutkan ibu.


Da Kyung pergi lantaran dihubungi Tae O.

Tae O : Aku akan pergi ke sana setelah menjemput Joon Young.

Da Kyung : Baiklah.

Tae O memutus panggilannya.


Tae O sendiri sedang di kantor, bersama Pak Cha.

Pak Cha : Kau masih terdengar seperti pengantin baru.

Tae O : Putraku ada di rumah sekarang.

Pak Cha : Kau harus mengurus putramu meski sudah bercerai. Kau ayah yang baik.

Tae O : Apa yang ingin kau bicarakan sampai datang kemari?

Pak Cha : Benar juga. Konser bukuku sebentar lagi.

Tae O : Apa kau perlahan bersiap masuk ke dunia politik?


Pak Cha : Selagi membahas itu, aku ingin kau menjadi sponsorku. Dari semua teman sekelas kita, kau yang paling terkenal. Kau akan setuju, bukan?

Tae O : Entahlah. Aku sedang menyiapkan film baru dan aku harus fokus pada Joon Young. Sulit untuk meluangkan waktu.

Pak Cha : Tidak perlu meluangkan waktu untuk ini. Biarkan aku menulis namamu dan kamu bisa sekadar datang.

Tae O : Jika kau terlibat, aku harus berusaha maksimal. Tidak akan membantu jika aku ceroboh. Aku lebih baik tidak melakukannya daripada mendengarmu kecewa nantinya.

Pak Cha : Ada apa? Kau butuh persetujuan ayah mertuamu?


Tae O kesal, biar kukatakan satu hal karena kau datang sebagai teman. Jaga ucapanmu di depan anakmu. Kau tahu putra kita berteman.

Tidakkah menurutmu Joon Young akan mendengarnya?

Pak Cha : Kenapa kau membahas anak-anak kita?

Tae O : Seharusnya kau lebih berhati-hati karena mereka juga terlibat. Kau setuju, bukan? Aku tidak mengatakan perbuatan Sun Woo bagus, tapi kau mengecewakanku. Putraku terluka.


Tae O kemudian berdiri.

Tae O : Berhentilah mengganggu beberapa orang dan tanyakanlah sendiri ke Pimpinan Yeo. Bukan aku yang kau butuhkan. Dia yang kau inginkan.

Pak Cha : Ayolah, Tae O.

Tae O : Jangan hidup seperti itu. Terutama jika kau ingin terjun ke dunia politik. Itu akan memalukan.


Pimpinan Yeo nanyain Da Kyung ke Hyo Jung.

Hyo Jung : Kupikir dia mungkin gelisah, tapi dia baik-baik saja. Dia ingin memperlakukan putra Tae O dengan baik. Kurasa ini akan lebih baik jika kita tidak ingin terlibat dengan ibunya.

Pimpinan Yeo : Kau harus sering memeriksa keadaan Da Kyung untuk memastikan dia baik-baik saja. Dia tidak punya pengalaman membesarkan remaja. Itu tidak akan mudah baginya.


Di ruangannya, Sun Woo sedang melihat foto Joon Young.


Sun Woo lalu merenung, memikirkan semuanya.


Sesekali, dia berdiri dan menatap keluar jendela.


Malam harinya, dia duduk di kursinya sambil menatap ke jendela.


Sun Woo di mal. Tak sengaja, dia melihat Joon Young.

Sun Woo pun bergegas mengikuti Joon Young dan dia melihat Joon Young jalan bersama Da Kyung.


Sun Woo mengikuti mereka. Mereka masuk ke sebuah toko. Sun Woo melihat Joon Young dibelikan baju oleh Da Kyung dan Tae O.


Da Kyung memilihkan mantel untuk Joon Young. Setelah itu, ia membawa Joon Young ke depan cermin.

Sementara Tae O sibuk menjaga Jenny.

Sun Woo terluka melihatnya.


Saat Joon Young melihat ke arahnya, ia pun bergegas pergi.

Sun Woo terpukul.


Sekarang, Tae O dan Da Kyung sudah di perjalanan pulang.

Da Kyung membahas mantel yang ia pilihkan tadi untuk Joon Young.

Da Kyung : Joon Young-ah, seharusnya kau membeli mantel itu.  Itu cocok untukmu. Kenapa kau tidak mau?

Tae O : Mungkin dia tidak suka gaya seperti itu.

Da Kyung : Kurasa aku masih harus banyak belajar. Lain kali, aku akan mencoba memilih yang mungkin kau sukai.

Da Kyung menoleh ke belakang dan melihat Joon Young sudah tidur.


Saat sudah tiba di rumah,, Tae O meminta Joon Young mengakrabkan diri dengan Da Kyung.

Tae O : Dia berusaha keras untuk akrab.

Joon Young : Apa itu perlu? Apa aku harus meraih hatinya jika ingin tinggal di sini?

Tae O : Tidak, bukan itu maksud ayah. Kita keluarga.

Joon Young : Bagaimana bisa ayah berharap aku menganggapnya keluarga? Bukankah itu berlebihan?

Tae O : Jika tidak menganggapnya sebagai keluarga, kau akan menganggapnya apa? Jika kau terus bersikap seperti ini, akan sulit bagi kita untuk tinggal bersama.

Joon Young : Beri tahu aku jika ayah tidak mau aku di sini. Aku bisa pergi kapan saja.

Joon Young keluar dari kamarnya.


Sun Woo ke rumah Ye Rim, membawa sebotol wine.

Sun Woo : Apa sudah terlalu larut untuk ini?

Ye Rim tersenyum.

Ye Rim : Kau selalu diterima. Masuklah.


Sun Woo tanya, apa Ye Rim sudah memutuskan mau kemana.

Ye Rim : Seoul. Aku akan tinggal di dekat orang tuaku.

Sun Woo : Kau bilang mereka tidak akan menyetujui perceraian dengan mudah. Tapi kurasa begitulah orang tua.

Ye Rim : Mereka hanya berpikir aku putri bodoh yang membuat keputusan bodoh.


Sun Woo : Haruskah aku pergi juga?

Ye Rim : Apa Joon Young ingin tinggal bersama ayahnya selamanya?

Sun Woo mulai curhat.

Sun Woo : Sejujurnya aku melihat Joon Young hari ini. Dia tidak seperti itu saat bersamaku. Tapi dengan mereka, entah bagaimana dia tampak bahagia. Dia juga tampak nyaman. Mereka tampak seperti keluarga. Itu sesuatu yang tidak bisa kuberikan kepadanya.

Ye Rim : Kurasa kau benar. Dia sudah dewasa. Kau harus menghormati keinginannya. Jika dia ingin tetap di sana, suruh dia tinggal di sana. Mari jujur saja. Kau juga perlu beristirahat. Ingat ucapanmu waktu itu? Kau bilang sulit memutuskan hubungan meski kalian bercerai. Kurasa kalian sudah saling bergantung terlalu lama. Kau lah yang seharusnya mengakhirinya dengan benar. Dan cara terbaik untuk melakukannya adalah salah satu dari kalian meninggalkan tempat ini.


Sun Woo : Je Hyuk sepertinya cukup sering berkunjung.

Ye Rim : Aku tidak tahu kenapa dia terus datang ke sini. Dia sangat menyebalkan.

Sun Woo : Apa menurutmu dia ingin memulai kembali?


Ye Rim teringat Je Hyuk yang mengajaknya balikan.

Ye Rim : Entahlah.

Ye Rim mulai meminum wine nya.


Besoknya, Sun Woo mulai mencari lowongan pekerjaan di internet. Dia mempertimbangkan pergi dari Gosan.


Yoon Ki dan Myung Sook masuk ke ruangannya. Sun Woo langsung menutup laptopnya.

Yoon Ki mengajak Sun Woo makan siang.

Myung Sook penasaran dengan yang dilihat Sun Woo.

Sun Woo bilang dia lagi melihat situs online shopping mal.

Myung Sook kepo, pusat perbelanjaan macam apa?

Sun Woo : Dokter Kim, cepat bawa dia ke restoran.

Yoon Ki : Kau tidak mau makan?

Sun Woo : Aku sedang menunggu telepon dari pasien. Jadi, aku akan makan nanti.


Akhirnya, Yoon Ki pergi berdua dengan Myung Sook.

Yoon Ki : Dia sangat murung sejak Joon Young pergi.

Myung Sook : Berapa kali kau mencemaskannya dalam sehari?

Yoon Ki : Aku juga mencemaskanmu.

Myung Sook : Jadi, kami berdua hanya rekan kerja bagimu? Kau sungguh berharap aku memercayainya?

Yoon Ki : Kau pikir aku punya kesempatan untuk menjadi lebih dari itu? Bagaimana menurutmu, Dokter Sul? Sun Woo hanya peduli pada Tae O.


Myung Sook : Dia mungkin membencinya. Tapi kurasa dia tidak punya ruang di hatinya untuk orang lain. Setidaknya belum.

Yoon Ki : Tapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Myung Sook langsung mengalihkan pembicaraan.

Myung Sook : Aku kelaparan. Kita mau makan apa?

Yoon Ki tersenyum.


Malam pun tiba. Joon Young baru saja pulang dari les nya.

Tae O dan Da Kyung belum pulang, sehingga rumah terasa sepi.

Hanya pembantu disana. Pembantu menyiapkan makan malam untuk Joon Young.

"Ayahmu akan pulang larut malam hari ini. Ibu Jenny harus pergi ke suatu tempat. Ini sudah lewat jam kerjaku. Jadi, bisakah kau mencuci piring sendiri?"

Joon Young : Iya.

Pembantu langsung pergi.


Joon Young mulai makan, tapi ponselnya tiba2 berdering. Pesan dari Sun Woo.

Sun Woo : Joon Young, bagaimana sekolahmu? Kau makan malam apa? Telepon ibu sebelum kau tidur.


Joon Young mengabaikan pesan ibunya dan mulai menyendok nasi, tapi kemudian ia menangis dan menatap ponselnya. Dia rindu ibunya!

*Omo, kasihan Joon Young. Dia juga merindukan ibunya. Kampret memang si Da Kyung ini. Merusak hubungan ibu dan anak.


Sun Woo di kamar Joon Young, terluka karena Joon Young mengabaikan pesannya.

Sun Woo lalu memperhatikan kamar Joon Young.


Setelah itu, ia membawa sebuah koper besar ke kamar Joon Young dan membereskan barang2 Joon Young yang masih tersisa.


Tae O yang baru pulang, menemukan katalog2 universitas luar negeri di lemari.

Tepat saat itu, Da Kyung masuk kamar berniat menyuruh Tae O main dengan Jenny setelah mandi tapi dia terkejut melihat Tae O sudah menemukan katalog itu.

Tae O marah.

Tae O : Apa ini? Apa semua ini? Apa kau berniat mengirim Joon Young ke luar negeri?


Joon Young yang lagi belajar, mendengar Tae O dan Da Kyung ribut.


Tae O : Karena itukah kau bilang kita harus membawanya kemari?

Da Kyung : Kenapa tidak? Itu tidak terlalu buruk untuk masa depannya.

Tae O : Aku membawanya kemari karena ingin menjaganya di sisiku. Dia datang untuk tinggal bersama ayahnya. Kenapa kau malah mencoba mengusirnya? Kau tidak berpikir ini mungkin melukai perasaannya? Kau sendiri punya anak. Kenapa kau egois sekali?


Tae O mencampakkan katalog itu ke lantai.

Da Kyung : Aku egois?

Tae O : Dia bukan anakmu, benar?

Da Kyung : Jenny Appa!

Tae O : Kau pikir Sun Woo akan membiarkannya pergi semudah itu?

Da Kyung : Apa kau lupa perbuatannya untuk mendapatkan hak asuh? Mengatakan dia yang membunuhnya? Kau pikir itu demi hak asuh? Jangan membuatku tertawa. Itu untuk mengalahkanmu. Untuk mengusirmu dari kota ini!


Joon Young terkejut mendengar kata-kata Da Kyung.

Da Kyung : Berapa lama kau akan buat anak itu melihat orang dewasa bertengkar? Kau juga tahu dia tidak nyaman di sini. Itu lingkungan yang jauh lebih baik baginya dan itu tidak akan merugikannya. Kenapa itu egois?

Tae O : Lalu? Maksudmu ini semua demi dia?


Da Kyung memungut katalog itu.

Da Kyung : Lebih baik belajar di lingkungan yang baik daripada terluka, bolak-balik antara orang tua yang bercerai. Kau  harus berpikir rasional dalam hal ini.

Da Kyung beranjak pergi.


Tae O duduk di bar. Tak lama, Je Hyuk datang. Je Hyuk menghela nafas melihat Tae O.

Je Hyuk lalu mendekati Tae O.


Je Hyuk : Apa kau tidak punya teman untuk diajak pergi?

Tae O : Cobalah berkaca. Kau sendiri jelas tidak punya tujuan.

Je Hyuk : Brengsek.


Tae O : Kudengar kau bercerai. Apa kau masih ke sana?

Je Hyuk : Ini masih masa penyesuaian.

Tae O : Kau tidak bisa menyatukannya kembali.

Je Hyuk : Karena kini dia pergi, aku tidak bisa hidup tanpanya. Apa pilihan yang kupunya? Aku harus mencoba sesuatu.

Tae O : Itu seperti kebiasaan.

Je Hyuk : Kau sudah terbiasa. Itu sebabnya ini nyaman.

Tae O : Kau benar. Aku sudah terbiasa.


Je Hyuk : Tapi karena kini itu hilang, aku menyadari dahulu kupikir harus ada gairah untuk merasakan cinta. Aku bodoh sekali. Itu seperti oksigen. Seperti air. Sesuatu yang harus ada agar kau bisa hidup. Aku menyadari itulah cinta.

Tae O terdiam mendengar kata2 Je Hyuk.

Je Hyuk : Aku kehilangan dia karena salah, tapi akan kudapatkan dia kembali. Aku tidak ingin menyesalinya sepertimu.

Tae O : Apa aku tampak menyesalinya?

Je Hyuk : Kau tidak terlihat bahagia, itu sudah pasti.

Ponsel Tae O berbunyi. Pesan masuk dari Sun Woo.


Sun Woo : Mampirlah jika ada waktu. Aku mengemas beberapa barang Joon Young.

Je Hyuk : Siapa itu? Istrimu?

Tae O : Sun Woo.

Je Hyuk : Kurasa Sun Woo berniat meninggalkan kota ini.

Tae O terkejut.


Sun Woo lagi minum wine ketika bel rumahnya berbunyi. Sun Woo bergegas membukakan pintu. Itu Tae O.


Begitu Tae O masuk, Sun Woo langsung menyodorkan koper Joon Young.

Sun Woo : Aku yakin dia tidak mengemas semua yang dia butuh karena terburu-buru. Suruh dia memberitahuku jika butuh hal lain.


Sun Woo kembali ke meja dapur.

Tae O : Kau sungguh akan pergi?

Sun Woo : Aku mempertimbangkannya.

Tae O : Kenapa?

Sun Woo : Bukankah itu yang kau inginkan?

Tae O : Benar.


Sun Woo memegang gelas wine nya.

Sun Woo Aku akan bicara dengan Joon Young dan pergi jika dia mau aku pergi. Bisakah aku memercayakan dia kepadamu? Kupikir dia ingin aku tidak mencemaskannya, tapi aku merasa mungkin dia ingin aku pergi. Seorang ibu yang digosipkan anak-anak pasti memalukan. Aku yakin dia muak. Kurasa yang terbaik baginya adalah aku menjaga jarak. Tapi aku akan membawanya kembali jika dan saat dia mau.

Tae O : Baiklah. Lakukanlah itu.

Sun Woo menawari Tae O wine.


Tae O pun minum dengan Sun Woo.

Sun Woo : Bagaimana pernikahanmu? Apa kau masih sangat mencintainya? Kenapa kau tidak memberitahuku?

Tae O : Apa arti pernikahan bagimu? Dan apa arti cinta bagimu?

Sun Woo : Bagiku, pernikahan hanya khayalan. Pagar yang melindungiku dan fondasi kukuh tempat hidupku dibangun... Kupikir tidak ada yang bisa menghancurkan hal yang kupikir sepenuhnya milikku. Cinta adalah awal dari khayalan ini dan akhir dari rasa sakitku.

Tae O : Itu bisa saja menjadi perselingkuhan semata. Jika kau membiarkannya seperti itu.

Sun Woo : Kau masih mengatakan bahwa salahku kita menjadi seperti ini?

Tae O : Aku hanya memberi pendapat. Jika kau memaafkanku saat itu, akan seperti apa sekarang?

Kesal, Sun Woo menyuruh Tae O pergi.


Tae O : Bagaimana jika aku bilang bahwa aku menyesal menikah lagi? Cinta itu tidak ada bedanya. Apa mengatakan ini bisa membantu?

Sun Woo kaget mendengarnya.


Tae O mendekati Sun Woo sambil memegang gelas wine nya.

Tae O : Begitu cinta menjadi pernikahan, semuanya ternyata sama. Bagaimana jika kubilang itu biasa saja dan aku sudah muak? Akankah kau juga mengatakan yang sebenarnya?

Sun Woo : Kebenaran apa?


Tae O meletakkan gelas wine nya di meja.

Tae O : Bahwa kau menyesali yang terjadi. Karena tidak memaafkanku. Karena menjauhkanku dan menjadikanku bedebah! Katakan kau menyesali semuanya. Katakan kau masih menyukaiku.

Sun Woo : Kau gila.

Tae O : Jika tidak, itu tidak masuk akal. Kenapa kau datang jauh-jauh ke kantor polisi untuk menjadi alibiku? Kenapa kau mengatakan kebohongan itu untukku?


Sun Woo ingat kata-kata terakhir Hyun Seo.

Hyun Seo : Hati-hati. Tidak ada jaminan kau tidak akan berakhir seperti aku.


Sun Woo yang mulai takut, menyuruh Tae O pergi. Tae O terus bicara, minta Sun Woo jujur.

Sun Woo : Kubilang pergi.

Tae O : Karena itulah kau memakai Joon Young sebagai alasan untuk tetap di sini! Bahkan saat ini pun, kau ingin berada di pelukanku! Aku tahu ini menyiksamu. Apa aku salah?

Sun Woo menampar Tae O.

Sun Woo : Kau gila.

Tae O : Maksudmu aku salah?  Apa aku benar-benar salah?


Sun Woo mau nampar Tae O lagi, tapi Tae O mencengkram tanganya. Sun Woo berusaha melepaskan tangannya tapi Tae O justru mencengkramnya semakin kuat.

Sun Woo kemudian menangis. Setelah itu, mereka saling bertatapan.


Tak lama kemudian, mereka berciuman! *Omo.

Da Kyung yang berdiri di ruang kerja Tae O, berusaha menghubungi Tae O tapi tidak dijawab.


Ponsel Tae O ada di saku jasnya. Ponselnya terus berbunyi, telepon dari Da Kyung. Sementara Jas Tae O bersama pakaian Sun Woo berserakan di lantai.

Terdengar narasi Sun Woo.

Sun Woo : Haruskah aku kembali kepadamu? Lindungi pernikahan itu.

Bersambung....

Biasanya gk pernah kesel ama Da Kyung. Sy justru kasihan sama dia... Tapi kali ini kesel banget... Dia ngehasut Joon Young, supaya Joon Young ninggalin Sun Woo... Supaya Sun Woo bisa pindah dari Gosan... Tapi abis itu diam2, dia mau ngirim Joon Young keluar negeri... Gila gak sih?

Gk cukup apa dia ngerebut Tae O dari Sun Woo, sekarang juga misahin Sun Woo dan Joon Young.... Bener-bener ngerusak keluarga Sun Woo ni dia.

0 Comments:

Post a Comment