Lies of Lies Ep 3 Part 3

Sebelumnya...

Eun Soo yang bertekad membawa Woo Joo tinggal bersamanya, bergegas mencari tempat tinggal.

Karena tempatnya terlalu kecil, Eun Soo ingin melihat tempat yang lain.
Agen membawa Eun Soo ke rumah atap.

"Ini hanya memiliki satu ruangan tapi akan lebih aman untuk kau tinggali bersama putrimu. Jika kau memiliki lebih banyak uang untuk deposit, kau bisa mendapatkan yang ada di lantai dua tadi."

"Berapa harga tempat itu?"
Eun Soo mencoba melamar di akademi lukis Woo Joo.

Kepala Akademi memuji resume Eun Soo.

"Anda memiliki resume yang mengesankan. Anda lulus dari universitas yang bagus. Dan anda telah menerima banyak penghargaan."

Eun Soo tanya, apa itu artinya ia diterima.

Kepala Akademi minta Eun Soo mulai bekerja minggu depan.

Eun Soo senang dan berjanji akan bekerja keras.

Tapi Eun Soo diminta mengisi formulir informasi pribadi. Kepala Akademi bilang, mereka akan menggunakan formulir itu untuk mengecek apa karyawan mereka punya catatan kriminal atau gak.

Mendengar itu, Eun Soo langsung mundur.
Eun Soo duduk di minimarket. Dia mencari lowongan pekerjaan di koran.

Semua lowongan yang dibacanya meminta informasi pribadi. Eun Soo putus asa. Tapi ada satu lowongan yang tidak meminta itu. Eun Soo berniat menghubunginya tapi tiba-tiba telepon dari Presdir Kim masuk.
Eun Soo pergi menemui Presdir Kim di restoran. Saat dia datang, Presdir Kim sedang makan.

Presdir Kim tanya kabar Eun Soo.

Eun Soo : Apa kau mengkhawatirkanku?

Presdir Kim tersenyum sinis. Tentu saja. Kau membuat gangguan dan kemudian menghilang. Putrimu tidak akan hidup kembali apa pun yang kau lakukan. Kenapa lagi kau ingin aku mati bersamamu? Ya, aku tahu betapa kau ingin membunuhku, tapi Eun Soo-ya, akan sangat mudah bagiku untuk membunuhmu. Apa kau tahu mengapa aku tidak melakukannya? Karena kau tidak akan tahu bagaimana rasanya kehilangan seorang anak jika kau mati. Hiduplah selama 10 tahun tanpa anakmu sepertiku. Cobalah bertahan dengan penderitaan itu.
Eun Soo : Baik. Aku akan melakukannya. Bahkan jika itu penderitaan yang sangat menyiksa, aku akan bertahan di dalamnya. Lalu, aku akan melihatmu membayar dosa-dosamu dengan mata kepalaku sendiri. Apapun yang terjadi, aku tidak akan bisa mati sampai saat itu.

Presdir Kim : Astaga, kau masih belum sadar realitas.  Kau tidak tahu bagaimana akan mencari nafkah, di mana kau akan tidur. Kau bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarmu. Apakah menurutmu semua akan berjalan sesuai keinginanmu?
Eun Soo yang malas meladeni Presdir Kim, beranjak pergi.

Presdir Kim terus mengoceh, tidak akan pernah!  Tidak ada yang dapat kau lakukan di dunia ini. Bahkan jika putrimu hidup kembali, tinggal bersamamu akan seperti tinggal di tempat yang mengerikan. Jangan bertumpu pada harapan palsu. Aku sangat murah hati, bukan?

Eun Soo sebenarnya kesal, tapi dia menahan dirinya dan beranjak pergi tanpa membalas Presdir Kim.
Tapi di depan lift, Eun Soo terpukul dengan kata-kata Presdir Kim.

Lalu pintu lift terbuka. Ji Min dan teman-temannya keluar dari lift. Saat hendak masuk, pandangan Eun Soo dan Ji Min beradu. Ji Min mau pergi, tapi Eun Soo memanggilnya.
Ji Min : Apa kau berbicara denganku?

Eun Soo diam lagi.

Ji Min kesal, kau tidak takut sama sekali. Dengar. Aku membiarkanmu pergi hari itu, karena putriku. Aku tak ingin membuatnya risih.

Eun Soo : Maafkanku.

Ji Min lalu bertanya, alasan Eun Soo memeluk Woo Joo hari itu.

Eun Soo diam lagi.

Ji Min : Kau tidak perlu mengatakan apa-apa jika tidak mau. Aku juga tidak ingin mendengar alasanmu.
Ji Min mau pergi tapi Eun Soo menahannya.

Eun Soo pun berkata kalau dia ingin mengucapkan terima kasih.

Ji Min pun bingung Eun Soo mengucapkan terima kasih padanya.

Ji Min kemudian dipanggil teman-temannya. Eun Soo akhirnya membiarkan Ji Min pergi.
Woo Joo ditemani Ji Kyeong berlari keluar dari dalam gedung rumahnya.

Bersamaan dengan itu, Ji Min datang sambil membawa kue. Melihat Woo Joo keluar, Ji Min sembunyi dibalik pohon.

Ji Kyeong : Woo Joo-ya, apa ayahmu sudah datang?

Ji Min pun keluar dari persembunyiannya dan menunjukkan kue yang dibawanya.

Woo Joo senang, appa!

Ji Kyeong dan Woo Joo sama-sama melihat kue apa yang dibeli Ji Min.
Ji Kyeong berseru, ini cokelat! Cokelat! Ayo masuk.

Mereka masuk bersama.
Dari kejauhan, Eun Soo menatap mereka. Eun Soo sedikit tersenyum melihat putrinya diperlakukan dengan penuh kasih sayang.
Eun Soo kembali ke motel tempatnya menginap.

Eun Soo menyalakan lampu, lalu duduk dan memikirkan kata-kata Presdir Kim tadi.

Dia juga ingat kata-kata Pak Yoon kalau dirinya tak bisa begitu saja membawa Woo Joo dan mengaku sebagai ibu kandung Woo Joo.

Hal itu membuat Eun Soo sedih dan tertekan.
Paginya, Yeon Jun lari pagi sambil memikirkan Eun Soo.

Flashback...
Yeon Jun kecil duduk di depan sebuah gerbang sambil menangis kencang.

Lalu seorang siswi berseragam SMA datang. Dia menghapus tangis Yeon Jun dan mengusap tangan kecil Yeon Jun.

Di bed nama gadis itu tertulis namanya. Dia adalah Eun Soo.
Ponsel jam nya berbunyi. Telepon dari Se Mi. Yeon Jun bergegas menjawabnya. Dia langsung tanya, apa Se Mi sudah menemukan Eun Soo.

Se Mi bilang mereka bisa membahas itu nanti dan tanya
Yeon Jun ada dimana. Yeon Jun pun mematikan panggilan Se Mi. Se Mi kesal.

Se Mi sendiri lagi sarapan bersama Presdir Kim. Se Mi pu
n memberi alasan, kalau Yeon Jun sedang tidak enak badan dan tidak bisa keluar. Ia juga minta maaf karena sudah menyia-nyiakan waktu berharga Presdir Kim.

Presdir Kim : Jangan khawatir. Aku meminta kalian datang untuk makan santai sebelum acara penandatanganan kesepakatan kita, jadi jangan merasa terlalu terbebani.

Presdir Kim lalu mengajak Se Mi makan.
Sambil makan, Presdir Kim tanya, apa Se Mi sudah lama bekerja dengan Yeon Jun?

Se Mi bilang baru tiga tahun.

Presdir Kim : Apa yang kau lakukan sebelumnya?

Se Mi : Aku tinggal di Korea...
Se Mi terdiam sejenak sebelum akhirnya melanjutkan kalimatnya kalau dia sebelumnya di Korea sebagai ibu rumah tangga dan membesarkan anak.

Presdir Kim : Itu mengejutkan. Aku tidak tahu kau sudah menikah. Kau terlihat masih muda. Lalu, apakah keluargamu pindah ke AS juga?

Se Mi : Aku pergi sendiri setelah bercerai.

Presdir Kim : Aku mungkin seharusnya tidak bertanya.

Se Mi : Tidak apa-apa. Kami sudah berdamai, tapi terkadang, aku harus menahan diri agar tidak merindukan mereka.

Presdir Kim : Apakah kau harus menahan diri?

Se Mi : Maaf?
Presdir Kim : Ketika aku di usiamu, aku pikir semuanya akan baik-baik saja jika aku terus menahan diri.

Se Mi : Anda melakukannya?

Presdir Kim : Iya. Namun, seiring waktu, aku menyadari bahwa aku tidak akan mendapatkan apa-apa meski aku melakukan itu. Oleh karena itu, aku akan meraih semua yang aku inginkan dengan tanganku sendiri. Itu menjadi moto hidupku. Jika kau merindukan seseorang, kau harus menemuinya.

Kata-kata Presdir Kim mulai merasuk ke hati Se Mi.
Ji Min di ruang redaksi, mendapat telepon dari seseorang yang mau membuat laporan.
Ternyata Pak Yoon lah yang menghubungi Ji Min. Dia sedang duduk di kafe bersama Eun Soo.

Pak Yoon : Aku menghubungi ayahnya. Aku bilang akan menemuinya disini satu jam lagi untuk membuat laporan. Jadi kau bisa bertemu dengannya.

Tapi Eun Soo yang down karena kata-kata Presdir Kim kemarin, merasa kalau mereka tidak perlu bertemu sekarang.

Pak Yoon : Kau tidak perlu khawatir. Jika kau mengatakan kepadanya bahwa kau adalah ibu kandungnya, dia tidak akan kasar padamu.

Eun Soo bilang bukan itu yang dia maksud.

Eun Soo : Aku akan pergi

Pak Yoon bingung, pergi?
Eun Soo : Kau benar, Sekretaris Yoon. Keberadaanku hanya akan menyebabkan rasa sakitnya. Aku sangat bodoh. Aku baru menyadarinya.

Pak Yoon : Kau ingin tinggal bersamanya meskipun hanya punya satu hari untuk hidup. Benar. Putri yang kau cari-cari. Apa kau yakin bisa hidup tanpa melihatnya?

Eun Soo : Tidak. Aku kira tidak. Aku selamat sampai hari ini karena aku memiliki keyakinan aku akan bertemu dengannya lagi. Satu hari berlalu, lalu 10 tahun dan selamanya. Dia adalah segalanya bagiku. Tidak pernah sehari pun aku tidak memikirkannya. Jadi bagaimana aku bisa bertahan tanpanya? Aku  tidak bisa menyewa kamar bahkan dengan 50.000 dolar uang deposit dan 300 dolar untuk sewa. Aku mantan narapidana yang tidak diterima dimana pun. tapi aku mencoba membawanya kembali sebelum bisa melakukan apa pun.
Mata Eun Soo mulai berkaca-kaca.

Eun Soo : Jadi aku lebih baik mati sebelum dia dicap sebagai putri mantan narapidana. Aku tidak bisa merenggut kebahagiaannya karena keinginanku semata.

Pak Yoon pun merasa bersalah. Dia minta maaf lagi pada Eun Soo dan mengaku menyesal sudah menghancurkan hidup Eun Soo.

Eun Soo bilang, setidaknya dia melihat putrinya. Dia melihat putrinya tertawa dan itu sudah cukup baginya.

*Ah, Eun Soo... Poor Eun Soo..
Woo Joo lagi mencari-cari sesuatu di kamarnya sambil teleponan dengan ayahnya. Dia bilang, sudah mencari kemana-mana tapi tidak ketemu.

Woo Joo : Aku yakin aku meninggalkannya di restoran nenek.

Ji Min : Kalau begitu, aku akan mampir ke sana sepulang kerja dan mengambil bukumu.

Woo Joo : Terlalu lama ayah! Aku memerlukannya untuk mengerjakan PR. Aku saja yang kesana.

Ji Min : Begitukah? Baiklah kalau begitu. Ayah akan langsung pulang setelah selesai bekerja. Jangan keluar terlalu malam. Dan hati-hati dengan mobil.

Woo menghela nafas mendengarnya. Dia bosan.

Woo Joo : Ayah terlalu banyak mengomel.
Ji Min sendiri sudah di kafe. Dia sedang menunggu Pak Yoon, tapi Pak Yoon dan Eun Soo sudah pergi.

Sambil menunggu, Ji Min mengirimi pesan ke adiknya bilang kalau Woo Joo akan mampir ke restoran nanti dan minta sang adik mengantar Woo Joo pulang lagi. Ia janji, akan membelikan Ji Kyeong daging sapi Korea sebagai gantinya.
Ji Kyeong sendiri lagi sibuk melayani customer saat pesan Ji Min datang.

Setelah customernya pergi, Se Mi menelponnya bikin dia kaget.
Se Mi sudah di hotel. Ia memberitahu Ji Kyeong kalau dia sudah kembali ke Korea.

Se Mi ingin bertemu Ji Kyeong tapi belum lagi selesai kalimat Se Mi, Ji Kyeong sudah langsung bilang gak bisa.

Ji Kyeong cerita kalau Ji Min sangat marah saat ia menyebut nama Se Mi.

Se Mi : Kakak memberitahu dia tentangku?

Ji Kyeong : Kau kan sebenarnya tidak datang untuk melihatku. Kau ingin mendengar kabar tentang Kak Ji Min dan Woo Joo.  Itulah mengapa aku mencoba untuk melihat bagaimana perasaan Kak Ji Min kalau-kalau aku harus mengatur pertemuan. Kak Ji Min sudah melupakanmu. Dia bilang kalian sudah berakhir.

Se Mi kaget mendengarnya, dia bilang begitu?
Ji Kyeong : Jadi berhentilah menelponku mulai sekarang.

Ji Kyeong mematikan panggilan Se Mi.
Se Mi kecewa dan menatap fotonya bersama Ji Min dan Woo Joo yang dia jadikan wallpaper di ponselnya.
Se Mi teringat kenangannya saat masih bersama Ji Min dan Woo Joo dulu.
Ji Min akhirnya pergi setelah menunggu Pak Yoon selama 2 jam.
Eun Soo menunggu Woo Joo keluar. Tak lama Woo Joo keluar.

Eun Soo pun langsung mengikuti Woo Joo.
Hyun Bin yang baru datang, heran tidak melihat Ji Min. Dia tanya ke So Ri kemana Ji Min.

Tepat saat itu Ji Min datang.

Ji Min : Senior Kang kembali setelah membuang-buang waktunya untuk laporan palsu.
Telepon mereka berbunyi. Telepon dari Kantor Polisi Seongam.

"Seorang anak SD hilang. Kasusnya akan dianggap sebagai penculikan mulai saat ini."
"Bukankah itu lingkunganmu?" tanya So Ri

Ji Min mengangguk, ya, tapi wajahnya mulai cemas.

Hyun Bin dan So Ri bergegas pergi.
Woo Joo hampir sampai di restoran neneknya.

Eun Soo masih mengikuti Woo Joo. Merasa Woo Joo aman, Eun Soo mau pergi.

Tapi kemudian Eun Soo melihat ada seorang wanita bersama Woo Joo.

Wanita itu Se Mi. Dia berdiri di depan restoran ibunya Ji Min sejak tadi.
Se Mi terkejut melihat Woo Joo.

Se Mi : Woo Joo-ya!
Woo Joo yang tak mau bertemu Se Mi, akhirnya lari.

Se Mi mengejar Woo Joo.

Melihat itu, Eun Soo heran dan mengikuti mereka.

Se Mi yang mengejar Woo Joo, terjatuh.
Melihat Se Mi jatuh, Eun Soo bergegas mengejar Woo Joo.

Se Mi memegangi lututnya yang luka karena jatuh tadi.

Woo Joo terus berlari, tapi kemudian dia merasa sesak.

Eun Soo ingat Woo Joo punya asma. Takut Woo Joo kenapa-napa, Eun Soo pun terus mengejar Woo Joo.
 

Woo Joo yang sudah tidak tahan lagi, meraih ponselnya. Dia mau menghubungi ayahnya.

Woo Joo : Appa...
Belum sempat menghubungi ayahnya, Woo Joo terjatuh.

Eun Soo menangkap tubuh Woo Joo, sebelum membentur aspal.

Woo Joo tak sadarkan diri.

Eun Soo membelai kepala Woo Joo.

Bersambung ke part 4....

0 Comments:

Post a Comment