Eun Soo duduk sendirian di kamar Ji Min. Dia merasa bingung sendirian.
Eun Soo lalu melepas kemeja Ji Min dari tubuhnya dan beranjak ke jendela. Dilihatnya Ji Min duduk di tepi pantai.
Ji Min menatap desiran ombak sambil menikmati bir nya.
Ponsel nya kemudian berdering. Dia tersenyum melihat siapa yang menelpon.
Ji Min : Woo Joo-ya, kau belum tidur?
Woo Joo : Nenek mendengkur terlalu keras.
Ji Min : Mau ayah nyanyikan lagu pengantar tidur?
Woo Joo : Aku bukan bayi. Aku akan mendengarkan musik dan tidur.
Ji Min : Baiklah, ayah mengerti. Tidur yang nyenyak dan sampai jumpa besok.
Usai bicara dengan Woo Joo, Ji Min melamun sebentar. Lalu dia meletakkan kaleng birnya dan mengarahkan kameranya ke laut. Dia merekam desiran ombak.
Saat mau minum bir nya lagi, bir nya sudah habis.
Tepat saat itu, seseorang datang menyodorkan sekaleng bir padanya.
Ji Min terkejut, eoh?
Eun Soo : Aku pikir kau mungkin kehabisan bir sekarang.
Ji Min : Terima kasih.
Eun Soo : Bolehkah aku duduk di sini?
Ji Min : Tunggu sebentar.
Ji Min menggelar sapu tangannya untuk alas duduk Eun Soo.
Eun Soo sendiri sudah mengganti bajunya. Dia juga membeli sepatu yang baru.
Ji Min : Kau habis pergi ke suatu tempat?
Eun Soo : Ada pasar malam di dekat hotel.
Eun Soo lalu mengembalikan kemeja Ji Min dan mengucapkan terima kasih.
Ji Min : Tentu, jangan sungkan.
Eun Soo : Oh iya, bisa ulurkan tangan kananmu?
Ji Min bingung, ada apa dengan tangan kananku?
Eun Soo : Sepertinya punggung tanganmu terluka.
Ji Min melihat tangannya.
Ji Min : Kau benar. Aku tidak tahu aku tergores.
Eun Soo : Biar aku lihat. Aku akan sterilkan lukanya.
Ji Min bilang tidak apa. Itu hanya luka kecil. Tapi melihat Eun Soo sudah mengeluarkan obat merah, Ji Min pun memberikan tangannya.
Eun Soo : Suara ombaknya menyenangkan, ya?
Ji Min : Iya.
Eun Soo : Aku suka suara ombak di musim semi.
Ji Min : Mengapa musim semi?
Eun Soo : Karena pasti ada lebih banyak orang yang suka ombak di musim panas dan musim dingin. Tapi di sekitar musim semi, justru tidak banyak yang memperhatikan. "Aku tidak ingin kesepian." Seolah ombaknya ingin didengarkan.
Ji Min langsung terdiam dan menatap iba Eun Soo.
Eun Soo selesai mengobati luka Ji Min.
Ji Min : Terima kasih.
Eun Soo : Tanganmu sangat hangat, seperti hatimu.
Ji Min : Kau salah orang. Aku bukan pria yang ramah.
Eun Soo : Kau terlihat ramah untukku.
Ji Min pun terdiam lagi.
Eun Soo bilang, ini seperti hadiah.
Mata Eun Soo mulai berkaca-kaca.
Eun Soo : Maksudku hari ini. Tidak peduli seberapa cantik jalanannya, aku akan merasa kesepian jika sendirian, tapi terasa hangat.
Pagi pun tiba. Eun Soo berjalan sendirian menyusuri tepian pantai.
Eun Soo lalu menatap matahari terbit, tapi dengan sorot mata penuh kesedihan.
Pak Yoon menemui Presdir Kim di D.O Cosmetic. Pak Yoon bilang, dia akan memata-matai Eun Soo sesuai permintaan Presdir Kim.l
Presdir Kim : Itu mengejutkan. Aku tak menduga kau akan begitu cepat membuat keputusan. Baiklah. Lantas, di mana Eun Soo sekarang?
Sekarang kita sekolahnya Woo Joo.
Kelas Woo Joo kedatangan siswa baru. Namanya Jeon Jin Gook.
Jin Gook : Aku tinggal di luar negeri selama dua tahun karena pekerjaan ayahku. Aku baru di sini, jadi tidak tahu banyak tentang lingkungan ini...
Jin Gook melihat Woo Joo. Melihat Woo Joo, dia langsung semangat.
Jin Gook : .. tapi kupikir kita akan berteman baik.
Wali Kelas memilihkan kursi untuk Jin Gook, tapi Jin Gook ingin memilih kursi sendiri.
Jin Gook bergegas duduk disamping Woo Joo.
Melihat itu, teman-teman Woo Joo langsung meledek Woo Joo.
Saat pulang sekolah, Jin Gook berlari mengejar Woo Joo yang lagi sama teman-temannya.
Jin Gook memberikan Woo Joo hadiah. Dia bilang, itu krim dari perusahaan ayahnya.
Jin Gook : Aku ingin memberikannya kepada temanku.
Teman-teman Woo Joo juga mau.
Jin Gook : Mian, besok akan kubawakan untuk kalian. Waktu masuk kelas tadi, aku tidak melihat apa-apa selain dirimu. Kalau begitu, sampai nanti!
Jin Gook pergi.
Woo Joo kembali diledek teman-temannya.
"Apa itu tadi? Apakah dia baru saja mengakui perasaannya?"
"Aku tidak melihat apa-apa selain kamu."
"Aku tahu. Ada apa dengan dia?" ucap Woo Joo heran.
Ji Min datang menjemput Woo Joo. Woo Joo langsung lari ke ayahnya.
0 Comments:
Post a Comment