Lies of Lies Ep 5 Part 3

 Sebelumnya...


Ji Min mengajak Woo Joo makan.

Woo Joo cerita, soal Jin Gook yang menjadi teman sekelasnya.

Ji Min : Itu mengagumkan. Bagaimana seorang teman yang kau temui di taman bermain menjadi teman sekelasmu?

Woo Joo juga menunjukkan hadiah dari Jin Gook.

Ji Min : Bukankah dia naksir padamu? Saat anak laki-laki suka dengan seseorang, mereka ingin memberinya hadiah.

Woo Joo : Tapi dia bukan tipeku.

Ji Min : Lalu, siapa yang sesuai dengan tipemu?

Woo Joo : Karena telah hidup selama 10 tahun, dia harus mengetahui kedalaman hidup. Anak yang itu agak kekanak-kanakan.

Ji Min agak2 kaget dengan jawaban Woo Joo tapi kemudian dia tersenyum geli.

Ji Min : Seorang laki-laki yang mengetahui kedalaman hidup?

Woo Joo : Omong-omong, kok, ayah bisa menjemputku? Bibi Ji Kyung bilang ayah harus kembali bekerja. Jadi, bibi yang akan menjemputku.

Ji Min : Tapi kau senang ayah yang muncul, bukan?

Woo Joo : Tentu saja. Aku sangat senang.

Ji Min : Ada satu hal lagi yang menyenangkan.

Ji Min memberi Woo Joo hadiah gantungan kunci kepala boneka.

Woo Joo : Itu lucu.

Ji Min : Apa kau menyukainya?

Woo Joo : Iya.

Tapi saat melihat rambut di kepala bonekanya, Woo Joo bilang itu mengingatkannya pada Eun Soo.

Woo Joo : Saat kita pergi berkemah bersama, dia mengepang rambutku. Aku menunjukkan karangan bunga yang dia buat kepada teman-temanku. Mereka bilang ingin melihatnya membuat karangan bunga.

Ji Min : Aduh, bagaimana, ya? Kita tidak bisa melihatnya lagi.

Woo Joo : Kenapa tidak?

Ji Min : Dia meninggalkan Seoul. Dia akan tinggal di kota lain.

Woo Joo : Betulkah? Apa itu? Dia bahkan tidak memberitahuku.

Woo Joo sedih. Dia bilang dia sangat menyukai Eun Soo.

Ji Min : Apa yang kau sukai darinya?

Ji Min sudah kembali ke kantornya. Dia berjalan di lorong sambil memikirkan jawaban Woo Joo tadi saat dia tanya apa yang Woo Joo sukai dari Eun Soo.

Woo Joo bilang Eun Soo membuatnya lebih baik. Saat bersama Eun Soo, dia bisa terus tersenyum.

Karena sibuk memikirkan jawaban Woo Joo itu, Ji Min sampai tak sadar kalau dia sudah melewati ruang editor yang hendak ditujunya.

Untunglah seorang rekannya datang memanggilnya.

Saat sedang mengedit videonya, Eun Soo tiba-tiba saja muncul di videonya.

Ji Min minta rekannya memperbesar bagian Eun Soo.

Ji Min senyum-senyum sendiri menatap video Eun Soo.

Ji Min sedang menyetir sekarang. Hari sudah malam. Sambil menyetir dan mendengarkan radio, Ji Min senyum-senyum mikirin Eun Soo.

Ji Min ingat saat dia mengantar Eun Soo, sebelum mereka berpisah.

Ji Min : Namamu Eun Soo bukan?

Eun Soo : Iya.

Ji Min : Aku tahu aku tidak punya hak untuk berbicara tentang kehidupan orang lain, tapi, aku harap hidupmu tidak akan berduri lagi, Eun Soo-ssi. Hati-hati.

Ji Min mengulurkan tangannya. Eun Soo menjabat tangan Ji Min.

Ji Min : Selamat tinggal.

*Si Ji Min mulai baper.

Ji Min tiba di rumahnya. Tapi saat mau turun, dia diam lagi gara-gara melihat tangannya yang diobati Eun Soo.

Ji Min lalu mengambil barang-barangnya di jok belakang. Saat mengambil barang-barangnya, dia melihat paper bag berisi kemejanya yang dibalikin Eun Soo.

Ji Min melihat kemejanya dan terdiam lagi melihat Eun Soo sudah menjahit kemejanya.

Ji Min lalu menemukan sebuah surat dan membacanya.

Eun Soo : Ini pertama kalinya seseorang mengatakan kepadaku bahwa dia memercayaiku.  Aku telah menjalani hidup di mana aku memohon pada orang lain untuk  memercayaiku dan tidak ada yang mau melakukannya.

Flashback...

Eun Soo menjahitkan kemeja Ji Min.

Flashback end...

Ji Min ingat saat Eun Soo minta ia percaya padanya. Saat itu, mereka di warung tenda. Ji Min mengajak Eun Soo kesana setelah menjemput Eun Soo di kantor polisi.

Ji Min : Aku percaya.

Kita diperlihatkan flashback saat Eun Soo menulis surat itu. Eun Soo tengah menunggu Ji Min di mobil. Tak lama, Ji Min keluar dari mini market membawa bir. Itu adalah saat sebelum Ji Min dan Eun Soo berpisah karena Eun Soo mengaku akan pergi dari Seoul.

Eun Soo : Kata-katamu itu sangat menghibur. Aku tidak akan melupakanmu. Orang berhati hangat di jalan bungsa sakura. Dan momen seperti mimpi di hari musim semi. Terima kasih untuk semuanya.

Ji Min diam lagi membaca surat Eun Soo. *Baper terooos.

Eun Soo tidak pergi. Dia berdiri di teras rumah atapnya.

Eun Soo lalu masuk dan menatap sekeliling rumah atapnya.

Besoknya Yeon Jun sedang syuting produk krim wajah.

Presdir Kim tersenyum melihat video Yeon Jun

Presdir Kim dan lainnya membahas Yeon Jun dalam rapat.

Tim pengembangan produknya, berencana menggunakan reputasi Yeon Jun untuk menarik pelanggan.

"Analisis data besar mengatakan bahwa pelanggan berusia 20-an dan 30-an menunjukkan minat sejak Kim Yeon Jun muncul di iklan kita. Kami juga memposting tas jinjing dengan tanda tangan Kim Yeon Jun. Itu diproduksi dalam edisi terbatas dan telah ditandai oleh lebih dari 100.000 pengguna."

"Perhatikan tingkat penjualan kedua produk tersebut."

"Tentu saja, Bu Presdir."

"Perusahaan kita akan merayakan hari jadi ke-60. Jadi, aku terpikir untuk mengadakan acara ramah lingkungan."

"Apa yang anda maksud dengan "acara ramah lingkungan" Bu Presdir?"

"Sejujurnya, produk kita telah terbukti efektif. Namun, kita gagal menarik konsumen dengan tren ramah lingkungan. Untungnya, kita baru saja meluncurkan lini baru produk ramah lingkungan. Jadi, kita bisa menggunakannya untuk mengubah citra kita dan menjadi perusahaan ramah lingkungan yang baik."

Yang lain setuju dengan ide Presdir Kim.


Presdir Kim lalu minta Departemen Perencanaan yang dipimpin Asisten Woong menangani rencananya itu.

Ji Kyeong memasang poster kontes seni untuk anak-anak bersama Yeon Jun di kaca tokonya.

Ji Kyeong : Sayang sekali aku lahir bertahun-tahun lebih awal darimu.

Ji Kyeong lalu teringat Se Mi.

Ji Kyeong : Mengapa Se Mi begitu pendiam sejak saat itu? Itu membuatku lebih khawatir.

Se Mi ada di hotel. Hotel On. Dia sedang bekerja disana. Tapi konsentrasinya lagi-lagi teralih pada Ji Min.

Se Mi ingat saat datang ke toko Ji Kyeong. Se Mi minta nomor ponsel Ji Min pada Ji Kyeong.

Se Mi : Aku harus menemuinya.

Ji Kyeong : Kenapa kau seperti ini, sih?

Se Mi : Aku ingin kembali. Kupikir aku bisa hidup tanpanya. Kupikir aku bisa membuat awal yang baru. Tapi semakin banyak waktu berlalu, semakin aku merindukannya. Aku ingin kembali ke masa ketika kami saling mencintai. Dan aku melakukan ini bukan untuk diriku sendiri. Aku harus kembali untuk Woo Joo. Coba pikirkan. Dia memang bisa menjadi ayahnya seperti sekarang, tapi dia tidak bisa menjadi ibunya juga.

Ji Kyeong : Itu benar. Aku yakin ada saat di mana dia akan lebih membutuhkan seorang ibu.


Tapi berikutnya Ji Kyeong bilang kalau Ji Min tak ingin balikan dengan Se Mi.

Se Mi : Jelas dia merasa seperti itu, tapi apakah kau tidak ingat seberapa besar dia mencintaiku?

Ji Kyeong : Ya ampun. Tentu saja aku ingat. Dia akan menyerahkan hidupnya untukmu.

Se Mi : Jadi, tolong bantu aku agar bisa kembali bersama dengannya.

Tapi Ji Kyeong lalu merasa aneh. Ia bilang, jika Ji Min begitu mencintai Se Mi, kenapa Ji Min tak mau balikan dengan Se Mi?

Flashback end..

Se Mi juga merasa aneh. Ia bertanya-tanya, apa ia melakukan sesuatu yang salah.

Se Mi lalu ingat saat dulu dia meninggalkan Woo Joo.

Se Mi sedang berbicara dengan selingkuhannya di telepon. Selingkuhannya ingin putus. Tapi Se Mi tak mau. Karena selingkuhannya mematikan telepon begitu saja, Se Mi akhirnya pergi dengan buru-buru.

Dia meninggalkan Woo Joo yang terbaring sakit dan kompor yang menyala.

Woo Joo kemudian terbangun karena mencium bau asap.

Woo Joo batuk-batuk karena menghirup asap. Dia lalu memanggil-manggil Se Mi dengan suaranya yang pelan.

Para petugas medis menggotong Woo Joo yang tak sadarkan diri ke ambulance.

Ji Min mendampingi Woo Joo. Sepertinya Ji Min langsung pulang saat tahu apa yang terjadi.

Se Mi datang dan menangis melihat kondisi Woo Joo.

Ji Min menatap Se Mi dengan tatapan marah. Sementara Se Mi hanya bisa menangis, menatap Ji Min dengan tatapan penuh penyesalan.

Flashback end....

Se Mi menangis.

Ji Min dan timnya sedang membahas kontes seni untuk anak-anak yang digelar D.O Cosmetics. Direktur Seo bilang, itu acara besar yang didanai oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

"Jadikan ini berita hangat." suruh Direktur Seo.

Rapat selesai. Ji Min melihat kancingnya yang dijahit Eun Soo. Dia tersenyum lagi.

Hyun Bin sedang melihat isi kamera Ji Min.

Hyun Bin : Apa Senior Kang mengambilnya selama perjalanan bisnis?

So Ri : Kau mengambil foto yang bagus.

Direktur Seo penasaran dan ikut melihat.

Mereka lalu melihat rekaman ombak Ji Min.

Direktur Seo : Video apa ini?

Ji Min : Oh, itu. Aku merekam suasana malam pantai. Aku menyukai suara ombak.

Direktur Seo : Ini mengagumkan. Pas banget kalau minum soju di tempat seperti ini.

Lalu tiba-tiba terdengar suara Eun Soo.

Eun Soo : Aku pikir kau mungkin kehabisan bir sekarang.

Ji Min yang kaget mendengar suara Eun Soo, langsung merebut kameranya dan mematikannya.

Hyun Bin : Apa itu tadi?

So Ri : Sepertinya itu suara wanita.

Direktur Seo : Ya, kan? Bukan aku saja yang dengar itu, kan?

Hyun Bin : Senior, apa kau ke sana dengan seorang wanita?

Ji Min : Tidak. Aku tidak sengaja bertemu seseorang.

So Ri : Apa? Tidak sengaja?

Direktur Seo :  Mereka bersama. Apa? Kau menyukai suara ombak? Bukannya kau menyukai hal yang lain?

Ji Min : Tidak seperti itu?

Hyun Bin : Lalu, mengapa kau menyembunyikannya dari kami? Tunjukkan, dong.

Direktur Seo : Astaga. Kukirim kau ke festival bunga sakura, tapi kau...

Mereka semua mulai bernyanyi, meledek Ji Min.

Ji Min yang tak tahan diledek, akhirnya beranjak pergi dengan muka tersipu malu.


Ji Min menyendiri di atap sambil menikmati kopinya dan memikirkan sesuatu.  Ji Min lalu melihat video ombaknya. Dia mau menghapusnya tapi teringat kata-kata Eun Soo saat itu.


Eun Soo : Itu seperti hadiah. Maksudku hari ini. Tidak peduli seberapa cantik jalanannya, aku akan merasa kesepian jika sendirian, tapi terasa hangat.

Ji Min tersenyum, lalu menghapus video ombak dan mematikan kameranya.

Sementara Eun Soo lagi memeriksa instagram Ji Min.

Ia melihat foto Ji Min di toserba, lalu ia membuat garis merah pada denah lingkungan tempat tinggal Ji Min.

Setelah itu, ia melihat Ji Min foto bersama Woo Joo di depan Restoran Woo Joo. Lalu dia kembali membuat garis merah di denahnya.

Eun Soo lalu melihat foto-foto Ji Min cs di kantor.

Ji Min sedang menyiapkan bekal Woo Joo.

Woo Joo yang sedang siap-siap, berlari ke Ji Min membawa dua jepitan rambutnya. Ia menyuruh Ji Min memilih bagusan yang mana jepit rambutnya.

Ji Min memilihkan jepit rambut untuk Woo Joo, juga memasangkannya.

Setelah itu, Ji Min menunjukkan bekal yang dibuatnya untuk Woo Joo.

Woo Joo : Bola nasi tahu goreng lagi?

Ji Min : Ayah kesulitan kalau membuat gimbap. Tapi ayah akan terus berlatih.

Woo Joo : Tidak apa-apa. Aku suka semua masakan ayah.

Woo Joo lalu menyimpan bekalnya di tas.

Diluar, Ji Min dan Woo Joo bertemu Jin Gook dan orang tuanya.

"Kau pasti teman sekelasnya Jin Gook. Kita akhirnya bisa bertemu." ucap ibu Jin Gook.

"Woo Joo sudah cerita tentang Jin Gook padaku." jawab Ji Min.

Ayah Jin Gook memperkenalkan diri. Dia adalah staf D.O Cosmetic yang berniat memakai Yeon Jun untuk menarik pelanggan.

Ayah Jin Gook berharap, dia dan Ji Min bisa berteman baik karena mereka bertetangga dan anak-anak mereka sekelas.

Ji Min dan Woo Joo pamit. Setelah itu, mereka berlarian ke mobil.

Ayah Jin Gook heran karena tidak melihat istri Ji Min.

Ibu Jin Gook menduga, istri Ji Min sibuk makanya tidak keluar.

"Ya ampun, kita hidup di dunia yang mengerikan sekarang. Istriku mengantarku bekerja setiap pagi." ucapnya.

Jin Gook dan Pak Jeon pamit.

Sebelum pergi, ibu Jin Gook mencium mereka berdua.

Setelah suami dan anaknya pergi, ibunya Jin Gook mendapat telepon dari seseorang. Ia kaget, apa yang terjadi?

Seseorang mengunjungi penjara dan mendapat informasi kalau Eun Soo baru saja dibebaskan.

Dia seorang wanita, ibunya Jin Gook!!

"Jika aku bertemu denganmu, aku tidak akan membiarkanmu." ucapnya kesal.

Di hotel, Se Mi sedang bicara dengan seseorang di telepon soal wanita yang ingin ditemui Yeon Jun.

"Apa kau sudah menemukan wanita yang ingin ditemui David?"

"Belum."

"Wanita itulah yang membunuh putra presdir D.O yang dulu bekerja sama dengan kami. Ini bisa jadi masalah. Kau tahu seberapa besar skandal kesepakatan bagi atlet, bukan, Se Mi?"

"Tentu saya mengerti, Pak."

Usai menerima telepon, Se Mi melihat pesan baru yang masuk ke ponsel Yeon Jun.

Ia terkejut membacanya.

Dalam pesan itu, orang suruhan Yeon Jun mengaku sudah menemukan Jung Mi Jin, orang yang dicari Yeon Jun. Dia juga menyertakan foto Mi Jin, ibunya Jin Gook.

Tak lama, orang itu menghubungi ponsel Yeon Jun.

Se Mi : Berpura-puralah seperti kau tidak pernah menemukannya. Aku akan memberimu nomorku. Mulai sekarang, lakukanlah seperti yang aku katakan. Sebagai gantinya, aku akan membayarmu dua kali lipat.

Setelah itu, Se Mi menghapus pesan itu.

Tepat setelah itu, Yeon Jun masuk.

Se Mi langsung membahas kerjaan. Dia bilang, dia baru saja bicara dengan agensi Yeon Jun di Amerika.

Se Mi : Aku memberi tahu mereka bahwa pengambilan gambar untuk iklanmu berjalan dengan baik. Dan aku juga melaporkan promosi untuk produk baru lusa dan acara jumpa penggemar minggu depan.

Tapi Yeon Jun cuek dan memeriksa ponselnya. Dia kesal karena belum dapat laporan soal Eun Soo.

Se Mi : Tidak mudah untuk menemukan seseorang. Tenangkan dirimu.

Yeon Jun : Haruskah aku bertanya kepada Presdir Kim? Dulu, kan, dia menantunya. Mungkin mereka bisa menghubunginya.

Se Mi : Apakah kau sudah gila? Mengapa ibu mertua seperti dia ingin tahu kabar dari menantu perempuan yang telah membunuh putranya?

Yeon Jun : Aku akan mencari udara segar.

Yeon Jun beranjak pergi.

Se Mi jadi gelisah karena Yeon Jun masih saja mencari Eun Soo.

Yeon Jun ke rumah, tempat ia bertemu dengan Eun Soo pertama kali.

Yeon Jun membuka pintu dan teringat masa lalunya.

Ternyata itu rumah lama Yeon Jun. Yeon Jun kecil berlari keluar gerbang sambil menangis. Ia dimarahi seorang pria tua.

"Berhenti kau! Bocah itu. Mengapa ibumu tidak ikut membawamu pergi ke alam baka? Kenapa dia meninggalkan bocah nakal itu di sini?"

Di depan gerbang, Yeon Jun nangis.

Eun Soo yang kebetulan lewat, menutup telinga Yeon Jun agar Yeon Jun tak bisa mendengar omelan pria tua lagi.

Eun Soo juga menghapus tangisn Yeon Jun dan mengusap tangannya.

Eun Soo lalu mengajak Yeon Jun sepedaan.

Yeon Jun yang dibonceng, memeluk Eun Soo dengan erat dan tersenyum senang.

Eun Soo mengajari Yeon Jun menulis dan membaca di taman.

Sekarang, Yeon Jun duduk di taman tempat Eun Soo mengajarinya baca tulis.

Yeon Jun : Kau dimana?

Bersambung ke part 4...

0 Comments:

Post a Comment