All content milik tvN
Penulis : Rahmi Iza
Sebelumnya : Happiness Ep 4 Part 3
Selanjutnya : Happiness Ep 5 Part 1
Sinopsis lengkap Happiness bisa klik disini
--HAPPINESS EP 4 PART 4--
Bersama, Ji Soo, Tae Seok pergi menemui Seok Ju.
Seok Ju dirawat di sebuah tempat. Sepertinya tempat itu bekas tempat pencucian mobil.
Hanya ada satu orang yang menjaga Seok Ju di dalam ruangan itu.
Sementara diluar, banyak sekali lagi penjaga.
Apakah Seok Ju terinfeksi?
Seok Ju tengah menandatangani sebuah laporan saat mereka datang.
Tae Seok : Kau tampak jauh lebih baik, Pak.
Seok Ju : Kau mengakui penyakit orang gila dan menyegel apartemen itu.
Tae Seok : Pers internasional juga meliput ini. Banyak artikel baru akan diterbitkan besok. Mereka akan menutup perbatasan besok.
Seok Ju : Kau bilang bisa menangani ini diam-diam. Jadi, aku membuat rekomendasi kepada atasan. Mereka semua pasti sangat kecewa.
Tae Seok : Seseorang telah menyebarkan Next. Karena itu, usaha kami gagal.
Seok Ju : Siapa?
Tae Seok : Kau sendiri menyebarkan.
Dan Tae Seok teringat pengakuan salah satu pengedar obat.
Si pengedar obat dia kurung di ruang pendingin.
"Kau yang mengeluarkan semua narkoba di gudang. Benar?" tanya Tae Seok.
Si pengedar yang ketakutan, mengatakan, bahwa seseorang memberitahunya dimana lokasi gudang itu dan mengeluarkan semua narkoba dari sana.
Seok Ju tanya kenapa dia harus melakukan itu.
Tae Seok : Lebih banyak orang harus terinfeksi agar obatnya dikembangkan lebih cepat. Dan kau lebih suka dunia runtuh, alih-alih mati karena penyakit ini.
Seok Ju : Tae Seok-ah, hidup istrimu juga bergantung pada proyek ini. Dia masih mengandung anak itu, bukan? Dua nyawa dipertaruhkan di sini.
Flashback...
Seok Ju menggigit leher istri Tae Seok.
Flashback end...
Seok Ju : Kau tahu darah istrimu terasa paling enak?
Tae Seok : Pasti sulit untuk memuaskan dahagamu.
Tiba-tiba saja, Seok Ju menyerang dan menggigit pria yang menjaganya.
Ji Soo langsung mengarahkan pistolnya ke Seok Ju.
Setelah menggigit pria itu, Seok Ju juga mau menyerang Tae Seok, tapi dia tak bisa menyentuh Tae Seok karena tubuhnya ditahan rantai besi.
Tae Seok bilang pada Ji Soo, tidak apa-apa.
Tae Seok lalu beranjak keluar bersama Ji Soo.
Tae Seok : Pria tua itu yang menyebarkan Next. Aku akan membuat daftar semua rekannya, jadi, selidiki itu. Kita harus menutup semua saluran infeksi.
Ji Soo : Bisakah kita membiarkannya seperti itu?
Tae Seok : Apa yang harus kita lakukan?
Ji Soo : Kita harus mengarantina dia seperti pasien lainnya.
Tae Seok : Dia terlalu berkuasa untuk itu. Begitu dapat obatnya, kita akan menghentikannya lebih dahulu. Sekalipun sembuh, dia mungkin tetap menyerang orang. Dia merasakan darah dan menyadari tidak ada hal buruk terjadi.
Ji Soo : Itu alasan lain untuk...
Tae Seok : Obatnya yang paling penting. Bagaimana kita akan bertahan hidup setelahnya adalah topik yang sangat berbeda. Tidak ada yang berubah.
-Hari ke-6-
Hari sudah pagi. Sae Bom tiba-tiba terbangun dengan wajah kaget.
Sae Bom lalu menatap Seo Yoon yang masih terlelap.
Diluar, Yi Hyun dan Jung Kook lagi mendengarkan siaran berita di televisi.
"Siang ini, pemerintah telah menempatkan dua rumah sakit perawatan lagi untuk isolasi pasien. Hasilnya, satu kompleks apartemen, tiga rumah sakit, dan dua penampungan tunawisma telah ditutup. Totalnya delapan area dikarantina wilayah dalam dua hari. Orang-orang curiga penyakit orang gila juga menyebar di luar negeri. Rusia telah menutup perbatasan karena penyakit menular ini. Mereka bukan hanya..."
Sae Bom mematikan TV.
Jung Kook : Apa tidurmu nyenyak?
Sae Bom : Tentu saja. Apa tidurmu juga nyenyak?
Jung Kook : Ya.
Sae Bom lalu mengajak Yi Hyun pergi.
Yi Hyun : Kemana?
Sae Bom : Makanan kita sudah datang.
Yi Hyun : Benar juga.
Seo Yoon keluar. Sae Bom langsung memeluk Seo Yoon.
Jung Kook : Apa tidurmu nyenyak?
Seo Yoon : Ya.
Jung Kook : Uri Sae Bom ceria sekali hari ini. Yi Hyun tidak bisa tidur semalaman.
Yi Hyun pun langsung menatap galak Jung Kook.
Sae Bom : Seseorang menjadi bahagia saat memiliki sesuatu yang membuat bersemangat.
Jung Kook : Apa maksudmu?
Sae Bom : Kau tidak penasaran dengan makanan yang diberikan?
Mereka pun keluar, tapi mereka dilarang keluar oleh para pemilik apartemen.
Pintu keluar mereka bahkan juga dikunci dari luar.
Hak Je tengah berdebat dengan mereka. Dia bilang, dia membayar untuk bisa tinggal di apartemen itu.
Tapi salah satu dari mereka bilang, kalau Hak Je tinggal di unit sewaan dan Hak Je bisa tinggal disana karena pajak yang dia bayar.
Hak Je tambah sewot, apa aku bukan penghuni karena tinggal di unit sewaan?
Sae Bom tanya ke So Yoon siapa mereka.
So Yoon : Mereka pegawai kantor manajemen dan penghuni gedung lainnya.
Sae Bom : Apa yang mereka inginkan?
So Yoon : Mereka bilang kita tidak bisa lagi keluar. Gedung lain memungut suara untuk itu.
Yi Hyun pun mencoba berdialog dengan mereka.
Para pemilik gedung mengatakan, itu karena seseorang dari unit sewaan terinfeksi penyakit gila.
"Kudengar kalian mengurung orang yang terinfeksi di pusat kebugaran."
"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Yi Hyun.
"Kami bisa melihat semuanya dari kantor manajemen."
"Jadi, maksudmu, kalian mengawasi gedung kami? Demi seluruh apartemen ini, orang-orang di Unit Satu dan Dua harus di rumah selama sepekan..."
"Tidak, jangan tinggalkan apartemen kalian."
Sae Bom mulai sewot, bagaimana dengan makanan kami?
Mereka bilang akan membawakannya sesuai kebutuhan.
Sae Bom : Kita semua kesulitan, jadi, jangan seperti ini. Ini bukan penyakit yang menular lewat udara.
Tapi mereka tetap saja tak mau membiarkan para penghuni di unit sewaan keluar. Bahkan mereka bilang, mereka yang paling menderita jika harga apartemen jatuh karena banyak orang terinfeksi.
Sae Bom yang kesalnya udah sampai ke ubun2, akhirnya mendekati Jung Kook yang lagi main sama Seo Yoon di sofa.
Sae Bom : Bisa bantu kami?
Jung Kook : Aku bahkan tidak bisa membela istriku. Jika mereka tidak mau kita pergi, biarkan saja.
Sae Bom : Bukan itu. Izinkan aku meminjam pistolmu.
Belum lagi Jung Kook menjawab, Sae Bom udah mengambil pistol Jung Kook dan berjalan ke arah para pemilik gedung.
Sae Bom : Haruskah kutembak pintu ini, atau kau mau membukanya?
Mereka pun langsung membuka pintu keluar karena takut.
Jung Kook menasihati Seo Yoon agar tidak meniru perilaku Sae Bom barusan.
Lah Seo Yoon nya malah bilang Sae Bom keren.
Sae Bom jalan keluar bersama Yi Hyun.
Sae Bom : Aku makin kecewa dengan kemanusiaan setiap hari.
Yi Hyun : Kau hanya perlu menahannya selama enam hari lagi.
Sae Bom : Waktu berlalu lebih lambat daripada saat latihan.
Ji Soo datang membawakan makanan untuk para penghuni apartemen.
Sae Bom, Yi Hyun, Jung Kook, So Yoon, Seo Yoon dan Yeon Ok pergi menjemputnya.
Sae Bom : Kau terlalu kejam. Kami berusaha lebih memperhatikan makanannya. Ada banyak protein.
Sae Bom memeriksa makanannya.
Sae Bom : Bagaimana dengan gedung lain? Ini sudah semuanya?
Ji Soo : Mereka ingin mendapatkannya nanti. Setelah orang-orang di Unit Satu dan Dua masuk.
Sae Bom : Terkadang mereka berani, terkadang pengecut. Manusia sangat sulit dimengerti.
Yang lain membawa makanan itu ke dalam. Tinggallah Sae Bom dan Ji Soo.
Ji Soo : Kau butuh hal lain?
Sae Bom : Kalau begitu... bagaimana dengan kaus? Ukuran besar pria. Sesuatu yang tampak istimewa. Kaus bertanda Pasukan Khusus. Kalian tidak punya kaus SOU, ya?
Yi Hyun pergi ke supermarket. Hanya satu kasir disana dan beberapa pembeli.
"Apa hanya kau yang ada di sini?" tanya Yi Hyun.
"Ya. Karantina terjadi saat bosku dan istrinya pergi mengambil stok." jawab kasir.
"Kau tidak punya banyak barang." ucap Yi Hyun melihat-lihat.
"Gedung lain datang dan membeli semuanya semalam. Beberapa orang dari Gedung 101 juga datang."
"Ini situasi yang buruk, tapi kau tampak cukup tenang."
"Aku setuju dibayar tiga kali lipat gaji per jamku. Aku bekerja 12 jam sehari dan dengan upah hari libur, itu jumlah yang banyak."
"Kau tidak takut sendirian?"
"Mereka mungkin menggila di rumah. Mereka tidak akan datang ke toserba. Jika kami kehabisan barang, aku bisa mengunci pintu."
Sae Bom mengantarkan makanan ke unitnya Hak Je. Tapi Dong Hyun yang nerima.
Dong Hyun nya protes, kau tidak membawakan paket? Ada paket yang kubutuhkan hari ini. Semoga harimu menyenangkan.
Dong Hyun menutup pintu. Sae Bom kesal setengah mati.
Yi Hyun mengantarkan makanan ke Ju Hyung.
Ju Hyung : Aku tidak makan daging. Kau tidak punya makanan vegetarian?
Yi Hyun : Vegetarian? Makan saja yang mereka berikan."
Sae Bom memberikan kaus pesenan Se Hun ke Se Hun.
Dia bilang, itu asli. Dia kenal seseorang yang bekerja disana.
Sae Bom : Aku akan memberimu kaus SOU begitu karantina berakhir.
Se Hun : Aku suka ini.
Sae Bom : Benar, bukan?
Se Hun : Apa kau pernah ke atap?
Sae Bom, Yi Hyun, Jung Kook dan Seo Yoon pergi ke atap.
Jung Kook : Menyenangkan pergi ke luar, bukan?
Seo Yoon : Ya.
Sae Bom menghirup udara luar.
Lalu dia bilang, dia merasa lebih baik berada di area terbuka.
Yi Hyun : Rasanya seperti sedang berwisata.
Sae Bom : Benar. Mari tetap seperti ini sebentar.
Sae Bom menarik napasnya dan mendongak, menatap langit.
Mereka mulai makan.
Yi Hyun ngasih daging miliknya ke Sae Bom.
Sae Bom senang. Lah Jung Kook juga minta. Terpaksalah Yi Hyun ngasih satu dagingnya lagi ke Jung Kook.
Terakhir, Seo Yoon yang minta. Dia menatap Yi Hyun sambil senyum2. Yi Hyun pun ngasih daging terakhirnya ke Seo Yoon.
Mereka selesai makan.
Sae Bom bilang mereka masih punya 3 bungkus makanan lagi.
Jung Kook : Kau yakin semua sudah dapat satu?
Sae Bom : Sudah. Bahkan petugas kebersihan mengambil miliknya.
Sae Bom lalu teringat Seung Bom yang belum dapat makanan.
Sae Bom dan Yi Hyun bergegas ke pusat kebugaran, tapi pas sampai sana, Seung Bom nya udah gak ada.
Sae Bom : Dia pasti keluar.
Sae Bom dan Yi Hyun langsung mencari Seung Bom.
Yi Hyun menghubunyi Yeon Ok, padahal Yeon Ok lagi siap-siap mau minum obat.
Yi Hyun : Orang yang dicurigai penderita kabur. Berikan pengumuman dan minta semua orang pulang.
Yeon Ok : Aku bermaksud meneleponmu untuk mengatakan ini. Orang kantor manajemen tidak mau menjawab. Kurasa mereka kesal karena masalah tadi. Mereka mengadakan rapat lagi tanpa kita.
Yi Hyun : Aku yang akan menelepon mereka.
Yi Hyun langsung memutus panggilannya.
Yeon Ok kesal, apa berandal ini merasa lebih tinggi dariku? Dia hanya pegawai negeri tingkat sembilan.
Yi Hyun coba menelpon kantor manajemen, tapi tak dijawab.
Lalu Yi Hyun melihat Sae Bom pergi ke basement.
Yi Hyun menyusul Sae Bom.
Yi Hyun : Kau mau ke mana?
Sae Bom mendengar sesuatu. Tak lama, dia melihat seseorang berlari.
Sae Bom bergegas mengejarnya, ditemani Yi Hyun.
Sae Bom : Dia pasti bersembunyi di sini.
Sae Bom dan Yi Hyun mau masuk ke gedung lain, tapi dikunci.
Yi Hyun mencari sesuatu dan menemukan password kunci yang tertulis diatas pintu
Yi Hyun lekas memasukkan password nya dan pintu terbuka.
Mereka mencari Seung Bom di dalam, tapi tak ada.
Tak lama kemudian, mereka melihat ada noda darah di tombol dan pintu lift.
Sae Bom memeriksa, itu darah!
Seketika mereka merinding.
Yi Hyun ngajak Sae Bom menyelamatkan diri. Sae Bom nolak.
Sae Bom : Aku tidak mau takut tanpa tahu apa-apa.
Sae Bom dan Yi Hyun lalu melihat liftnya menuju ke bawah.
Sontak lah mereka langsung lari.
Di sebuah mobil, mereka melihat seorang pria muda tengah melakukan sesuatu.
Sae Bom langsung menyuruh pria itu ikut dengannya tapi pria itu malah terus mencari sesuatu di mobil.
Yi Hyun mau mendekati pria itu tapi dilarang Sae Bom.
Sae Bom dan Yi Hyun mau masuk ke gedung mereka, tapi pintunya dikunci, bahkan password nya diganti.
Untungnya ada ahjumma cleaning service yang membukakan pintu untuk mereka.
Yi Hyun dan Sae Bom langsung masuk ke dalam.
Mereka berusaha mengatur napas mereka.
Tapi kemudian mereka dikejutkan dengan pria muda di mobil yang berusaha masuk.
Sontak, Yi Hyun langsung mendesaknya ke dinding dan memeriksanya.
"Ada apa ini? Aku hanya pergi ke mobilku. Aku sungguh tidak minum air."
"Lalu kenapa kau lari?"
"Karena kalian berdua berlari."
Yi Hyun akhirnya melepaskannya.
Sae Bom dan Yi Hyun melihat keluar.
Yi Hyun : Kau melihat sesuatu?
Sae Bom menggeleng.
Pria itu pun pergi.
Karena tidak ada yang terlihat, Yi Hyun mengajak Sae Bom pergi.
Tapi tiba-tiba, seorang pria penuh darah berteriak minta tolong sambil mengetuk2 kaca pintu.
Tak lama, pria itu disambar seseorang yang terinfeksi penyakit gila!
Sae Bom dan Yi Hyun merinding melihatnya.
Hyun Kyung berdiri di balkonnya, dia melihat gorden yang menjulur keluar dari salah satu unit di gedung sebelahnya.
Tampak ada noda darah di gorden itu.
Sung Sil membuka bajunya dan melihat bekas luka cakaran di punggungnya.
Omo, Sung Sil ternyata sempat dicakar Min Ji saat Min Ji mengejar Ju Hyung.
Seo Yoon di apartemen Sae Bom, mengirimi pesan ke ibunya. Dia juga mengirimi foto-foto saat dia tadi sarapan bersama Sae Bom, Yi Hyun dan Jung Kook.
Seo Yoon : Ibu. Kabarku baik.
Tapi pesannya tidak dibaca sang ibu.
Lalu Seo Yoon menyalakan televisi, tapi tak ada siaran dimana-mana.
Tak lama, pesan Seo Yoon dibalas.
"I love you, Seo Yoon-ah." balas ibu Seo Yoon.
Di lobi, Soo Min lagi bicara di telepon dengan istrinya.
Soo Min : Ini kesempatan kita. Hyun Kyung juga akan banyak pikiran. Kuatkan dirimu, ya? Kita hanya punya dua bulan untuk mencari tempat baru. Kita tidak bisa tinggal di apartemen studio dengan anak-anak. Itu terlalu sempit.
Lalu Sae Bom dan Yi Hyun datang.
Ahjumma cleaning service mau keluar untuk bersih-bersih, tapi dilarang Yi Hyun.
Yi hyun bergegas mengunci pintu keluar-masuk.
Ponsel Sae Bom berbunyi. Telepon dari Tae Seok.
Tae Seok : Apa kau baik-baik saja?
Tak lama kemudian, petugas keamanan gedung yang sudah terinfeksi datang dan mengetuk-ngetuk kaca jendela.
Situasi berubah mencekam.
Tae Seok : Sekarang kalian mengerti kenapa kami harus mengurung kalian? Gedung-gedung lain sudah diserbu.
Sae Bom : Aku melihatnya.
Bersambung..........
Episode 5 ditulis ddrama-queen yaa... Sampai jumpa di episode 6..
0 Comments:
Post a Comment