Again My Life Eps 4 Part 2

All Content From SBS, Viu dan nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 4 Part 1
Selanjutnya : Again My Life Eps 4 Part 3

Foto SBS

Min Soo dan Hee A lagi minum-minum di kafe. Di layar televisi yang ada di depan mereka, menampilkan berita Tae Seob.

Hee A heran kenapa Hee Woo menghadiri kuliah Tae Seob.

Hee A : Aku tidak mengira Hee Woo akan menyukainya.

Min Soo : Anak-anak yang pintar dan keren selalu ingin tahu tentang kedua sisi koin.

Foto SBS
Foto SBS

Min Soo mengambil dua koran dari dalam tasnya. Dia menunjukkan kedua koran itu ke Hee A.

Min Soo : Progresif dan konservatif. Seperti aku.

Hee A : Bukan itu maksudku. Hanya... Pria itu tampak munafik. Dia mengatakan satu hal, tapi memikirkan hal lain.

Min Soo : Kau mengenalnya secara pribadi?

Hee A : Aku tidak perlu mengenalnya. Aku bisa membaca pikirannya.

Min Soo : Bagaimana denganku?

Foto SBS

Hee A : Kau? Kau selalu mengatakan apa yang kau pikirkan. Tidak ada kejutan. Kau hanya perlu terlihat menawan.

Min Soo : Astaga, itu sulit sekali. Omong-omong, kita teman sekelas. Jangan pakai honorifik.

Hee A : Aku tidak tahu bagaimana perasaanku tentang itu, Pak. Lagi pula, kau tampak lebih tua dari usiamu, jadi, aku tidak bisa.

Min Soo : Kenapa itu penting? Usia mentalmu yang penting. Aku selamanya 14 tahun, masih kelas dua SMP.

Hee A : Baik! Kalau begitu, aku akan berhenti memakai honorifik.

Min Soo : Baiklah.

Hee A : Jadi, kita berteman?

Min Soo : Baiklah, Hee A!

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo datang, tanpa honorifik? Apa maksudmu?

Min Soo : Hei, Hee Woo. Hee A dan aku berteman sekarang.

Hee Woo : Kenapa kau sangat terobsesi untuk berteman dengan juniormu? Aku sungguh tidak mengerti.

Hee A : Teman apanya? Kau bilang usiamu 14 tahun. Baiklah, kalau begitu. Panggil aku "Kakak".

Min Soo : Kakak. Kakakku. Kak Hee A.

Foto SBS

Tanpa mereka sadari, seorang pria mengawasi mereka. Pria yang waktu itu ada di pub.

Hee Woo memapah Min Soo ke taksi.

Min Soo : Ayolah, Hee Woo. Aku sama sekali tidak mabuk.

Hee Woo : Kau jelas mabuk. Masuklah. Waktunya pulang.

Min Soo : Aku benar-benar sadar sekarang.

Hee Woo : Baik, masuk saja ke mobil.

Min Soo memeluk Hee Woo.

Min Soo : Hee Woo, kau tahu aku menahan diri, bukan? Aku bisa melakukan apa pun yang kuinginkan dengan dunia ini. Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku memakannya? Atau haruskah aku menghancurkannya?

Hee Woo : Hancurkan, robohkan, atau lakukan apa pun yang kau mau. Pulang saja.

Hee Woo meminta supir taksi mengantarkan Min Soo ke Sangdo-dong.

Foto SBS

Setelah Min Soo pergi, Hee Woo berbalik menatap Hee A yang menunggunya di depan kafe.

Dan dia terkejut.

Foto SBS

Hee A berjalan sendirian. Tanpa dia sadari pria itu mengikutinya.

Hee A yang setengah mabuk, hampir jatuh. Pria itu mau mendekati Hee A, tapi dia keburu dipergoki Hee Woo.

Hee Woo : Siapa kau? Apa kau penguntit?

Pria itu mau menghindari Hee Woo tapi Hee Woo tak mau melepaskannya. Mereka pun berkelahi.

Hee Woo terkejut. Dia bertanya-tanya siapa pria itu. Dia bilang pria itu bukan pria biasa.

Pria itu berkata, bahwa Hee Woo salah paham.

Hee Woo : Aku melihatmu mengikutinya dari pub. Kenapa kau membuatku "salah paham" soal niatmu mengikutinya? Apa masalahmu?

Hee Woo dan pria itu kembali bertarung.

Foto SBS

Hee A datang.

Hee A : Kim Hee Woo. Park Siljang. Apa yang kalian lakukan?

Pak Park : Maafkan aku, Agassi.. Ada sedikit kesalahpahaman.

Hee Woo : Agassi? Kau mengenalnya?

Hee A bingung jelasinnya.

Tak lama kemudian, Hee Woo ingat siapa Hee A.

Flashback...

Foto SBS
Foto SBS

Saat Hee Woo sudah menjadi jaksa, dia melihat berita tentang kematian Pimpinan Kim Gun Young dari Chunha Group di TV. Pimpinan Kim meninggal di usia 78 tahun dan meninggalkan dua orang putra dan seorang putri. Kim Sun Man lah yang meneruskan Chunha selepas kepergian ayahnya. Dia mengembangkan Chunha dan meluaskannya secara global. Hee Woo melihat Hee A dan kedua abangnya di pemakaman Pimpinan Kim yang masuk berita.

Narasi Hee Woo : Dia meninggalkan putra sulungnya, Direktur Pelaksana Kim Yong Jun dari Chunha Electronics, putra bungsunya, Direktur Pelaksana Kim Sung Jun dari Chunha Motors, dan putrinya, Kim Hee A. Wajahnya diperlihatkan untuk kali pertama di pemakaman ayahnya. Dia putri tunggal Pimpinan Kim Gun Young.

Flashback end...

Foto SBS

Hee Woo masuk ke kamarnya. Dia meregangkan otot-ototnya yang agak sakit habis berantem dengan Park Siljang tadi.

Hee Woo bertanya-tanya kenapa dia dan Hee A bertemu.

Foto SBS
Foto SBS

Ji Hyun di mejanya, memikirkan kata-kata Hee Woo pas mereka bertemu di kampusnya Hee Woo.

Hee Woo berterima kasih dan berjanji akan menepati janjinya pada Ji Hyun.

Foto SBS

Paginya, Hee Woo jogging ditemani sunbae nya yang mengejarnya naik sepeda.

Hee Woo teringat permintaan Hee A semalam. Hee A minta Hee Woo merahasiakan latar belakangnya.

Narasi Hee Woo : Cho Tae Sub memanfaatkan Chun Ha untuk menyimpan dana taktisnya.

Hee Woo ingat Hee A tidak menyukai Tae Seob.

Hee Woo : Jika aku benar soal ini, Hee A mungkin memihakku.

Foto SBS

Seseorang memotret Hee Woo.

Dia adalah Park Siljang.

Foto SBS

Park Siljang langsung melaporkan penyelidikannya tentang Hee Woo pada Pimpinan Kim.

Park Sijlang : Dia memang bukan mahasiswa biasa. Orang tuanya bekerja sif malam di pabrik.

Pimpinan Kim :  Nilainya naik dari bawah ke atas? Apa ini mungkin? Dia kuliah di Sekolah Hukum Hankuk, tempat hanya satu persen teratas yang bisa masuk. Usianya baru 20 tahun, tapi kau tidak bisa langsung mengalahkannya?

Park Siljang bilang jika Hee A tidak datang, dia tidak tahu apa yang akan terjadi.

Pimpinan Kim : Ada yang pernah mengalahkanmu dalam adu jotos?

Park Siljang : Tidak, Pak.

Pimpinan Kim : Dia memang bukan anak biasa. Cari tahu lebih banyak tentangnya.

Foto SBS
Foto SBS

Lalu Hee A masuk.

Hee A : Appa?

Pimpinan Kim : Ayah dengar kau punya pacar.

Hee A melirik Park Siljang. Lalu dia bilang pada ayahnya kalau mereka hanya berteman.

Park Siljang keluar.

Foto SBS


Hee A dan appa nya duduk.

Pimpinan Kim : Ayah dengar dia mengira Jin Hyuk penguntit dan berkelahi dengannya. Ayah harus berterima kasih kepadanya.

Hee A : Ya. Ayah tahu? Mereka seimbang. Mereka seperti beterbangan. Aku merasa seperti menonton film seni bela diri.

Pimpinan Kim : Benarkah?

Hee A : Dia memang hebat. Maksudku, dia belajar sepanjang waktu. Bagaimana dia punya waktu untuk berolahraga? Dia punya sopan santun, dan dia tampan...

Tapi pas ngeliat ekspresi ayahnya, dia langsung meralat ucapannya.

Hee A : Maksudku, dia tampan, tapi dia bukan tipeku.

Pimpinan Kim : Ayolah. Jangan bilang begitu. Sepertinya kau tergila-gila kepadanya.

Hee A : Tidak mungkin. Aku memikirkan kembali keputusanku untuk belajar di luar negeri.

Pimpinan Kim : Benarkah? Kalau begitu, ayah harus memintanya membuatmu tetap di sini.

Hee A : Benarkah?

Pimpinan Kim : Apa? Ayah rasa kau memang serius. Kau bahkan tidak mendengarkan ayah saat ayah mencoba menghentikanmu. Ayah terluka.

Hee A : Aku hanya bercanda.

Pembicaraan mereka terhenti karena Tae Seob datang.

Hee A pamit, dia bilang mau ke kampus.

Foto SBS
Foto SBS

Tae Seob masuk dan melihat Hee A.

Tae Seob : Astaga. Lihat siapa yang datang. Lama tidak bertemu. Kudengar kau masuk ke Universitas Hankuk. Selamat.

Hee A : Terima kasih.

Tae Seob : Belajarlah dengan giat dan jadilah salah satu bakat terbaik yang akan memimpin bangsa ini. AI dan teknologi informasi akan mengguncang dunia dalam waktu dekat.

Hee A : Ya, aku akan ingat itu. Aku akan meninggalkan kalian berdua.

Foto SBS

Hee A berjalan ke pintu. Dia membuka pintu, tapi wajahnya tampak kesal.

Hee A : Aku tidak menyukainya.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo lagi minum kopi instan. Dia bilang kopi instannya enak dan membangkitkan banyak kenangan. Hee A yang menatap Hee Woo, berkata, dia sangat palsu.

Sontak lah Hee Woo yang lagi minum kopi, kaget bahkan sampai nyemburin lagi kopi di mulutnya.

Hee Woo : Aku? Apa yang kulakukan?

Hee A : Apa? Apa maksudmu?

Hee Woo : Tadi kau bilang aku palsu.

Hee A : Bukan kau. Maksudku dia.

Foto SBS
Foto SBS

Hee A menunjuk ke layar televisi yang menampilkan pidato Tae Seob.

Hee Woo mendekat, mereka sama-sama menonton pidato Tae Seob.

Tae Seob : Semua orang berhak hidup. Karena itu, para anggota Dewan Nasional harus menciptakan sistem dan hukum untuk memastikan keadilan dalam setiap aspek.

Hee A kesal, "Keadilan"? Yang benar saja.

Hee Woo : Menurutmu Cho Tae Sub adalah orang jahat?

Hee A : Benar. Orang-orang hanya belum tahu.

Hee Woo : Bagaimana kau tahu?

Hee A : Kau akan tahu saat waktunya tiba. Pembohong dan orang munafik selalu tertangkap pada akhirnya.

Foto SBS

Kyu Ri datang, dia kewalahan membawa banyak buku.

Kyu Ri : Hee Woo-ya, bisakah kau membantuku?

Hee Woo : Tentu.

Kyu Ri : Bisa simpan ini sampai bertemu denganku di kelas nanti? Aku ada kelas sekarang, tapi tidak bisa membawa semuanya. Aku akan mentraktirmu makan malam sebagai gantinya.

Hee Woo : Tidak masalah.

Kyu Ri memberikan setumpuk bukunya ke Hee Woo.

Hee Woo melirik buku yang dipegang Kyu Ri.

Hee Woo : Kau membaca itu belakangan ini?

Kyu Ri : Aku membacanya lagi untuk mata kuliah Sejarah Budaya Barat.

Kyu Ri pamit.

Foto SBS
Foto SBS

Hee A : Kau bilang kalian berdua satu akademi?

Hee Woo : Kyu Ri dan aku? Ya.

Hee A : Kalau begitu, kalian pasti belajar bersama seharian di akademi.

Hee Woo : Ya, sering kali. Kenapa kau bertanya?

Hee A : Kau pesuruhnya, bukan? Kau terbiasa melakukan apa yang diperintahkan.

Hee Woo : Apa itu kesan yang kuberikan? Kurasa aku mengerti alasannya...

Hee A yang kesal, menyuruh Hee Woo membawakan bukunya juga.

Foto SBS

Hee A pergi. Min Soo datang.

Min Soo : Hei, Hee A. Kim Hee A.

Hee A yang lagi kesal, melewati Min Soo gitu aja.

Min Soo menghampiri Hee Woo bersama temennya.

Min Soo : Beri salam. Temanku dari sekolah kedokteran. Namanya Moon Sung Hwan. Kami murid terbaik di jurusan kami.

Foto SBS
Foto SBS

Sung Hwan : Halo, aku Moon Sung Hwan.

Hee Woo : Senang bertemu denganmu.

Narasi Hee Woo : Moon Sung Hwan? Nama itu tidak asing.

Foto SBS

Tae Seob menyarankan Pimpinan Kim untuk membeli Mirae Motors agar bisa mengembangkan Grup Chunha.

Tae Seob : Akan kuberi kau waktu berpikir. Aku tidak mau Mirae Motors dijual ke perusahaan asing. Berapa kali kita melihat orang asing memakan perusahaan dan kabur dengan uangnya?

Pimpinan Kim : Aku mengerti maksudmu, tapi...

Tae Seob : Mirae Motors membutuhkan modal segera. Bank telah setuju untuk meminjamkan dana darurat untuk mereka.

Pimpinan Kim : Itu hanya solusi sementara. Dari yang kudengar, total utang mereka hampir satu miliar dolar.

Tae Seob : Jika tidak ada yang dilakukan, Mirae Motors akan terus menuangkan air ke stoples tanpa dasar. Namun, di bawah merek Chunha, semuanya akan berubah.

Pimpinan Kim : Pak, banyak perusahaan membuka pabrik di luar negeri untuk mengurangi biaya produksi. Tidak lama lagi, satu robot akan menggantikan 10.000 pekerja. Perusahaan seperti Mirae Motors tanpa pabrik luar negeri tidak menarik perhatian pebisnis sepertiku.

Tae Seob : Ini aneh. Aku terkejut kau tidak mengerti inti saranku. Hanya ada satu jawaban yang bisa kau berikan.

Pimpinan Kim : Ada beberapa hal yang harus kau relakan.

Tae Seob : Kau harus membeli Mirae Motors.

Foto SBS

Hee Woo masih bersama Sung Hwan dan Min Soo.

Min Soo : Semua orang di kampus kami menjadi gila setelah tahu kedua genius keluar.

Sung Hwan : Jangan menyebut dirimu genius.

Min Soo : Jika bukan aku, siapa lagi? Bagaimanapun, aku keluar untuk mengejar impianku, sedangkan dia melakukannya karena ingin mengubah dunia.

Hee Woo : Begitu rupanya. Itu sangat keren.

Min Soo : Tidak juga. Sebut saja gegabah.

Hee Woo : Namun, kau tidak merugikan siapa pun. Aku memujimu untuk itu.

Sung Hwan : Studi medisku entah bagaimana membuatku ingin membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih nyaman bagi manusia.

Min Soo : Namun, aku tidak yakin apakah itu hal bagus. Ubah saja namanya dan aku yakin itu akan jauh lebih baik. Maksudku, aplikasi yang dia kembangkan. Namanya kekanak-kanakan sekali. Apa itu, Heehee Talk?

Sung Hwan : Haha Talk.

Hee Woo kaget, Haha Talk?

Narasi Hee Woo : Moon Sung Hwan, pria yang mengembangkan Haha Talk.

Foto SBS

Lalu Hee Woo ingat berita tentang Sung Hwan di koran.

"Pengusaha Muda yang Gagal, Moon Sung Hwan. Meninggalkan Korea untuk Belajar di Luar Negeri."

Narasi Hee Woo : Dia mengembangkan platform yang mengubah dunia. Namun, setelah kalah dalam kasus hak milik intelektual melawan Jeil Telecommunications, dia tiba-tiba ke luar negeri untuk belajar.

Foto SBS

Min Soo tanya pendapat Hee Woo.

Min Soo : Hei. Heehee Talk akan lebih baik, bukan?

Sung Hwan : Apa namanya terlalu kekanak-kanakan?

Hee Woo : Tidak, menurutku itu bagus.

Min Soo :  bisa memercayai pendapatnya. Bagaimana menurutmu? Menurutmu itu bisa mengubah dunia?

Hee Woo : Ya, tentu saja. Maksudku... Firasatku bagus soal itu.

Sung Hwan : Hei, entah kenapa aku merasa bisa memercayainya.

Min Soo : Ini sebabnya aku ingin kau bertemu dengannya.

Hee Woo : Bagaimanapun, pasti sulit melakukan semuanya sendiri.

Foto SBS

Sung Hwan : Aku merasa sudah mencapai batasku secara finansial dan logistik. Sebenarnya aku mendaftar program yang disponsori perusahaan besar.

Hee Woo : Perusahaan besar?

Sung Hwan : Ya, Program Pengusaha Muda Chunha Telecommunications.

Hee Woo : Apa? Chunha Telecommunications, bukan Jeil?

Sung Hwan : Benar. Hasilnya belum diumumkan, tapi CEO menghubunginya dan bilang ingin bertemu dengannya.

Hee Woo : Kau tahu nama CEO-nya?

Sung Hwan : Kurasa CEO Kim Chan Il.

Hee Woo : CEO Kim Chan Il?

Foto SBS

CEO Kim Chan Il di ruangannya, tengah menerima laporan dari anak buahnya.

CEO Kim : Hei, kau tidak mengerti yang baru saja kukatakan?

Anak buahnya bilang akan melanjutkan sesuai saran CEO Kim.

"Serta ini rahasia. Bentuk tim hukum terpisah tanpa memberi tahu perusahaan."

"Apa? Tanpa memberi tahu perusahaan?"

"Hei, kau hanya perlu menurutiku dan melakukan perintahku! Begitu kita mendapatkan kode sumber Moon Sung Hwan, kita akan segera mengajukan hak paten dan hak cipta."

Anak buahnya mengerti dan beranjak keluar.

Foto SBS

CEO Kim menatap berkas program  Laporan tentang Program Pengusaha Muda Chunha Telecommunications.

CEO Kim lalu menghubungi Ji Hyun.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo mencari tahu tentang CEO Kim di internet.

Hee Woo : Kim Chan Il. Dia kini di Chunha Telecommunications, tapi dia akan memancing Moon Sung Hwan dan segera bergabung dengan Jeil Telecommunications. Begitu Haha Talk sukses, dia akan menjadi kaya dan terkenal.

Foto SBS

Kita ditunjukkan flashback ketika CEO Kim menunjukkan teknologinya pada tae Seob.

Narasi Hee Woo : Kim Chan Il adalah bawahan dan mata-mata Cho Tae Sub.

Foto SBS

CEO Kim lalu menerima telepon dan dia terkejut. Dia bergegas balik ke ruangannya dan melihat kejaksaan tengah menggeledah ruangannya.

Dia marah dan bertanya siapa pemimpin mereka. Dia bilang akan membunuh mereka semua.

CEO Kim mencengkram salah satu eksekutor. Dia fikir itu pemimpinnya.

Narasi Hee Woo : Semua orang memanggilnya hiena di hutan bisnis karena perilakunya yang agresif dan kejam. Dia penjahat yang menjual teknologi telekomunikasi dan bakat terbaik ke negara lain.

Hee Woo : Kim Chan Il-ssi,  lepaskan dia. Aku Jaksa Kim Hee Woo. Anda akan dituntut karena menghalangi hukum. Selain melanggar UU Pencegahan Persaingan Tidak Adil.

CEO Kim mencengkram Hee Woo.

CEO Kim : Dasar bedebah kecil. Kau pikir kau siapa?

Hee Woo langsung mendesak CEO Kim ke dinding dan memelintir tangannya.

CEO Kim : Hei, kau yakin bisa menanganiku?

Hee Woo : Ya, tentu.

Foto SBS
Foto SBS

Narasi Hee Woo : Andai aku tahu kebenaran di balik Haha Talk saat itu, akan kutambahkan beberapa tahun. Kim Chan II. Kali ini, aku akan lebih cepat. Aku akan menjatuhkanmu sedikit demi sedikit.

Ponsel Hee Woo berbunyi.

Sebuah pesan masuk.

"Choi Kang Jin, dia mencarimu"

Bersambung ke part 3....

0 Comments:

Post a Comment