Skip to main content

Blind Eps 1 Part 3

 All Content From tvN
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Blind
Sebelumnya : Blind Eps 1 Part 2
Selanjutnya : Blind Eps 2

Besoknya, Sung Joon menemui Pak Baek di rumah duka.

Pak Baek : Kau sudah menemukan pelakunya?

Sung Joon : Maafkan aku. Apa mungkin ada seseorang yang dendam kepada putrimu?

Pak Baek : Setelah putriku menghilang, aku menemui hampir semua orang yang Ji Eun kenal. Ji Eun anakku... Tidak ada orang yang akan membunuh Ji Eun dengan brutal.

Sung Joon : Kalau begitu, apa ada yang memakai pisau?

Pak Baek : Pisau?



Nyonya Baek datang dan mendengar kata2 Sung Joon, kalau si pelaku mahir menggunakan pisau yang kecil dan tipis.

Sung Joon : Apa putrimu punya pacar atau kenalan yang menggunakan pisau, seperti mahasiswa kedokteran atau koki?

Pak Baek : Tidak ada.

Nyonya Baek : Sayang, apa mungkin dia? Bagaimana dengan Pak Jung?

Pak Baek : Jangan bicara omong kosong!

Sung Joon bertanya siapa Pak Jung. Pak Baek menjawab, entahlah.

Tapi anehnya, Pak Baek seperti menghindari Sung Joon. Dia bilang istrinya masih trauma dan perlu istirahat. Dia pun buru2 membawa istrinya masuk.


Dalam perjalanan, Sung Joon minta Detektif Kim mencari tahu soal Pak Baek.

Detektif Kim : Baek Moon Kang, lahir tahun 1964. Soal keluarganya, hanya ada dia, istrinya, dan Baek Ji Eun. Hanya mereka bertiga. Dia bertugas di pasukan khusus.

Sung Joon : Apa pekerjaannya sekarang?

Detektif Kim : Dia mengelola perusahaan bernama Hope Foods. Lokasinya, Jangmae-dong, 53-1.

Sung Joon : Jangmae-dong? Area tempat mayat Baek Ji Eun ditemukan?

Detektif Kim : Ya. Aku baru memeriksa peta. Mayatnya ditemukan sekitar 2 km dari perusahaan ayahnya.


Sung Joon pun ke Hope Foods. Itu adalah perusahaan pengelola daging mentah. Tapi begitu Sung Joon, semua karyawan langsung menatap ke arahnya. Dia masuk ke dapur dan mengamati para pekerja yang lagi memotong daging.

Sung Joon : Pisau bermata dua yang kecil dan tajam. Sayatan tegas sekaligus yang tidak menunjukkan keraguan. Kadang tusukannya dalam, kadang dangkal. Mereka membuang dagingnya dengan tepat, tanpa menyentuh tulang sama sekali.

Seorang pria membawa pisau masuk ke dapur. Dia menyembunyikan pisau itu di belakangnya. Dia lalu memanggil Sung Joon.

Sung Joon berbalik dan menunjukkan kartu identitasnya sebagai polisi. Sung Joon bilang dia mencari pegawai bernama Pak Jung. Tapi pria itu bilang tidak ada karyawan bernama itu di sana.


Sung Joon pun merasa ada yang aneh. Dia tahu, semua karyawan langsung menatapnya saat dia menyebutkan nama Pak Jung. Dia bahkan melihat seorang karyawan yang langsung pergi menghindarinya. Sung Joon kemudian pamit. Dia bilang, mungkin di perusahaan lain.


Hari sudah malam. Ketika perusahaan sudah tutup, orang yang menghindari Sung Joon tadi, masuk ke gudang dan menghubungi Pak Jung.

"Hei, ini aku. Seorang detektif datang untuk mencarimu. Tidak banyak yang dia katakan. Dia bertanya apa "Pak Jung" bekerja di sini. Tidak. Aku mengusahakannya, tapi itu tidak mudah. Baik, aku segera menyiapkannya dan meneleponmu."


Tapi selesai menelpon, dia dikejutkan sama Sung Joon yang tiba2 muncul di depan pintu.

Sung Joon masuk dan memeriksa ponsel pria itu. Dia menemukan satu nama.

Sung Joon : Man Chun. Jung Man Chun.


Di kantor polisi, rekan2 Sung Joon menemukan petunjuk baru. Mereka mendapatkan video Ji Eun diserang dari kamera video di helm kurir Pengiriman Piggy.


Sung Joon mendapatkan video itu dari rekannya. Dia pun menunjukkannya kepada pria yang mencurigakan.

"Ini Jung Man Chun, bukan?"

"Bukan."

"Itu dia. Temanmu, Man Chun. Jung Man Chun. Di mana dia sekarang?"

"Aku tidak tahu. Aku sungguh tidak tahu."

"Coba kulihat KTP-mu."

"KTP-ku..."

"Dengar, Pak. Kau di sini secara ilegal, bukan? Kau imigran ilegal."

"Kenapa kau melakukan ini kepadaku?"

"Pak. Jung Man Chun adalah tersangka pembunuhan. Jika kau bungkam untuk melindunginya, kau akan dipenjara karena menyembunyikan pelaku kriminal. Jadi, katakan."

Pria itu mulai takut.

Tanpa Sung Joon sadari, pria yang bicara dengannya di dapur tadi, melihatnya. Lalu tak lama, dia beranjak pergi.


Temannya Man Chun menunjukkan pada Sung Joon dimana Man Chun tinggal.


Sung Joon pun langsung menggerebek rumah Pak Jung, tapi tak ada siapa2 di sana.

Tapi tak lama, Pak Jung muncul di belakangnya membawa pisau. Untunglah Sung Joon sempat melihat bayangan Pak Jung di kaca. Sung Joon pun berhasil menghindari serangan Pak Jung, meski tangannya sempat dilukai Pak Jung.

Melihat darah di tangannya, Sung Joon tertawa.

Pak Jung : Melihat darah membuatmu tertawa? Kau terlalu berani.

Pak Jung menyerang Sung Joon lagi. Tapi Pak Jung kewalahan menghadapi Sung Joon. Karena itulah, dia kabur dari rumahnya dan Sung Joon bergegas mengejar.

Singkat cerita, Sung Joon berhasil meringkus Pak Jung.

Pak Jung : Aku tidak membunuh siapa pun.

Sung Joon : Kubilang kau akan diberi kesempatan untuk menjelaskan!



Tanggal 18 Januari 2022, Tersangka pembunuhan Baek Ji Eun, Jung Man Chun ditangkap-

Rekan2 Sung Joon datang. Mereka terkejut melihat Sung Joon meringkus tersangka sendirian.

Detektif Oh memarahi Sung Joon setelah melihat luka di tangan Sung Joon.

Detektif Oh : Dasar bodoh. Kau menantang orang yang membawa pisau? Sudah kubilang, bukan? Pelakunya bisa ditangkap besok, tapi hari esok tidak akan datang jika kau mati hari ini.

Sung Joon : Aku tidak akan mati. Aku akan hidup sampai pikun. Jangan khawatir.


Tanpa mereka sadari, Pak Baek menatap mereka dari kejauhan di dalam mobil.

Di sebelah Pak Baek, duduk pria mencurigakan membawa pisau yang tadi bicara dengan Sung Joon di dapur.


Sung Joon menginterogasi Pak Jung ditemani Detektif Kim.

Dia kesal karena Pak Jung gak juga mengaku.

Rekan2 Sung Joon yang lain mengawasi dari balik kaca.

Pak Yeom datang, bagaimana hasilnya? Dia sudah mengaku?

Detektif Oh : Belum.

Pak Yeom : Masih belum?


Sung Joon habis kesabaran.

Sung Joon : Jung Man Chun-ssi, sampai kapan kau akan menyangkal semuanya?

Pak Jung : Apa yang kulakukan?

Sung Joon : Kami punya bukti kuat bahwa kamu membunuh Baek Ji Eun. Beraninya kamu terus berlagak bodoh!

Pak Jung : Bukti? Kau pikir bisa mempermainkanku karena aku orang Korea-Tiongkok? Kau pikir bisa menyalahkanku atas pembunuhan itu? Sudah kubilang aku tidak membunuh Baek Ji Eun! Tidak ada lagi yang bisa kukatakan. Bawa aku ke pengadilan.


Sung Hoon lagi membaca catatan kasus Pak Jung.

Tak lama kemudian, asistennya masuk.

"Pak, Jung Man Chun mengajukan permintaan ini."

Asistennya memberikan laporan. Sung Hoon membacanya. Ternyata, Pak Jung mengajukan permintaan sidang juri.

"Kau akan mengabulkan permintaannya?"

"Apa ada alasan aku harus menolaknya?"

"Bukan begitu. Tapi saat melihat penjahat kejam memakai sidang juri demi simpati, aku merasa tidak nyaman."

"Siapa bilang lebih mudah mendapatkan suara simpati dengan warga sipil? Lebih banyak pelaku kekerasan yang dinyatakan bersalah di sidang juri daripada di sidang biasa, yang berarti juri lebih tidak kenal ampun terhadap pelaku tindak kekerasan. Meski aku ragu dia menyerahkan ini dengan mengetahui hal itu."

Sung Hoon menyetujui permintaan itu.


Sung Joon lagi mengisi perut bersama rekan2nya di sebuah kedai kecil.

Di belakangnya, TV menyala, memberitakan kasus pembunuhan Ji Eun.

"Ingat mahasiswi yang dibunuh secara brutal di hari ulang tahunnya yang ke-20? Kasus ini lebih dikenal sebagai Pembunuhan Joker. Terdakwa dalam kasus ini, Jung Man Chun, meminta sidang juri. Hakim Ryu Sung Hoon di Pengadilan Wilayah Mooyoung menyetujui permintaan itu, yang artinya sidang juri akan diadakan untuk Jung Man Chun. Terdakwa, Jung Man Chun, masih menyangkal semua tuduhan."


Kesal, Sung Joon menyuruh Detektif Kim mematikan TV.

Detektif Oh : Kini semua orang menginginkan sidang juri. Apa mereka pikir orang akan membiarkan mereka lolos dalam pembunuhan?

Detektif Na : Kapten. Mungkin Jung Man Chun merencanakan sesuatu.

Detektif Oh : Seperti apa?

Detektif Na : Kau tahu, di film-film misteri, selalu ada kejutan saat kau berpikir pelakunya sudah tertangkap. Ini hanya pendapatku, tapi Jung Man Chun mengajukan Amendemen Kelima selama penyelidikan, dan kini dia ingin sidang juri. Sudah kubilang. Dia berusaha membalikkan keadaan.

Sung Joon : Berhentilah menonton banyak film. Membalikkan keadaan apanya?

Detektif Na : Percayalah padaku! Semua film yang kutonton punya satu kesamaan. Masalah belum berakhir sampai benar-benar berakhir.

Detektif Oh : Hei, Detektif Na. Diamlah. Dan kau, Sung Joon. Kau yakin tidak terjadi apa-apa saat menangkap Jung Man Chun, bukan?

Sung Joon : Ya, sudah kubilang tidak terjadi apa-apa. Jangan khawatir. Bedebah itu, Jung Man Chun, tidak akan lolos dari ini.


Ajumma pemilik kedai mendekati Sung Joon.

Ajumma : Sung Joon, bisa lihat ini?

Dia memberikan Sung Joon sebuah surat.

Ajumma : Ini dari pengadilan, tapi aku tidak tahu apa artinya.

Sung Joon melihatnya, ini.

Di sana tertulis, "Kandidat Juri, Kim Sook Hee."

Sung Joon : Kau menjadi kandidat juri.

Ajumma Kim : Juri?

Sung Joon : Kau dengar mereka membicarakan sidang juri di berita tadi, bukan? Juri adalah rakyat yang menghadiri sidang juri dan memutuskan terdakwa harus dinyatakan bersalah atau tidak.

Ajumma Kim : Aku tidak tahu apa-apa tentang hukum.

Sung Joon : Itu sebabnya mereka memintamu menjadi juri. Mereka ingin melihat tindakan orang biasa seperti kita dibandingkan dengan hakim, yang kebanyakan berpendidikan tinggi dan punya hak istimewa.

Ajumma Kim : Begitu rupanya.

Sung Joon : Jangan khawatir. Mereka tidak bisa menahan siapa pun berdasarkan keputusan juri. Ini hanya untuk referensi.

Ajumma Kim : Lalu kenapa mereka menyuruhku datang ke pengadilan? Aku sibuk. Omong-omong, bagaimana mereka menemukanku dan mengirimiku ini?

Sung Joon : Kau dipilih secara acak. Kau tahu artinya, bukan?


Wali Kwon Yu Na, Cho Eun Ki, juga diundang menjadi juri.

Dukun Kwon Kyung Ja, juga diundang.


Mereka dipilih secara acak dan diundang melalui surat undangan yang dikirimkan ke rumah atau tempat mereka bekerja.

Hari persidangan tiba. Orang2 yang mendapat undangan hadir dan diberikan nomor. Lalu Sung Hoon mengambil bola2 yang udah diberi nomor di dalam kotak kecil untuk menentukan siapa diantara orang2 itu yang akan benar2 menjadi juri.

9 orang terpilih.

Bersamaan dengan itu, foto 9 orang itu digantung berjejeran di sebuah pagar.


-Tanggal 14 April 2022, Sidang Juri Jung Man Chun-

Sebelum sidang dimulai, Sung Hoon mengingatkan 9 juri.

Sung Hoon : Sebelum sidang, aku ingin mengingatkan Sembilan Juri tentang sesuatu. Keputusan yang kalian buat hari ini menentukan nasib satu orang. Jangan meremehkan masalah ini. Tanpa bias atau prasangka terhadap Terdakwa, nyatakan dia bersalah atau tidak hanya berdasarkan bukti yang dibawa ke pengadilan. Kita akan memulai sidang Kasus Perdata 2022-1004, atas tuduhan pembunuhan, perusakan, dan penyembunyian mayat korban terhadap terdakwa Jung Man Chun.


Jaksa penuntut mulai mengajukan pertanyaan.

Jaksa : Larut malam pada tanggal 5 Januari, kau menodongkan pisau ke leher Baek Ji Eun dan menculiknya, bukan?

Pak Jung : Aku memang menodongkan pisau, tapi tidak menculiknya.

Jaksa : Kenapa kau menodongkan pisau ke lehernya?

Pak Jung  : Ayahnya, CEO Baek, tidak membayar gajiku. Aku menunggu berbulan-bulan, tapi alih-alih membayar utangnya, dia meremehkanku. Dia menghasilkan uang dari imigran ilegal. Dia tidak bisa melakukan itu kepada kami. Aku ingin memberinya pelajaran, jadi, aku hanya mencoba menakuti putrinya.

Jaksa : Berapa gaji yang harus dibayar oleh ayah Baek Ji Eun?

Pak Jung : Lebih dari 5.000 dolar. Tidak, lebih dari 7.000 dolar.


Mendengar itu, Nyonya Baek ngamuk.

Nyonya Baek : Tujuh ribu dolar? Hanya itu? Kenapa kau tega? Hanya demi 7.000 dolar, kamu membunuh putriku? Apa kesalahannya? Kau imigran ilegal yang tidak punya tempat tujuan. Kami menerimamu karena kasihan dan ini caramu membalas kami? Dasar manusia hina. Kembalikan putriku!


Nyonya Baek ingin menyerang Pak Jung tapi dihentikan petugas.

Pak Baek memejamkan matanya dan menghela nafas, lalu tak lama, dia menatap si pria mencurigakan.

Pria mencurigakan mengerti dan langsung berdiri.


Kamera lalu menyorot seorang juri yang juga tampak mencurigakan.

Tapi ada satu juri lagi yang menatap ke arah Pak Baek.

Dia tersenyum kesal.


Pak Jung : Aku memang sempat berpikir untuk melakukan hal buruk, tapi aku tidak membunuhnya. Percayalah, Hakim. Juri, percayalah. Aku bukan pembunuhnya.

Sung Hoon : Bisa buktikan bahwa kamu bukan pembunuhnya?

Pak Jung berdiri, ya, aku bisa. Di sana pada hari itu, ada orang selain aku.

Flashback...


Pak Jung mengejar Ji Eun sambil membawa pisau.

Bersamaan dengan itu, sebuah mobil lewat. Ji Eun menghentikan mobil itu.

Ji Eun : Tolong aku. Dia mencoba membunuhku.

Si pemilik mobil membuka pintunya. Begitu Ji Eun masuk, dia langsung mengunci pintu.

Pak Jung mencoba membuka pintu tapi tak bisa. Lalu dia berjalan ke depan mobil dan mencoba melihat si pengendara mobil.

Si pengendara mobil tersenyum kepadanya. Dia Sung Joon!

Flashback end...


Pak Jung : Detektif Ryu Sung Joon dari Kepolisian Mooyoung. Dialah pelakunya. Dia membunuh putri Pak Baek.

Semua tak percaya.

Sung Hoon dan Pak Baek kaget. Mereka tidak menyangka.


Kita lalu diperlihatkan adegan masa lalu.

Satpam yang bersiul adalah Pak Baek!

Pak Baek : Kau disini.


Dan Yoon Jae yang menatapnya tanpa ekspresi, adalah Sung Joon!

Bersambung...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...