Blind Eps 2

 All Content From tvN
Penulis : catatan-iza
Sinopsis Lengkap : Blind
Sebelumnya : Blind Eps 1 Part 3
Selanjutnya : Blind Eps 3

Anak pertama yang berhasil kabur, menemui polisi. Dia memakai seragam pasien. Seorang polisi datang. Polisi itu bertanya, apa yang bisa dia bantu. Si anak pertama berdiri. Kamera menyorot si polisi. Dia, Yeon Ki Nam!

Pak Yeon : Ada apa? Kau mau ke toilet?

Anak pertama : Tidak. Aku menunggu, tapi tidak ada yang datang.

Pak Yeon : Begitu rupanya. Toko di depan tutup, jadi, aku harus pergi ke pinggiran kota. Kau pasti lapar. Duduklah.

Pak Yeon mengeluarkan susu dan beberapa roti dalam kantung plastic yang dia bawa. Dia bilang dia tidak tahu selera anak pertama, jadi, dia membeli semuanya.

Anak pertama langsung melahap roti itu. Tapi dia masih ingin mengambil lagi. Pak Yeom mengizinkan. Dia bilang dia membeli semua roti itu untuk anak pertama.

Pak Yeom : Omong-omong, jangan salah paham. Apa semua ucapanmu tadi benar?

Anak pertama : Kenapa? Kau pikir aku berbohong?

Pak Yeom : Tidak, bukan begitu. Hanya saja ini sulit dipercaya. Sulit dipercaya seseorang mengurung anak-anak dan memperlakukan mereka seperti budak di zaman sekarang. Kau tahu? Kau bilang ada anak lain sepertimu di sana. Mereka tidak melakukan apa pun, tapi kau kabur sendirian.




Anak pertama : Jika ketahuan kabur, kami dipukuli sampai mati. Jika tidak beruntung, kami bisa mati.

Pak Yeom : Kau tidak takut mati?

Anak pertama : Siapa yang tidak takut?

Pak Yeom : Tapi kau melarikan diri?

Anak pertama : Karena aku punya harapan.

Pak Yeom lalu memberikan kertas dan pulpen pada anak pertama.

Pak Yeom : Bisakah kau tulis di sini semua yang kau lihat dan alami? Jangan melewatkan apa pun dan buatlah sedetail mungkin. Tuliskan juga caramu melarikan diri.

Si anak pertama langsung menulis.


Tapi, Pak Yeom malah membawa si anak pertama kembali ke tempat mengerikan itu. Dalam perjalanan, si anak pertama tertidur di kursi belakang. Sepertinya di dalam roti atau susu tadi sudah dicampur obat bius oleh Pak Yeom.

Pak Yeom : Kau tahu apa yang paling mengkhianati kita? Hal yang disebut harapan. Jangan pernah lagi percaya pada harapan.


Mereka tiba di tempat itu, Pusat Kesejahteraan Harapan.

Begitu Pak Yeom turun dari mobil, dia langsung dihampiri Pak Baek.

Pak Baek : Selamat datang, Pak Kepala Yeom.

Pak Yeom : Bagaimana cara kalian menjaga anak-anak itu?

Pak Baek : Maafkan aku. Kami mencoba merawat mereka di dalam fasilitas, tapi mereka bilang dia mungkin mengidap peritonitis.


Si anak pertama bangun dan melihat Pak Yeom bicara dengan Pak Baek.

Pak Yeom : Dia hanya berpura-pura. Dia berpura-pura agar bisa pergi ke rumah sakit luar. Dia sangat pintar.

Anak pertama marah dan mencoba kabur lagi tapi pintu mobil dikunci.

Anak pertama : Buka pintunya, Berengsek! Buka! Buka pintunya!

Pak Baek mengode dua polisi lain. Dua polisi lain lantas membuka pintu dan memaksa anak pertama turun.

Anak pertama marah pada Pak Baek.

"Aku akan membunuhmu! Aku bersumpah akan membunuhmu!"


-Episode 2, Berhentilah Berharap Selama Kau di Sini-

Pak Jung mengaku tidak membunuh siapa pun. Dia meminta hakim dan juri untuk percaya kepadanya. Sung Hoon pun minta Pak Jung membuktikan kalau tidak bersalah. Pak Jung bilang, dia bisa membuktikannya. Malam itu, ada orang lain di sana selain dia.

Flashback...


Pak Jung memakai jas hujannya. Dia menatap kamera CCTV yang sudah rusak. Sepertinya, dialah yang merusakkan kamera itu.

Lalu tak lama, dia melihat Ji Eun datang. Dia tersenyum dan langsung bersembunyi.

Ji Eun lewat sambil mendengarkan music di ponselnya. Pak Jung melintas di belakangnya. Ji Eun yang merasakan kehadiran seseorang, langsung menoleh ke belakang dan berhenti mendengarkan music. Dia lantas menghubungi seseorang. Tapi belum sempat menelpon seseorang, Pak Jung sudah berdiri di belakangnya. Dia berbalik dan menjerit lalu berlari setelah reflek mencampakkan payung dan ponselnya.

Tapi Pak Jung berhasil menangkapnya. Pak Jung mengancamnya dengan pisau.

Pak Jung : Jika kau tidak mau mati, diam dan ikuti aku.


Tiba2, sebuah mobil lewat. Lampu mobil menyilaukan mata Pak Jung. Kesempatan itu digunakan Ji Eun untuk kabur. Dia menendang Pak Jung dan lari.

Ji Eun berlari ke mobil itu. Pak Jung beranjak ke arahnya.

Ji Eun mengetuk kaca mobil, minta tolong. Tak lama, pintu mobil terbuka. Ji Eun langsung masuk. Melihat itu, Pak Jung langsung berlari ke mobil. Dia berusaha menangkap Ji Eun tapi pintu mobil sudah dikunci.

Pak Jung lalu pindah ke depan mobil. Dia berusaha melihat si pengendara mobil.

Mobil pun melaju membawa Ji Eun.

Flashback end...


Pak Jung : Itu kali terakhir aku melihat putri Pak Baek.

Sung Hoon : Terdakwa, kenapa kau tidak memberi tahu polisi dan kejaksaan tentang ini selama penyelidikanmu?

Pak Jung : Polisi bertekad menjadikanku pelakunya selama penyelidikan mereka. Malam itu hujan deras. Bagaimana bisa ada noda darah di pisau? Bagaimana aku bisa memercayai detektif yang mengarang bukti?

Sung Hoon : Seperti apa mobil yang ditumpangi korban?

Pak Jung : Mobil SUV hitam. Ada pola sarang lebah di depan.

Mendengar itu, para penonton mengejeknya.

"Bagaimana mungkin kami percaya? Ada banyak mobil seperti itu!"


Kyung Ja berbisik pada Eun Ki.

Kyung Ja : Aku yakin dia mengarangnya!

Eun Ki nya gak ngerti, apa maksudnya? Bagian depan mobil berbentuk seperti sarang lebah. Begitukah?

Kyung Ja mengangguk.


Sung Hoon : Mobil dengan kisi yang mirip sarang lebah ada banyak.

Pak Jung ingin bicara lagi tapi dihentikan pengacaranya.

Sung Hoon : Kau tidak melihat hal lain?

Pak Jung : Ya. Aku melihatnya sendiri.

Sung Hoon : Apa yang kau lihat?

Pak Jung : Pria yang mengendarai mobil itu.

Flashback...


Pak Jung pindah ke depan mobil. Dia berusaha melihat si pengendara mobil.

Dan, si pengendara mobil adalah Sung Joon! Omo...

Flashback end...


Pak Jung : Detektif Ryu Sung Joon dari Kepolisian Mooyoung. Dia orangnya.

Sung Hoon dan Pak Baek terkejut. Pak Jung terus mengatakan, Sung Joon lah pelakunya.

Pak Jung : Dia ingin menjebakku, jadi, dia sengaja muncul dan meninggalkan rekaman kamera dasbor.


Young Ki berbisik pada Chul Ho.

Young Ki : Maksudnya pembunuhnya adalah detektif?

Chul Ho : Tidak mungkin. Bagaimana kita bisa memercayai orang seperti dia?


Eun Ki ingat siapa Sung Joon.

Hye Jin bicara pada Eun Ki, sayang sekali bukan?

Eun Ki : Apa?

Hye Jin : Jika ini disiarkan langsung, akan banyak yang menonton. Sayang sekali hanya kita yang menyaksikan ini.


Jaksa meminta Sung Hoon menghadirkan Sung Joon sebagai saksi.

Nah sekarang, Sung Joon sudah berdiri di ruang sidang.

Sung Joon menatap jaksa.

Sung Joon : Aku pelaku yang menculik dan membunuh Baek Ji Eun? Astaga. Aku kehabisan kata-kata.

Sung Joon lalu menatap Pak Jung.


Setelah itu, Sung Joon menatap kakaknya.

Sung Joon : Pada saat penangkapannya, Jung Man Chun berencana menyelundup ke kapal. Dia bahkan menodongkan pisau untuk membunuhku.

Pak Jung pun marah dan mengklaim Sung Joon berbohong.

Sung Joon : Jika dia sungguh tidak bersalah, seperti yang dia katakan, kenapa dia melakukan itu? Andai aku sedikit lebih malas, dia pasti sedang berbaring di suatu pantai di Asia Tenggara, melihat laut biru dan menikmati mojito sekarang. Wajar jika dia membenciku.

Sung Hoon : Saksi, kau sudah memeriksa pengemudi kendaraan tempat bukti rekaman kamera dasbor itu berasal?

Sung Joon : Ya, tentu saja. Pemilik kamera dasbor itu adalah pria berusia 27 tahun, seorang kurir.

Sung Hoon : Kalau begitu, itu sepeda motor, bukan mobil?

Sung Joon : Ya, benar. Saat Jung Man Chun menculik Baek Ji Eun, pengemudi sepeda motor itu sedang mengantar ayam panggang. Saat itu hujan deras dan Jung Man Chun membungkus Baek Ji Eun dengan jas hujan, jadi, dia tidak menyadari seberapa serius situasinya. Tapi kamera aksi di helmnya merekam adegan ini dengan jelas.


Video saat Pak Jung mengancam Ji Eun, diputar di persidangan.

Sontak lah suasana langsung ramai.


Sung Joon : Aku yakin masa penyimpanan kamera aksi lebih singkat dibandingkan kamera pengawas.

Sung Hoon : Mayat Baek Ji Eun ditemukan sepekan setelah dia dibunuh. Bagaimana mungkin rekaman ini masih ada?

Sung Joon : Kita beruntung. Kebetulan terjadi kecelakaan saat pengiriman, jadi, kurir itu menyerahkan rekaman ke layanan pelanggan.

Sung Joon lalu bilang yang menemukan rekaman itu bukan dia, tapi Detektif Kang dari Tim Empat Kejahatan Kekerasan yang merupakan polisi elite dan lulusan Akademi Kepolisian.

Sung Joon : Aku nyaris gagal menjadi polisi.

Para penonton di persidangan tertawa.


Sung Joon berhenti bercanda setelah melihat tatapan kakaknya.

Sung Joon : Yang Mulia, ada dua bukti kuat. Video Jung Man Chun menculik korban dan noda darah yang membekas di pisau miliknya. Tapi aku hanya bisa yakin Jung Man Chun pembunuhnya karena metode kejahatannya yang tidak biasa. Sepertinya beberapa orang mungkin menyebutnya ciri khasnya.


Kita diperlihatkan flashback, saat temannya Pak Jung menunjukkan dimana rumah Pak Jung.

"Di sebelah sana. Omong-omong, Detektif. Jangan beri tahu Man Chun aku memberitahumu soal tempat ini. Jika tahu aku mengkhianatinya, dia akan merobek mulutku seperti gadis itu."

"Bagaimana kau tahu itu yang terjadi pada Baek Ji Eun?"

"Itu juga terjadi kepada putri Pak Baek?"

"Apa maksudmu? Bukankah kau membahas Baek Ji Eun?"

Tak lama, Sung Joon sadar bukan Ji Eun wanita yang dibicarakan teman Pak Jung.

Sung Joon : Di mana wanita yang baru saja kamu sebutkan?


Sung Joon pun pergi menemui wanita itu keesokan harinya setelah meringkus Pak Jung.

Wanita itu, seorang petugas kebersihan. Dia tengah bekerja saat Sung Joon datang. Sung Joon menunjukkan tanda pengenalnya sebagai polisi.

Sung Joon : Aku dari kepolisian. Kau tahu Jung Man Chun?

Mendengar nama Pak Jung, wanita itu terkejut. Sung Joon lalu meminta wanita itu membuka masker.

Wanita itu melepaskan maskernya.

Dan benar saja, mulutnya robek seperti yang terjadi pada Ji Eun.

Flashback end...


Sekarang foto wanita itu ditunjukkan di persidangan.

"Wanita yang tinggal dengan Jung Man Chun. Jung Man Chun, tanpa ragu, mengikat wanita ini ke kursi dan merobek mulutnya karena dia mengabaikannya."

Lalu foto jasad Ji Eun juga ditunjukkan, disandingkan dengan foto wanita itu.

Sung Joon bilang Pak Jung tidak membunuh wanita itu, tapi metode kejahatannya sama persis dengan Baek Ji Eun.


Pak Jung masih menyangkal dirinya membunuh Ji Eun. Dia menuduh Sung Joon mengarang semuanya.

Pak Jung : Aku mohon percayalah. Aku tidak membunuh siapa pun. Orang yang membunuh wanita itu adalah detektif ini. Detektif ini pembunuh.

Tak ada yang percaya, kecuali Eun Ki yang merasa kata2 Pak Jung benar.


Sidang selesai. Pak Jung sudah dikembalikan ke sel tahanan kepolisian. Sung Joon datang.

Sung Joon : Apa hanya ini yang kau pikirkan saat meminta sidang juri? Tidak akan ada yang memercayaimu jika kau menyangkal tuduhanmu, jadi, kau ingin menyeret seseorang bersamamu? Aku detektif. Jangan bertindak di luar kemampuanmu.

Pak Jung : Apa ada peraturan bahwa detektif tidak bisa menjadi pembunuh?

Sung Joon kesal, bersyukurlah aku tidak membawa pistol.


Pak Jung berdiri dan mendekati Sung Joon.

Pak Jung : Detektif Ryu Sung Joon, hati-hati.

Pak Jung kemudian tersenyum.


Para juri dikumpulkan di sebuah ruangan. Mereka mulai bosan. Sementara Eun Ki masih bingung dengan penilaiannya.

Juri nomor 5, Ahn Tae Ho, terlihat gugup. Dia bahkan harus meminum air untuk menghentikan kegugupannya.

Juri nomor 7, Choi Soon Gil melihatnya gugup.

Soon Gil : Permisi. Juri Lima? Apa kau sakit? Kau banyak berkeringat dan tampak kurang sehat.

Tae Ho membuat alasan. Ini lama sekali. Kita tidak akan pulang?


Juri nomor satu, Kang Young Ki bilang kalau dia juga ingin pulang, tapi satu orang belum memutuskan.

Young Ki menatap Eun Ki.

Young Ki : Nona, kau belum selesai?

Eun Ki : Aku bukan nona.

Chul Ho tanya, kau sudah menikah?

Eun Ki : Aku bukan nona, tapi juri. Nomor Delapan.

Eun Ki lalu minta maaf. Dia bilang dia hampir siap.

Chul Ho : Kalau begitu, selesaikan membacanya.


Young Ki : Tidak ada salahnya jika kita berunding. Kita harus meluangkan waktu untuk masalah yang layak diperdebatkan. Saat seusiaku, jika melihat seseorang selama lima menit saja, kau bisa langsung tahu, "Seperti itulah orangnya." Kau bisa tahu hanya dari wajah seseorang. Kasus ini seperti seseorang memungut anjing liar, menampung dan merawatnya, lalu anjing itu menggigit putri pemiliknya karena lapar. Bayangkan betapa sedih orang tuanya. Mereka pasti merasa hancur.


Chul Ho : Jika harus berpikir itu terjadi kepada putriku... Astaga. Memikirkannya saja sudah cukup mengerikan.

Young Ki : Tapi bukannya menunjukkan penyesalan, dia mencoba menyalahkan orang lain. Menurutmu sebingung apa detektif itu? Itu sebabnya kita harus melarang orang seperti itu memasuki negara ini. Bagaimana kita tahu jika dia membunuh di tempat lain dan kabur ke sini?

Kyung Ja : Aku masih merasa sangat kedinginan. Aura kematiannya terlalu kuat.

Juri nomor 3, Jung In Sung tanya apa yang membuat Eun Ki bingung.

Eun Ki : "Aku bukan pembunuhnya. Percayalah." Saat terdakwa mengatakan itu, kedengarannya tulus.

Chul Ho tertawa, astaga. Kau naif.

Eun Ki : Aku pasti kasihan padanya karena sering difitnah. Saat aku masih sekolah, setiap kali ada uang hilang, anak-anak secara otomatis mencurigaiku. Karena miskin dan tidak punya ayah, sudah pasti aku pencurinya karena itu logika mereka. Itulah yang dipikirkan orang tua mereka. Hal yang kita pikir akal sehat sering kali prasangka yang terkesan akal sehat. Sejujurnya, beberapa dari kalian berpikir seperti ini. "Dia orang Korea-Tiongkok, jadi, dia pasti pembunuhnya" Aku memeriksa apa ada yang kulewatkan.

Hye Jin : Kau benar juga.


Di ruangannya, Sung Hoon memikirkan tuduhan Pak Jung tadi.

Pak Jung : Detektif Ryu Sung Joon dari Kepolisian Mooyoung. Dia pelakunya. Dia membunuh putri Pak Baek.

Lalu asistennya datang, memberitahu kalau juri sudah menetapkan putusan.


Sung Hoon membacakan putusan.

Sung Hoon : Aku akan membacakan putusan juri. Sembilan juri dengan suara bulat menyatakan terdakwa Jung Man Chun bersalah.

Pak Jung terkejut. Dia lalu marah.

Pak Jung : Ini omong kosong. Juri, kenapa kalian tidak memercayaiku? Bukankah seharusnya memercayai orang yang mengaku difitnah? Apa karena aku orang Korea-Tiongkok? Dasar orang Korea! Kalian menyebut kami orang desa. Jika kami orang desa, kalian seharusnya memercayaiku!

Pengacara menyuruh Pak Jung berhenti bicara.

Pengacara : Cukup. Makin banyak bicara, makin buruk untukmu.

Tapi setelah itu, dia menyebut Pak Jung manusia tak berguna.

Sung Hoon membaca hukuman untuk Pak Jung.

Sung Hoon : Ini hukumannya. Terdakwa, silakan berdiri.

Pak Jung berdiri, dengan wajah kesal.

Sung Hoon : Terdakwa Jung Man Chun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Sung Joon senang mendengarnya, bagus. Hasil yang kuharapkan.

Sung Joon kemudian menatap Pak Baek yang sedang menahan amarah.

Sung Hoon melanjutkan kalimatnya, ini alasannya. Terdakwa Jung Man Chun tidak dibayar tepat waktu oleh CEO Hope Foods, Baek Moon Kang. Untuk membalas dendam, dia membunuh putri Baek Moon Kang dan menodai tubuhnya dengan cara yang kejam.


Pak Jung mengambil pulpen yang ada di depan si pengacara, lalu menusuk si pengacara.

Setelah itu, dia merangsek maju ke tengah2 sidang.

Sung Hoon masih melanjutkan kalimatnya.

Sung Hoon : Korban, Baek Ji Eun, meninggal tanpa tahu alasannya pada ulang tahunnya yang ke-20. Hari saat dia seharusnya paling bahagia. Keluarganya yang sangat menyayanginya akan menghabiskan sisa hidup dengan luka yang tidak akan sembuh.

Pak Jung mendekati Sung Hoon. Dia siap menusuk Sung Hoon.

Sung Hoon tak takut, kau menorehkan luka yang tidak bisa sembuh kepada keluarganya, tapi sama sekali tidak menunjukkan penyesalan. Pengadilan memerintahkan agar kau dipisahkan dari masyarakat.




Pak Jung habis kesabaran. Tapi tepat saat dia akan menusuk Sung Hoon, Sung Joon maju meringkusnya.

Sung Joon lalu memanggil dua polisi. Dua polisi yang bertugas, memborgol Pak Jung.


Sung Hoon : Semoga hukuman ini memberikan kedamaian dan penghiburan bagi keluarga korban.

Pak Jung : Hei! Hakim! Kalian juga, para juri. Ingatlah hari ini dengan jelas. Kalian semua akan mati karena perbuatan kalian hari ini.

Para juri mulai takut.


Pak Jung dibawa keluar dari gedung kejaksaan.

Para reporter langsung mengerubunginya.


Di rumah, ortu Sung Hoon dan Sung Joon menonton berita itu.

Pak Ryu heran sendiri, kenapa setiap saluran membicarakan pembunuh ini?

Pak Ryu kemudian menatap istrinya.

Pak Ryu : Sidang dengar pendapatmu sangat menguntungkan kandidat. Kau kalah pamor dari kedua putramu.

Nyonya Na : Aku lebih lega karena semua berjalan lancar.


Pak Jung bersikukuh tidak membunuh Ji Eun.

Pak Baek berdiri di belakang Pak Jung, menatap Pak Jung dengan tatapan nanar.

Nyonya Na melihat Pak Baek di TV.

Nyonya Na : Tunggu, pria itu...

Pak Ryu melihat ke TV.

Pak Ryu : Apa? Kau melihat seseorang yang kamu kenal?

Tapi Nyonya Na bilang enggak.

Sementara wajahnya menyiratkan dia mengenal Pak Baek.


Para juri keluar dari gedung kejaksaan.

Young Ki : Kalian semua hebat.

Chul Ho : Sayang sekali berpisah seperti ini. Bagaimana kalau kita makan malam?

Hye Jin : Ya, aku kelaparan.

Kyung Ja : Aku lebih suka minum.

Charles : Datanglah ke tempatku. Aku akan mentraktir kalian.

Young Ki : Ide bagus. Mari kita pergi ke tempat Juri Enam.


Mereka semua pergi, kecuali Tae Ho. Tae Ho berjalan ke arah lain.

In Sung menghampirinya.

In Sung : Kau tidak ikut? Bergabunglah dengan kami.


Sung Joon sudah di rumah. Dia membuka kulkas dan melihat susunan kulkas sangat rapi.

Sung Joon : Kenapa dia tidak punya kekurangan?

Dia mengambil sebotol air, tapi sekalian ngeberantakin kulkasnya Sung Hoon.


Sung Joon minum. Tapi kemudian dia tersedak karena melihat Sung Hoon pulang.

Sung Joon : Kau terluka?

Sung Hoon menggeleng.

Sung Joon : Syukurlah jika tidak. Aku hanya penasaran.


Sung Hoon mengambil kopi lalu beranjak ke sofa.

Sung Hoon : Kau ingin aku berterima kasih?

Sung Joon menyusul kakaknya, bukan soal itu. Soal tadi. Menurutmu kenapa Jung Man Chun melakukan itu? Apa alasan orang jahat berbuat jahat? Selain itu, jika bedebah itu menyakitimu sedikit saja, aku akan menjatuhkan hukuman mati. Dasar bedebah jahat.

Sung Hoon : Mengenai Baek Ji Eun...

Sung Joon : Ada apa?

Sung Hoon : Apa itu kau? Apa kau pelakunya?

Mendengar itu, Sung Joon terkejut. Sung Joon lalu tanya, apa kakaknya bercanda.

Sung Hoon : Apa aku terlihat seperti sedang bercanda? Pikirkan alasan aku tidak bisa melupakan ucapan pembunuh seperti Jung Man Chun.

Sung Joon menatap kakaknya dengan tatapan kecewa.

Sung Joon : Karena kau tidak memercayaiku.

Sung Joon lalu meminta kakaknya melupakan kata2nya.

Sung Hoon :  Aku hanya meminta satu hal darimu. Jangan pernah duduk di kursi terdakwa.

Sung Joon : Baiklah.


Pak Jung dalam perjalanan, menuju penjara.

Dua polisi yang menjaga Pak Jung di bagian belakang, duduk di kursi paling belakang.

"Kita hampir kehilangan pekerjaan hari ini."

"Masih ada banyak waktu sebelum anak-anakku kuliah. Celaka jika aku kehilangan pekerjaanku sekarang."

Mereka lalu melirik Pak Jung, dasar tidak manusiawi.

Pak Jung yang tangannya diikat, mencoba melakukan sesuatu.

Dia mengeluarkan secarik kertas yang sedari tadi dia sembunyikan di tangannya.


Charles ternyata seorang koki. Dia bekerja di restoran sashimi.

Chul Ho : Ada keributan karena dia mencoba membalas dendam tapi masalahnya sudah beres. Mari nikmati saja makanan kita. Kerja bagus, semuanya.

Young Ki : Ya. Kerja bagus, semuanya. Sepertinya kita ditakdirkan bertemu.

Chul Ho : Haruskah kita memperkenalkan diri?

Young Ki : Mari kita lakukan. Saling memanggil dengan angka membuatku merasa seperti tahanan.

Chul Ho : Kita mulai di sini, lalu ke arah berlawanan arah jarum jam. Pimpinan kita akan memulainya.

Hye Jin sibuk merekam dengan ponselnya.

Young Ki mengenalkan diri.

Young Ki : Senang bertemu dengan kalian. Aku mantan direktur eksekutif yang baru pensiun di S Corporation, perusahaan tempatku bekerja selama tiga tahun terakhir. Namaku Kang Young Ki.

Chul Ho : Aku membuat acara berita terkini di NTBS. Aku Produser Bae Chul Ho.

In Sung : Entah kenapa aku gugup. Namaku Jung In Sung. Aku pegawai perusahaan.

Charles mengenalkan diri.

Charles : Aku koki pemilik tempat ini, Sosoo. Namaku Charles.

Soon Gil : Aku Choi Soon Gil, sopir taksi. Silakan hubungi aku kapan saja. Aku akan mengantar kalian pulang dengan selamat.

Hye Jin : Senang bertemu dengan kalian. Aku Coco Mom. Orang-orang memanggilku pemengaruh.

Kyung Ja : Orang-orang memanggilku Eungam-dong.

Eun Ki : Halo. Aku Cho Eun Ki. Aku pekerja sosial.


Pak Jung masih di perjalanan. Tak lama kemudian, sebuah motor melaju tepat disamping Pak Jung duduk. Si pengendara menatap Pak Jung. Setelah itu, dia mempercepat laju motornya. Tak lama, kecelakaan terjadi. Bus tahanan terbalik. Kunci borgol terjatuh ke dekat Pak Jung. Para polisi tak sadarkan diri. Pak Jung langsung membuka borgolnya.


Kembali ke para juri. Young Ki bilang, tidak pernah ada hari yang dia banggakan seperti hari ini. Rasanya dia menjadi warga negara teladan.

Chul Ho : Aku merasa seperti g.o.d. Maksudku, dewa. Mungkin seharusnya aku menjadi juri, bukan produser.

Young Ki : Omong-omong, hakimnya tampak sangat muda. Pekerjaan itu pasti bagus. Di dalam pengadilan, dia rajanya.

Chul Ho : Benar. Setelah pengalamanku hari ini, kurasa mereka harus mempertimbangkan kebijakan untuk sistem juri. Benar, bukan?

Young Ki : Aku setuju.


Kyung Ja memuji sashimi buatan Charles.

Kyung Ja : Sashimi-nya enak dan kenyal. Pasti masih sangat segar.


Lalu Kyung Ja mengeluh kedingingan.

In Sung langsung berdiri dan mendekati Kyung Ja. Dia melepas jaketnya dan memasangkannya ke Kyung Ja.

Kyung Ja langsung meleleh.

Kyung Ja : Terima kasih.

Kyung Ja lalu bilang jiwa In Sung tulus.

In Sung : Jiwa?

Kyung Ja : Tidak perlu memikirkannya.


Charles menatap In Sung.

Charles : Katamu kau pegawai perusahaan. Apa pekerjaanmu?

In Sung pun memberikan kartu namanya.

In Sung : Aku bekerja di layanan pelanggan.


Charles membaca kartu nama In Sung.

"DAOCM, Jung In Sung"

Charles : Mari sering bertemu.

In Sung : Tentu.


In Sung lalu melirik Eun Ki.

Dia lalu duduk disamping Eun Ki dan menuangkan minuman untuk Eun Ki.




Hye Jin masih sibuk berfoto.

Bersamaan dengan itu, Tae Ho masuk. Dan Hye Jin mengambil fotonya.


Tae Ho langsung merebut ponsel Hye Jin.

Tae Ho : Apa yang kau lakukan!

Hye Jin : Seharusnya aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan? Aku tidak boleh berswafoto dengan ponselku sendiri?

Tae Ho memeriksa foto2 Hye Jin.

Tae Ho : Aku tidak suka difoto. Pastikan fotoku tidak ditampilkan. Mengerti? Hati-hati.

Tae Ho beranjak ke bangkunya.

Hye Jin kesal, baiklah. Sebagai pemengaruh, aku akan mengendalikan diri. Kenapa dia tidak boleh difoto? Dia melakukan kejahatan?


Hye Jin beranjak pergi.

Eun Ki menatap Tae Ho.

Dia merasa sikap Tae Ho aneh.


Pak Jung berhasil kabur!


Eun Ki duduk diluar, dia bicara di telepon dengan ibunya.

Eun Ki : Ya. Aku akan makan malam dengan juri lain setelah sidang. Ya, aku akan segera pulang. Benar juga. Pintuku rusak lagi, Bu. Ya, aku meminta pengelola untuk memperbaikinya di pagi hari.

Hye Jin datang dan duduk di sebelah Eun Ki.

Eun Ki masih bicara di telepon.

Eun Ki : Aku memeriksanya? Tidak. Dia pasti akan memperbaikinya untukku. Dia tidak terlalu baik, tapi dia tidak sejahat itu.

Eun Ki menyudahi teleponnya.

Hye Jin bicara, tidak luar biasa, tapi tidak jahat? Artinya dia orang baik atau bukan?

Eun Ki : Menurutku hanya orang biasa. Kita semua seperti itu. Semua orang punya sisi baik dan sisi egois.

Hye Jin : Kau benar. Orang biasa. Kau tampak lebih muda dariku, tapi sangat dewasa. Apa karena kau pekerja sosial?

Eun Ki : Kau menanganinya dengan baik tadi. Kamu sangat dewasa.

Hye Jin : Menyebabkan keributan akan merusak reputasiku jika kabar ini tersebar.

Eun Ki : Benar juga. Apa Coco nama anjingmu?

Hye Jin : Anjingku?

Hye Jin tertawa, astaga. Kurasa kau tidak tertarik pada mode. Aku pencinta mode terkenal. Ini aku.


Hye Jin menunjukkan foto-foto di IG nya.

Nama user Hye Jin adalah Cocomom_HJ, Yeom Hye Jim.

Eun Ki : Kau pemengaruh mode. Pantas saja kau sangat bergaya.

Hye Jin : Coco adalah nama panggilan putraku. Saat kehabisan konten mode, aku mengunggah video putraku.


Eun Ki mengembalikan ponsel Hye Jin karena ada yang komen di foto Hye Jin.

Hye Jin membacanya, dia tertawa.

Hye Jin : Heol. Ada orang bodoh lain seperti aku. Tadi aku menyombong bahwa aku menjadi juri. Orang ini bertanya apa aku harus memakai koneksi untuk menjadi juri.

Hye Jin membalas.

Hye Jin : Satu-satunya koneksiku adalah yang ada di tas desainerku.

Mereka berdua lalu tertawa.


Para polisi dan petugas medis sudah datang ke TKP.

Detektof Oh kesal karena tim forensik belum datang.

Detektif Kim mewawancarai salah satu polisi yang menjadi korban kecelakaan.

Detektif Kim : Kau ingat apa yang terjadi?

Polisi : Ya. Aku sedang mengemudi, lalu sebuah sepeda motor tiba-tiba melintas di depanku. Aku tidak ingat kejadian setelah itu.

Detektif Kim : Sepeda motor?


Sung Joon tengah menonton rekaman CCTV.

Dia melihat Pak Jung keluar dari bus dan melarikan diri.


Berdasarkan rekaman itu, Sung Joon pun menelusuri jalan yang dilalui Pak Jung untuk kabur. Dan dia, menemukan kaca spion sepeda motor di aspal.

Detektif Kim datang, bukankah ini kaca spion sepeda motor? Petugas lapas bilang, kecelakaan itu terjadi karena sepeda motor tiba-tiba melintas.


Sung Joon mengedarkan pandangannya.

Dia melihat papan penunjuk jalan bertuliskan 'Pengadilan Darah Mooyoung'.

Sung Joon lalu ingat kata2 ancaman Pak Jung setelah putusan dibuat.

Pak Jung : Ingatlah hari ini dengan jelas. Kalian semua akan mati karena perbuatan kalian hari ini.


Sung Joon menghubungi Sung Hoon. Sung Hoon sendiri baru tiba kantornya.

Sung Joon : Kau ada di rumah, bukan?

Sung Hoon : Kenapa kau bertanya?

Sung Joon : Kurasa Jung Man Chun dalam perjalanan ke pengadilan. Aku mendapat firasat buruk. Jangan keluar hari ini. Tetaplah di rumah, mengerti?

Sung Hoon pun mengedarkan pandangannya. Sung Joon heran kakaknya tidak menjawab.

Sung Joon : Kenapa kau diam saja? Kau ingat ucapannya di ruang sidang tadi? Entah apa yang akan dia lakukan padamu.

Sung Hoon : Kalau begitu, tidak mungkin hanya aku targetnya. Bagaimana denganmu dan para juri?

Sung Joon : Dia tidak tahu alamat para juri. Jika dia mendatangiku, aku akan berterima kasih.

Sung Hoon : Baiklah. Pastikan kau menangkapnya.

Sung Hoon kemudian berjalan masuk ke ruangannya, sambil terus awas terhadap sekitarnya.


Para polisi tengah memeriksa CCTV. Sepeda motor yang dimaksud tertangkap kamera.

"Sepeda motor itu terlihat di monitor ketiga."

"Dia menuju ke arah mana?"

"Sepertinya dia menuju ke pengadilan. Dia berbelok, menuju Yeonju-dong."

"Yeonju-dong?"

Dan yang mengendarai sepeda motor itu sekarang adalah Pak Jung.


Sung Hoon memeriksa catatan putusan para juri.

Di sana, dia menemukan daftar alamat para juri yang telah sobek.


Kita ditunjukkan flashback, dimana Pak Jung sempat merobek daftar alamat para juri saat dibekuk Sung Joon.

Sekarang, yang tersisa di daftar alamat itu hanya alamat Kyung Ja, Tae Ho dan Jung Soo.


Sung Hoon mencoba mencari sobekannya tapi tak ketemu.

Dia pun menghubungi asistennya.

Sung Hoon : Kirimi aku daftar lengkap alamat para juri.


Sung Joon dan Detektif Kim di perjalanan.

Dia menghubungi seseorang.

"Aku yakin dia tidak kenal siapa pun di Yeonju-dong."

"Benarkah? Baiklah.  Kau akan pergi besok, bukan?" tanya Sung Joon.

"Ya. Berkat bantuanmu, aku mudah mendapatkan visa dan masuk kembali ke negara ini. Terima kasih. Aku akan meneleponmu saat aku kembali."

Setelah itu, Sung Joon kembali membuat panggilan.

Sung Joon : Halo, ini Detektif Ryu Sung Joon.


Pak Baek tengah menonton berita kaburnya Pak Jung.

Lalu temannya (Pak Goo) datang. Pak Baek menatap Pak Goo. Pak Goo menggeleng.


Pak Baek lanjut bicara dengan Sung Joon.

Pak Baek : Apa Jung Man Chun ada di sana sekarang?

Sung Joon : Aku tidak yakin. Tapi jangan khawatir. Aku pasti akan menangkapnya lagi.


Sung Joon menyudahi teleponnya.

Pak Baek : Yeonju-dong?


Sung Hoon menerima daftar alamat para juri lewat fax.

Dia langsung membacanya.

Dua alamat terakhir yang sobek adalah alamat Eun Ki dan Hye Jin.

Hye Jin berlamat "240-51, Sacheon-ri.

Dan yang tinggal di Yeonju-dong adalah Eun Ki.


Sung Joon di minimarket. Dia menunjukkan foto Pak Jung pada kasir. Tapi kasir tak pernah melihatnya.

Sung Joon keluar.

Lalu tak lama Detektif Kim datang.

Detektif Kim : Dia juga tidak ada di sini. Kapan kita akan mencari di seluruh Yeonju-dong?

Sung Joon mengajak Detektif Kim pergi.


Tepat setelah Sung Joon pergi, taksi Soon Gil berhenti di depan minimarket.

Eun Ki turun dan menyuruh Hye Jin hati2.


Eun Ki lalu mulai berjalan di gang, menuju rumahnya.

Tapi dia berhenti sejenak karena pesan masuk dari Sung Hoon.

Sung Hoon : Ini Hakim Ryu Sung Hoon. Aku memberitahu kalian seandainya belum melihat berita. Jung Man Chun melarikan diri. Para Juri, tolong perhatikan keselamatan pribadi kalian.

Eun Ki kaget, dia kabur?

Eun Ki pun membaca berita di internet soal kaburnya Pak Jung.


Sung Hoon masih di ruangannya. Dia sudah menerima pesan balasan dari Soon Gil.

Soon Gil : Terima kasih atas perhatianmu. Jaga dirimu juga, Hakim Ryu.

Sung Hoon lega. Tinggal Eun Ki dan Hye Jin yang belum membalas.


Eun Ki baru saja di rumahnya. Dan dia terkejut mendapati pintu rumahnya tak terkunci.

Eun Ki : Apa ini? Astaga, ini kejam. Aku tahu tidak ada yang bisa dicuri di sini, tapi tetap saja, seorang wanita tinggal sendirian di sini. Apa lagi yang kuharapkan dari tuan tanah?


Eun Ki masuk ke rumahnya.

Dia melepas jam nya dan menaruh tasnya, lalu beranjak ke cermin.

Ponselnya berbunyi. Telepon dari Sung Hoon.

Eun Ki : Ya, Hakim Ryu. Aku baru pulang. Seharusnya aku segera membalas. Maafkan aku.

Sung Hoon : Jangan khawatir. Aku lega kau pulang dengan selamat. Baiklah, sampai jumpa.

Sung Hoon lega Eun Ki baik2 saja. Tinggal Hye Jin.


Eun Ki mengikat rambutnya, tiba2, dia melihat sesuatu di dalam kamar mandi dari cermin.

Eun Ki pun bergegas memeriksa, meski takut. Dia menghidupkan lampu kamar mandi dan membuka pintu tapi tak ada siapapun.

Eun Ki pun menutup pintu kamar mandi. Tanpa dia sadari, Pak Jung berdiri disampingnya. Di depan jendela.


Besoknya, para polisi sudah berkumpul di depan rumah Eun Ki. Mereka mencoba bernegosiasi dengan Pak Jung. Tapi gagal. Pak Jung menyiramkan bensin pada mereka, lalu menyalakan api. Sontak para detektif langsung mundur.



Lalu Sung Joon datang.

Sung Joon : Siapa sanderanya?

Detektif Oh : Wanita berusia 29 tahun yang tinggal sendirian di kamar atap.

Sung Joon : Apa hubungannya dengan Jung Man Chun?

Detektif Kim : Dia salah satu juri di sidang jurinya.

Detektif Oh : Bagaimana dia bisa tahu dia tinggal di sini?

Sung Joon : Itu tidak penting sekarang. Aku akan naik dan langsung menangkapnya.

Detektif Oh melarang, dia mengamuk dan baru saja menyalakan api. Keselamatan sandera lebih penting daripada Jung Man Chun.

Sung Joon : Itu sebabnya kita harus masuk sekarang! Si berengsek itu, Jung Man Chun, membunuh wanita tidak bersalah karena 7.000 dolar. Akankah dia melepaskan juri yang menyatakan dia bersalah?

Detektif Oh : Tenang. Jika ingin membunuhnya, dia pasti sudah melakukannya. Untuk saat ini, mari serahkan kepada para profesional. Mengerti?

Sung Joon gemes, Jung Man Chun bukan orang yang bisa diajak bicara! Negosiasi apa untuk menangani orang gila yang memegang pisau?

Detektif Oh :  Dia melawan keras pendekatan langsung kita.

Detektif Oh memberikan arahan pada anggotanya.

Lah, Sung Joon merangsek masuk dari rumah lain.

Detektif Oh yang melihat Sung Joon, langsung sakit kepala.


Pak Jung menyandera Eun Ki. Dia bilang akan membunuh Eun Ki jika polisi macam-macam.

Polisi masih berusaha membujuk Pak Jung.

Sung Joon diam-diam naik ke atap dengan cara memanjat.

Sekarang, dia sudah berada di sebelah rumah Eun Ki. Dia bersiap menembak Pak Jung.

Tapi Pak Jung membawa Eun Ki masuk. Tapi sebelum masuk, Pak Jung menyuruh polisi menghubungi Presiden. Pak Jung ingin Presiden membatalkan putusan dalam satu jam, kalau tidak dia akan membunuh Eun Ki.

Sung Joon : Sudah kubilang dia tidak bisa diajak bernegosiasi.


Dari jendela, Sung Joon melihat Pak Jung mendorong Eun Ki ke lantai.

Melihat Eun Ki, Sung Joon ingat dia wali Yu Na.


Pak Jung  melepaskan lakban di mulut Eun Ki.

Pak Jung : Ada yang ingin kau katakan?

Eun Ki : Mereka tidak akan mengabulkan permintaanmu. Mereka tidak bisa. Presiden tidak bisa mengubah putusan pengadilan. Itu mustahil di negara hukum. Presiden tidak bisa melakukannya meskipun dia mau. Tolong jangan lakukan ini. Serahkan dirimu, ya?

Pak Jung : Kau pikir aku tidak tahu itu? Aku tinggal di Korea selama lebih dari lima tahun.

Eun Ki : Jika kau tahu, kenapa mengajukan permintaan itu? Kau ingin membunuhku sejak awal?

Pak Jung : Tutup mulutmu dan diam saja. Akan kupastikan kau bisa mati tanpa rasa sakit.

Eun Ki : Aku tidak tahu kau akan melakukan ini. Aku bodoh karena memercayaimu meski hanya sebentar. Kau mengaku difitnah dan kupikir itu mungkin benar. Aku khawatir. Aku bodoh, bukan?

Pak Jung : Kau tidak boleh begitu mudah memercayai orang lain.

Eun Ki : Orang? Kau monster. Aku tidak pernah percaya monster, tapi aku percaya orang.


Mendengar itu, Pak Jung mau menusuk Eun Ki. Tapi Eun Ki mendorongnya lalu mengunci diri di kamar mandi.

Pak Jung menggedor pintu. Tak lama, dia tersenyum lalu pergi.

Eun Ki terduduk. Tapi tiba2, Pak Jung memecahkan kaca pintu kamar mandi.

Eun Ki sontak menjerit. Pak Jung memasukkan tangannya, mencoba membuka kunci pintu. Eun Ki menggigit tangan Pak Jung. Pak Jung kesakitan.

Eun Ki keluar dari kamar mandi. Dia mau kabur tapi Pak Jung menangkapnya lagi.


Melihat itu, Sung Joon langsung melompat ke rumah atap Eun Ki.

Detektif Oh yang melihat Sung Joon melompat, langsung ngedumel dan mengajak anggotanya masuk.


Pak Jung bersiap menusuk Eun Ki.

Eun Ki : TOLONG AKU!

Sung Joon menerobos masuk dengan melompat ke kaca pintu.

Melihat Sung Joon, Pak Jung siap menusuk Eun Ki. Eun Ki memejamkan matanya karena ngeri. Sung Joon pun menembak bahu Pak Jung.

Pak Jung langsung jatuh.


Sung Joon mendekati Eun Ki.

Sung Joon : Kau baik-baik saja? Tidak terluka?

Sung Joon melepaskan ikatan di tangan Eun Ki.

Tapi Pak Jung bangun lagi dan mendekati Sung Joon.

Eun Ki yang melihat itu, langsung teriak, andwae!

Pak Jung menusuk Sung Joon.


Setelah menusuk Sung Joon, Pak Jung jatuh tak sadarkan diri.

Sung Joon dan Eun Ki membeku. Tak lama kemudian, Sung Joon terjatuh.


Eun Ki cemas. Dia berteriak memanggil orang diluar.

Rekan2 Sung Joon masuk.


Detektif Oh : Sung Joon. Ryu Sung Joon! Sadarlah.

Detektif Oh lalu menyuruh anggotanya memanggil petugas medis.

Detektif Na bergegas mengontak petugas medis.


Seorang polisi menjaga kamar Pak Jung di rumah sakit.

Pak Baek dan Pak Goo serta dua anak buah mereka, menyamar sebagai dokter dan perawat. Mereka menuju kamar Pak Jung. Tiba2, seorang wanita datang memanggil polisi.

"Kami membutuhkanmu di sana. Cepat! Di bangsal, ada pria yang memukuli istrinya sampai babak belur. Bergegaslah."

"Aku harus tetap di sini. Aku akan melaporkannya untukmu."


"Lihat, dia bahkan memukulku!" Wanita itu menunjukkan pipinya yang memar.

Dia bilang, jika polisi tak menghentikannya, maka istri pria itu bisa babak belur.

"Tolong cepat ke sana dan hentikan dia. Kumohon."

Si polisi bingung. Sementara Pak Baek udah masuk ke dalam. Pak Goo mengintip polisi melalui kaca pintu.

"Dimana bangsalnya?"

 Di sebelah sana. Bergegaslah."

Si polisi pergi.

Pak Goo yang melihat polisi udah pergi, bergegas mendekati Pak Jung.



Pak Baek menutup tirai jendela.

Dua orang lagi memegangi Pak Baek. Sontak Pak Baek bingung.

Pak Baek : Apa yang kalian lakukan?

Pak Baek dan Pak Goo melepas masker mereka.

Pak Jung kaget, Pak Baek.

Pak Baek : Kenapa? Kau takut? Kau tidak menduga ini saat membunuh putriku?

Pak Jung : Tidak. Lepaskan. Lepaskan aku! Lepaskan aku. Tidak, aku...! Bukan aku pelakunya! Lepaskan aku!

Pak Goo mengikat mulut Pak Baek.


Pak Baek : Kau membunuh putriku,  tapi mereka menempatkanmu di ruangan hangat, tempat kau akan diberi makanan gratis tiga kali sehari. Lalu beberapa tahun kemudian, kau akan menerima pembebasan bersyarat. Aku tidak cukup murah hati untuk membiarkan itu terjadi! Jika detektif itu tidak ikut campur, aku pasti sudah mencabik-cabikmu dan menjadikanmu makanan anjing.

Pak Baek menekan luka di bahu Pak Jung.

Sontak lah Pak Jung menjerit.


Pak Baek lalu mengeluarkan suntikan.

Pak Baek : Aku membeli ini di Tiongkok. Mereka memakai ini untuk menyiksa orang. Rasanya akan sakit sekali sampai kau akan memohon agar aku membunuhmu. Putriku, Ji Eun. Kau akan mengalami rasa sakit yang dia alami. Karena ini lebih lama dari dugaanku, akan kupastikan kau mati perlahan sambil merasakan rasa sakit seribu kali lipat.

Pak Baek siap menyuntik, tapi dia berhenti karena Pak Jung mengaku bukan dia pelakunya.

Pak Jung : Aku hanya dibayar untuk mengikuti perintah. Aku diminta memalsukan penculikan putrimu. Mereka bilang akan mengurus sisanya.

Pak Baek : Diam! Kau pikir aku akan membiarkan lidah kotormu menipuku?

Pak Jung : Aku punya bukti! Aku bisa membuktikannya. Aku punya rekaman percakapan teleponku dengan orang itu.

Pak Baek : Siapa orang itu?

Pak Jung : Dia bilang namanya Yoon Jae. Jung Yoon Jae.

Pak Baek : Jung Yoon Jae?


Pak Baek dan Pak Goo pun berpikir siapa Yoon Jae.

Tak lama kemudian, mereka ingat siapa Yoon Jae. Mereka saling bertatapan.

Pak Goo : Pak...


Sung Joon yang belum siuman, teringat masa lalunya, saat digonggongi anjing.

Tak lama kemudian, Sung Joon pun bangun.

Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment