Bitter Sweet Hell Eps 1 Part 1

 All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Bitter Sweet Hell
Selanjutnya : Bitter Sweet Hell Episode 2

Sebuah mobil melaju dengan tenang. Pengemudinya, seorang wanita. Dia merogoh tasnya dan mengambil permen karet. Setelah memasukkan permen karet ke dalam mulutnya, dia mengeluarkan tangannya keluar jendela, mencoba merasakan angin yang menyentuh tangannya. Kamera menyorot wajah wanita itu. Dia No Young Won, seorang konsultan psikologi dan selebritas. Young Won menempuh perjalanan jauh. Kamera menyorot jalanan berliku yang dilalui Young Won. Di sekeliling Young Won, penuh timbunan salju.




Piringan hitam berputar.

Seseorang menuangkan wine ke dalam gelas.



Young Won masih menyetir.

Seseorang menuangkan wine ke dalam gelas.


Seorang wanita duduk menghadap jendela, di ruangannya yang mirip perpustakaan. Dia memegang gelas berisi wine dan melihat pemandangan bersalju di depannya. Tangannya yang satu lagi memainkan korek api.


Young Won menghentikan mobilnya. Jalanan di depannya ditutup karena salju dan es. Terpaksalah Young Won turun dari mobilnya dan mengganti heels nya dengan boots cantiknya.


Young Won pun berjalan kaki, membelah jalanan yang dipenuhi salju tebal.


Bersamaann dengan itu, kita diperlihatkan beberapa cuplikan.

Sebuah mobil jatuh ke dalam laut.

Kamera menyorot plat mobil tersebut.


Petugas berwenang mengangkat mobil tersebut dari dalam laut.

Di pinggir laut, Young Won memeluk Hong Sa Gang, ibu mertuanya. Mereka terlihat syok, menyaksikan evakuasi mobil tersebut.


Young Woon menangis hebat di kamarnya.


Foto keluarga Young Won dibakar.


Seseorang meninju foto keluarga tersebut, hingga kacanya pecah.

Young Won kaget melihatnya.


Ledakan hebat terjadi, melalap ruangan wanita yang meminum wine tadi. Young Won melompat sambil memegangi seseorang, untuk menghindari ledakan. Young Won lantas berusaha membangunkan seseorang yang dia lindungi dari ledakan.


Api terus melahap foto keluarga Young Won. Tersisa foto Choi Jae Jin dan Hong Sa Gang.


Young Won terus berjalan, hingga akhirnya dia sampai di tempat tujuan.

Seorang wanita duduk di halamannya yang dipenuhi salju, di depan api unggun, sambil membaca buku berjudul, "Harapan Besar". Young Won melihat wanita itu dari belakang. Wanita itu berhenti membaca dan menoleh ke belakang, menatap Young Won.


=BAB 1, RUMAH MERPATI=


Young Won tengah syuting sebuah program acara konseling. Dia bersama pemandu acara tersebut dan juga beberapa narasumber, tengah menonton rekaman video pertengkaran suami istri. Di dalam video, seorang suami menyambut istrinya yang baru saja pulang. Dia berkata, sudah membuat makan malam dan mengajak istrinya makan. Tapi sang istri menolak dengan alasan lelah. Sang istri juga bilang akan makan nanti. Namun sang suami memaksanya makan malam dulu. Dia bilang, akan lebih merepotkan jika makan nanti. Sang istri marah. Dia bilang dia hanya ingin istirahat sekarang karena lelah. Sang suami tak terima dimarahi. Dia bilang dia sudah membuat makan malam.



Kamera menyorot tulisan besar disamping Yeong Won duduk. Di tulisan itu, tertulis judul acara program tersebut. Nama programnya, "No Young Won's Everlasting Solution". Dan pasangan itu dijuluki sebagai pasangan yang tidak mengerti gaya berkomunikasi.

Pemandu acara : Aku mengerti kenapa mereka disebut Pasangan Tidak Bisa Berkomunikasi.

Young Won menjelaskan.

Young Won : Dari sudut pandang suaminya, dia melakukan sesuatu untuk istrinya, tapi istrinya kesal.

Pemandu acara : Pasti karena itu dia mengekspresikan betapa kesalnya dia.

Young Won : Ya, suaminya jelas orang baik yang menjaga istrinya dengan baik. Namun, ini gaslighting.

Pemandu acara :  "Gaslighting"?

Young Won : Ya. Baru-baru ini, kami menyarankan orang-orang memakai istilah, "kendali emosional dan psikologis." Karena itu biasanya terjadi di antara hubungan dekat, itu mengambil bentuk keterikatan. Terkadang itu terjadi di antara anggota keluarga tanpa pengakuan.

Pemandu acara : Situasi ini bisa dialami siapa pun, dan aku juga bisa memanipulasi orang lain.

Young Won : Ya, orang sering mengatakan ini. "Keluarga itu berharga." "Aku mengatakan semua ini demi kebaikanmu sebagai keluargamu." Aku yakin itu semua dikatakan karena kasih sayang dan cinta, tapi terlalu bersikeras pada sesuatu dan menghalangi kemandirian emosional anggota keluarga tidaklah baik.

Pemandu acara : Setelah mendengar itu, kurasa aku harus mempertimbangkan ucapanku kepada suami dan anakku juga.


Young Won lantas menatap ke arah kamera.

Young Won : Ya. Dalam hubungan dengan pasangan, orang tua, dan anak-anakmu, kita harus memikirkan apakah kita mengendalikan seseorang secara emosional atas nama cinta.



Sutradara berteriak, "CUT!"

Syuting selesai.

Semua saling memuji.


Usai syuting, Young Won lanjut pulang.

Dia sudah tiba di komplek perumahannya dan terus melajukan mobilnya menuju kediamannya.


Kamera menyorot barang2 mewah di sebuah kamar. Ada perhiasan, tas yang dipajang rapi di dalam lemari kaca, dan pakaian modis. Young Won berdiri di depan cermin dan memakai antingnya. Dia juga sudah mengganti bajunya.


Tak lama kemudian, suaminya, Choi Jae Jin, masuk. Jae Jin baru saja bangun tidur. Young Won pun bergegas mendekati Jae Jin sembari bertanya apa tidur Jae Jin nyenyak. Jae Jin memeluk Young Won dan berkata Young Won cantik pagi-pagi sekali.

Young Won : Sebentar.


Young Won membuka lemari dan memilihkan pakaian untuk Jae Jin. Tak lama, dia mengambil satu stelan dan mencocokkannya ke badan Jae Jin.

Jae Jin : Lolos?

Young Won : Kau cocok memakai warna hijau zaitun.

Jae Jin : Begitukah?

Young Won : Bersiaplah dan turun. Aku akan membangunkan Do Hyun.

Jae Jin : Baiklah.


Young Won mulai beranjak.

Jae Jin : Tidak ada yang tidak kau ketahui tentangku, Dokter No Young Won?

Young Won : Tentu saja.


Young Won pun lanjut ke kamar Do Hyun. Dia menarik tirai. Sinar matahari langsung menyeruak masuk. Setelah itu, Young Won pun membangunkan Do Hyun. Dia membantu Do Hyun. Do Hyun nya masih mengantuk. Young Won memijat bahu Do Hyun.

Young Won : Sulit pergi ke sekolah setiap pagi, bukan?

Do Hyun : Bolehkah aku tidur sepuluh menit lagi?

Young Won : Bukankah menyenangkan tidak melakukan hal hanya karena sulit?

Kamera menyorot kertas-kertas yang memenuhi dinding kamar Do Hyun. Kertas bertuliskan, "Nilai tukar dan nilai uang", "Strategi perusahaan dalam negosiasi". Di rak, ada penghargaan yang didapat Do Hyun dari Olimpiade Sains Korea dan Kompetisi Membaca.


Young Won membaca jadwal Do Hyun.

Young Won : Nak. Bukankah jadwalmu terlalu padat?

Do Hyun : Ibu, kurasa aku bisa mencalonkan diri sebagai wali kota. Ada terlalu banyak orang yang kutemui setiap hari.

Young Won : Apa ibu bilang? Belajar itu untuk dirimu sendiri, bukan untuk ibu. Setiap keputusan ada di tanganmu.

Do Hyun : Ya. Aku memilih ini.

Young Won kemudian mencicipi kuah sup ikan pedas yang selesai dimasak ajumma. Usai mencicipi, Young Won lantas berkata kalau bumbunya pas dan ayah akan menyukainya.


Di ruangannya, Sa Gang tengah mengetik naskahnya.

Sa Gang : Mata kami bertemu. Tangan kami saling menyentuh. Dan bibir kami bersentuhan. Aku membuka kancing kemejanya, dan tangannya memegang kepalaku dan menariknya lebih dekat. Seperti itu, kami menjadi satu. Dia rekan yang tidak akan pernah kutemui lagi. Itu seperti bermain api untuk satu malam.

Bersamaan dengan itu, kita diperlihatkan reka adegan dari tulisan Sa Gang.

Sa Gang terus menulis.

Sa Gang : Namun, rekan yang bermain api denganku muncul di rumahku keesokan sorenya. Dia melempar bom.


Kita kembali diperlihatkan reka adegan kalimat yang ditulis Sa Gang.

Seorang wanita didatangi rekannya setelah mereka bermain api untuk satu malam. Sang rekan meminta pertanggungjawabannya. Namun wanita itu berkata, "Ini sore yang buruk".


Sa Gang : "Ini sore yang buruk."

Sa Gang lalu melihat hasil karyanya.


Seluruh keluarga sudah berkumpul di meja makan. Young Won berdiri di belakang Choi Go Myeon, ayah mertuanya. Ajumma datang membawa sup ikan pedas memakai trolley. Begitu sup datang, aromanya langsung tercium. Go Myeon bilang aromanya enak.

Young Won : Ini kesukaan ayah, ikan bream laut. Ini segar, karena sedang musim.


Go Myeon : Astaga, ikan bream laut terdengar lezat. Kalau begitu, ayah harus mencicipinya.

Go Myeon mulai mencicipi kuah sup ikan pedasnya.

Sa Gang yang duduk di ujung meja, menatap Go Myeon dengan dingin.

Go Myeon pun memuji rasa sup nya. Dia bilang sup nya enak.

Go Myeon : Kau dan ayah punya selera yang sama.

Go Myeon lalu menyuruh ajumma membagikan sup.


Ajumma pun membawakan sup untuk Sa Gang. Sementara Young Won mengambil sup untuk dirinya dan suaminya. Go Myeon mulai makan. Tapi tiba-tiba, Sa Gang menaruh sumpitnya dengan keras di atas meja. Semua jadi terdiam.

Sa Gang : Bi. Aku mau roti panggang untuk sarapan.

Go Myeon : Kita keluarga. Keluarga seharusnya berbagi makanan yang sama.

Sa Gang : Astaga. Apa itu keluarga? Kau bahkan tidak bisa berkomunikasi denganku secara emosional.

Suasana meja makan langsung gak enak.

Do Hyun bahkan bingung harus melanjutkan makannya atau tidak.

Jae Jin mencoba mencairkan suasana.

Jae Jin : Astaga, kalian berdua. Kenapa kalian bertengkar sepagi ini?

Young Won pun bilang pada ajumma biar dia saja.

Lalu dia menatap Sa Gang dan berkata, dia akan membuatkan roti panggang.

Young Won : Lagi pula, arugulanya enak dan segar.


Tak lama, Young Won pun kembali ke meja makan. Ajumma membantu membawakan roti panggang. Sambil makan, Sa Gang memastikan pada Jae Jin kalau upacara penghargaan Jae Jin bulan depan.

Jae Jin : Ya, awal bulan depan.

Sa Gang : Orang-orang sudah mengirim ucapan selamat dan membuat keributan. Putra ibu luar biasa.


Go Myeon gak mau kalah. Dia memuji Young Won.

Go Myeon : Young Won-ah, penghargaan dokter yang kau dapatkan. Pasangan menikah menerimanya bersama adalah yang pertama, bukan?

Young Won : Ya.

Go Myeon : Astaga, Dokter No memang hebat. Dokter No adalah dokter nasional. Sudah jelas kau harus memenangi anugerah ini, bukan?

Young Won yang tak enak pada Sa Gang, berkata kalau semua itu berkat Jae Jin.

Young Won : Operasi rekonstruktif bukan sesuatu yang bisa dilakukan semua orang.


Sa Gang : Tapi kau juga bekerja dengan baik, Bu No.

Young Won hanya tersenyum mendengarnya.


Young Won : Ibu. Bagaimana dengan pakaian kami untuk upacara penghargaan? Aku biasanya memilih pakaian Jae Jin, tapi ibu tahu cara berpakaian untuk acara formal itu.

Sa Gang : Dokter Choi cocok memakai apa pun, tapi ibu juga akan memberi tahu CEO Kim tentang pakaianmu, Bu No.

Young Won tampak tak nyaman sebenarnya namun dia tak protes dan mengiyakan.


Do Hyun : Kakek, tolong kirim aku ke Pulau Jeju.

Jae Jin : Pulau Jeju? Kenapa?

Young Won : Apa yang kau bicarakan tiba-tiba?

Do Hyun : So Yi bilang dia akan pergi ke Pulau Jeju selama liburan untuk kemah bahasa Inggris. Tidak bisakah ayah mengizinkanku pergi juga?


Jae Jin : Do Hyun-ah, ayah lihat kau tergila-gila dengan So Yi.

Young Won : So Yi? Kau mirip siapa sampai mudah jatuh cinta?


Go Myeon : Kakek penasaran siapa. Tidak salah jika cucu kakek romantis.

Lah, Sa Gang menatap Go Myeon dengan tatapan sadis.

Diluar, Go Myeon sibuk bermain dengan anjing piaraan mereka.

Lalu Young Won, Jae Jin dan Do Hyun keluar. Mereka semua tertawa riang.

Dari balik jendelanya, Sa Gang memperhatikan mereka. Mereka semua lalu pergi.


Sa Gang duduk di sofanya untuk tamu.

Dia memainkan membuka-tutup korek apinya sambil memikirkan sesuatu.

Young Won tiba di kliniknya. Di lobi, dia bertemu asistennya yang tengah berbicara dengan seseorang. Kim Ra Kyung berterima kasih karena sudah menghubungi klinik mereka namun dia minta maaf dan berkata kalau jadwalnya Young Won sudah penuh.

Ra Kyung : Benar sekali. Ya. Saat ini, janji temu tersedia setelah enam bulan. Maafkan aku. Sampai jumpa.



Ra Kyung kemudian memberitahu Young Won kalau orang2 mendesak mereka untuk menerima janji temu lebih banyak. Young Won menolak. Dia bilang, putranya kelas 11 sekarang dan dia harus mengurus putranya dengan banyak cara.



Mereka masuk ke ruangan Young Won.

Ra Kyung masih membujuk Young Won. Dia bilang, Young Won harus memanfaatkan kesempatan selagi ada.

Young Won : Jika kubuat lebih besar, aku akan menjauh dari keluargaku. Aku selalu memberitahumu. Pekerjaan itu penting, tapi keluargaku juga penting.

Young Won lantas membuka gorden dengan remote.

Ra Kyung : Keluargamu juga penting. Kau benar-benar seperti Wonder Woman. Kau menangani semua pekerjaanmu sambil mengurus keluargamu. Bukankah itu membuatmu sesak? Bernapaslah sedikit.

Young Won : Gaya konselingku bukan keuntungan kecil dan cepat kembali. Itu harus ada di tingkat lain.



Ra Kyung lalu memeriksa daftar pasien di tabletnya, kemudian dia menunjukkannya pada Young Won. Young Won membaca data pasien.

Young Won : Ini pasien baru.

Ra Kyung : Benar.

Young Won kemudian membaca tulisan si pasien di formulir pendaftaran.

Young Won : "Karena Dokter No cantik". Apa-apaan ini? Karena aku cantik?

Ra Kyung : Benar sekali.



Perawat membawa seorang gadis muda masuk ke ruangan Young Won.

Perawat : Dokter No, pasiennya datang.

Young Won memeriksa data pasiennya sebentar, sebelum menghampiri pasiennya.

Young Won : Halo, Nona Lee Se Na.

Se Na : Halo, Dokter No.

Young Won : Senang bertemu denganmu.

Se Na : Aku sangat ingin bertemu denganmu. Aku menunggu lama sekali.

Young Won : Benarkah? Maafkan aku. Di kolom rute kunjungan,  kau menulis "karena Dokter No cantik." Kau tidak serius, bukan?

Se Na :  Itu benar.

Young Won : Benarkah?

Se Na : Ini cukup menyenangkan.


Young Won : Bagaimana gejala sesak napasmu?

Se Na : Bagaimana denganmu? Kau baik-baik saja?

Young Won : Terkadang aku merasa sesak. Kurasa semua orang punya sesuatu yang menyesakkan mereka, bukan? "Bukan hanya aku." "Semua orang juga begitu." Cara berpikir ini adalah salah satu mekanisme pertahanan. Kau akan membaik seiring waktu mencari penyebabnya. Menurutmu apa yang membuatmu sesak?

Se Na : Kecemasan... Frustrasi? Sebenarnya, ada seseorang yang kucintai. Tapi dia tidak tahu perasaanku. Rasanya aku seperti sekarat.

Young Won : Seperti sekarat? Bagaimana dengan orang lain? Apa orang itu tahu kau memiliki emosi ini?

Se Na : Mungkin tidak.

Young Won : Emosi mana yang kau ingin dia sadari?

Se Na : Aku gelisah dan frustrasi karena dia tampak tidak bahagia. Dia punya keluarga yang tidak cocok dengannya.

Young Won : Keluarga yang tidak cocok dengannya?

Se Na : Bagaimana mengatakannya, ya? Yang membuatku frustrasi adalah bukan karena kebahagiaanku itu aku ingin dia bercerai. Kenapa mereka tidak bisa bercerai padahal hanya pura-pura menikah? Kenapa mereka tinggal bersama dengan sia-sia  hanya karena mereka keluarga? Seperti itu. Aku hanya ingin dia bahagia. Tetap saja, orang mungkin akan menyalahkanku.

Young Won : Kau takut dengan kritik orang?



Se Na : Tidak juga. Itu tidak penting. Tapi aku penasaran apa yang akan terjadi jika keluarganya tahu soal hubungan kami. Mereka saling tidak tahu apa-apa, tapi mereka bersikap seperti tahu hanya karena mereka keluarga. Itu agak menyedihkan. Dokter No. Bagaimana denganmu?

Young Won : Apa maksudmu?

Se Na : Apa kau tahu segalanya tentang keluargamu?

Young Won : Ya... Keluarga tidak selalu berarti mereka saling tahu.

Se Na : Begitu rupanya.

Se Na lalu memasang wajah dingin menatap Young Won.

Young Won tersenyum menatap Se Na.


Di ruangannya, Sa Gang membaca komentar orang di akun "'Beast's Yesterday'"

Netizen 1 :"Membosankan seperti dugaan."

Sa Gang : Kau lebih membosankan.

Netizen 2 : "Aku menyukainya. Jangan hiraukan mereka"

Sa Gang : Kau yakin tidak mengalami kekalutan mental? Kau tidak akan mengalami
kekalutan mental jika menjadi aku?

Netizen 3 : Aku yakin wanita seperti dia tidak punya suami.

Netizen 2 : Meskipun punya, suaminya pasti akan berselingkuh.

Sa Gang lalu menutup laptopnya dan berpikir lagi.



Go Myeon sudah terlelap. Lah, Sa Gang menatap Go Myeon dengan tatapan sadis. Di atas kepala Go Myeon, tergantung wall panel 3D. Sa Gang menatap wall panel itu dan teringat saat dia menyuruh dua pembantunya menggantung wall panel itu di dinding di atas tempat tidur.


Go Myeon mengubah posisi tidurnya. Tiba-tiba, dia terbangun dan menoleh ke depan dan terkejut melihat Sa Gang yang berdiri di depannya.

Go Myeon : Apa yang kau lakukan?

Sa Gang : Apa? Aku menghargai karya seni itu sekarang.

Go Myeon : Aku tahu seleramu aneh, tapi mari singkirkan lempengan besi ini. Kurasa aku bermimpi buruk setiap malam karena ini.

Sa Gang : Apa maksudmu? Ini kamarku.

Go Myeon : Tidak bisakah kita mematikan lampu ini?

Sa Gang diam saja sambil terus menatap Go Myeon.

Go Myeon : Baiklah. Ya.

Go Myeon mengibaskan tangannya, menyuruh Sa Gang keluar.



Sa Gang pun masuk ke kamar di depan tempat tidur Go Myeon.

Dia menatap kesal Go Myeon sebelum akhirnya menutup tirai dan pintu. Ternyata, itu kamar Sa Gang. Sa Gang dan Go Myeon tidur di kamar terpisah. Sa Gang melepas mantelnya sambil mengomel.

Sa Gang : Siapa yang tahu? Benda itu mungkin akan jatuh.

Sa Gang lantas mulai berbaring tapi tak kunjung memejamkan matanya.



Besoknya, Go Myeon sekeluarga ada di Gereja.

(Yg bagian berdoa, aku skip yaaa)

Selesai berdoa, Go Myeon bertemu dengan Pimpinan Lee sekeluarga.

Pimpinan Lee : Jaksa Choi. Lama tidak bertemu.

Go Myeon : Astaga.

Pimpinan Lee : Kuharap kau baik-baik saja.


Go Myeon dan Pimpinan Lee berjalan bersama. Di belakang, Sa Gang berjalan dengan istri Pimpinan Lee. Di belakang Sa Gang, ada Jae Jin dan Young Won.

Pimpinan Lee : Melihatmu setelah sekian lama mengingatkanku saat kamu menjadi jaksa.

Go Myeon : Benarkah? Setiap kali aku datang ke sini, pemandangan Kantor Kejaksaan Umum membuatku pusing karena aku selamat dari masa-masa itu.

Mereka tertawa. Go Myeon berkata, waktu cepat sekali berlalu.



Nyonya Lee berkata pada Sa Gang, kalau dia mendengar sulit membuat janji temu dengan Young Won.

Nyonya Lee : Keponakan suamiku bertanya. Apa akan sulit meski aku berdoa?

Sa Gang langsung meminta Young Won membuat janji temu pekan depan untuk Nyonya Lee.

Sa Gang : Keponakan Pak Lee bertanya.


Nyonya Lee lantas tanya pada Young Won, apa itu mungkin.

Young Won berkata jujur. Dia bilang, dia tak bisa mengubah janji temu yang ada demi bantuan. Sontak lah, Sa Gang agak kesal mendengarnya. Young Won lantas melihat jadwalnya. Lalu dia meminta maaf pada Nyonya Lee karena jadwalnya sudah penuh bulan ini. Nyonya Lee kecewa.

Young Won : Tapi jika anda memberiku nomor telepon keponakan anda, aku akan menyuruh manajerku menghubunginya.


Mendengar itu, Nyonya Lee girang dan memberitahu suaminya kalau Young Won membuat janji temu dengannya. Pimpinan Lee berterima kasih pada Young Won.

Pimpinan Lee : Kau pasti sangat bahagia, Jaksa Choi.

Go Myeon : Ya, tentu saja. Menantuku membiarkanku bersikap angkuh.

Young Won : Ini sesuatu yang harus kulakukan. Mngingat hubungan antara anda dan ayah.


Pimpinan Lee dan Go Myeon kembali berjalan. Diikuti dengan Nyonya Lee yang kini jalan bersama Young Won. Young Won melewati Sa Gang dan berjalan bersama Nyonya Lee. Sa Gang kesal melihatnya. Jae Jin menghampiri ibunya.

Jae Jin : Ayo ibu.

Nyonya Lee mengucap "amin" dengan wajah kesal lalu mulai beranjak.



Sekarang, Jae Jin di perjalanan mengantarkan Do Hyun sekolah. Do Hyun sibuk dengan ponselnya. Jae Jin tanya, apa semua baik-baik saja. Do Hyun balik tanya, apa yang bisa terjadi. Lalu dia bilang rutinitas selalu sama.

Jae Jin : Apakah...

Do Hyun : Apa?

Jae Jin : Apakah ini tentang So Yi?

Do Hyun : Bukan.

Jae Jin : Bukan? Kau dicampakkan?

Do Hyun : Tidak.

Jae Jin : Lalu apa? Kau berpacaran dengannya?

Do Hyun tak mau menjawab.

Jae Jin : Katakan. Ayah tidak akan memberi tahu siapa pun.

Do Hyun : Yang benar saja. Ayah akan memberi tahu ibu jika dia bertanya.

Jae Jin : Ayah tidak akan mengatakan itu.

Do Hyun : Ayah membiarkan ibu mengendalikan ayah.

Jae Jin : Itu karena ayah mencintainya. Bagaimana dengan So Yi? Seperti apa dia?

Do Hyun : Ayah tidak perlu khawatir. Dia sangat berbeda dari ibu.



Mereka tiba di sekolahan Do Hyun. Do Hyun langsung turun dan menghampiri So Yi yang juga baru datang.

Do Hyun : So Yi, apa yang kau lakukan hari ini?

So Yi menatap galak Do Hyun dan memegang rambut Do Hyun.

So Yi : Sudah waktunya potong rambut.

Do Hyun : Menurutmu begitu?


So Yi beranjak pergi. Do Hyun menolek, menatap ayahnya, lalu dia pergi menyusul So Yi.

Jae Jin tersenyum melihat mereka.

Jae Jin : Mereka mirip.



Young Won tengah memakai jas putihnya saat No Young Min tiba-tiba masuk. Young Min datang membawa beberapa belanjaan.

Young Won sewot, sedang apa kau di sini selarut ini? Kau seharusnya bekerja.

Young Min pun menunjukkan belanjannya, lalu dia menaruh belanjaannya di atas sofa.

Young Min : Astaga. Noona, kurasa aku tidak cocok menjadi wiraniaga. Tidak, bukan begitu. Aku tidak akur dengan dokter. Kenapa aku harus meluangkan waktu saat dokter ingin makan denganku? Aku juga punya kehidupan.

Young Won : Itulah yang dilakukan wiraniaga sepertimu. Jika kau akan terus bersikap seperti itu, hentikan.

Young Min : Ya, jadi, aku berhenti.

Young Won : Apa? Kau berhenti lagi kurang dari sebulan?

Young Min : Aku punya rencana.

Young Won : Rencana? Apa itu?

Young Min : Aku akan memulai perusahaan rintisan.

Young Won : Perusahaan rintisan apanya?


Young Won lalu beranjak ke mejanya dan mulai bekerja.

Young Min berusaha meyakinkan Young Won.

Young Min : Noona, aku sudah memikirkannya. Kita akan membiarkan orang mendengarkan diagnosismu lewat telepon. Atau pesan teks. Ini seperti sistem chatbot kecerdasan buatan. Kita akan menagih biaya agar lebih banyak orang bisa...

Young Won tak peduli dan terus sibuk dengan berkas pasiennya.

Young Min masih berusaha meyakinkan noona nya itu.

Young Min : Dunia kini beroperasi dengan mahadata. Ini belum pernah terjadi. Noona, pikirkanlah. Agar lebih banyak orang berbagi konseling berhargamu, tidak ada layanan yang lebih baik daripada ini. Orang yang tinggal di luar kota atau di luar negeri. Mereka semua calon pelangganmu. Kau tidak lihat uangnya? Tidak? Astaga, ini ide luar biasa. Kau tidak terpengaruh? Noona, kau tidak bosan berurusan dengan orang dan memberi konseling? Bagaimana jika mencoba hal baru dan memberi anjing konseling? Ada sepuluh juta orang yang tinggal dengan anjing sekarang. Kemah anjing bersama Dokter No Young Won.


Young Won yang kesal, menggertak Young Min dengan kotak tisu.

Young Min langsung menghindar dan membela diri.

Young Won : Orang-orang salah besar. Mereka pikir kau murah hati, tapi mereka harus tahu betapa kasarnya kau...


Young Won pun melempar Young Min dengan kotak tisu.

Young Won : Hentikan.

Young Min menangkap kotak tisu itu, lalu menaruhnya di atas meja Young Won.

Young Min : Aku kecewa...

Young Won : Pergilah sekarang.

Young Min : Aku pergi. Berhentilah mendesakku. Aku kecewa.

Young Min pergi.


Setelah Young Min pergi, Young Won pun membereskan mejanya. Kemudian bangkit dari duduknya, lalu mengambil tasnya dan sebuah paket. Tapi kemudian, dia baru sadar dengan paket di tangannya. Dia pun melihat paket itu. Untuk dirinya tapi tak ada nama pengirimnya. Dia pun membukanya dan langsung terkejut. Isinya, burung dan kepala burung yang sudah terpisah dari badannya, foto Young Won sekeluarga dan juga sebuah pesan.

"Keluargamu baik-baik saja?"


Sekarang, Young Won terdiam menatap isi paketan yang diterimanya. Lalu Ra Kyung masuk. Young Won pun bergegas menyembunyikan foto keluarganya dibawah berkasnya. Ra Kyung melihat itu tanya, apa itu.

Young Won : Bukan apa-apa.

Young Won menaruh paketnya ke bawah meja.

Ra Kyung : Aku sudah membuat janji untuk keponakan Pimpinan Lee sepekan setelahnya.

Young Won : Bagus. Terima kasih.

Ra Kyung : Bahkan Pimpinan Lee tidak bisa membuat janji denganmu.

Young Won : Hentikan.

Ra Kyung : Semoga harimu menyenangkan.

Young Won : Kau juga.

Ra Kyung pun pergi.

0 Comments:

Post a Comment