• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Promise Ep 57 Part 1

Sebelumnya...


Se Jin meminta Hwi Kyung memecat Na Yeon dan mengundurkan diri jika Hwi Kyung membuat perusahaan rugi setelah bekerja sama dengan restoran Mal Sook.

Hwi Kyung berjanji akan memecat Na Yeon dan mundur dari jabatannya sebagai pimpinan AP jika membuat perusahaan rugi dengan bekerja dengan restoran ibunya Na Yeon.


Na Yeon tiba2 datang dan meminta Se Jin menjanjikan satu hal juga.


Sementara itu, Sung Joo membuka kotak tempat Na Yeon menyimpan foto2 Sae Byeol dan hasil tes DNA dengan Do Hee. Tapi kotak itu hanya berisi foto2 Do Hee dan beberapa artikel koran milik Do Hee.

Sung Joo frustasi.

Sung Joo lalu mencoba mencari sesuatu di laci Do Hee, tapi ia tak menemukan apapun.

Saat hendak membuka laci paling bawah, lacinya dikunci.

Sung Joo tambah frustasi.

"Apa yang kulakukan?"

Sung Joo lantas menghubungi Eun Bong.


Na Yeon minta pada Se Jin untuk tidak ikut campur lagi di AP.

Na Yeon : Ini berhubungan dengan pemecatanku dan pengunduran diri Pak Park. Jadi mulai saat ini, apapun yang kami lakukan di AP Food, sepenuhnya terserah kami. Jadi jangan

mengganggu kami atau terlibat dalam manajemen kami. Bisakah kau menjanjikannya?

Se Jin pun menatap kesal Na Yeon.


Sekarang, Na Yeon minum teh dengan Kyung Wan di ruangannya Kyung Wan.

Kyung Wan : Jadi kau sudah berhenti dari pekerjaanmu sebagai reporter?

Na Yeon : Seperti yang kubilang, iya.

Kyung Wan : Dimana pun kau bekerja, baik di Jungle News atau AP Food, kau seperti pemecah es. Kau tahu itu?

Na Yeon : Apa maksudmu?

Kyung Wan : Kau sangat agresif, sehingga membuat semua orang gugup. Apa memang seperti itu kepribadianmu atau itu adalah strategimu?


Na Yeon mengambil cangkir tehnya dan tanya apa yang mau dikatakan Kyung Wan sebenarnya.

Kyung Wan : Baik. Aku tidak akan bertele-tele lagi. Aku percaya rumor itu benar, bahwa kau diam2 mengendalikan Park Hwi Kyung. Apa tujuanmu? Apa kau sedang berusaha mengambil alih AP Food dengan memanfaatkan Hwi Kyung yang berhati lembut?

Na Yeon : Tidak, bukan itu saja. Tujuanku adalah..... Grup Baekdo.

Kyung Wan terkejut.

Na Yeon lantas tertawa.

Na Yeon : Melihat bagaimana wajahmu sekarang jadi membuatku menyesal. Mana berani aku menginginkan Baekdo. Tujuanku adalah mengambil alih perusahaan ayahku yang menurutku hal yang alami dan itulah rencana hidupku.


Di kamarnya, Yoo Kyung bicara dengan telepon dengan Se Jin. Yoo Kyung kaget tahu Hwi Kyung dan Na Yeon baik2 saja.

Se Jin : Seperti yang kukatakan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa pada mereka, tapi aku mendapatkan sesuatu. Paman Hwi Kyung berjanji mengundurkan diri jika dia gagal merekrut restoran ayam.

Yoo Kyung : Dia benar-benar berkata dia akan melakukan itu?

Se Jin : Dia mengatakan itu di depan seluruh dewan direksi jadi tidak bisa diralat lagi.  Aku ingin tahu apa yang dia pikirkan. Selama kita memiliki Tae Joon,  restoran itu tidak pernah menandatangani kontrak.


Usai bicara dengan Se Jin, Yoo Kyung langsung ke kamar Young Sook yang lagi maskeran saat itu. Yoo Kyung pun heran melihat Young Sook yang begitu santai.

Yoo Kyung tanya, apa Young Sook tahu apa yang sudah diperbuat Hwi Kyung di kantor.

Young Sook pun menolak bicara karena lagi maskeran.

Yoo Kyung : Hwi Kyung akan segera mengundurkan diri.

Young Sook : Aku sudah dengar.

Yoo Kyung : Apa?

Young Sook melepas maskernya dan menatap Yoo Kyung.

Young Sook :  Dia mempertaruhkan posisinya dan menuntut dewan berhenti mencampuri manajemen AP. Aku tidak tahu anakku seberani itu.

Yoo Kyung : Itu bukan nyali. Itu ketidaktahuan dan kecerobohan. Kenapa kau tidak bersiap-siap saja tinggal di Icheon bersamanya, menanam pohon? Kudengar ada pusat di mana kau bisa belajar cara bertani.


Yoo Kyung beranjak ke pintu.

Young Sook pun mengambil albumnya dan mulai membahas putri Yoon Ae. Young Sook tanya, apa Yoo Kyung punya nomor kontak putri Yoon Ae.

Yoo Kyung mulai sewot.

Yoo Kyung : Kenapa aku harus punya nomornya? Jika kau penasaran, cari tau lah sendiri.

Young Sook : Yoon Ae sudah lama meninggal jadi aku merasa aku harus mencari tau kabar putrinya. Apa karena aku semakin tua?  Aku merasa sangat kesepian.

Yoo Kyung : Kau sendirian, jadi kenapa kau membutuhkan ruangan sebesar itu? Apakah karena aku semakin tua? Aku ingin kamar yang lebih besar.

Yoo Kyung beranjak pergi. Young Sook pun kesal.


Sung Joo ke rumah abu Do Hee!

Ia masih terkejut saat sosok Na Yeon. Ia juga takut, kalau yang ada di dalam sana bukan Na Yeon tapi Do Hee.


Sementara di restoran, Eun Bong memikirkan telepon Sung Joo tadi.

Sung Joo : Aku ingin mengunjungi adikmu. Kudengar dia mirip dengan putriku jadi aku ingin melihatnya.

Eun Bong : Jangan-jangan... tidak mungkin.

Eun Bong lalu ingat kecurigaan Tae Joon kalau Do Hee adalah Na Yeon.


Hwi Kyung dan Na Yeon ke restoran. Sampai disana, mereka ketemu Tae Joon.

Hwi Kyung : Kau sendiri?

Tae Joon : Tidak, aku bersama Se Jin.

Hwi Kyung menatap Na Yeon.

Hwi Kyung : Kau keberatan kita gabung dengan mereka?

Na Yeon : Kita di tim yang sama jadi akan aneh jika kita duduk di tempat lain.


Mereka mulai duduk. Tae Joon menatap Na Yeon dengan tatapan tidak nyaman.

Hwi Kyung : Tae Joon-ah, kau pernah bertemu Baek Do Hee sebelumnya?

Tae Joon : Tidak, aku belum pernah bertemu dengannya secara langsung. Ketika dia masih seorang reporter, dia memanggilku untuk bertemu beberapa kali. Itu saja.

Na Yeon : Aku melakukannya? Sejujurnya, aku tidak begitu ingat itu.

Ponsel Hwi Kyung berdering. Hwi Kyung pun langsung beranjak pergi.


Tae Joon meneguk minumannya. Na Yeon menatap Tae Joon.

Na Yeon : Kau tidak nyaman denganku?

Tae Joon : Bukan begitu. Aku hanya ingin meminta maaf tentang malam itu sekali lagi. Maafkan aku.

Na Yeon : Jangan minta maaf. Kau akan mengulangi kesalahan itu lagi?

Tae Joon : Kenapa kau berpikir begitu?

Na Yeon : Wajahmu memberitahu bahwa kau punya perasaan padaku.

Tae Joon : Bukan kau. Hanya saja kau terlihat seperti seseorang yang kukenal.

Na Yeon : Apakah orang itu Lee Na Yeon? Sepertinya kau masih belum melepaskannya. Kau pasti benar-benar mencintainya.

Tae Joon : Aku benar-benar mencintainya, mengkhianatinya dengan cara yang paling kejam, dan mengirimnya ke kematian yang mengerikan.

Na Yeon : Kenapa kau melakukannya?  Apakah karena cintamu pada Jang Sejin begitu hebat?


Tae Joon : Aku tidak merasa perlu menjawabnya. Itu untuk menghormati Lee Na Yeon.

Na Yeon : Tapi aku bukan Lee Nayeon, jadi itu akan baik-baik saja.

Tae Joon : Tidak, itu tidak akan baik-baik saja. Aku masih  belum menemukan bukti untuk  bahwa kau bukan Lee Nayeon.

Na Yeon tertawa.

Na Yeon : Saat kau menemukan bukti itu, beri tahu aku juga. Siapa yang tahu, aku mungkin Lee Na Yeon. Aku mungkin kehilangan ingatan tentang diriku.


Tak lama kemudian, Hwi Kyung dan Se Jin datang. Se Jin agak kesal menatap Na Yeon.


Pesanan mulai datang. Tapi Na Yeon terkejut melihat hidangannya makanan laut semua.

Tae Joon pun menggunakan kesempatan itu untuk mengetes Na Yeon. Ia menyodorkan piring berisi udang goreng pada Na Yeon.

Tae Joon : Aku memesannya. Mereka membuat hidangan udang yang luar biasa di sini.

Hwi Kyung, Tae Joon dan Se Jin mulai memakan udangnya. Tapi Na Yeon diam saja.

Hwi Kyung pun menatap Na Yeon.

Hwi Kyung : Kau tidak makan udang?

Na Yeon menatap Tae Joon dan berkata kalau dia alergi udang.

Sontak, Tae Joon tercengang.


Dan Se Jin kaget. Ia ingat dulu pas Na Yeon masih tinggal bersama mereka.

Flashback...


Kyung Wan : Cobalah beberapa salad daging kepiting ini. Ini adalah hidangan spesial yang kami sajikan untuk tamu paling istimewa kami.

Na Yeon : Sebenarnya, aku alergi daging kepiting.

Flashback end...


Hwi Kyung : Haruskah aku memesan sesuatu yang lain untukmu?

Na Yeon : Aku baik2 saja.

Na Yeon kembali menatap Tae Joon.


Tepat saat itu, ponsel Na Yeon berbunyi. Telepon dari RS. Na Yeon pun bergegas pergi.

Tae Joon terdiam dan menatap kepergian Na Yeon.


Na Yeon menjawab teleponnya di toilet.

Ia terkejut saat dokter bilang, Sung Joo datang menemuinya.

Dokter : Kau tidak akan bisa menyembunyikannya lebih lama. Aku rasa kau harus mengatakan kebenarannya.

Na Yeon : Akan kukatakan jika saatnya tepat. Tolong jangan katakan apapun sampai saatnya tiba. Aku minta maaf.


Tak lama kemudian, Se Jin datang.

Se Jin : Kau sepertinya memiliki banyak rahasia.

Na Yeon : Setiap orang di dunia memiliki rahasia.

Se Jin : Kau benar. Tapi aku ingin tahu tentang apa rahasiamu.

Na Yeon : Haruskah aku membagi salah satunya denganmu?

Se Jin terperangah. Na Yeon lantas membuka tasnya dan mengambil sebuah amplop kecil.

Na Yeon : Tadinya aku akan mengembalikan ini langsung pada Pak Kang tapi aku berubah pikiran. Aku menemukan ini di mobilku malam itu. Sepertinya sesuatu yang sangat berharga, jadi tolong berikan kembali padanya.

Se Jin mengambil amplop itu dari tangan Na Yeon. Na Yeon pun beranjak pergi.


Penasaran, Se Jin pun membuka amplop itu. Ia syok saat tahu isi amplop itu fotonya Na Yeon.


Setelah tiba di rumah, Se Jin memeriksa dompet Tae Joon dan menemukan foto Sae Byeol disana.

Tak lama, Tae Joon keluar dari kamar mandi dan langsung merebut foto Sae Byeol dari tangan Se Jin.

Se Jin marah Tae Joon masih menyimpan foto Sae Byeol.

Tae Joon : Dia sudah meninggal! Hanya ini yang bisa kulakukan untuknya.


Se Jin lantas mengambil foto Na Yeon di lacinya dan meminta penjelasan Tae Joon.

Se Jin : Apa alasanmu untuk ini? Kau pasti sangat mabuk sampai tidak tahu kau menjatuhkan ini. Kau masih mencintai Lee Nayeon, sampai-sampai Baek Do Hee menyadarinya!

Se Jin merampas foto Sae Byeol dan mengoyaknya bersama foto Na Yeon.

Tae Joon marah. Ia merebut foto itu lagi dan mendorong Se Jin. Tae Joon lantas beranjak keluar. Se Jin makin kesal.


Na Yeon ingat malam itu, saat pemilik warung tenda memapah Tae Joon yang mabuk berat ke mobilnya.

Tae Joon tidak sengaja menjatuhkan dompetnya saat ia dipapah.

Na Yeon mengambil dompet Tae Joon dan menemukan fotonya dan Sae Byeol disana.

Lalu Na Yeon mengambil fotonya dan memasukkan kembali foto Sae Byeol ke dompet Tae Joon.


Ponsel Na Yeon berdering. Telepon dari Eun Bong.

Eun Bong minta maaf karena menelpon Na Yeon larut malam. Ia mengajak Na Yeon ketemu.

Na Yeon : Maafkan aku. Aku merasa tidak perlu bertemu denganmu.

Eun Bong : Lalu aku akan memberitahumu sekarang. Tadi ibumu menelponku. Dia bertanya, dimana abu Lee Na Yeon disimpan. Aku pikir,  dia ingin mengunjunginya, karena dia terlihat sepertimu.

Na Yeon terkejut, dia tidak mengatakan hal lain?

Eun Bong : Apa ada sesuatu yang kau takutkan.

Na Yeon : Tidak, tidak ada.

Eun Bong : Kang Tae Joon juga memberitahuku bahwa dia melihat Na Yeon dalam dirimu.

Lalu tangis Eun Bong pecah.

Eun Bong : Aku tidak peduli kau Na Yeon atau Baek Do Hee. Jika kau Baek Do Hee, aku bersyukur kau mirip dia. Tapi jika kau dia, aku bersyukur kau selamat. Itu saja. Maaf aku mengganggu malam-malam.

Eun Bong memutus panggilannya.


Na Yeon pun terdiam usai bicara dengan Eun Bong.

Bersambung ke part 2....

Different Dreams Ep 33-34 Part 4

Sebelumnya...


Hiroshi datang bersama Maru ke sebuah gudang, untuk menemui Matsuura. Matsuura sendiri sudah tiba lebih dulu.

Hiroshi kemudian menyuruh Maru pergi.

Hiroshi : Kapan kita mulai berselisih? Apa saat kau menangkap Young Jin karena bekerja sama dengan Esther?

Matsuura : Anda sekarang tahu Lee Young Jin mata-mata.

Hiroshi : Itu kebenaran yang tidak terbantahkan. Apa yang kau inginkan?

Matsuura : Korps Pahlawan dan Lee Young Jin dan penangkapan semua orang yang bekerja sama dan melindungi mereka.

Hiroshi : Apa itu termasuk aku?

Matsuura : Anda tahu persis jawabannya.

Hiroshi : Aku tidak tahu apa kau sudah dengar. Kita akan segera memasuki keadaan perang. Semua organisasi dan institusi di Joseon akan disesuaikan untuk berperang. Polisi militer akan menangani hukum dan ketertiban, seperti sebelumnya. Aku ingin kau bertanggung jawab atas ketertiban umum di Gyeongseong. Bagaimana menurutmu?

Matsuura terdiam.


Hiroshi : Kenapa? Apa kau pikir aku memanggilmu untuk membicarakan hal lain?

Matsuura : Sejujurnya, aku pikir Anda mungkin akan membunuhku.

Hiroshi tertawa, itu alasanmu membawa semua anak buahmu?

Matsuura kaget Hiroshi tahu ia tidak datang sendirian. Lalu ia melihat polisi militer menangkap seluruh anak buahnya.


Matsuura marah. Ia mau bertindak tapi Maru lebih dulu mengacungkan pistol padanya.

Hiroshi : Inilah keadaan perang. Jika menentang perintah, entah itu polisi atau Biro Urusan Hukum, aku hanya perlu menyingkirkan mereka.


Won Bong dan Nam Ok yang mengawasi dari sebuah ruangan pun terkejut melihat mereka.

Won Bong : Jika sesuatu terjadi, bunuh Matsuura.

Nam Ok : Bukan Hiroshi?

Won Bong menatap Nam Ok. Tak lama, ia mengangguk.


Matsuura tanya, apa yang harus ia lakukan.

Hiroshi : Mudah saja. Serahkan informasi yang kau kumpulkan dengan Fukuda. Dan bergabunglah dengan tim investigasi polisi militer dan tangkap Korps Pahlawan.

Matsuura : Lee Young Jin juga bergerak dengan Korps Pahlawan!

Hiroshi : Dia bukan lagi putriku. Lain kali jika kau bertemu dengannya, bunuh dia. Kau tidak memerlukan izinku.


Maru lalu berteriak, menyuruh Matsura cs menurunkan senjata mereka.

Maru : Turunkan senjata kalian.

Matsuura : Letakkan senjata kalian!

Anak buah Matsuura menurut. Mereka mulai menurunkan senjata mereka.


Tapi Matsuura tidak. Ia hanya pura2 menurunkan senjatanya tapi setelah mendapat kesempatan, ia menjatuhkan senjata Maru dan menyandara Hiroshi.

Matsuura : Polisi Militer, turunkan senjata kalian!

Hiroshi : Matsuura, kau menolak tawaranku?

Matsuura : Jangan coba menipuku. Aku berbeda dari Oda dan Kenta. Kau tidak bisa sembarangan memerintahku.

Matsuura lantas menyuruh anak buahnya mengambil senjata mereka.

Anak buah Matsuura segera mengambil senjata mereka dan menodongkannya pada polisi militer.

Maru menyuruh polisi militer memertahankan formasi mereka.

Matsuura mengancam, akan membunuh polisi militer jika mereka berani macam-macam.


Melihat Hiroshi dalam bahaya, Won Bong menyuruh Nam Ok menembak Matsuura.

Nam Ok pun meletuskan senjatanya dan mengenai lengan Matsuura.

Polisi militer dan Matsuura cs saling tembak.


Kimura dan Taro tewas di tempat.


Setelah itu, Won Bong dan Nam Ok langsung pergi. Namun tanpa mereka sadari, Hiroshi terluka dalam insiden itu. Darah mengalir deras dari leher Hiroshi.

Ya, saat Nam Ok menembak Matsuura, pistol Matsuura sempat meletus ke leher Hiroshi.

Hiroshi sekarat!


Maru dan Matsuura langsung melarikan Hiroshi ke RS.

Maru marah pada Matsuura. Ia bilang, Matsuura akan mati jika Hiroshi mati.

Matsuura : Itu kecelakaan.


Tak lama, Daiki datang. Daiki melapor, bahwa Taro dan Kimura tewas.

Matsuura : Siapa yang pertama kali menembak!


Ishida kemudian datang.

Ishida : Apa dia mengalami luka tembak?

Maru : Ya. Tolong cepatlah.


Joon Soo dibantu beberapa suster berusaha mengeluarkan peluru dari leher Hiroshi.

Ishida kemudian datang dan memeriksa kondisi Hiroshi.

Ishida : Bagaimana pelurunya?

Joon Soo : Kurasa arteri karotisnya putus, jadi aku tidak bisa mengeluarkannya.

Ishida : Apa maksudmu? Bukankah kita akan mengoperasinya?

Ishida pun berusaha mengeluarkan peluru yang bersarang di leher Hiroshi.

Darah Hiroshi pun seketika muncrat keluar.

Para suster panic.

Ishida : Apa golongan darahnya?

Suster : Golongan darahnya AB.

Ishida : Bagaimana dengan darahnya?

Suster : Sedang dibawa kemari.

Ishida : Persiapkan transfusi darah.


Ishida keluar menemui Maru dan Matsuura.

Ishida : Arteri karotisnya putus. Kami terus menekannya sambil memasok darah. Tapi itu hanya tindakan sementara. Jika kami tidak menjahit arterinya...

Maru : Kalau begitu, jahit arterinya.

Ishida : Tidak semudah itu. Aku tidak pernah mempelajarinya, dan aku tidak pernah mengalaminya. Lee Young Jin bisa melakukannya. Setelah pengeboman Kantor Gubernur,
dia menyelamatkan nyawa tukang reparasi dengan melakukannya.

Maru dan Matsuura terkejut cuma Young Jin yang bisa menyelamatkan Hiroshi.

Suster keluar, memberitahu Ishida kalau Hiroshi mengalami serangan jantung. Ishida dan Maru langsung masuk ke dalam.


Sementara Matsuura teringat saat ia melihat sosok yang menembaknya. Setelah lengannya terluka, ia  pun menembak Hiroshi.

Matsuura lantas tersenyum.


Joon Soo melakukan CPR dengan menekan dada Hiroshi.

Ishida yang tahu Hiroshi tidak akan bertahan, menyuruh Joon Soo berhenti.

Ya, Hiroshi tewas!

Maru syok.


Won Bong menemui Young Jin.

Won Bong : Aku punya kabar untukmu. Direktur Hiroshi tertembak. Matsuura yang menembaknya, tapi aku yang memicu situasinya.

Young Jin terkejut.

Bersambung...

Next ep, lebih sedih lagi gaes...


Matsuura menemukan tempat persembunyian Young Jin. Ia dan anaknya menyerang pasar namdaemun!


Nam Ok menyuruh Jung Im lari. Jung Im tertembak dalam pelariannya. (Sepertinya tewas gaes).


Won Bong marah! Di pantai, ia menodongkan pistol ke kepala Fukuda.

Won Bong : Apa yang kau lakukan pada Cha Jung Im!

Ada Young Jin juga pas scene ini... gk tau sih sy gimana ceritanya mereka bisa satu scene gini... tapi kayaknya, ini Fukuda dan Young Jin ketemuan di pantai. Terus Won Bong datang. Mungkin ya gaes.


Nam Ok membalaskan (kematian?) Jung Im. Ia meledakkan kantor polisi Jongno.

Nam Ok : Maafkan aku, Hyung (Won Bong).

Nam Ok kek nya juga tewas gaes...