• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 32

Sebelumnya...


Chorim menangis kencang.

“Kenapa dunia begitu kejam padaku! Pertama Dongpal, sekarang kulit pisang ikut mengejekku!”

Lalu, Dongpal mengajak Chorim pergi. Tapi Chorim menepis tangan Dongpal.


Pagi2 sekali, Roo Na sudah berada di rumah sakit. Ia menatap In Soo yang terbaring lemah dengan mata berkaca-kaca.

“Lihat bagaimana menyedihkannya dirimu. Aku sudah memintamu untuk memaafkanku. Jika kau melupakan balas dendammu dan membiarkanku, hal ini tidak akan pernah terjadi. Lihat apa yang sudah kau lakukan. Lihat dirimu. Aku tidak akan berhenti. Aku akhirnya tahu sekarang. Inilah diriku. Inilah Jeong Roo Na.” Ucap Roo Na dalam hati.


Tangis Roo Na mengalir. Lalu, Roo Bi datang dan Roo Na cepat-cepat menghapus tangisnya.

“Apa yang kau lakukan disini sepagi ini?” tanya Roo Bi.

“Kau tahu kan aku sibuk, jadi aku memutuskan menjenguknya sekarang. “ jawab Roo Na.

“Eonni, kenapa kau menangis?” tanya Roo Bi.

“Melihatnya seperti itu, aku merasa kasihan padanya. Bagaimana keadaannya? Apa kata dokter?”

“Belum ada kemajuan.” Jawab Roo Bi.

“Santai saja, jangan terlalu cemas. Aku harus pergi sekarang. Kau tahu kan aku sibuk.” Ujar Roo Na, lalu beranjak pergi.

Roo Bi menatap kepergian Roo Na dengan tatapan aneh.


Gantian Roo Bi yang menatap In Soo berkaca-kaca.

“Kumohon sadarlah, In Soo-ssi. “ ucap Roo Bi.


Geum Hee menyiapkan lauk untuk Dongpal. Tapi pada Nyonya Park, Geum Hee mengaku lauk itu ia buat untuk temannya di kelas memasak. Geum Hee bilang, ia merasa kasihan pada temannya yang hanya bisa makan nasi pakai sambal saja.


Dongpal sendiri memutuskan keluar dari kelas memasaknya. Ia beralasan, membuat roti dan kue kering itu tidak mudah dan dia tidak tahu itu cocok dengannya atau tidak.

Lalu, Dongpal menanyakan sekolah Jihyeok. Wajah Jihyeok langsung berubah lesu. Dongpal pun menasehati Jihyeok untuk tetap fokus dan mengingatkan tujuan Jihyeok masuk sekolah hukum.

Setelah itu, Dongpal dan Jihyeok beranjak pergi. Daepung pun kesal karena mereka tidak membangunkannya untuk sarapan tapi menyuruhnya cuci piring.


Geum Hee kemudian datang. Daepung pun berkata, bahwa Dongpal baru saja pergi. Geum Hee mengaku bahwa ia tidak melihat Dongpal di kelas memasak dan ponsel Dongpal tidak bisa dihubungi, jadi ia cemas dan memutuskan datang untuk melihat Dongpal.

Daepung lantas menawari Geum Hee secangkir teh tapi Geum Hee menolak. Geum Hee lalu mengambil saputangannya dan mengelap keringat yang bercucuran di dahinya. Daepung terus saja memperhatikan Geum Hee.

“Dompet dan pakaiannya mewah. Dia mungkin menghabiskan uang banyak untuk wajahnya. Mengingat bahwa dia mengejar Dongpal, dia pasti belum menikah.” Ucap Daepung dalam hati.


Geum Hee kemudian pamit dan Daepung langsung mengikutinya. Melihat Geum Hee masuk ke perumahan elit, Daepung berpikir kalau Geum Hee adalah wanita kaya.


Roo Bi sedang berbicara dengan polisi di telepon. Ia meminta polisi menyelidiki Yeonho. Tapi teleponnya malah diputus begitu saja, membuat ia kesal setengah mati.


Gyeong Min menghampiri Roo Bi. Roo Bi merasa, ada banyak keanehan di kasus In Soo.

“Aku pun sudah bicara dengan polisi. Mereka bilang, tidak ada jejak yang terekam di kamera CCTV. Tapi investigasi masih berlangsung, jadi sabarlah.” Jawab Gyeong Min.

“Dia tidak boleh bebas begitu saja setelah apa yang dia lakukan pada In Soo. Ini menjengkelkan.” Ucap Roo Bi.

“Kau terlihat cantik.” Jawab Gyeong Min, membuat Roo Bi teringat masa lalunya. Roo Bi merasa, Gyeong Min pernah mengatakan hal itu padanya, sebelumnya.

“Kau terlihat cantik saat mencemaskan dan mempedulikannya.” Ucap Gyeong Min lagi.

Roo Bi yang kebingungan, akhirnya pergi meninggalkan Gyeong Min.


Roo Bi menatap pantulan dirinya di cermin toilet. Ia bingung, kenapa wajah Gyeong Min lah yang justru samar2 diingatnya, bukan In Soo.

Lalu, ponselnya berdering. Telepon dari perawat yang mengabarkan bahwa In Soo sudah sadar.


In Soo sudah dipindahkan ke ruang rawat. Roo Bi nampak setia mendampingi In Soo.


Di kantor, Roo Na sibuk dengan pekerjaannya.


Roo Bi mengelap wajah In Soo dengan handuk hangat.


Roo Na sedang melakukan pemotretan untuk acaranya yang bertajuk, “The Jeong Roo Bi Show”.


Lalu, Roo Na melakukan sesi wawancara.


Sebelum acaranya dimulai, Roo Na menenangkan dirinya sejenak di toilet.

“Kau Jeong Roo Bi, putri sulung Yoo Gilja. Kau punya adik perempuan yang bodoh dan serakah yang akan melakukan apapun. Tapi kau berbeda. Kau pintar dan cantik. Kau mengambil jurusan Bahasa Inggris di universitas ternama dan bekerja di JM Group. Sekarang, kau istri Bae Gyeong Min, Wakil Presiden dan pewaris JM Group. Kau juga presenter terkenal. Kau istimewa, kau sempurna. Aku akan menunjukkan pada dunia betapa pintar dan berbakatnya diriku karena aku Jeong Roo Bi.”


In Soo akhirnya sadar dan mendapati Roo Bi yang tertidur disampingnya. In Soo kemudian mengelus kepala Roo Bi. Roo Bi terbangun dan tersenyum lega melihat In Soo yang sudah sadar.


Roo Bi langsung mengabari ibunya tentang In Soo yang sudah sadar. Gilja, Chorim dan Soyeong pun ikut senang mendengarnya.


Sekarang, dokter sedang memeriksa In Soo. Roo Bi pun lega saat dokter menjelaskan bahwa kondisi In Soo sudah membaik sekarang.


“Kau pasti lapar, kan? Ibuku membuatkan bubur untukmu, jadi aku akan pulang untuk mengambilnya. Aku akan segera kembali.” Ucap Roo Bi.


Setelah Roo Bi pergi, In Soo menyalakan TV. Secara kebetulan, siaran TV langsung memutar acara Roo Na. In Soo pun menatap Roo Na dengan geram.


Se Ra datang menjenguk In Soo. Tapi sebelum masuk ke kamar In Soo, ia terlebih dulu mengambil gambarnya di depan papan nama In Soo yang ada di dekat pintu sebagai bukti untuk neneknya kalau dia benar-benar datang menjenguk In Soo.


Tapi saat masuk, In Soo tidak ada di kamarnya.


In Soo ternyata ada di kantor. Ia menatap Roo Na dengan tatapan kecewa. Roo Na sendiri gugup melihat In Soo.

“Lihat aku, Jeong Roo Na. Lihat aku dengan kedua matamu. Aku masih hidup. Tidak, aku tidak akan pernah mati.” Batin In Soo.

“Kau tidak boleh menghancurkanku.” Batin Roo Na.

“Aku tidak akan memaafkanmu, Jeong Roo Na. Aku akan membuatmu bertobat sendiri. Aku pastikan itu.” Batin In Soo.


Roo Bi pun memulai acaranya. Dia berhasil melakukannya dengan baik.

Di rumah, keluarga Gyeong Min juga memujinya tapi tidak dengan Tuan Bae yang justru nampak cemas.


Gyeong Min juga menonton acara Roo Bi bersama Se Ra. Lalu tak sengaja, kamera menangkap sosok In Soo.

“Bukankah itu Na PD?” tanya Gyeong Min.

“Tidak mungkin. Kau pasti salah lihat. Untuk apa dia melihat acara Jeong Roo Bi. Tapi tadi aku ke rumah sakit dan dia tidak ada di kamarnya.” Jawab Se Ra.


Roo Na terkejut mendapati kamar In Soo yang kosong. Ia lantas pergi mencari In Soo tapi tidak bisa menemukan In Soo dimana pun.


Gyeong Min sedang di perjalanan menuju rumah sakit. Ia merasa ada yang aneh dengan kasus In Soo. Ia juga bertanya-tanya, kenapa In Soo datang melihat Roo Na.

Roo Bi akhirnya kembali ke kamar In Soo. Bersamaan dengan itu, Gyeong Min tiba di rumah sakit.

Roo Bi menelpon sang ibu untuk menanyakan In Soo. Tak mau ibunya cemas, ia tak memberitahu kalau In Soo menghilang. Ia hanya bilang, mungkin In Soo sedang berjalan-jalan di taman.


In Soo akhirnya kembali ke kamarnya.

“In Soo-ssi, darimana saja kau dengan kondisi seperti itu. Aku mencemaskanmu.” Ucap Roo Bi.

“Mianhae.” Jawab In Soo.

“Penjahatnya belum tertangkap. Bagaimana kalau terjadi sesuatu lagi padamu? Aku cemas.” Ucap Roo Bi.

“Jangan cemas. Hal seperti ini tidak akan terjadi lagi.” Jawab In Soo.

“Siapa yang akan menjamin kalau hal ini tidak akan terjadi lagi. Jangan membuatku cemas lagi.” Ucap Roo Bi.

In Soo membeku dengan perkataan Roo Bi. Ia lalu memegangi wajah Roo Bi dan menatap Roo Bi dengan mata berkaca-kaca.

“Roo Na-ssi, mianhae. Mianata. Itulah hal yang bisa kukatakan. “ ucap In Soo.

“Jangan minta maaf. Mengingat berapa banyak yang sudah kau lakukan untukku, itu membuatku sedih.” Jawab Roo Bi.


In Soo ingin mencium Roo Bi, tapi akhirnya ia memilih memeluk Roo Bi. In Soo menangis.

Lalu Gyeong Min datang dan terkejut melihat In Soo dan Roo Bi.

“Hyeongbu, kenapa kau kemari di jam seperti ini?” tanya Roo Bi.

Gyeong Min pun berbohong, ia mengaku bahwa dirinya hanya kebetulan mampir.


Mereka lalu membahas soal si penyerang In Soo. Dan setelah itu, Gyeong Min memberitahu keduanya tentang acara Roo Na. Gyeong Min bertanya, apa Roo Bi sudah melihatnya. Roo Bi pun berkata, bahwa ia belum sempat melihatnya.

Lalu, Gyeong Min bertanya pada In Soo. In Soo terdiam sejenak dan ia pun mengaku bahwa dirinya baru saja dari studio melihat Roo Na.

In Soo beralasan, itu bagian dari tugasnya sebagai produser. In Soo mengaku, ia datang untuk melihat respon terhadap acara Roo Na.  In Soo juga memuji Roo Na sebagai wanita yang hebat.


Setelah mendengar penjelasan In Soo, Gyeong Min pun pergi.

“In Soo-ssi, kau benar-benar pergi ke studio?” tanya Roo Bi.

“Seperti yang kukatakan, aku produser TV, jadi aku harus memonitor program-program baru. Ditambah lagi, aku merasa seperti dikurung.  Karena aku tidak tahu harus pergi kemana, jadi aku pergi ke acara Roo Bi. Aku bisa melihat reaksinya dan belajar. Aku bisa membunuh dua burung dengan satu batu.” Jawab In Soo.

Roo Bi pun tersenyum, kemudian berlalu dari hadapan In Soo.

“The Jeong Roo Bi Show” selesai dan produser yang menangani acara itu pun memberikan ucapan selamat pada Roo Na. Produser lalu mengajak Roo Na makan malam bersama para staff tapi Roo Na menolak dengan alasan lelah dan berjanji akan mentraktir para staff esok hari, tapi produser bilang Presdir sudah membelikannya.

“Dia luar biasa tertarik dengan acara ini. Akan lebih bagus kalau kita mendapat rating tinggi.”


Produser kemudian pergi dan Roo Na langsung mengedarkan pandangannya mencari In Soo.


Ponsel Roo Na tiba-tiba berdering. Telepon dari Gilja yang mengaku sangat menikmati acara Roo Na. Chorim lalu merebut telepon dari Gilja dan memuji kecantikan Roo Na. Tak mau ketinggalan, Soyeong juga memuji Roo Na dan mengaku sebagai fans Roo Na.

Nenek juga menghubungi teman-temannya dan menyuruh teman-temannya untuk menonton acara Roo Na.

Daepung menghubungi Geum Hee hanya untuk memuji masakan Geum Hee.

Jihyeok yang merasa terganggu pun menyuruh Daepung tidur agar ia bisa belajar dengan tenang.

Dongpal kemudian pulang dan langsung membaringkan dirinya. Daepung memberitahu Jihyeok bahwa Dongpal sedang patah hati.


Gyeong Min terus memikirkan alasan In Soo yang datang ke studio untuk melihat Roo Na.

Setelah itu, ia ingat soal laptop dan USB In Soo yang ada di tangan Roo Na.


Merasa ada yang tidak beres, Gyeong Min pun langsung mencari laptop itu. Ia berusaha membuka laci, tapi lacinya terkunci.

Roo Na yang baru selesai mandi pun datang. Ia beralasan, sengaja mengunci laci itu karena menyimpan dokumen penting di sana.

Gyeong Min pun berkata, hanya mereka berdua yang menggunakan meja itu.

“Maksudku Bibi Geum Hee. Dia suka memeriksa mejaku. Itu membuatku tidak nyaman.” Ucap Roo Na.


Keesokan harinya, Gilja dan Chorim datang menjenguk In Soo. Mereka senang bisa melihat In Soo tersenyum lagi.

Melihat hubungan In Soo dan Roo Bi yang semakin dekat, Chorim pun menyuruh mereka segera menikah.

“Dari pengamatanku, Roo Na membutuhkan In Soo dan In Soo membutuhkan Roo Na. Seseorang butuh teman hidup.” Ucap Chorim.

“Kau memiliki Chef No, Bibi.” Jawab In Soo.


Roo Bi pun langsung menghentikan In Soo bicara soal Dongpal. Tak ingin Chorim merasa tidak nyaman, Gilja pun mengalihkan pembicaraan dengan membahas soal kasus In Soo yang akan ditutup polisi.

“Kau tidak ingat apapun?” tanya Gilja.

“Tidak. Jangan cemaskan aku.” Jawab In Soo.

“Bagaimana kami tidak cemas? Ini tidak adil.” Ucap Roo Na.

Chorim pun kembali menggoda In Soo dan Roo Bi.



Next episode....

In Soo memutuskan melupakan Roo Na dan menerima Roo Bi. Ia berterima kasih pada Roo Na, karena berkat Roo Na, ia bisa menemukan cinta sejatinya. Roo Na pun terkejut dan tidak rela In Soo bersama Roo Bi.

Ruby Ring Ep 31 Part 2

Sebelumnya...


Dongpal terkejut mendengar kabar In Soo ditikam. Soyeong mengaku, merasa kasihan pada In Soo.

Chorim protes, karena Soyeong memanggil In Soo dengan panggilan Tuan Na, sementara manggil Dongpal, Soyeong langsung menyebut nama.

“Noonim, apa masalahnya? Aku terlihat lebih muda dari usiaku. Tuan Na terlihat lebih tua dari yang sebenarnya. Dia memiliki kaki gagak yang buruk.” Ucap Dongpal.

Lalu, Soyeong ditelpon seseorang bernama Yeongeun. Soyeong beranjak keluar.


“Noonim, tolong ambilkan tisu.” Pinta Dongpal, tapi Chorim diam saja.

“Kenapa kau diam saja?” omel Gilja, lalu memberikan sekotak tisu pada Dongpal.

“Dia punya kaki dan tangan!”jawab Chorim, lalu beranjak ke dapur.

“Cobalah mengerti dirinya.” Ucap Gilja.

“Ini salahku, kan?” tanya Dongpal.

“Tidak semua hal dalam hidup dapat berjalan sesuai keinginannya.” Jawab Gilja.


Roo Na pulang lebih awal. Setibanya di rumah, dia langsung masuk ke kamarnya dan memeriksa laptop In Soo.

Ia menghela nafas kesal melihat videonya yang berlutut pada In Soo, sambil mengaku masih mencintai In Soo.


Saat Gyeong Min datang, Roo Na buru-buru menyembunyikan USBnya dan menutup laptopnya.

“Kenapa kau pulang lebih awal?” tanya Gyeong Min.

“Aku merasa lelah.” Jawab Roo Na.

“Ikatan pernikahan pasti sangat kuat. Mungkin kita berkomunikasi lewat telepati. Aku bertemu seseorang dan aku malas kembali ke kantor. Jadi aku memutuskan bermain hoki dan bermalas-malasan di rumah.” Ucap Gyeong Min.


Gyeong Min lalu melihat laptop In Soo.

“Aku tidak pernah melihat laptop ini.” Ucap Gyeong Min.

“Jangan sentuh!” jawab Roo Na.

“Apa yang kau sembunyikan? Di tanganmu.Jika kau tidak menyembunyikan sesuatu, bolehkah aku melihatnya?” tanya Gyeong Min.

“Ini proposal pertunjukanku. Mereka bilang, ini sifatnya rahasia. Kau mungkin suamiku, tapi kau seharusnya menghormati privasiku.” Jawab Roo Na.

“Kau sudah menjenguk Tuan Na?” tanya Gyeong Min.

“Belum.” Jawab Roo Na.

“Kau akan segera menjadi kakak iparnya. Pergilah sekarang karena kita punya waktu.” Ucap Gyeong Min.

“Aku akan pergi saat aku bisa.” Jawab Roo Na.


Gyeong Min mengerti dan beranjak pergi, tapi Roo Na memanggil Gyeong Min lagi.

“Saranghae.” Ucap Roo Na.

“Entah kenapa, aku gugup mendengarnya. Sudah lama kau tidak mengatakannya.” Jawab Gyeong Min.

“Saranghae.” Ucap Roo Na lagi.

“Aku juga mencintaimu, Roo Bi-ya.” Jawab Gyeong Min, lalu memeluk Roo Na.


Chorim ke rumah sakit, membawakan makanan untuk Roo Bi. Kondisi In Soo masih sama.Chorim pun berharap, In Soo segera membaik. Lalu, dia menyuruh Roo Bi makan.

“Keluarganya belum menelpon? Dia bukan yatim piatu, kan? Perusahaan tidak menghubungi keluarganya? Kau bilang, orang tuanya di kampung.” Tanya Chorim.

“Ya, tapi dia tidak pernah mau membuat orang tuanya cemas. Mungkin sebaiknya, mereka tidak tahu.” Jawab Roo Na.

“Aku setuju.” Ucap Chorim.

“Komo, bagaimana hubunganmu dengan Dongpal?” tanya Roo Na.

“Jangan menyebut namanya! Aku sudah selesai dengannya! Dia mencampakkanku tanpa alasan! Dia bilang tidak ingin menikah!”sewot Chorim.


Dongpal dan temannya sedang berbelanja di minimarket. Saat hendak menuju kasir, Dongpal melihat seseorang yang dikenalnya dan langsung bersembunyi. Sontak, temannya bingung.

“Diamlah! Pemilik sewa ada di sini! Aku sudah bilang, aku akan membiarkannya tahu bulan depan tentang deposit sewa.” Ucap Dongpal.

“Tenanglah, Wang Daepung ada disini.” Jawab temannya.


Saat kondisi dirasa aman, Dongpal dan Daepung pun langsung pergi tapi mereka malah bertemu Chorim dan Soyeong. Daepung langsung mengajak mereka minum bir. Chorim menolak, tapi Soyeong memaksa. Soyeong bahkan menunjukkan aegyo-nya, membuat Chorim tak punya pilihan lain.


“Oppa, sudah lama aku ingin bicara denganmu tapi aku tidak punya kesempatan. Kupikir, kau pria sejati tapi ternyata aku salah....” ucap Soyeong.

Soyeong terlalu mengomeli Dongpal yang sudah mencampakkan Chorim. Chorim berusaha menghentikan Soyeong bicara, tapi Soyeong terus saja mengoceh, memarahi Dongpal.


Kesal, Chorim pun beranjak pergi.

“Kalau aku dirimu, aku akan mengejarnya.” Ucap Soyeong.

Dan Dongpal pun langsung pergi mengejar Chorim. Ternyata tadi, Soyeong hanya pura-pura memarahi Dongpal.


Dongpal mengajak Chorim bicara, tapi Chorim menolak. Dongpal tidak peduli dan membawa Chorim ke taman.

“Mianhae, noonim. Soyeong benar, aku memang pecundang.” Ucap Dongpal.

Dongpal ingin mengaku, bahwa ia sudah memiliki anak. Tapi mulutnya terkunci.Ia tidak bisa mengatakan bahwa dirinya sudah memiliki anak. Chorim salah paham, mengira Dongpal menyukai Geum Hee.

“Aku menyukaimu, tapi aku tidak siap untuk menikah. Aku tidak mau membuat hidupmu sengsara karena menikah denganku.” Ucap Dongpal.

“Kenapa aku harus sengsara?” tanya Chorim.

“Karena kau bilang, kau mau menikah dengan bujangan!” jawab Dongpal.

“Kau bukan bujangan?” tanya Chorim.

“Tentu saja, aku bujangan.” Jawab Dongpal.

“Lalu apa masalahnya?” tanya Chorim. Dongpal pun terdiam.


“Sebenarnya, aku... aku memang mencintaimu. Aku merasa, kau akan menjadi yang pertama dan satu-satunya cinta dalam hidupku. Aku pikir, aku tidak akan pernah mencintai siapapun lagi. Aku memang mencintaimu dan aku tidak menyesal. Tapi sekarang, aku tahu persis bagaimana perasaaanmu jadi aku akan melupakanmu.” Ucap Chorim.

Ya, begitulah. Chorim memutuskan untuk melupakan Dongpal.


Ia lalu beranjak pergi, tapi kemudian ia berbalik dan berteriak pada Dongpal.

“Kenapa kau tidak menyukaiku! Apa alasannya! Aku tidak cantik? Atau karena uang? Atau usiaku! Kau tidak lebih baik dariku! Siapa kau berani membuatku patah hati! Siapa kau berani membuatku sakit seperti ini!”


Chorim lalu pergi. Namun sayangnya, semua rusak karena kulit pisang. Chorim jatuh karena menginjak kulit pisang.


"Noonim!" teriak Dongpal kaget.