Di episode kali ini, adegan dibuka oleh Roo Bi dan In Soo yang tengah berkencan.
Di kantor, Roo Bi dan In Soo yang sama-sama terburu-buru, tak sengaja bertabrakan. Lalu keduanya tertawa dan In Soo mengerlingkan matanya ke Roo Bi.
Malam harinya, mereka menghabiskan waktu di apartemen In Soo. Roo Bi duduk di lantai sambil menonton acara ‘Weekly Idol’. Sementara In Soo yang tengkurap di kasur mulai mengantuk. In Soo lalu turun dari kasur dan berbaring di pangkuan Roo Bi.
Keesokan harinya,
mereka sepedaan melintasi taman.
“Selamat tinggal,
Jeong Roo Na. Aku sudah selesai denganmu. Aku akan mengubur perasaanku,
pembalasan dendamku dan amarahku. Aku harus memaafkanmu jika aku mau memaafkan
diriku.” Ucap In Soo.
In Soo lalu
mengingat kenangannya bersama Roo Na.
“Aku pikir hanya
ada satu cinta...”
Lalu, dia
mengingat semua rasa sakit yang ditinggalkan Roo Na.
“Aku pikir, aku
tidak bisa hidup tanpamu.”
“Gomapta, Jeong
Roo Na. Karena dirimu, aku bertemu dengan cinta sejatiku.”
In Soo datang ke
restoran. Chorim dan Soyeong pun terkejut In Soo datang sendirian. Soyeong
menduga, In Soo dan Roo Bi sedang bertengkar. Mendengar kata-kata Soyeong,
Chorim pun marah. Soyeong kemudian mengungkit soal Dongpal. Chorim pun kesal
dan langsung mengejar Soyeong.
Gilja datang
memisahkan mereka. Setelah itu, Gilja pergi bersama In Soo.
Gilja menangis haru ketika In Soo meminta restunya untuk menikahi Roo Bi. In Soo berjanji, akan melakukan yang terbaik untuk membuat Roo Bi bahagia.
Soyeong penasaran, kenapa In Soo menemui Gilja. Soyeong menduga, In Soo menemui Gilja untuk meminjam uang.
“Untuk apa dia
meminjam uang?” tanya Chorim.
“Rumah sakitnya
pasti menghabiskan banyak uang.” Jawab Soyeong.
“Gyeong Min
melaporkan kejadian In Soo sebagai kecelakaan di tempat kerja dan In Soo
mendapat kompensasi dari perusahaan.” Ucap Chorim.
“Eonni, haruskah
aku melamar kerja di JM? Siapa tahu aku bisa menjadi host terkenal seperti Roo
Bi Eonni.” Jawab Soyeong.
“Lalu bagaimana
dengan mimpimu membuka restoran ayam sendiri?” tanya Chorim.
“Kau benar juga.”
Jawab Soyeong.
Kemudian Gilja
datang. Chorim penasaran dengan apa yang mereka bahas. Gilja pun memberitahu
mereka, bahwa Roo Na akan segera menikah. Chorim dan Soyeong ikut nikah. Tapi
setelahnya, Soyeong menyindir Chorim soal pernikahan. Chorim pun kesal dan
langsung menimpuk kepala Soyeong dengan bawang.
Dongpal keluar
dari dapur dan memberi ucapan selamat pada Gilja.
“Roo Bi baik-baik
saja sekarang dan Roo Na akan menikah, selanjutnya tinggal kau Chorim.” Ucap
Gilja.
Mendengar itu,
Dongpal pun langsung lari ke dapur.
“Komo, ada banyak
pria diluar sana.” Ucap Gilja.
“Tapi tidak ada
yang layak untukku.” Jawab Chorim.
“Kau hanya perlu
menunggu. Aku akan mencari di seluruh negara pria yang pantas untukmu.” Ucap
Gilja.
“Carilah untuk
dirimu sendiri.” Jawab Chorim. Mereka lalu tertawa.
Roo Bi sedang menambah riasannya di toilet. Lalu ponselnya berdering. Telepon dari In Soo. Sepertinya In Soo mengajak Roo Bi melakukan sesuatu.
“Kau sangat
menyukainya?” tanya Roo Na sambil melangkah masuk ke toilet.
“Aku bersyukur.
Dia pahlawanku.” Jawab Roo Bi.
Roo Na pun mulai
menyindir In Soo, ia berkata bahwa In Soo tidak ada apa-apanya dibandingkan
Gyeong Min.
“Jika aku
mencintainya, dia adalah seorang ksatria berbaju zirah. Apakah hanya orang kaya
yang bisa menjadi ksatria?” jawab Roo Bi.
“Kalau kau
mencintainya, kenapa tidak menikah saja dengannya?” tanya Roo Na.
Ponsel Roo Na lalu berdering. Dan setelah itu, ia dan In Soo bertemu di sebuah kafe. In Soo memberitahu keputusannya, bahwa ia akan menikahi Roo Bi.
“Jeongmalyo?”
tanya Roo Na.
“Seperti yang kau
inginkan, tapi ini untukku, bukan untukmu. Dan juga, aku ingin membuat Roo Bi
bahagia.” Jawab In Soo.
“Aku senang
akhirnya kau menyadari ini yang terbaik untuk semua orang.” Ucap Roo Na.
“Jeong Roo Na sudah tidak ada lagi dalam hidupku. Aku berpikir panjang dan keras, saat aku dirawat di rumah sakit. Aku bertanya pada diriku, kenapa aku tidak memberitahu Bae Gyeong Min yang sebenarnya dan kenapa aku meninggalkan Jeong Roo Na.” Jawab In Soo.
“Lalu apa
kesimpulannya?” tanya Roo Na.
“Cintaku yang
menahan diriku untuk tidak memberitahu siapa dirimu yang sebenarnya. Saat aku
ditusuk, darahku hilang menghapus sisa perasaan itu.” Jawab In Soo.
“Aku tidak
bertanggungjawab untuk hal itu.” Ucap Roo Na.
“Aku tahu kau
akan mengatakan itu. Jangan khawatir. Aku sudah tidak marah padamu. Aku tidak
merasakan apapun lagi padamu.” Ucap In Soo.
Roo Na pun
berharap In Soo tidak berubah pikiran.
“Saat kau melihat
betapa bahagianya kami, kau akan menyadari betapa tidak berartinya dan
menyedihkannya hidupmu. Kau akan terus merindukan cinta sejati dan hidup
kesepian karena kau Jeong Roo Na atau Jeong Roo Bi lagi.” Ucap In Soo.
In Soo lalu
pergi. Setelah In Soo pergi, mata Roo Na mulai berkaca-kaca.
In Soo menyuruh
Roo Na ke studio.
Setibanya di
sana, Roo Na pun terkejut dengan kejutan yang diberikan In Soo. Dan disaksikan
orang-orang sekantor, In Soo melamar Roo Bi.
In Soo pun
menyematkan cincinnya di jari Roo Bi.
Saat melihat cincinnya, tiba2 saja cincin dari In Soo berubah menjadi cincin ruby. Bayangan saat Gyeong Min melamarnya pun muncul di benaknya.
Sontak Roo Bi
kebingungan. Roo Bi yang bingung itu pun, lalu beranjak pergi meninggalkan In
Soo.
Roo Bi berlari di
sepanjang jalan. Hingga akhirnya langkahnya terhenti di tepi jalan.
“Ada apa ini?
Kenapa bisa begini? Cobalah untuk mengingat Jeong Roo Na.”
Tangis Roo Bi
pecah.
Sementara itu,
mobil Roo Na tampak berhenti di depan Sungai Han. Di dalamnya, Roo Na menangis
memikirkan kata-kata In Soo.
“Apa yang kau
lakukan?” tanya Tuan Bae yang duduk di belakang.
“Bayi-bayi di
panti asuhan sangat menggemaskan.” Jawab Nyonya Park.
“Itulah kenapa
mereka disebut seperti malaikat. Aku harap, Roo Bi akan segera memiliki bayi.”
Ucap Tuan Bae.
“Menantu kita
sungguh luar biasa, kan?” tanya Nyonya Park.
“Tapi sayang
sekali, dia tidak menyadarinya. Kita tidak bisa melakukan sebuah pekerjaan
sendiri. Kita membutuhkan bantuan dan dukungan orang lain. Bahkan jika kita
meninggalkan pekerjaan tersebut, kita tidak boleh mencampakkan orang lain
seenaknya.” Jawab Tuan Bae.
“Apakah seseorang
membicarakan sesuatu tentang Roo Bi?” tanya Nyonya Park.
“Aku akan
memberitahumu kalau saatnya tiba.” Jawab Tuan Bae.
Roo Na tak bisa tidur. Lalu, ponselnya berbunyi. Telepon dari Roo Bi. Roo Na pun marah karena Roo Bi menelponnya di larut malam begitu. Ia bahkan menutup teleponnya begitu saja. Gyeong Min terbangun.
Roo Na membuat
alasan, kalau Roo Bi sedang mabuk tapi alasan Roo Na malah membuat Gyeong Min
mencemaskan Roo Bi. Gyeong Min pun menyuruh Roo Na menghubungi Roo Bi kembali.
Sekarang, Roo Na
dan Gyeong Min sedang menuju ke tempat Roo Bi. Roo Na pun kesal melihat
perhatian Gyeong Min pada Roo Bi.
“Dia adikmu, dia
bukan orang asing. Dulu kau tidak seperti ini. Kau dulu orang yang hangat dan
selalu memikirkan kebahagiaan orang lain.” Ucap Gyeong Min.
Tapi tetap saja
Roo Na menganggap perhatian Gyeong Min terlalu berlebihan. Gyeong Min pun tidak
membalas lagi perkataan Roo Na. Ia hanya bisa menghela nafasnya.
“Apa aku
melakukan kesalahan?” tanya In Soo.
Roo Bi pun
menggeleng. “Lalu kenapa?” tanya In Soo.
“Mianhae. Aku
sangat bingung.” Jawab Roo Bi.
“Roo Bi bilang
kau minum, jadi karena itulah kami datang menjemputmu.” Ucap Gyeong Min.
“Minum?” tanya In
soo.
“Kami cemas
karena dia sendirian di jam segini.” Jawab Roo Na.
Roo Na lalu mengejak
Gyeong Min pergi. Roo Bi pun minta maaf pada Gyeong Min.
“Tidak apa-apa.”
Jawab Gyeong Min.
Saat Roo Na
hendak masuk ke mobil, Roo Bi pun kembali memanggil Roo Na.
“Eonni, apa aku
bersamamu saat kau dilamar Gyeong Min?” tanya Roo Bi.
“Benar, kau ada
di sana. Kau mengingatnya?” jawab Gyeong Min.
“Sesuatu yang
aneh muncul di kepalaku.” Ucap Roo Bi.
“Sesuatu yang
aneh apa?” tanya Roo Na.
In Soo pun
cepat-cepat menjawab dengan mengatakan, kalau ia baru saja melamar Roo Bi. In
Soo berkata, mungkin hal itu membuat Roo Bi teringat saat Gyeong Min melamar
Roo Bi.
Gyeong Min pun
mengucapkan selamat pada In Soo dan Roo Bi.
Sementara Roo Na,
wajahnya langsung berubah tegang.
Gilja tak bisa
tidur. Ia pun pergi ke kamar Roo Bi dan terkejut mendapati Roo Bi yang belum
pulang.
Gilja lalu
menelpon Roo Bi dan Roo Bi berkata bahwa ia sudah di depan rumah.
Chorim keluar
dari kamar dan duduk di depan Gilja. Tak lama kemudian, Roo Bi datang dan
langsung duduk di tengah2 mereka.
“In Soo
melamarku.” Ucap Roo Bi, membuat keduanya kaget.
Chorim pun
langsung melihat cincin yang tersemat di jari Roo Bi. Tapi setelahnya, Chorim
malah membandingkan cincin itu dengan cincin ruby.
Gilja membela Roo
Bi dengan memuji cincin pemberian In Soo.
Ketika sarapan,
Tuan Bae menanyakan perkembangan acara Roo Na. Dengan senyum melebar, Roo Na
pun berkata bahwa tanggapan pemirsa untuk acaranya sangat bagus dan dia
dihujani pujian.
“Aku yakin, saat
aku memberitahu orang-orang pasar tentang acara Roo Bi, mereka sangat iri.”
Ucap Geum Hee.
“Kenapa mereka
harus iri padamu, Nona Jang?” tanya Se Ra.
“Karena Roo Bi
keponakanku.” Jawab Geum Hee.
Geum Hee lalu
menyuruh Se Ra memanggilnya Bibi. Se Ra pun langsung memonyongkan bibirnya
menatap Geum Hee.
“Aku senang kau
melakukannya dengan baik, tapi kapan acaramu akan berakhir? Bukankah mereka
akan memperpanjang acaranya satu atau dua tahun lagi jika ratingnya bagus?”
ucap nenek.
“Kenapa nenek?”
tanya Gyeong Min.
Semua pun terdiam
dan Gyeong Min langsung menatap Roo Na.
Di ruang ganti,
Roo Bi menatap cincin dari In Soo.
“Sebagai produser
TV, aku melakukannya dengan baik, kan?” tanya In Soo.
Tapi Roo Bi minta
maaf pada In Soo karena dia belum siap untuk menikah.
“Aku tahu
perasaanmu terhadapku dan aku juga merasakan perasaan yang sama, tapi
pernikahan itu untuk seumur hidup. Aku tidak mau menikah sementara ingatanku
masih kacau.” Ucap Roo Bi.
“Masalahnya
adalah bahwa kita saling mencintai sekarang. Bukankah kau mencintaiku, Roo
Na-ssi?” jawab In Soo.
“Aku memang
mencintaimu tapi aku tidak bisa menikah denganmu disaat aku tidak tahu seperti
apa aku di kehidupanku sebelumnya.” Ucap Roo Bi.
In Soo pun
mengerti, tapi dia meminta Roo Bi menjaga cincin itu sampai Roo Bi siap menikah
dengannya.
“Aku tidak bisa
menahannya.” Jawab Roo Bi.
In Soo lantas
memeluk Roo Bi.
“Lupakan masa
lalu, Jeong Roo Bi. Jangan coba untuk mengingat karena sekarang aku mencintai
Jeong Roo Bi, bukan Jeong Roo Na.” Batin In Soo.
Roo Na
menghampiri Roo Bi. Roo Bi meminta maaf soal semalam. Roo Bi beralasan,
ingatannya tiba-tiba saja kembali dan ia ingin menanyakannya pada Roo Na.
“Ingatan apa?”
tanya Roo Na.
“Semua masih
kabur, tapi aku terus sakit kepala dan mendapatkan gambaran berbeda.” Jawab Roo
Bi.
Roo Na pun mulai
cemas.
“Itu cincin
pertunanganmu? Bolehkah aku melihatnya?” tanya Roo Na.
Roo Bi pun tanpa
ragu melepas cincinnya dan memperlihatkannya ke Roo Na.
Roo Na mencoba cincin Roo Bi dan seketika ingatannya melayang pada masa lalu, saat In Soo mengajaknya menikah.
Lalu, kata-kata
In Soo terngiang di benaknya, bahwa ia sudah tidak ada lagi di dalam hati In
Soo. Bahwa In Soo akan melamar Roo Bi dan hidup bahagia bersama Roo Bi.
Mata Roo Na pun
seketika berkaca-kaca.
0 Comments:
Post a Comment