• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 60 Part 2

Sebelumnya...


Geum Hee membelikan Daepung makan siang. Daepung makan dengan lahap. Bahkan, ia sampai bersendawa dengan keras begitu selesai makan.

"Kuharap, kita akan bertemu lagi." ucap Geum Hee.

"Kau tidak akan menuntutku?" tanya Daepung.

"Dongpal sudah mengganti uangku." jawab Geum Hee.

"Dongpal? Darimana dia mendapatkan uang?" kaget Daepung.

"Kau yakin, kalian sekolah hukum bersama? Kau pasti tahu kan hukuman menipu seseorang. Di universitas mana?" tanya Geum Hee.

"Di universitas nasional." jawab Daepung.


Tuan Bae terkejut mengetahui salah satu dari produk terbaru mereka yang akan mereka rilis adalah idenya Roo Bi. Se Ra pun memuji skill Roo Bi. Se Ra lantas menyuruh ayahnya mengajak Roo Bi makan siang. Tuan Bae langsung setuju dan menyuruh Se Ra menghubungi Roo Bi.


"Roo Na-ssi, jangan terlalu gugup. Jangan menganggapnya sebagai Presdir, tapi anggap dia sebagai ayah mertua kakakmu." ucap Se Ra.

"Kudengar, produk baru yang akan segera kita rilis adalah idemu. Kau sangat hebat." puji Tuan Bae.

"Ini semua berkat anda, Presdir Bae. Aku juga mendapatkan kesehatanku kembali berkat anda." jawab Roo Bi.

"Aku mendengar selentingan, bahwa dulu kau adalah seorang reporter. Apakah kau diam-diam mempelajari pemasaran?" tanya Tuan Bae.

"Itu adalah sesuatu yang kupelajari sebagai minatku." jawab Roo Bi.


"Jadi karena itu Na In Soo PD menentang tawaranku mempekerjakanmu sebagai host menggantikan Roo Bi.  Roo Na sangat cocok dengan kamera, jadi aku memintanya menjadi host kita tapi saat aku bicara pada tunangannya, dia menentangnya." ucap Se Ra.

"Na PD pasti sudah memperkirakan hal ini." jawab Tuan Bae.

"Tapi aku bukan Jeong Roo Bi. Aku hanya putri kedua dari pemilik restoran ayam." ucap Roo Bi.

Sontak, Se Ra dan Gyeong Min terkejut mendengar jawaban Roo Bi.

"Roo Na-ssi, kenapa kau bicara seperti itu?" tanya Se Ra.

"Aku minta maaf." jawab Roo Bi. Roo Bi lalu menanyakan kabar Roo Na pada Gyeong Min.


Di kantor, Jin Hee, Seokho dan Hyeryeon sedang sibuk saat Roo Na datang membawakan kue dan kopi untuk mereka. Roo Na terkejut melihat Roo Bi tidak ada di sana.

"Jeong Roo Na-ssi masih rapat?" tanya Roo Na.

"Presdir Bae memanggilnya. Mereka pergi makan siang. Adikmu menjadi maskot departemen pemasaran kita." jawab Jin Hee.

"Kenapa?" tanya Roo Na.

"Aku tidak tahu. Dia ditelpon Wakil Presdir Bae dan langsung pergi." jawab Jin Hee.

Tak lama kemudian, Roo Bi datang dan Roo Na langsung mengajaknya bicara.


Mereka bicara di atap.

"Kudengar, kau makan siang dengan Presdir." tanya Roo Na.

"Dia ingin bertemu denganku." jawab Roo Bi.

"Kenapa ayah mertuaku ingin bertemu denganmu?" tanya Roo Na.

"Tanyakan saja padanya." jawab Roo Bi.

"Kudengar kau hamil. Itu benar?" tanya Roo Bi.

"Kau pikir aku bohong?" tanya Roo Na.

"Chukkae." jawab Roo Bi.

"Kedengarannya kau tidak tulus memberiku ucapan selamat." ucap Roo Na.

"Kau benar." jawab Roo Bi yang sontak membuat Roo Na kaget.


"Sebagian besar pasangan memiliki anak setelah menikah. Aku tidak melihat apa masalahnya." ucap Roo Bi lagi.

"Semalam, kau minum dengan suamiku?" tanya Roo Na.

"Kenapa? Dia bilang, semalam minum denganku? Ini aneh, aku tidak tahu apapun tentang dirimu tapi Gyeong Min sangat bersemangat karena akan menjadi ayah. Aku penasaran dengan siapa dia minum. Mungkin ada sesuatu yang diam-diam dia khawatirkan. Atau mungkin itu minuman perayaan. Bersikap baiklah dengannya. Berhentilah mencurigainya dan membuatnya tertekan sepanjang waktu. Pikirkan kesehatan bayimu." jawab Roo Bi.


"Jaga bicaramu." ucap Roo Na.

"Biar kuurus pekerjaanmu di kantor. Kau fokus saja pada Gyeong Min dan bayimu. Jika aku ada di posisimu, aku akan senang jadi kenapa kau begitu acuh?" jawab Roo Bi.


Roo Bi lalu beranjak pergi. Roo Na pun langsung merasa ada yang tidak beres dengan Roo Bi.

"Mungkinkah ingatannya sudah kembali?" tanya Roo Na.

"Tapi aku tidak perlu khawatir lagi sekarang. Aku memiliki anak Bae Gyeong Min, pewaris Group JM." ucapnya lagi.


Roo Na ke ruangan Gyeong Min. Ia mengaku, ingin menunjukkan sesuatu pada Gyeong Min.


Di kantornya, Roo Bi melamun sampai-sampai dia tidak mendengarkan panggilan Jin Hee. Jin Hee pun mengambil dokumen dan memberikannya pada Roo Bi.

"Jeong Roo Na-ssi, apa yang kau pikirkan?" tanya Jin Hee.

"Aku minta maaf." jawab Roo Bi.

"Hasil purwarupanya sudah keluar, jadi pergilah dan bahas ini dengan Wakil Presdir Bae." suruh Jin Hee.


"Apakah ada sesuatu yang mengganggu Roo Na belakangan ini?" tanya Jin Hee.

"Kau melihatnya juga? Dia tampak cemas dan stres." jawab Seokho.

"Kau sepertinya tertarik pada Roo Na." ucap Jin Hee.

"Hanya sebatas rekan kerja. Aku hanya tertarik pada satu rekan kerja saja." jawab Seokho sambil melirik

Hyeryeon yang diam saja.

Mengetahui Seokho meliriknya, Hyeryeon pun langsung berkata bahwa dirinya baik-baik saja. Jin Hee tertawa melihat tingkah mereka berdua.


Roo Bi masuk ke ruangan Gyeong Min tepat saat Roo Na hendak mendengarkan sesuatu pada Gyeong Min. Ia pun terkejut melihat ada Roo Na di sana. Begitupun dengan Roo Na.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Roo Na.

"Pekerjaan dan ini bukan urusanmu." jawab Roo Bi.

"Bukan urusanku? Aku masih atasanmu!" ucap Roo Na.

"Aku datang untuk menjelaskan hasil purwarupa pada anda, Wakil Presdir." jawab Roo Bi.

Roo Bi lalu menatap Roo Na.

"Kau disini sebagai atasanku atau istri Wakil Presdir? Seseorang memberitahuku, bahwa hal-hal pribadi dan pekerjaan harus dipisahkan." ucap Roo Bi.

"Roo Bi-ya, aku tidak tahu apa masalahnya tapi aku akan melihatnya setelah aku pulang." jawab Gyeong Min.

"Ini penting, Yeobo. Kau harus melihatnya sekarang. Kau juga mau melihatnya, Roo Na-ya? Ini akan sangat menyenangkan." ucap Roo Na.


"Apa yang coba kau lakukan Jeong Roo Na?" tanya Roo Bi dalam hatinya.

"Lihat baik-baik, Jeong Roo Bi. Lihat apa yang kudapatkan. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah kau miliki. Lihatlah baik-baik." jawab Roo Na dalam hati.


Ternyata, Roo Na memperlihatkan hasil USGnya pada Gyeong Min.

"Ini uri agi. Lihatlah, ini rahimku dan ini jantung bayi kita." ucap Roo Na.

"Simjang uri agi?" tanya Gyeong Min kaget.

"Sebelum aku melihat ini, aku tidak percaya. Tapi ini benar, Gyeong Min-ssi. Ini uri agi. Kau akan segera menjadi ayah." jawab Roo Na.


Melihat itu, Roo Bi pun terluka.


Sekarang, Roo Na sudah keluar dari ruangan Gyeong Min. Ia berjalan di lorong sambil mengelus perutnya.

"Anak ini akan mewarisi sayapku yang hilang. Dan kemudian aku akan bisa terbang lagi. Karena semua ini bisa menjadi milikku. Tidak, semuanya sudah menjadi milikku. Dengan latar belakang ini, aku Jeong Roo Na, bisa dengan mudah masuk ke dunia politik." ucap Roo Na dalam hati.


Roo Bi sendiri sangat terpukul.

"Semuanya sudah selesai. Dia memiliki bayi Gyeong Min. Jeong Roo Na, bagaimana bisa kau mengandung bayi Gyeong Min. Berani-beraninya dirimu." ucap Roo Bi dalam hati.

Bersambung ke part 3.....

Ruby Ring Ep 60 Part 1

Sebelumnya...


Ketika sarapan, nenek heran melihat wajah Gyeong Min yang pucat padahal yang mengalami morning sickness Roo Na.

"Mereka bilang, calon orang tua menderita morning sickness bersama." jawab Se Ra.

"Tidak ada yang mengatakan itu!" sewot nenek.

"Pasangan suami istri sudah menjadi satu. Nenek tidak tahu?" tanya Se Ra.

"Maafkan aku. Aku ingin ke kamarku." ucap Roo Na.

"Jika kau lelah, berbaringlah." jawab Nyonya Park.


"Gyeong Min-ah, kau mau nasi? Kau kelihatan tidak berselera." ucap Geum Hee.

"Terima kasih, Bibi Geum Hee." jawab Gyeong Min.

"Perhatikan istrimu. Jika kau tidak bersikap baik padanya saat dia hamil, dia akan merengek padamu sepanjang hidupmu." ucap Tuan Bae.

"Ketika wanita hamil, mereka ingin diperlakukan dengan baik. Jadi bersabarlah sedikit dan perhatikan dia, Gyeong Min-ah

"Lupakan masa lalu." ucap nenek.

"Ini adalah keajaiban. Kapan aku punya bayi?" celetuk Se Ra.

"Diamlah! Kau masih sendiri. Cari pacar lebih dulu!" sewot nenek.


Bel pun berbunyi. Nyonya Park penasaran, siapa yang datang pagi-pagi begitu. Nenek berkata, itu Dokter Kang. Ia mengaku, sengaja menyuruh Dokter Kang dari klinik herbal untuk mampir agar mereka semua bisa mendapatkan obat herbal.


Di kamarnya, Roo Na stress memikirkan kehamilannya.

Ia tidak tahu, sampai kapan ia akan terkurung di penjara seperti itu.

Ya, Roo Na merasa dipenjara karena kehamilannya. Lalu, Roo Na pun bangkit dan mencari sesuatu di internet.


Dokter Kang sudah datang. Tepat saat itu, Gyeong Min dan Se Ra sudah bersiap pergi ke kantor. Tuan Bae menyuruh mereka duduk sebentar, agar bisa diperiksa dan diberikan obat herbal.

"Lain kali saja." jawab Gyeong Min.

"Setelah aku menikah dan hamil, aku akan melakukannya." ucap Se Ra.

"Dimana Roo Bi?" tanya Nyonya Park.

"Dia kurang enak badan. Dia bilang, ingin istirahat." jawab Gyeong Min.

"Ini aneh, Dokter Kang datang untuknya. Suruh dia turun, tapi tidak. Biar aku saja. Aku akan membawanya turun." ucap nenek.

"Biar aku saja, eommoni." jawab Nyonya Park.


Di kamarnya, Roo Na kesal karena nenek memanggil dokter ke rumah. Ia takut, kalau mereka menemukan bahwa dirinya tidak hamil. Saat mendengar suara Nyonya Park yang memanggilnya, ia pun buru-buru naik ke tempat tidur.

"Perasaanmu masih tidak enak?" tanya Nyonya Park.

Roo Na pun mengiyakan.

"Kalau begitu, kau harus diperiksa. Aku tahu ini sulit, tapi turunlah. Nenekmu tidak sabar." ucap Nyonya Park.

"Aku akan melakukannya lain kali. Aku ingin istirahat sekarang." jawab Roo Na.

"Jangan seperti itu, turunlah. Kau tahu kan seperti apa sifat nenek. Turunlah." ucap Nyonya Park.


Saat melihat Nyonya Park turun sendirian, nenek pun kesal. Ia mau menjemput Roo Na tapi dilarang Dokter Kang.

"Karena naiknya hormon, yang terbaik baginya adalah istirahat sekarang, terutama jika itu yang dia inginkan. Kita akan melakukannya saat ia merasa jauh lebih sehat." ucap Dokter Kang.

"Dengarkan Dokter Kang, Bu." pinta Tuan Bae. Nenek pun jadi kesal.


Di restoran, Gilja, Chorim, Soyoung dan Dongpal sedang istirahat. Gilja diam saja, memikirkan sesuatu. Sementara Chorim,

Dongpal dan Soyoung sibuk membahas Daepung.

"Dongpal-ssi, apa Daepung sudah menghubungimu?" tanya Chorim. Dongpal menggeleng.

"Hari itu, kami melihatnya di depan restoran. Dia melihat-lihat ke dalam, tapi dia kabur saat aku dan Chorim muncul." ucap Soyoung.

Dongpal pun kaget, apa!


"Keponakanmu baik-baik saja?" tanya Chorim lagi.

"Kenapa kau menanyakan dia?" tanya Dongpal balik.

"Ayahnya kabur. Aku hanya ingin tahu kabarnya. Dia diterima di perguruan tinggi, kan?"

Dongpal mengiyakan.

"Kasihan sekali anak itu. Ayahnya penipu dan dia juga sangat tampan. Tapi Dongpal-ssi, apakah anaknya Daepung akan tetap tinggal denganmu? Dia tidak akan pindah? Ayahnya kabur. Pasti tidak akan nyaman rasanya." ucap Chorim.

"Itu..." Dongpal bingung menjawabnya. Tepat saat itu, Gilja buka suara.

"Komo, haruskah aku mengunjungi mertua Roo Bi? Roo Bi membuat masalah di keluarga itu dan sebagai ibunya, aku pikir aku harus minta maaf dan berterima kasih pada mereka. Sekarang, Roo Bi hamil. Kurasa ini waktu yang tepat untuk mengunjungi mereka." ucap Chorim.

"Tentu saja, itu ide yang bagus. Samonim." jawab Dongpal.

"Kau benar, Samonim." ucap Soyoung.

"Apa yang harus kuberikan pada mereka? Apakah kue beras?" tanya Gilja.


Chorim ingin bicara lagi soal Jihyeok. Dongpal langsung berseru pada Gilja dan menghampiri Gilja. Ia bilang, tahu tempat yang bagus membeli kue beras.


Seorang bocah laki2 merengek2 minta dibelikan mainan mobil pada ibunya. Mereka lewat di depan Daepung yang sedang makan sisa nasi. Sambil menunjuk ke arah Daepung, ibu itu berkata pada anaknya, kalau sang anak akan jadi pecundang seperti Daepung jika boros.


Nenek menyuruh Nyonya Park menelpon Dokter Kim. Ia merasa, harus membawa Roo Na ke rumah sakit untuk check up. Ditambah, ia juga penasaran dengan wajah cucunya yang ada di kandungan Roo Na. Nyonya Park pun langsung menghubungi Dokter Kim.


Roo Na sedang menyisir rambutnya. Begitu mendengar suara nenek memanggilnya, ia langsung naik ke tempat tidur. Nenek menyuruh Roo Na siap-siap. Ia mengaku, tidak bisa tenang sebelum membawa Roo Na ke dokter. Roo Na menolaknya dengan alasan, tidak enak badan. Tapi nenek memaksa. Nenek bilang, kalau dirinya harus membawa Roo Na ke dokter karena kalau tidak, ia tak akan bisa tenang.


Nyonya Park dan nenek menunggu Roo Na dibawah. Tak lama kemudian, Roo Na pun turun. Roo Na masih berusaha menolak ajakan nenek ke dokter dengan alasan, tidak enak badan.

"Ada banyak alasan untuk pergi. Mungkin itu perutmu, atau sesuatu yang lain. Bisa saja terjadi hal buruk jika kau tidak memeriksanya." jawab nenek.

"Nenek benar. Semakin cepat kau menemui dokter, semakin cepat pula kau ditolong." ucap Nyonya Park.

"Ketika orang tua menyuruhmu melakukan sesuatu, lakukan saja." jawab nenek.


Tak hanya itu, nenek juga menyuruh Roo Na menelpon Gyeong Min. Nenek bilang, akan lebih bagus jika Gyeong Min ikut juga.

Roo Na pun kembali membuat alasan, ia bilang kalau Gyeong Min mungkin sedang sibuk. Tapi nenek memaksa. Terpaksalah

Roo Na menghubungi Gyeong Min.

"Kau sibuk?" tanya Roo Na.

"Iya, ada apa?" jawab Gyeong Min.

Mendengar Gyeong Min sibuk, Roo Na pun buru-buru menyudahi pembicaraannya tapi nenek langsung merebut ponsel Roo Na.

Nenek mengajak Gyeong Min ke rumah sakit, tapi Gyeong Min menolak dengan alasan sibuk. Nenek pun mengerti dan tidak memaksa Gyeong Min lagi.


Gyeong Min sendiri bertanya-tanya, kenapa ia tidak bahagia dengan kehamilan Roo Na.


Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Roo Na terlihat resah. Ia tidak tahu lagi bagaimana caranya menghindar keluarga Gyeong Min.

Lalu tiba-tiba, Sopir Kim yang membawa mereka mengerem mendadak. Nenek langsung sewot dan menyuruh Sopir Kim hati- hati.


Sampai di rumah sakit, Roo Na masih tidak bisa tenang. Ia berusaha berpikir tapi tetap tidak menemukan jalan keluar.

Ia bahkan sampai mau pergi diam-diam saking bingungnya, tapi Nyonya Park melihatnya. Roo Na pun membuat alasan, kalau ia mau ke toilet.

Di toilet, Roo Na masih berusaha memikirkan jalan keluar. Tapi ia sudah tak mampu berpikir. Tak lama kemudian, Nyonya Park menyusulnya. Nyonya Park memberitahu Roo Na bahwa dokter sudah menunggu mereka.


Geum Hee yang sedang olahraga, tanpa sengaja melihat Daepung. Singkat cerita, Daepung meminta maaf karena sudah menipu Geum Hee. Daepung mengaku, melakukan itu demi Dongpal karena Dongpal sudah berbaik padanya, jadi ia mau membalas kebaikan Dongpal.

"Kau pikir kau bisa menipu seseorang dengan pakaian seperti itu?" sewot Geum Hee.


Roo Na sudah selesai diperiksa. Dokter pun memberikan ucapan selamat. Sontak, Roo Na terkejut.

Dokter menjelaskan, kalau bayi yang ada di kandungan Roo Na sehat-sehat saja, tapi Roo Na harus tetap berhati-hati dan tidak boleh memaksakan diri. Dokter juga memberikan foto hasil USGnya.

Nyonya Park dan nenek bahagia melihatnya. Sementara Roo Na, ia tidak menyangka kalau dirinya benar-benar hamil. Senyumnya pun perlahan-lahan muncul.

Bersambung ke part 2.......