Ruby Ring Ep 60 Part 1

Sebelumnya...


Ketika sarapan, nenek heran melihat wajah Gyeong Min yang pucat padahal yang mengalami morning sickness Roo Na.

"Mereka bilang, calon orang tua menderita morning sickness bersama." jawab Se Ra.

"Tidak ada yang mengatakan itu!" sewot nenek.

"Pasangan suami istri sudah menjadi satu. Nenek tidak tahu?" tanya Se Ra.

"Maafkan aku. Aku ingin ke kamarku." ucap Roo Na.

"Jika kau lelah, berbaringlah." jawab Nyonya Park.


"Gyeong Min-ah, kau mau nasi? Kau kelihatan tidak berselera." ucap Geum Hee.

"Terima kasih, Bibi Geum Hee." jawab Gyeong Min.

"Perhatikan istrimu. Jika kau tidak bersikap baik padanya saat dia hamil, dia akan merengek padamu sepanjang hidupmu." ucap Tuan Bae.

"Ketika wanita hamil, mereka ingin diperlakukan dengan baik. Jadi bersabarlah sedikit dan perhatikan dia, Gyeong Min-ah

"Lupakan masa lalu." ucap nenek.

"Ini adalah keajaiban. Kapan aku punya bayi?" celetuk Se Ra.

"Diamlah! Kau masih sendiri. Cari pacar lebih dulu!" sewot nenek.


Bel pun berbunyi. Nyonya Park penasaran, siapa yang datang pagi-pagi begitu. Nenek berkata, itu Dokter Kang. Ia mengaku, sengaja menyuruh Dokter Kang dari klinik herbal untuk mampir agar mereka semua bisa mendapatkan obat herbal.


Di kamarnya, Roo Na stress memikirkan kehamilannya.

Ia tidak tahu, sampai kapan ia akan terkurung di penjara seperti itu.

Ya, Roo Na merasa dipenjara karena kehamilannya. Lalu, Roo Na pun bangkit dan mencari sesuatu di internet.


Dokter Kang sudah datang. Tepat saat itu, Gyeong Min dan Se Ra sudah bersiap pergi ke kantor. Tuan Bae menyuruh mereka duduk sebentar, agar bisa diperiksa dan diberikan obat herbal.

"Lain kali saja." jawab Gyeong Min.

"Setelah aku menikah dan hamil, aku akan melakukannya." ucap Se Ra.

"Dimana Roo Bi?" tanya Nyonya Park.

"Dia kurang enak badan. Dia bilang, ingin istirahat." jawab Gyeong Min.

"Ini aneh, Dokter Kang datang untuknya. Suruh dia turun, tapi tidak. Biar aku saja. Aku akan membawanya turun." ucap nenek.

"Biar aku saja, eommoni." jawab Nyonya Park.


Di kamarnya, Roo Na kesal karena nenek memanggil dokter ke rumah. Ia takut, kalau mereka menemukan bahwa dirinya tidak hamil. Saat mendengar suara Nyonya Park yang memanggilnya, ia pun buru-buru naik ke tempat tidur.

"Perasaanmu masih tidak enak?" tanya Nyonya Park.

Roo Na pun mengiyakan.

"Kalau begitu, kau harus diperiksa. Aku tahu ini sulit, tapi turunlah. Nenekmu tidak sabar." ucap Nyonya Park.

"Aku akan melakukannya lain kali. Aku ingin istirahat sekarang." jawab Roo Na.

"Jangan seperti itu, turunlah. Kau tahu kan seperti apa sifat nenek. Turunlah." ucap Nyonya Park.


Saat melihat Nyonya Park turun sendirian, nenek pun kesal. Ia mau menjemput Roo Na tapi dilarang Dokter Kang.

"Karena naiknya hormon, yang terbaik baginya adalah istirahat sekarang, terutama jika itu yang dia inginkan. Kita akan melakukannya saat ia merasa jauh lebih sehat." ucap Dokter Kang.

"Dengarkan Dokter Kang, Bu." pinta Tuan Bae. Nenek pun jadi kesal.


Di restoran, Gilja, Chorim, Soyoung dan Dongpal sedang istirahat. Gilja diam saja, memikirkan sesuatu. Sementara Chorim,

Dongpal dan Soyoung sibuk membahas Daepung.

"Dongpal-ssi, apa Daepung sudah menghubungimu?" tanya Chorim. Dongpal menggeleng.

"Hari itu, kami melihatnya di depan restoran. Dia melihat-lihat ke dalam, tapi dia kabur saat aku dan Chorim muncul." ucap Soyoung.

Dongpal pun kaget, apa!


"Keponakanmu baik-baik saja?" tanya Chorim lagi.

"Kenapa kau menanyakan dia?" tanya Dongpal balik.

"Ayahnya kabur. Aku hanya ingin tahu kabarnya. Dia diterima di perguruan tinggi, kan?"

Dongpal mengiyakan.

"Kasihan sekali anak itu. Ayahnya penipu dan dia juga sangat tampan. Tapi Dongpal-ssi, apakah anaknya Daepung akan tetap tinggal denganmu? Dia tidak akan pindah? Ayahnya kabur. Pasti tidak akan nyaman rasanya." ucap Chorim.

"Itu..." Dongpal bingung menjawabnya. Tepat saat itu, Gilja buka suara.

"Komo, haruskah aku mengunjungi mertua Roo Bi? Roo Bi membuat masalah di keluarga itu dan sebagai ibunya, aku pikir aku harus minta maaf dan berterima kasih pada mereka. Sekarang, Roo Bi hamil. Kurasa ini waktu yang tepat untuk mengunjungi mereka." ucap Chorim.

"Tentu saja, itu ide yang bagus. Samonim." jawab Dongpal.

"Kau benar, Samonim." ucap Soyoung.

"Apa yang harus kuberikan pada mereka? Apakah kue beras?" tanya Gilja.


Chorim ingin bicara lagi soal Jihyeok. Dongpal langsung berseru pada Gilja dan menghampiri Gilja. Ia bilang, tahu tempat yang bagus membeli kue beras.


Seorang bocah laki2 merengek2 minta dibelikan mainan mobil pada ibunya. Mereka lewat di depan Daepung yang sedang makan sisa nasi. Sambil menunjuk ke arah Daepung, ibu itu berkata pada anaknya, kalau sang anak akan jadi pecundang seperti Daepung jika boros.


Nenek menyuruh Nyonya Park menelpon Dokter Kim. Ia merasa, harus membawa Roo Na ke rumah sakit untuk check up. Ditambah, ia juga penasaran dengan wajah cucunya yang ada di kandungan Roo Na. Nyonya Park pun langsung menghubungi Dokter Kim.


Roo Na sedang menyisir rambutnya. Begitu mendengar suara nenek memanggilnya, ia langsung naik ke tempat tidur. Nenek menyuruh Roo Na siap-siap. Ia mengaku, tidak bisa tenang sebelum membawa Roo Na ke dokter. Roo Na menolaknya dengan alasan, tidak enak badan. Tapi nenek memaksa. Nenek bilang, kalau dirinya harus membawa Roo Na ke dokter karena kalau tidak, ia tak akan bisa tenang.


Nyonya Park dan nenek menunggu Roo Na dibawah. Tak lama kemudian, Roo Na pun turun. Roo Na masih berusaha menolak ajakan nenek ke dokter dengan alasan, tidak enak badan.

"Ada banyak alasan untuk pergi. Mungkin itu perutmu, atau sesuatu yang lain. Bisa saja terjadi hal buruk jika kau tidak memeriksanya." jawab nenek.

"Nenek benar. Semakin cepat kau menemui dokter, semakin cepat pula kau ditolong." ucap Nyonya Park.

"Ketika orang tua menyuruhmu melakukan sesuatu, lakukan saja." jawab nenek.


Tak hanya itu, nenek juga menyuruh Roo Na menelpon Gyeong Min. Nenek bilang, akan lebih bagus jika Gyeong Min ikut juga.

Roo Na pun kembali membuat alasan, ia bilang kalau Gyeong Min mungkin sedang sibuk. Tapi nenek memaksa. Terpaksalah

Roo Na menghubungi Gyeong Min.

"Kau sibuk?" tanya Roo Na.

"Iya, ada apa?" jawab Gyeong Min.

Mendengar Gyeong Min sibuk, Roo Na pun buru-buru menyudahi pembicaraannya tapi nenek langsung merebut ponsel Roo Na.

Nenek mengajak Gyeong Min ke rumah sakit, tapi Gyeong Min menolak dengan alasan sibuk. Nenek pun mengerti dan tidak memaksa Gyeong Min lagi.


Gyeong Min sendiri bertanya-tanya, kenapa ia tidak bahagia dengan kehamilan Roo Na.


Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Roo Na terlihat resah. Ia tidak tahu lagi bagaimana caranya menghindar keluarga Gyeong Min.

Lalu tiba-tiba, Sopir Kim yang membawa mereka mengerem mendadak. Nenek langsung sewot dan menyuruh Sopir Kim hati- hati.


Sampai di rumah sakit, Roo Na masih tidak bisa tenang. Ia berusaha berpikir tapi tetap tidak menemukan jalan keluar.

Ia bahkan sampai mau pergi diam-diam saking bingungnya, tapi Nyonya Park melihatnya. Roo Na pun membuat alasan, kalau ia mau ke toilet.

Di toilet, Roo Na masih berusaha memikirkan jalan keluar. Tapi ia sudah tak mampu berpikir. Tak lama kemudian, Nyonya Park menyusulnya. Nyonya Park memberitahu Roo Na bahwa dokter sudah menunggu mereka.


Geum Hee yang sedang olahraga, tanpa sengaja melihat Daepung. Singkat cerita, Daepung meminta maaf karena sudah menipu Geum Hee. Daepung mengaku, melakukan itu demi Dongpal karena Dongpal sudah berbaik padanya, jadi ia mau membalas kebaikan Dongpal.

"Kau pikir kau bisa menipu seseorang dengan pakaian seperti itu?" sewot Geum Hee.


Roo Na sudah selesai diperiksa. Dokter pun memberikan ucapan selamat. Sontak, Roo Na terkejut.

Dokter menjelaskan, kalau bayi yang ada di kandungan Roo Na sehat-sehat saja, tapi Roo Na harus tetap berhati-hati dan tidak boleh memaksakan diri. Dokter juga memberikan foto hasil USGnya.

Nyonya Park dan nenek bahagia melihatnya. Sementara Roo Na, ia tidak menyangka kalau dirinya benar-benar hamil. Senyumnya pun perlahan-lahan muncul.

Bersambung ke part 2.......

0 Comments:

Post a Comment