• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Hide and Seek Ep 3 Part 1

Sebelumnya...


Chae Rin yang sedang di kamar mandi, mendengar suara pintu dibuka.


Mendengar suara air dari dalam kamar mandi, Eun Hyuk pun langsung menggunakan kesempatan itu untuk mencari alat penyadapnya. Ia menggeledah tas Chae Rin.


Tapi Chae Rin mendadak muncul.

Eun Hyuk terkejut melihat alat penyadap itu berada di tangan Chae Rin.

"Kau menyusup seperti kucing liar dan menggeledah tasku seperti orang gila, jadi aku bertanya-tanya, apakah karena benda ini?" tanya Chae Rin.

Eun Hyuk pun menghela nafas kesal.

"Sopir pribadi memasang alat penyadap untuk Pangeran Grup Taesan. Bagaimana aku harus menafsirkan situasi ini? Kau bersikap layaknya anjing setia di depannya dan mengibaskan ekormu. Tapi di belakangnya, kau mencari cara untuk menggigit majikanmu dan menyembunyikan taringmu." ucap Chae Rin.


Chae Rin lantas duduk di sofa. Menatap Eun Hyuk.

"Kau ingin aku memohon padamu untuk hidupku?" tanya Eun Hyuk.

"Kau bisa mencobanya." ucap Chae Rin.

Chae Rin lalu mengambil gelas wine nya.

"Tidak peduli aku membiarkanmu hidup atau tidak, akan kupikirkan nanti." ucap Chae Rin.

"Apakah mereka mengikuti kelas pengantin di rumah sakit jiwa belakangan ini?" tanya Eun Hyuk.

Sontak Chae Rin kaget.


"Kau tahu, saat aku melihatmu, kau terlihat seperti orang yang kesepian. Kau mencoba keras menjadi bagian keluarga itu, tapi kau hanya terlihat seperti anak angkat yang miskin. Kau seputus asa itu membuktikan dirimu. " ucap Eun Hyuk.

"Tutup mulutmu. Kau tidak tahu apa-apa tentangku. Aku putri membanggakan bagi orang tuaku. Aku tidak pernah mengecewakan mereka dan aku selalu melebihi harapan mereka." jawab Chae Rin.

"Bukan lantaran kau ingin bertahan hidup? Kau melakukan itu bukan karena mencintai mereka tapi karena kau tidak ingin dicampakkan. Aku bisa melihat dengan jelas seperti apa Min Chae Rin di dalam keluarga itu." ucap Eun Hyuk.

Kesal, Chae Rin pun melemparkan gelas wine nya ke dinding.


Tepat saat itu, Jae Sang yang hendak pergi dengan pacarnya, mendengar suara itu. Ia sempat berhenti sebentar dan menatap ke arah kamarnya, tapi kemudian ia berlalu begitu saja.


Di dalam, Chae Rin dan Eun Hyuk masih berdebat.

"Jika kau mengatakannya lagi, akan kurobek mulutmu." ancam Chae Rin.


Diluar, Jae Sang menyuruh pacarnya pergi duluan.

Jae Sang yang mencurigai sesuatu, akhirnya kembali ke kamarnya.


Chae Rin berniat menghubungi Presdir Moon. Tapi Eun Hyuk langsung menghentikannya.

Ia naik ke atas ke meja, membuat semua barang-barang yang ada di sana jatuh dan mendorong Chae Rin ke sofa.

Chae Rin menatap tajam Eun Hyuk. Ia menyuruh Eun Hyuk memohon padanya.

Tapi Eun Hyuk balik menyuruh Chae Rin memohon padanya.


Tepat saat itu, terdengar lah suara Jae Sung yang disertai dengan gedoran keras di pintu.

Eun Hyuk dan Chae Rin sontak kaget.


Diluar, Jae Sang masih teriak-teriak menyuruh Chae Rin membuka pintu. Ia curiga, Chae Rin sedang bersama pria lain di dalam sana.

Tak lama, pihak hotel datang dan Jae Sang pun langsung meminta kunci cadangan.

Pihak hotel tidak mau memberikannya. Jae Sang pun langsung merebut kunci itu dan memecat pihak hotel.

Tapi saat hendak membuka pintu, pintunya sudah terbuka duluan dan Chae Rin pun keluar dari kamar.


Jae Sang yang curiga langsung masuk ke dalam kamar.

Melihat kamar yang berantakan, Jae Sang makin curiga Chae Rin menyembunyikan pria lain di kamar mereka.

Jae Sang lantas menatap ke sekeliling kamar dan akhirnya ia menatap tajam ke arah gorden.


Chae Rin berusaha menghentikan Jae Sang. Ia memegang lengan Jae Sang, tapi Jae Sang dengan tegas menyuruh Chae Rin melepaskan lengannya.

Chae Rin menurut. Ia menurunkan tangannya dari lengan Jae Sang.

Jae Sang pun langsung menarik gorden, tapi tidak menemukan siapa-siapa disana.

Bersamaan dengan itu, Eun Hyuk keluar dari balik gorden yang ada di kamar.


Chae Rin melihat Eun Hyuk di depan kamar. Tak mau Jae Sang melihat Eun Hyuk, Chae Rin pun mengalihkan perhatian Jae Sang dengan memeluknya.

Sontak, Jae Sang terkejut. Eun Hyuk pun menggunakan kesempatan itu untuk keluar dari kamar.

Setelah Eun Hyuk pergi, Jae Sang mendorong Chae Rin.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Jae Sang.

"Bukankah kita sudah menikah? Bukankah normal aku bersikap seperti ini?" balas Chae Rin.

"Kau sudah gila?" tanya Jae Sang.


Eun Hyuk sendiri masuk ke sebuah gudang. Ia membuka kulkas mininya dan mengambil sebotol air dari sana.

Ia pun meneguk airnya untuk mendinginkan kepala dan hatinya.


Di kamarnya, Chae Rin menatap alat penyadap milik Eun Hyuk.


Chae Rin dan Jae Sang sudah kembali ke Seoul.

Presdir Moon memuji mereka sebagai pasangan sempurna.

Ia juga menunjukkan koran yang memuat artikel pernikahan mereka.

Presdir Moon lantas membuka sebuah gulungan kertas. Ia berkata, arti namanya adalah pisau dan arti nama Jae Sang adalah terkenal.

"Nanti anak kalian harus memiliki makna 'phoenix' di namanya." ucap Presdir Moon.


Presdir Moon lantas menunjukkan tulisan di gulangan kertas yang tadi ia buka.

Moon Bong Tae, Moon Bong Pal, Moon Bong Goo, Moon Bong Sik

Sontak Jae Sang terkejut.

"Apakah ini semua adalah nama-nama untuk cucumu?"

"Hal terbaik yang bisa dilakukan perempuan adalah hamil, melahirkan dan membesarkan anak." jawab Presdir Moon.


Tak itu saja, Presdir Moon juga memberikan Chae Rin babi emas dan menyuruh Chae Rin ikut kursus memasak agar bisa memasak makanan tradisional di dalam keluarganya.

Setelah memberikan itu, ia menyuruh Chae Rin dan Jae Sang keluar.


Chae Rin keluar duluan. Sementara Jae Sang ditarik ayahnya saat hendak keluar bersama Chae Rin.

"Kau tahu kan akan ada masalah jika kau memiliki anak lain. Jadi berhati-hatilah dengan selingkuhanmu." ucap Presdir Moon.


Sekembalinya ke kamar, Jae Sang meminta Chae Rin melakukan yang terbaik.

"Kau menerima sapi emas, kerbau emas dan katak emas. Dia punya semuanya di tempat penyimpanannya." ucap Jae Sang.

"Aku akan menerimanya dan membuka kebun binatang." jawab Chae Rin.


Chae Rin lantas menyentuh pita hanbok Jae Sang.

"Akan kubuat pernikahan ini menjadi pekerjaan yang sudah selesai." ucap Chae Rin.


Lalu, Chae Rin memegangi kedua pipi Jae Sang.

"Aku akan menjadi istri yang sempurna untukmu." ucap Chae Rin.

Chae Rin lantas berbisik pada Jae Sang.

"Pulanglah lebih awal. Kita akan membuat phoenix." ucap Chae Rin.

Chae Rin lalu mengedipkan matanya dan beranjak pergi. Jae Sang diam saja dengan ekspresi tercengang.


Diluar, ia bertemu Eun Hyuk yang baru saja tiba. Mereka pun kembali berdebat.

Chae Rin mengatai Eun Hyuk sebagai seseorang yang tidak tahu malu karena berani kembali ke rumah itu setelah ketahuan memasang alat penyadap.

Eun Hyuk pun membalas dengan mengatai Chae Rin lah yang tidak tahu malu karena berusaha keras menjadi pewaris yang asli.

"Kau ingin bertengkar sampai titik darah penghabisan?" tanya Chae Rin.

"Kapan kau mau berhenti?" jawab Eun Hyuk.

"Aku menantu di keluarga ini sementara kau, hanya supir." ucap Chae Rin.

"Aku penasaran siapa yang lebih dipercaya Presdir Moon. Supirnya atau menantunya." jawab Eun Hyuk.

"Aku tidak tahu bagaimana orang sepertimu bisa menginjakkan kaki di Tae San Group. Tapi itu tidak akan mudah lagi sekarang karena aku ada disini." ucap Chae Rin.

Chae Rin lantas menyuruh Eun Hyuk menunggu diluar.


Tepat saat itu, Presdir Moon dan Jae Sang keluar dari kamar.

Presdir Moon menjelaskan, bahwa Eun Hyuk menunggunya disana setiap pagi untuk mengantarkannya.

Ia juga meminta Chae Rin untuk tidak terlalu keras pada Eun Hyuk karena Eun Hyuk sudah seperti keluarga baginya.

Chae Rin pun mengerti.

Mereka lalu pergi meninggalkan Chae Rin.


Yeon Joo dapat tugas dari temannya untuk mengantarkan kosmetik ke rumah Nyonya Park.


Nyonya Park berkeliaran di jalanan, ia menanyakan Soo A pada semua orang di jalanan, seperti orang gila.

Lalu ia melihat Soo A nya berdiri di dekat pohon.

Nyonya Park berusaha mengejar Soo A tapi kemudian ia terjatuh.


Seorang wanita mendekati Soo A dan membawa Soo A pergi.

Nyonya Park histeris.


Pil Doo mendadak muncul dan membuat kondisi Nyonya Park kian parah.

Ia berkata, bahwa Soo A lebih memilih wanita lain menjadi ibunya dan menyebut Nyonya Park sebagai pengganggu.

"Soo A-ya, eomma yeogieseo! Jangan pergi dengan wanita itu!" teriak Nyonya Park.



Tepat saat itu, Nyonya Park terbangun.

Ya, semua itu hanya mimpi. Kepala Pelayan Kim yang membangunkannya. 

Nyonya Park pun menceritakan mimpinya pada Kepala Pelayan Kim.



Nyonya Park lantas menyenderkan kepalanya di bahu Kepala Pelayan Kim.

Kepala Pelayan Kim pun memasang wajah iba.



Nyonya Na menemui si cenayang. Ia ingin si cenayang melakukan sesuatu agar Chae Rin pergi dari rumah dan perusahaannya.

Si cenayang lantas menuliskan sesuatu di kertas.

Nyonya Na berkata, tujuannya membawa Chae Rin ke rumahnya adalah untuk menyembuhkan Soo A.

Tapi setelah insiden menghilangnya Soo A, ia ingin Chae Rin pergi dari hidup mereka.

Si cenayang pun tersenyum dan berkata bahwa Soo A ada di sekitar mereka dan akan segera kembali.



Bersamaan dengan itu, Yeon Joo yang tak lain adalah Soo A, tiba di kediaman Nyonya Park.

Bersambung ke part 2.......

Ruby Ring Ep 69 Part 1

Sebelumnya...


Gyeong Min bingung, ia mengaku tidak tahu lagi harus berbuat apa pada Roo Na.

Roo Na pun meminta kesempatan satu kali lagi. Ia menjelaskan berkali-kali pada Gyeong Min, alasannya berbohong karena ia takut kehilangan Gyeong Min.

Gyeong Min pun bertanya, kenapa Roo Na bisa punya pikiran akan kehilangan dirinya.

"Pondasi sebuah hubungan adalah kepercayaan. Kau tidak percaya padaku. Jadi aku tidak bisa lagi percaya padamu." ucap Gyeong Min.

"Aku percaya padamu." jawab Roo Na.

"Untuk saat ini tetaplah tinggal dengan ibumu. Kau dan aku butuh waktu untuk berpikir." ucap Gyeong Min.

"Andwae, yeobo! Kita sudah menikah." jawab Roo Na.

"Kita butuh waktu!" tegas Gyeong Min.

"Jadi kau berencana menceraikanku?" tanya Roo Na.

"Itu opsi pertamaku." jawab Gyeong Min.

Sontak, Roo Na panic. Ia tidak mau bercerai, tapi Gyeong Min sudah mengambil keputusan.

Gyeong Min pun beranjak pergi.


Roo Na pun bertanya-tanya, ia harus bagaimana supaya tidak diceraikan Gyeong Min.


Di ruangannya, Gyeong Min sedang membaca dokumen.

Di depannya, Roo Bi menatapnya dengan lirih.

Gyeong Min lantas memuji kinerja Roo Bi dan memberikan tanda tangannya.

Roo Bi berterima kasih dan beranjak pergi, tapi Gyeong Min mengajaknya minum kopi.


Gyeong Min pun curhat, ia berkata tidak tahu kenapa 'Roo Bi' bertindak sejauh itu.

"Aku ingin memahaminya, tapi tidak bisa." ucap Gyeong Min.

"Aku juga terluka. Kita sedekat ini tapi tidak ada yang bisa kulakukan untukmu. Aku ingin membelai wajahmu, aku ingin mendekapmu, tapi aku tidak bisa. Gyeong Min-ssi, na eotteokaji?"

Roo Bi berkata dalam hatinya. Matanya mulai berkaca-kaca menatap Gyeong Min.

"Cheo-je, kau sudah bertemu kakakmu?"

"Aku tidak tahu harus mengatakan apa." jawab Roo Bi.

"Aku mengerti. Bagaimana pun dia adalah kakakmu." ucap Gyeong Min.


Di ruang bacanya, Tuan Bae bertanya-tanya kenapa Roo Bi bisa berubah sedrastis itu.

Tak lama kemudian, ia mendengar suara Geum Hee yang terkejut dengan kedatangan Roo Na.


Diluar, Geum Hee mencoba menasehati Roo Na. Ia berkata, Roo Na seharusnya menelpon dulu kalau mau datang.

Roo Na pun marah mendengarnya. Ia berkata, bahwa ia datang ke rumahnya sendiri.


Tak lama, Tuan Bae keluar. Roo Na mengajak Tuan Bae bicara, tapi Tuan Bae tidak mau. Roo Na memaksa, membuat Tuan Bae semakin marah.

Roo Na meminta maaf. Ia mengaku, punya alasan kenapa harus berbohong.

"Kau selalu penuh penjelasan!" sentak Tuan Bae.

"Abonim." pinta Roo Na.

"Setelah apa yang kau lakukan, aku ingin kau memutuskan hubungan dengan Gyeong Min." ucap Tuan Bae.

"Aku tidak mau! Kau tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dengan Gyeong Min." jawab Roo Na.

Sontak Tuan Bae kaget mendengarnya.

Geum Hee pun ikut marah dengan Roo Na.


Tuan Bae yang syok, meminta segelas air dingin pada Geum Hee untuk mendinginkan kepalanya.

Roo Na pun kembali berusaha menjelaskan alasannya, tapi Tuan Bae menyuruhnya pergi.

"Aku akan datang lagi besok." ucap Roo Na.

"Jangan pernah datang kemari sebelum aku menyuruhmu pulang!" tegas Tuan Bae.

Tuan Bae lantas masuk ke kamarnya.


Tepat saat itu, Geum Hee keluar dari dapur membawa segelas air untuk Tuan Bae.

Geum Hee pun mencoba bicara dengan Roo Na. Tapi Roo Na malah menatapnya tajam dan menabraknya sebelum akhirnya beranjak pergi.


Di restoran, Gilja tak bisa berhenti memikirkan Roo Na. Tak lama berselang, ia pun beranjak pergi. Ia mengaku, tidak bisa duduk diam saja seperti itu.

Chorim dan Soyoung yang duduk di luar, sontak kaget melihat Gilja pergi.


Dongpal sedang bekerja keras di lokasi konstruksi.


Gilja ke rumah sakit. Ia hendak bicara dengan nenek. Bersamaan dengan itu, Nyonya Park keluar dari kamar nenek.

Nyonya Park menyuruh Gilja pulang, tapi Gilja memaksa ingin bicara dengan nenek.

"Roo Bi yang membuat nenek pingsan, jika dia melihatmu, dia bisa pingsan lagi." jawab Nyonya Park.

"Kumohon, biarkan aku menemuinya." pinta Gilja.

"Roo Bi sudah melakukan kesalahan. Jika kau ada di posisinya, apa yang akan kau lakukan?" tanya Nyonya Park.

Gilja pun terdiam.

Melihat Gilja yang diam saja, Nyonya Park pun merasa Gilja sudah mengerti. Ia lantas menyuruh Gilja pergi.

Nyonya Park lantas kembali masuk ke kamar nenek.


Setelah Nyonya Park masuk lagi ke kamar nenek, Gilja bukannya pergi malah berlutut di depan kamar nenek.

Tak lama kemudian, Gyeong Min datang. Gilja pun menangis.


Gyeong Min lantas membawa Gilja ke sebuah kafe.

Gilja meminta maaf atas nama Roo Na. Ia mengaku, bahwa dirinya merasa sangat malu.

"Jangan seperti itu, eommonim." jawab Gyeong Min.

"Aku tidak mengerti kenapa Roo Bi bisa seperti itu. Dia bukan gadis seperti itu." ucap Gilja.

"Roo Bi sudah banyak berubah. Dia bukan Roo Bi yang dulu lagi.  Kepribadiannya, suaranya, tingkahnya, semuanya berubah." jawab Gyeong Min.

Gyeong Min juga mengaku, tidak tahu lagi harus melakukan apa agar Roo Bi kembali seperti dulu.

Gilja pun memegang tangan Gyeong Min. Ia meminta Gyeong Min memberikan kesempatan lagi pada Roo Na.

Gilja kembali menangis. Ia terus-terusan memohon pada Gyeong Min untuk memaafkan Roo Na.


Roo Bi, Jin Hee, Hyeryeon dan Seokho keluar dari kantor untuk makan siang.

Dari kejauhan, Roo Na menatap Roo Bi dengan tatapan iri.


In Soo tiba-tiba datang mengagetkannya.


In Soo membelikan Roo Na sarapan. Ia membawa Roo Na ke kafe.

Roo Na makan seperti orang kelaparan. In Soo pun menyodorkan segelas air dan meminta Roo Na makan pelan-pelan.

"Ada apa?" tanya In Soo.

"Kau tidak perlu tahu." jawab Roo Na.

Roo Na lalu bertanya, ada apa dengan Roo Na?

"Roo Na? Roo Na yang mana? Roo Na yang duduk di depanku atau wanita menyedihkan yang percaya dirinya Roo Na?" tanya In Soo.


"Apa ingatannya sudah kembali?" tanya Roo Na.

"Kalau ingatannya kembali, bukankah dia seharusnya melakukan sesuatu?" jawab In Soo.

"Kurasa tidak." ucap Roo Na.

"Ada rumor aneh. Mereka bilang, kau diusir mertuamu. Ada apa?" tanya In Soo.

"In Soo-ssi, kau mau keluar negeri denganku? Haruskah kita keluar negeri dan memulainya lagi?"

"Apa yang kau bicarakan?" tanya In Soo.

"Kau boleh saja menyangkalnya, tapi kau tidak bisa membodohiku. Kau masih mencintaiku." jawab Roo Na.

"Apa menurutmu aku ini orang bodoh? Bukankah sudah kubilang, seluruh perasaanku padamu sudah benar-benar hilang." ucap In Soo.

"Jadi kau sudah tidak mencintaiku lagi?" tanya Roo Na.


"Sarang? Berapa kali harus kubilang padamu, aku sudah tidak peduli padamu. Karena jika aku melakukannya, aku tidak akan duduk disini denganmu." jawab In Soo.

"Jadi kau mencintai Jeong Roo Bi?" tanya Roo Na.

"Aku akan melindunginya sampai akhir." jawab In Soo.

Mendengar itu, Roo Na langsung meralat ucapannya. Ia mengaku, dirinya hanya bercanda mengajak In Soo pindah keluar negeri.


Roo Na lantas bangkit dari duduknya. Ia mau pergi. In Soo pun memberikan kartu kreditnya pada Roo Na.

Roo Na pun marah, ia tak terima dikasihani seperti itu dan beranjak pergi tanpa mengambil kartu kredit In Soo.


In Soo menghela nafas. Ia bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada mereka jika kebenarannya terungkap.

Bersambung ke part 2......