Hide and Seek Ep 2 Part 3

Sebelumnya...

Guys, sebelum kita lanjut part 3 nya, sy mau kasih tahu dulu biar kalian gk bingung...

Hide and Seek ini kan ada 40 episode dan tayangnya cuma setiap hari Sabtu. Sekali tayang langsung 4 episode. Tapi dalam sinopsis sy, saya bikinnya normal ya..

Misalnya gini... yg udah tayang kan 4 episode tuh.. episode 1-2 dan 3-4.. Tapi di sinopsis sy, episode 1-2 itu adalah episode 1 dan episode 3-4 nya adalah episode 2.. begitu seterusnya...

Selamat membaca guys....


Selesai minum, Eun Hyuk dan Chae Rin sama-sama menyusuri jembatan. Saat Eun Hyuk lengah, Chae Rin pun memanjat pembatas jembatan.

Eun Hyuk menoleh ke belakang. Sontak ia kebingungan melihat Chae Rin yang tiba-tiba tidak ada di belakangnya.

"Disini!" teriak Chae Rin.

Eun Hyuk pun langsung mendekati Chae Rin.


"Kupikir aku bisa datang ke sini dengan orang yang kucintai. Kenapa aku malah kesini bersamamu? Haruskah kita setidaknya bersikap layaknya pasangan?" tanya Chae Rin.

Chae Rin lalu berteriak.

"Apa kau gila?" tanya Eun Hyuk.

"Aku akan melepaskan peganganku dalam hitungan kelima. Aku tidak bisa berenang. Maka kemungkinan besar aku akan kesulitan di dalam air dan tenggelam sampai mati." ucap Chae Rin.

Eun Hyuk mulai waspada.

"Buatlah keputusan. Melihatku tenggelam atau larilah dan tangkap aku. Tapi jangan tolong aku jika kau tidak bertanggung jawab sepenuhnya." ucap Chae Rin.


Tapi pada hitungan ketiga, Chae Rin melepaskan pegangannya. Sontak, Eun Hyuk langsung memeganginya.

Chae Rin pun menatap Eun Hyuk.

"Aku memberitahumu dengan jelas, untuk pura-pura tidak melihat jika tidak bertanggungjawab sepenuhnya." ucap Chae Rin.


Eun Hyuk menarik Chae Rin.

"Setelah mengetahui kehidupan pernikahanku akan seperti apa, kau masih menyelamatkanku. Apa kau menyuruhku agar bersabar menjalaninya? Maka lihatlah bagaimana aku hidup mulai sekarang dengan matamu. Jangan lepaskan pandanganmu. Itu hukumanmu dariku." ucap Chae Rin marah.


Sontak, Eun Hyuk ingat saat Chae Rin dilempari piring oleh Jae Sang.


Ia juga ingat kata-kata Chae Rin di RSJ.


Lalu ia ingat saat melihat Chae Rin yang baru saja pulang dari RSJ.


Sekarang, Eun Hyuk sudah berada di kamarnya. Ia terdiam memikirkan Chae Rin.

Tak lama kemudian, Yeon Joo masuk dan menunjukkan jas pengantin Eun Hyuk yang tadi dibelinya.


Melihat Eun Hyuk yang diam saja, Yeon Joo pun menghampiri Eun Hyuk.

"Chagiya, apa yang kau pikirkan?" tanya Yeon Joo.

Barulah Eun Hyuk menoleh padanya.

"Ada apa?" tanya Eun Hyuk.

Yeon Joo pun menyuruh Eun Hyuk mencoba jas pengantin itu.


Eun Hyuk pun mencobanya. Yeon Joo tersenyum melihatnya. Sementara Eun Hyuk malah teringat saat dirinya mencoba jas pengantin bersama Chae Rin.


Yeon Joo pun memuji Eun Hyuk yang terlihat tampan dengan jas pengantin. Ia berkata, wajah tampan Eun Hyuk membuat Eun Hyuk cocok memakai apa saja. Yeon Joo lalu mencium pipi Eun Hyuk.


Nyonya Park sedang memilih-milih gaun pengantin untuk Chae Rin.

Ketika ia sudah menetapkan pilihannya, ia berkata bahwa gaun pilihannya akan sangat cocok untuk Soo A. Sontak, si pemilik butik kebingungan mendengarnya.

"Aku akan langsung membayarnya." ucap Nyonya Park.

Si pemilik butik pun mengajak Nyonya Park ke ruangannya.


Nyonya Do membawa Yeon Joo ke butik itu juga. Ia ingin membelikan gaun pernikahan paling mahal untuk Yeon Joo. Yeon Joo menolak, tapi Nyonya Do memaksa.

Nyonya Do memanggil2 si pegawai butik. Tak lama kemudian, pegawai butik yang lain datang dan mempersilahkan mereka melihat-lihat. Pilihan Nyonya Do pun jatuh pada gaun pengantin yang tadi dipilih Nyonya Park.


Selesai membayar, Nyonya Park pun hendak mengambil gaun pengantinnya namun ia terkejut melihat gaun pengantin itu sudah tidak ada.


Yeon Joo terlihat cantik dalam balutan gaun pengantin itu. Nyonya Do pun langsung memuji anaknya.


Tak lama berselang, Nyonya Park lewat. Melihat gaun pengantin pilihannya dipakai gadis lain, ia marah dan melabrak gadis itu.

Ia memaksa Yeon Joo melepaskan gaun nya.

Melihat itu, Nyonya Do marah dan mendorong Nyonya Park.

Si pemilik butik datang dan memisahkan mereka.

Nyonya Park lantas berdiri dan memaksa Yeon Joo melepas gaun itu. Ketika memaksa Yeon Joo melepas gaun pengantin itu, Nyonya Park tak sengaja mencakar bahu Yeon Joo.

Nyonya Do sontak marah dan berusaha membalas Nyonya Park tapi dihalangi seisi butik.

"Nona Yoon! Singkirkan mereka dari hadapanku!" perintah Nyonya Park.

Si pemilik butik yang bernama Nona Yoon langsung menyuruh anak buahnya mengusir Yeon Joo.


Nona Yoon membawa Nyonya Park ke ruangannya. Ia memberikan Nyonya Park segelas air agar Nyonya Park merasa lebih tenang.

Tak lama kemudian, Nyonya Do datang dan duduk di sebelang Nyonya Park.

"Kurasa kau tampak familiar. Kau wanita di hari itu kan? Nyonya apanya? Kau itu seorang penculik." ucap Nyonya Do.


Yeon Joo kemudian datang dan mengajak ibunya pergi.


Chae Rin langsung berlari ke butik. Ia meminta maaf pada ibunya karena datang terlambat tapi sang ibu malah menamparnya.

"Dimana sopan santunmu? Kau terlambat seperti orang Korea lainnya usai studi di luar negeri? Aku jauh-jauh kesini untuk membantumu memilih gaun pernikahan."

"Maafkan aku, Eomma. Ini salahku. Tolong jangan marah." pinta Chae Rin.


Akibat insiden di butik, Nyonya Do pun tidak mau makan. Yeon Joo memaksa ibunya makan dan menyuapi ibunya juga tapi sang ibu tetap menolak makan.

Untuk membujuk ibunya, Yeon Joo pun berkata kalau ia ingin memakai gaun pengantin yang dijahit sang ibu. Sontak, Nyonya Do senang melihatnya dan berjanji akan mencarikan bahan yang paling bagus untuk membuat gaun pernikahan Yeon Joo.


Di kantornya, Do Hoon sedang menonton video penangkapan Jo Pil Doo.

Nyonya Park marah dan meminta Pil Doo mengatakan dimana putrinya. Jo Pil Doo pun berkata, bahwa wanita itu lah yang membawa Soo A.


Alarm ponselnya lantas berbunyi. Alarm yang mengingatkannya bahwa hari itu adalah hari dimana Jo Pil Doo dibebaskan.


Jo Pil Doo bebas.


Do Hoon langsung ke penjara. Dan ia sempat berpapasan dengan Jo Pil Doo di luar penjara.


Awalnya, Do Hoon gak ngeh. Tapi tak lama ia menyadarinya. Jo Pil Doo pun langsung kabur usai mendengar namanya dipanggil Do Hoon. Do Hoon sontak mengejarnya.


Jo Pil Doo berusaha meloloskan diri dari Do Hoon. Tapi sial baginya, ia berlari ke gang buntu. Jo Pil Doo pun berusaha memanjat dindingnya, tapi ia berhasil ditangkap oleh Do Hoon.

"Aku sudah menebus dosaku atas insiden itu.Tidak ada lagi yang bisa kuberitahu padamu!"

"Siapa yang bilang kau sudah menebus dosamu! Kau berusaha menculik seorang gadis bernama Min Soo A 20 tahun lalu dan dia belum kembali." jawab Do Hoon.

"Kau ingin aku bagaimana?" tanya Pil Doo.

"Siapa wanita itu?" tanya Do Hoon.

"Aku sudah memberitahu semuanya pada polisi. Aku tergesa-gesa hari itu jadi kutinggalkan gadis itu bersama seorang wanita yang kutemui beberapa kali." jawab Pil Doo.

"Berusahalah ingat! Ingatlah wajahnya, namanya atau apapun tentangnya! Hanya dengan cara itulah kau bisa diampuni walau sedikit." ucap Do Hoon.

"Aku tidak minta diampuni. Aku kabur karena naluri karena aku tidak mau kembali ke penjara setelah bebas. Jangan main-main dengan kesabaranku. Kesabaranku sudah habis. Sejak insiden itu, hidupku terpuruk." jawab Pil Doo.


Pil Doo lantas mendorong Do Hoon.

"Kau kira orang yang pernah membunuh orang lain tidak bisa mengulangi perbuatannya?" tanya Pil Doo.

Pil doo lalu beranjak pergi.


"Aku berencana mengikutimu mulai sekarang seperti bayangan. Sampai jumpa lagi, Jo Pil Doo." ucap Do Hoon.

Pil Doo pun langsung menatapnya dengan wajah kesal.


Nyonya Do sedang menjahit gaun pengantin untuk Yeon Joo. Tak lama kemudian, gaunnya siap dan Yeon Joo langsung mencobanya.

"Ini benar-benar buruk." ucap Dong Joo yang sontak langsung digeplak sang ibu.


Chae Rin masuk ke kamar ibunya dan mendapati sang ibu sedang duduk di meja rias.

"Ibu sedang apa? Aku teringat masa laluku dimana ibu sering menyisir rambutku. Aku...."

Melihat Nyonya Park diam saja, Chae Rin pun mengerti dan berniat keluar tapi Nyonya Park menyuruhnya duduk.

"Apa ibu ingat saat ibu membelikanku payung ke sekolah saat hujan? Aku bahagia ibu yang datang. Ibu memakai syal merah muda dan jas hujan panjang. Rambut ibu tergerai ke bahu. Aku masih mengingat ibu dengan jelas hari itu." ucap Chae Rin.

"Kau bahkan mengingat hal sepele seperti itu." jawab Nyonya Park.

"Itu tidak sepele. Itu kenangan yang tidak terlupakan bagiku. Aku akan pergi dengan semua kenangan itu saat esok datang." ucap Chae Rin.

"Anak malang." tangis Nyonya Park pecah.

Chae Rin ikut menangis. Ia pikir, Nyonya Park membicarakan dirinya. Tapi saat Nyonya Park menyebut nama Soo A, wajah Chae Rin langsung berubah kecewa. Nyonya Park menangisi Soo A yang tidak punya kenangan dengannya.


Hari pernikahan tiba. Presdir Min mengantarkan Chae Rin menuju altar pernikahan.


Eun Hyuk tertegun melihat wajah murung Chae Rin.


Jae Sang sendiri juga tidak tampak bahagia.


Nyonya Na menatap Chae Rin penuh kebencian.

"Gadis menjijikkan dan mengerikan. Akhirnya aku memutuskan hubungan dengannya. Soo A-ya, kau hanya perlu kembali. Nenek membawa gadis itu ke rumah karena dirimu." ucap Nyonya Na dalam hatinya.


Ketika sudah berdiri di depan altar pernikahan, Chae Rin menatap lirih neneknya.

"Nenek, nenek menjualku seperti ini. Tapi aku jelas akan kembali. Tunggu dan lihat saja." batin Chae Rin.


Usai pernikahan, Jae Sang meminta maaf pada Chae Rin karena harus pergi. Jae Sang mengaku ada urusan mendesak yang harus ia selesaikan.

"Pergilah. Kau bilang kau harus mengurusnya sendiri." jawab Chae Rin.


Sepanjang perjalanan, Eun Hyuk tak bisa melepaskan tatapannya dari Chae Rin sampai ia tak sadar lampu hijau sudah menyala. Eun Hyuk bergegas menginjak rem, hingga Chae Rin terjatuh dan sesuatu yang berada di tangan Chae Rin ikut jatuh ke bawah jok mobil.

Chae Rin pun menggapai-gapaikan tangannya, mengambil barangnya.

"Anda baik-baik saja?"" tanya Eun Hyuk kaget.

"Aku baik-baik saja." jawab Chae Rin.


Eun Hyuk pun kembali melajukan mobilnya. Chae Rin menatap sesuatu di tangannya dan menatap Eun Hyuk secara bergantian.


Chae Rin duduk sendirian di restoran.

Tak jauh dari tempat Chae Rin duduk, pacar Jae Sang terus menatapnya.


Tak lama kemudian, Jae Sang datang. Ia minta maaf pada Chae Rin karena sudah datang terlambat. Ia beralasan, harus mengambil beberapa dokumen.

"Tidak masalah. Pernikahan tidak penting. Bisnis yang utama." jawab Chae Rin.

"Sesuai dugaan, kau memang pantas jadi menantu keluarga kami. Tapi aku harus kembali rapat bersama direktur. Aku punya beberapa jam sebelum itu jadi bagaimana kalau kita minum anggur di kamar?" ajak Jae Sang.

Chae Rin setuju.


Wanita itu mendekati Jae Sang dan Chae Rin yang sedang berdiri di depan lift. Ia berdiri di sebelah Jae Sang. Jae Sang dan wanita itu berpegangan tangan di belakang Chae Rin.

Chae Rin menatap Jae Sang. Untuk mengalihkan perhatian Chae Rin, ia merangkul pundak Chae Rin.


Wanita itu mengikuti Jae Sang dan Chae Rin sampai ke lantai atas. Dan ternyata dia menyewa kamar di depan kamar Chae Rin dan Jae Sang.


Di mobil, Eun Hyuk mencari alat penyadapnya. Tapi ia tak bisa menemukannya. Tak lama kemudian, ia teringat sesuatu.


Jae Sang minta maaf karena harus pergi lagi. Ia meminta Chae Rin tidak mengundang pria lain masuk selama ia tidak ada. Sontak, Chae Rin langsung memelototinya. Jae Sang kemudian tertawa dan mengaku kalau itu hanya gurauan.

"Pewaris Makepacific tidak akan mungkin melakukan itu. Kau pewaris yang dididik nenekmu dan dilimpahi kasih sayang." ucap Jae Sang.

"Benar. Aku adalah pewarisnya. Jadi perlakukan aku dengan baik mulai sekarang." jawab Chae Rin.


Keluar dari kamar, Jae Sang masuk ke kamar pacarnya.


Eun Hyuk melihat itu dari kejauhan.


Chae Rin duduk sendirian menikmati wine nya.


Eun Hyuk menyelinap masuk ke kamar Chae Rin.


Sampai di dalam, Eun Hyuk tidak melihat Chae Rin. Tapi ia bisa mendengar suara air dari kamar mandi.

Kesempatan itu dipergunakan Eun Hyuk untuk menggeledah tas Chae Rin.


Tepat saat itu, Chae Rin muncul. Eun Hyuk terkejut melihat alat penyadapnya ada di tangan Chae Rin.

"Kau menyelinap seperti kucing liar dan menggeledah seperti orang gila karena benda ini? Sopir pribadi memasang penyadap untuk pangeran Grup Taesan. Bagaimana aku harus menafsirkan situasi ini?" ucap Chae Rin.


Chae Rin lantas berdiri di depan Eun Hyuk.


Chae Rin meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. Melihat itu, Eun Hyuk naik ke atas meja dan menyenggol semua barang-barang hingga barang-barang itu jatuh ke lantai. Ia berusaha menghentikan Chae Rin dan mendorong Chae Rin ke sofa.

Chae Rin marah dan menatap tajam Eun Hyuk.


Tepat saat itu, terdengar suara gedoran pintu yang dibarengi suara Jae Sang.

"Ini aku! Buka pintunya! Apa kau bersama pria lain di dalam!" teriak Jae Sang.

Sontak, Eun Hyuk dan Chae Rin terkejut.

Bersambung....

Sy penasaran motif Eun Hyuk nyadap-nyadap gitu terus ngelaporin ke Presdir Moon apaan yaa? Memang murni karena perintah Presdir Moon atau ada maksud lain?

Chae Rin ini kek nya udah punya rencana.. Gk mungkin dia nyerah gitu aja dan pasrah jadi istri Jae Sang. Chae Rin bukan gadis bodoh. Ditambah alat penyadap itu di tangannya, so dia pasti udah tahu lah kelakuan si Jae Sung.

Pas Jae Sung ninggalin dia dgn alasan pekerjaan, sy yakin Chae Rin tahu kemana Jae Sang sebenarnya mau pergi.

0 Comments:

Post a Comment