Gyeong Min mengantarkan Gilja pulang.
Gilja mengajak Gyeong Min mampir untuk makan malam, tapi Gyeong Min menolak dengan alasan ada banyak pekerjaan.
Gyeong Min pamit. Tapi saat hendak masuk ke mobil, Gilja memanggilnya lagi.
Gilja meminta Gyeong Min memberikan Roo Na satu kesempatan lagi.
Gyeong Min tidak menjawab dan pamit pada Gilja.
Roo Na kembali ke rumah Eun Ji, sesampainya di sana, ia langsung tiduran di kasur.
Ia teringat semua kata-kata Gyeong Min.
"Kenapa kau mematahkan hatiku? Kenapa kau membuatku berada dalam posisi sulit ketika kau tahu aku seberapa besar aku mencintaimu?"
Roo Na juga ingat kata-kata In Soo.
"Bukankah sudah kubilang padamu, semua perasaanku padamu sudah hilang. Aku akan melindungi Roo Bi sampai akhir. "
"Jeong Roo Bi. Jeong Roo Bi. Aku tidak punya apa-apa, tapi kau memiliki keduanya. Tidak peduli seberapa keras aku berusaha, tidak peduli apa yang kulakukan, aku tidak punya apa-apa. Kenapa selalu dirimu?"
Ia pun menangis.
8i9
Nenek kembali ke rumah. Tuan Bae sontak kaget dan bertanya, kenapa nenek keluar dari RS.
"Bagaimana jika terjadi sesuatu?" tanya Tuan Bae.
Tuan Bae juga memarahi Nyonya Park karena membawa nenek pulang.
"Ibu bilang, dia lebih nyaman ada di rumah dan dokter juga mengizinkannya. Jadi jangan cemas, yeobo." jawab Nyonya Park.
"Jangan menyalahkan Gyeongsuk. Aku lah yang bersikeras minta pulang ke rumah." ucap nenek.
Geum Hee pun langsung memberikan sign love pada nenek dan mengucapkan selamat kembali ke rumah.
Nenek pun tertawa dan berkata bahwa Geum Hee lah satu-satunya orang yang menyambut kepulangannya.
Se Ra lalu datang. Ia sebal karena nenek tidak memberitahunya sudah pulang ke rumah.
"Aku ke rumah sakit dan tidak mendapati nenek di sana." ucap Se Ra.
"Omo, mianhae Se Ra-ya. Aku lupa memberitahumu." jawab Nyonya Park.
Di apartemennya, In Soo memikirkan kata-kata Roo Na yang mengajaknya keluar negeri.
"Haruskah aku pergi keluar negeri bersama Roo Na? Akankah hal ini mengakhiri mimpi buruk kami berempat? Mungkinkah meninggalkan Roo Bi adalah hal terbaik yang bisa kulakukan? Roo Na memang benar, akulah yang menciptakan mimpi buruk ini. Akulah yang harus mengakhirnya, tapi bagaimana caranya?"
*Yaelah In Soo, bilang aja lu masih demen ama si Roo Na.
Roo Bi sendiri baru selesai makan malam dengan ketiga sahabatnya.
Setelah Hyeryeon dan Seokho pergi, Jin Hee pun menanyakan rumor yang ia dengar soal Roo Na pada Roo Bi.
Roo Bi tidak menjawab.
"Sejak kecelakaan itu, banyak hal yang berubah darinya." ucap Jin Hee.
Jin Hee lantas meminta Roo Bi menyemangati Roo Na. Roo Bi hanya bisa berkaca-kaca mendengarnya.
Jin Hee lalu beranjak pergi. Setelah Jin Hee pergi, In Soo menghubungi Roo Bi.
Roo Bi dan In Soo bertemu di kafe. In Soo memberitahu Roo Bi bahwa Roo Na mengajaknya ke luar negeri.
Roo Bi terkejut.
"Aku ingin menanyakan satu hal padamu. Jika aku pergi dengan Roo Na, kau akan mengakhiri balas dendammu? Jika itu bisa mengakhirinya, aku akan melakukan itu untukmu." ucap In Soo.
Mendengar itu, Roo Bi pun marah.
"Lalu bagaimana? Setelah kau pergi, apa yang tersisa untukku? Setelah kau pergi dan aku memberitahu Gyeong Min, akulah Jeong Roo Bi yang sebenarnya, apakah dia akan kembali padaku? Semua ini terjadi karena Roo Na."
"Kau bisa melupakan diriku, Roo Na bahkan Bae Gyeong Min dan bisa menata hidupmu lagi." jawab In Soo.
"Kau pikir itu mungkin?" tanya Roo Bi.
"Jika kau melanjutkan balas dendammu, akankah Gyeong Min kembali padamu? Lupakan semuanya dan hiduplah bahagia. Itu akan menjadi pembalasan dendam yang manis. Temukan seorang pria dan mulailah hidup yang baru." jawab In Soo.
"Aku tidak bisa melupakannya. Hidup baru tanpa Gyeong Min tidak ada artinya bagiku." ucap Roo Bi.
In Soo pun hanya bisa menghela napasnya.
*Si In Soo ini kek nya khawatir ya sama Roo Na. Gimana iya si Roo Bi bisa maafin Roo Na gitu aja setelah hidupnya dihancurin begitu.
Di kamarnya, Nyonya Park berusaha membujuk suaminya untuk memaafkan Roo Na.
Ia berkata, Roo Na mungkin merahasiakan kegugurannya karena mereka terlalu excited dengan kehamilannya.
Nyonya Park juga menceritakan tentang Gilja yang datang ke rumah sakit dan memohon agar mereka memaafkan Roo Na.
"Aku tidak bisa mempercayai kata-kata Roo Bi lagi." jawab Tuan Bae.
Di dapur Soyoung sedang membuat bubur kacang merah. Ia meminta Chorim menunggu sedikit lagi.
Ia berkata, Chorim akan menikmati bubur kacang merah paling enak di dunia.
Di kamarnya, Gilja tak bisa berhenti memikirkan masalah Roo Na dan Gyeong Min.
Ia takut kalau Gyeong Min akan menceraikan Roo Na.
"Haruskah aku menemuinya lagi?" tanya Gilja.
Gilja lantas menghubungi Roo Na tapi tidak dijawab. Dan itu bikin Gilja makin cemas.
Tak lama, Chorim membuka pintu kamar dan mengajaknya makan bubur. Ia berkata, Soyoung membuatkan bubur untuknya.
Gilja pun mencicipi bubur buatan Soyoung dan memuji rasanya.
Penasaran dengan rasanya, Chorim pun langsung menyendok bubur panas itu ke mulutnya.
Ia pun memarahi Soyoung yang sudah memberinya bubur panas.
"Bubur paling enak dinikmati panas-panas. Jadi kau harus memakannya pelan-pelan." jawab Soyoung.
Gilja pun semakin memuji Soyoung.
Roo Bi lalu pulang. Soyoung pun langsung ke dapur untuk mengambilkan bubur buat Roo Bi.
"Eomma, bagaimana perasaanmu?" tanya Roo Bi.
"Ibu baik-baik saja." jawab Gilja.
"Eonni, uri Roo Bi pasti bisa melalui semua ini. Jadi jangan cemas." ucap Chorim.
"Eomma, aku ingin memberitahu sesuatu." jawab Roo Bi.
Tepat saat itu, Soyoung datang membawa bubur.
"Aku dipromosikan." ucap Roo Bi.
Chorim yang kaget mendengar Roo Bi dipromosikan, tidak sengaja menyenggol bubur yang dipegang Soyoung hingga mangkuk berisi bubur panas itu menyiram kaki Roo Bi.
Sontak mereka kaget dan Gilja langsung mengelap kaki Roo Bi dengan tisu.
Soyoung pergi ke dapur dan tak lama kemudian, ia kembali membawa handuk basah.
Gilja memarahi Chorim yang tidak berhati-hati.
Lalu, ia mengelap kaki Roo Bi dengan handuk basah.
Dan saat itulah, ia melihat telapak kaki Roo Bi.
"Roo Bi-ya, kemana perginya tahi lalatmu?" tanya Gilja.
Roo Bi kaget dan langsung menarik kakinya.
Gilja menatap curiga Roo Bi.
Bersambung.......
0 Comments:
Post a Comment