• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 72 Part 2

Sebelumnya...


Roo Na menanyakan alasan Jiyeon ingin bunuh diri.

Jiyeon pun berkata, bahwa dunia yang mereka tinggali adalah sampah.

"Kau tidak tahu? Tidah peduli seberapa keras kau mencoba dan berusaha, tidak seorang pun peduli, mereka baru saja mengalahkanmu." ucap Jiyeon.

"Aku tahu. Aku tahu dengan baik. Aku persis seperti itu." jawab Roo Na.

"Jadi bagaimana aku bisa hidup? Mereka membenciku dan menghinaku." ucap Jiyeon.

"Seseorang mengatakan, kesombongan adalah hal buruk. Tapi pada akhirnya, itulah yang membuatmu dan impianmu tetap hidup. Jadi berjuanglah." jawab Roo Na.

"Bagaimana caranya aku bisa berjuang jika itu sangatlah keras." ucap Jiyeon.

"Aku tahu, itu hal tersulit yang pernah kulakukan! Tapi tetap saja kau harus berjuang, bodoh. Karena kau telah diberi karunia hidup. Dengan itu saja, kau akan menemukan cinta. Untuk apa mempedulikan kata orang? Untuk apa mempedulikan mereka yang membenci dan menghinamu? Cintai dirimu terlebih dahulu. Meskipun tidak ada satu orang pun di sisimu, aku Jeong Roo Bi, akan selalu di sisimu. Kita menemukan sedikit alasan untuk mati dan lebih banyak alasan untuk hidup." jawab Roo Na.

Roo Na lalu mengulurkan tangannya, mengajak Jiyeon turun.

Jiyeon pun menyambut tangan Roo Na.


Para wartawan langsung mengerubungi Roo Na dan Jiyeon begitu mereka tiba di bawah.

Bak pahlawan, Roo Na pun menutupi wajah Jiyeon dan meminta wartawan menghormati privacy Jiyeon.

Roo Na lantas memanggil Jin Hee dan meminta Jin Hee membawa Jiyeon.


Setelah Jiyeon dibawa pergi, wartawan pun meminta Roo Na memberikan pernyataan.

"Aku pernah menjadi pembawa acara TV yang sukses, tapi hari ini aku bukan pembawa acara TV. Aku hanyalah seseorang yang bernama Jeong Roo Bi. Aku teringat pada diriku setelah mendengar cerita menyedihkan gadis itu. Kau mungkin berpikir aku menyelamatkan hidupnya, tapi seperti halnya keputusan hidup, itu adalah keputusannya sendiri. Yang kulakukan hanyalah memintanya untuk mempertimbangkan kembali" jawab Roo Na.

Wartawan lantas bertanya tentang rumor Roo Na yang ingin bunuh diri.

"Siapa yang tidak pernah berpikir untuk bunuh diri? Hari ini, aku hanya bersandiwara dan mencoba meletakkan diriku di posisi gadis malang itu." jawab Roo Na.



In Soo dan Roo Bi pun memandangi Roo Na dengan wajah jijik.

"Kemana pun Jeong Roo Na pergi, akan selalu ada pertunjukan dramatis." ucap In Soo.

"Jika ini pertunjukan, maka ini pertunjukan menjijikkan yang pernah kutonton." jawab Roo Bi.

*Roo Na menang lagi gaes...



Sekarang, Roo Na kembali berada di ruangan gelap itu.

"Aku tidak akan menyangkal. Itu semua memang pertunjukanku. Aku mendapatkan banyak berkat itu. Aku bisa memulai 'Jeong Roo Bi Show' yang kedua. Karena insiden itu, orang-orang percaya apa yang dikatakan media. Media bisa membuat seseorang menjadi bintang dan media bisa membunuh seseorang."



Di rumah, Tuan Bae, Nyonya Park dan nenek cemas menunggu kabar dari Gyeong Min dan Se Ra soal Roo Na.

Tak lama, telpon rumah berbunyi dan mereka semua lega Roo Na baik-baik saja.

Tuan Bae pun menyuruh nenek istirahat.

Nenek meminta segelas air pada Nyonya Park.



Bersamaan dengan itu, Geum Hee turun dan langsung meminum air yang dibawa Nyonya Park untuk nenek.

Setelah itu, Geum Hee pun cerita kalau Gyeong Min dan Se Ra mengajaknya minum.

Geum Hee lalu terheran-heran melihat semua orang masih bangun. Ia pikir, hari sudah pagi. Tapi ia tidak melihat sinar matahari.



"Ini masih tengah malam." jawab Tuan Bae.

"Tapi kenapa kalian tidak tidur?" tanya Geum Hee.

Nenek pun menyuruh Geum Hee diam dan meminta air pada Nyonya Park.



Gyeong Min mendekati Roo Na setelah semua orang pergi.

"Mianhae, Gyeong Min-ssi." 

"Kenapa kau begitu bodoh?" tanya Gyeong Min.

*Emang dia bodoh, dia kan Roo Na.

"Aku hanya tidak ingin membebanimu. Aku menjadi beban untuk seluruh keluarga." jawab Roo Na.

"Kau berencana bunuh diri? Kau pikir aku akan melupakanmu dan hidup bahagia?" tanya Gyeong Min.

"Lalu apa bedanya jika kita bercerai?"

"Jangan pernah melakukannya lagi." 

Roo Na menangis dan memeluk Gyeong Min.



Tak lama kemudian, Gilja mendekati Roo Na dan memarahi Roo Na.

Roo Na lantas menanyakan Roo Bi. Gilja pun berkata, bahwa Roo Bi dan Chorim mencari Roo Na ke semua tempat.



In Soo menanyakan pendapat Roo Bi, apa yang akan dilakukan Roo Na kali ini.

"Dia tahu ingatanmu sudah kembali. Bukankah artinya, itu sudah selesai?" tanya In Soo.

"Aku tidak yakin, itu tergantung pada keputusan yang dibuat Roo Na. Dia berencana bunuh diri, tapi dia malah membuat pertunjukan spektakuler. Aku tidak berpikir, dia akan mengakhiri semuanya." jawab Roo Bi.



Roo Bi lalu menghampiri Roo Na.

"Kau baik-baik saja?" tanya Roo Bi.

"Maaf sudah mencemaskanmu. Kudengar kau pergi mencariku." jawab Roo Na.

"Kalau begitu, banyak hal yang harus kita lakukan bersama." ucap Roo Bi.

"Bersama?" tanya Roo Na.

"Kau lupa? Ingatanku sudah kembali. Kita akan kembali menjadi saudara kembar. Kita juga harus mengejar banyak hal." jawab Roo Bi.



Mendengar itu, Gilja pun senang. Roo Bi minta maaf karena tidak menceritakannya pada sang ibu. Ia beralasan belum menemukan waktu yang pas.

Roo Na pun langsung menatap Roo Bi dengan tegang.

Bersambung ke part 3....

Ruby Ring Ep 72 Part 1

Sebelumnya...


Gilja yang sudah tidak bisa menunggu lagi, akhirnya memutuskan pergi mencari Roo Na.

Tapi Chorim dan Roo Bi menahannya.

Chorim berkata, mereka tidak tahu dimana Roo Na dan mengajak Gilja menghubungi polisi.

"Bagaimana kalau dia melakukan hal yang buruk? Aku tidak bisa hidup lagi kalau dia mati." tangis Gilja.

"Eomma, kita tidak bisa mencarinya tanpa menyusun rencana." ucap Roo Bi.

"Bagaimana bisa kau berkata seperti itu disaat kakakmu sedang ada masalah!" sentak Gilja.

Gilja lantas mengaku kalau ia akan ke rumah Gyeong Min.

"Mereka pikir mereka siapa, hah! Aku tidak peduli meskipun mereka kaya! Meskipun Roo Bi membuat kesalahan, mereka tidak berhak mengusirnya!" ucap Gilja.

 "Eonni, tenangkan dirimu." jawab Chorim.

"Bagaimana kalau dia bunuh diri?" ucap Gilja.

Gilja lantas beranjak pergi.

Chorim menyusul Gilja.

Sementara Soyoung menghubungi Dongpal. Dan Roo Bi masuk ke kamarnya.


Di kamarnya, Roo Bi menghubungi Eun Ji.

"Eun Ji-ya, apa kakakku kembali ke tempatmu?" tanya Roo Bi.

"Aku tidak pernah mendengar kabarnya lagi. Dimana dia sekarang? Dia tidak punya uang. Dia bahkan meminjam pakaianku. Semua kartu kredit dan ATMnya dibekukan." jawab Eun Ji.

Roo Bi pun kaget Roo Na pergi tanpa uang sepeser pun.


Roo Bi lantas berdiri di depan jendelanya.

"Apa lagi ini, Jeong Roo Na? Apa kau benar-benar ingin mati?"

Gyeong Min pun tak bisa berhenti mikirin Roo Na.


Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Ia pikir itu dari Roo Na, tapi ternyata Jin Hee.

Gyeong Min terkejut saat Jin Hee mengaku habis bicara dengan Roo Na.


Roo Na sendiri sedang bicara dengan Jiyeon di telepon.

Ya, ia menghubungi Jiyeon pada akhirnya.

Jiyeon mengaku bahwa ia merasa hanya Roo Na lah yang memahami dirinya.

"Kudengar kau ingin mati? Itu benar?" tanya Roo Na.

"Hidup tidak ada artinya lagi. Aku tidak punya apa-apa, berbeda denganmu yang memiliki segalanya." jawab Jiyeon.

"Kau masih kecil, jadi apa yang kau tahu?" ucap Roo Na.

"Aku pikir dari sekian banyak orang, kau bisa memahami diriku. Jadi yang kau katakan di TV itu semuanya bohong? Terserahlah! Aku tidak peduli!" jawab Jiyeon, lalu memutuskan panggilan Roo Na.


Gilja ke rumah Gyeong Min.

Tuan Bae dan Nyonya Park pun terkejut mengetahui Roo Na tidak pulang ke rumah Gilja.

Sambil menangis, Gilja mengatakan kalau Roo Na berencana mengakhiri semuanya.

Nyonya Park pun langsung mengajak Gilja masuk.


Gilja minta maaf pada nenek, karena sudah mengganggu malam-malam.

"Apakah Roo Bi menelpon kalian? Gyeong Min, dimana dia?" tanya Gilja.


Roo Na yang bersiap menenggak pil nya, tiba-tiba kepikiran soal Jiyeon.

Dan ia merasa, Jiyeon adalah jalan keluar dari masalahnya.

Roo Na lalu menelpon Jiyeon.


Gyeong Min yang sedang di jalan, dihubungi Roo Bi.

Roo Bi menanyakan Roo Na. Gyeong Min pun berkata, bahwa ia tahu dimana Roo Na dan sedang di jalan menuju ke sana.


Nyonya Park yang baru turun dari kamar Gyeong Min pun berkata, bahwa Gyeong Min sedang keluar.

Gilja makin cemas, ia takut Roo Na kenapa-napa.

"Aku yakin dia baik-baik saja." jawab Nyonya Park.

"Kau yakin dia baik-baiks aja setelah apa yang dia katakan padaku di telepon? Roo Bi ku memang melakukan sesuatu yang mengerikan tapi bagaimana bisa kalian mengusirnya? Aku tidak membelanya. Aku dan dia memohon pada kalian, harusnya kalian memberinya kesempatan."


Tuan Bae pun meminta maaf dan menyuruh Nyonya Park menghubungi Gyeong Min.

Tepat saat itu, Gyeong Min menelpon Nyonya Park dan memberitahu kalau ia sedang di jalan menjemput Roo Na.

Mendengar itu, sontak Gilja ingin menyusul ke sana.

Tuan Bae pun menyuruh Nyonya Park memanggil Se Ra untuk mengantarkan Gilja ke sana.

Nenek pergi ke dapur. Tak lama, ia datang membawakan segelas air untuk Gilja.


Roo Bi dan In Soo pun sedang di jalan menjemput Roo Na.

"Menurutmu Roo Na akan berbohong lagi? Dia bisa selamat dari kecelakaan itu, jadi bagaimana mungkin dia terpikirkan untuk bunuh diri?" ucap In Soo.

"Aku tidak tahu." jawab Roo Bi.


Chorim yang juga sedang mencari Roo Na menerima kabar dari Roo Bi bahwa Roo Na sudah ditemukan.

Chorim pun lega. Ia lalu duduk emperan trotoran dan memukul-mukul kakinya.


Tak lama, Dongpal datang. Dongpal mengaku, ia sudah mencari Roo Na kemana-mana tapi tidak bisa menemukan Roo Na.

"Darimana kau tahu?"

"Soyoung menelponku. Kita ini bukan orang asing."

Mendengar itu, Chorim pun menegaskan kalau mereka adalah orang asing.


Chorim lalu beranjak pergi. Tangisnya seketika berjatuhan.

"Kau tidak tahu, berapa kali aku mengatakan pada diriku untuk tidak jatuh cinta padamu! Sejak awal, aku sudah bilang hubungan kita tidak akan pernah berhasil!  Ada dua hal yang tidak bisa kumaafkan. Pertamanya, berbohong soal Jihyeok. Kedua, tidak bisa melepaskanmu!" ucap Dongpal.

Tapi Chorim tetap saja keras kepala, tidak mau memaafkan Dongpal.


Gyeong Min akhirnya tiba di tempat Roo Na.

Di sana, sudah ada Jin Hee yang berdiri di tengah kerumunan orang.

Jin Hee pun menceritakan soal Jiyeon.


Tak lama kemudian, Gilja, Se Ra, In Soo dan Roo Bi juga tiba.

Melihat Gyeong Min, Gilja pun langsung memarahi Gyeong Min.

"Dulu kau memohon padaku dan meminta restuku untuk menikahinya dan aku memintamu untuk tidak meninggalkannya."

Roo Bi yang berdiri disamping Gilja pun menangis mendengarnya.

Gilja lantas mengaku, bahwa ia tidak akan memaafkan Gyeong Min jika sesuatu terjadi 'Roo Bi'.

Se Ra melihat Roo Na masuk ke dalam.


Gyeong Min pun bergegas mengejar Roo Na, tapi Roo Na keburu masuk.

Satpam gedung pun menjelaskan, bahwa ada remaja perempuan yang ingin bunuh diri di sana dan Roo Na di sana untuk menghentikannya.


Jiyeon marah melihat Roo Na datang dengan banyak orang.

"Kau lupa, aku Jeong Roo Bi. Orang-orang akan mengikutiku kemana pun aku pergi."

Roo Na berusaha mendekati Jiyeon, tapi Jiyeon mengancam akan lompat jika Roo Na berani mendekat.

"Aku disini karena kau yang ingin bicara denganku." jawab Roo Na.

"Aku... aku... ingin mati." tangis Jiyeon pecah.

"Aku juga. Aku merasakan hal yang sama." jawab Roo Na.


Roo Na lantas duduk disamping Jiyeon.

Sementara di bawah, keluarganya menantinya dengan cemas.

Bersambung ke part 2...........

Ruby Ring Ep 71 Part 2

Sebelumnya...


Jin Hee menghubungi 119 dari telepon kantor.

Setelah itu, ia mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi Roo Na, tapi tidak dijawab.


Gilja yang tidak bisa tidur, berusaha menghubungi Roo Na tapi ponsel Roo Na tak aktif.


Soyoung terbangun karena mendengar suara tangisan Chorim.

"Soyoung-ah, sekarang aku tahu kenapa ada banyak sekali lagu patah hati. Rasanya seperti ditusuk disini. Sakit sekali, sampai aku ingin mati tapi tidak ada yang bisa kulakukan. Apa yang harus kulakukan? Gilja mencemaskan Roo Bi jadi aku tidak bisa bicara dengannya. Kau lebih muda dariku, aku malu cerita padamu. Apa yang harus kulakukan."

"Itulah kenapa kubilang saat seseorang jatuh cinta, hati dan pikiran mereka akan bertentangan." jawab Soyoung.

Tapi Chorim malah menggeplak kepala Soyoung. *Astaga Chorim, masih sempet2nya ngajak Soyouung ribut. LOL

Chorim lalu menjatuhkan dirinya ke pelukan Soyoung. Soyoung pun berusaha menenangkan Chorim yang tangisnya kian kencang.

"Aku merindukannya!" ucap Chorim.


Di kamarnya, Roo Bi terus saja menatap ponselnya. Ia menunggu telepon dari Roo Na. Wajahnya terlihat cemas. Ia takut Roo Na bunuh diri.


Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Telepon dari In Soo.

"Roo Na masih belum menghubungimu?"

"Kau mencemaskannya juga?" tanya Roo Bi.

"Bohong kalau aku bilang aku tidak cemas." jawab In Soo.

"Aku mengerti. Roo Na akan baik-baik saja." ucap Roo Bi.

"Jangan terlalu cemas. Aku yakin Roo Na akan menghubungi kita pagi ini." jawab In Soo.


Roo Na teringat kecelakaan yang dialaminya bersama Roo Bi.

Ia juga ingat ketika sang ibu memanggilnya Roo Bi saat ia baru siuman.

"Jika aku tahu akhirnya seperti ini, akan lebih baik jika aku mati. Mereka tidak seharusnya membiarkanku hidup. Kenapa mereka menyelamatkanku? Kenapa aku siuman sebelum Roo Bi siuman? Kenapa?" ucapnya.


Roo Na lantas mendengar suara ibunya. Ia pun langsung mencari ibunya tapi kemudian ia sadar kalau itu hanyalah perasaannya.

"Tidak mungkin ibu disini. Kenapa ibu harus mencariku? Kau ingat, ibu? Ingat? Kau orang pertama yang memanggilku Roo Bi."


Roo Na lalu meraih ponselnya dan menghubungi sang ibu.

"Kenapa kau memanggil begitu, Bu? Jika kau tidak melakukannya, hal ini tidak akan terjadi!"

Tangis Roo Na pun pecah.

"Roo Bi-ya, kau dimana? Aku akan menjemputmu."

"Jangan datang, aku baik-baik saja."

"Roo Bi-ya, eomma mianhae. Aku tidak ada di sisimu. Aku menamparmu. Aku meneriakimu. Aku minta maaf."

"Kenapa kau minta maaf? Itu kesalahanku. Mianhae. Aku ingin sukses, tapi pada akhirnya..."

"Roo Bi-ya, apa maksudmu? Berhentilah bicara. Kau menakuti ibu. Katakan kau dimana."


"Mianhae eomma karena telah mengecewakanmu. Aku benar-benar ingin kau bangga padaku."

"Kau salah. Kau mengagumkan. Faktanya, aku tidak pantas memiliki putri sepertimu."

Mendengar itu, Roo Na tambah kecewa karena mengira sang ibu hanya peduli padanya.

Roo Na lantas menutup teleponnya setelah meminta sang ibu menjaga kesehatan.


Sontak Gilja panic. Ia takut terjadi sesuatu pada Roo Na.

Gilja lantas berteriak memanggil keluarganya.

"Apa yang harus kulakukan? Kurasa, Roo Bi akan mengakhiri hidupnya. Dia tidak mau mengatakan dia ada dimana." Gilja menangis.


Roo Na menghubungi Gyeong Min.

"Terima kasih sudah menjawab teleponku. Jangan cemas. Gyeong Min-ssi, aku ingin mengakui sesuatu. Ini kesempatan terakhirku, jadi dengarkan saja. Sebenarnya aku tidak mencintaimu. Aku memang mencintaimu pada awalnya tapi kita berpisah lalu kembali bersama. Ketika aku sadar dari kecelakaan itu, seperti yang kau katakan, aku hanya mencintaimu karena kau kaya dan punya pengaruh. Aku benci mengakuinya tapi kau benar. Tapi aku juga menerima, aku belajar mencintaimu lagi lebih dari aku mencintai yang lain. Itulah kenapa aku berpikir membuat sandiwara yang tidak termaafkan. Jadi aku bisa tetap disisimu. Jika aku tidak melakukannya, aku akan kehilanganmu dan kau meninggalkanku. Mianhae untuk semua yang sudah kulakukan padamu. Maaf karena sudah menipu dan membohongimu."

"Roo Bi-ya, dimana kau? Aku akan menjemputmu."

"Ini menyenangkan. Seseorang mendorongku pergi jadi kenapa berubah pikiran sekarang? Karena kau akan merasa bersalah jika aku mati? Jangan khawatir. Aku tidak menyalahkan siapapun. Aku ingin menjadi Jeong Roo Bi yang kau cintai, yang kau inginkan tapi aku gagal. Mianhae. Seharusnya aku berusaha lebih keras. Lupakan semuanya dan hiduplah bahagia."


Di kantor, Jin Hee menerima telepon dari 119 yang mengabarkan mereka sudah berhasil mendapatkan lokasi Jiyeon.

Jin Hee lalu menghubungi Roo Na.

Ia memberitahu kondisi Jiyeon pada Roo Na dan meminta Roo Na menyelamatkan Jiyeon.

Tapi Roo Na tidak peduli dan menutup teleponnya.


Ia lalu mengambil botol obat. Ia berniat bunuh diri dengan obat itu.

Tapi pikirannya tidak bisa lepas dari Jiyeon.

Bersambung........