Skip to main content

Ruby Ring Ep 72 Part 1

Sebelumnya...


Gilja yang sudah tidak bisa menunggu lagi, akhirnya memutuskan pergi mencari Roo Na.

Tapi Chorim dan Roo Bi menahannya.

Chorim berkata, mereka tidak tahu dimana Roo Na dan mengajak Gilja menghubungi polisi.

"Bagaimana kalau dia melakukan hal yang buruk? Aku tidak bisa hidup lagi kalau dia mati." tangis Gilja.

"Eomma, kita tidak bisa mencarinya tanpa menyusun rencana." ucap Roo Bi.

"Bagaimana bisa kau berkata seperti itu disaat kakakmu sedang ada masalah!" sentak Gilja.

Gilja lantas mengaku kalau ia akan ke rumah Gyeong Min.

"Mereka pikir mereka siapa, hah! Aku tidak peduli meskipun mereka kaya! Meskipun Roo Bi membuat kesalahan, mereka tidak berhak mengusirnya!" ucap Gilja.

 "Eonni, tenangkan dirimu." jawab Chorim.

"Bagaimana kalau dia bunuh diri?" ucap Gilja.

Gilja lantas beranjak pergi.

Chorim menyusul Gilja.

Sementara Soyoung menghubungi Dongpal. Dan Roo Bi masuk ke kamarnya.


Di kamarnya, Roo Bi menghubungi Eun Ji.

"Eun Ji-ya, apa kakakku kembali ke tempatmu?" tanya Roo Bi.

"Aku tidak pernah mendengar kabarnya lagi. Dimana dia sekarang? Dia tidak punya uang. Dia bahkan meminjam pakaianku. Semua kartu kredit dan ATMnya dibekukan." jawab Eun Ji.

Roo Bi pun kaget Roo Na pergi tanpa uang sepeser pun.


Roo Bi lantas berdiri di depan jendelanya.

"Apa lagi ini, Jeong Roo Na? Apa kau benar-benar ingin mati?"

Gyeong Min pun tak bisa berhenti mikirin Roo Na.


Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Ia pikir itu dari Roo Na, tapi ternyata Jin Hee.

Gyeong Min terkejut saat Jin Hee mengaku habis bicara dengan Roo Na.


Roo Na sendiri sedang bicara dengan Jiyeon di telepon.

Ya, ia menghubungi Jiyeon pada akhirnya.

Jiyeon mengaku bahwa ia merasa hanya Roo Na lah yang memahami dirinya.

"Kudengar kau ingin mati? Itu benar?" tanya Roo Na.

"Hidup tidak ada artinya lagi. Aku tidak punya apa-apa, berbeda denganmu yang memiliki segalanya." jawab Jiyeon.

"Kau masih kecil, jadi apa yang kau tahu?" ucap Roo Na.

"Aku pikir dari sekian banyak orang, kau bisa memahami diriku. Jadi yang kau katakan di TV itu semuanya bohong? Terserahlah! Aku tidak peduli!" jawab Jiyeon, lalu memutuskan panggilan Roo Na.


Gilja ke rumah Gyeong Min.

Tuan Bae dan Nyonya Park pun terkejut mengetahui Roo Na tidak pulang ke rumah Gilja.

Sambil menangis, Gilja mengatakan kalau Roo Na berencana mengakhiri semuanya.

Nyonya Park pun langsung mengajak Gilja masuk.


Gilja minta maaf pada nenek, karena sudah mengganggu malam-malam.

"Apakah Roo Bi menelpon kalian? Gyeong Min, dimana dia?" tanya Gilja.


Roo Na yang bersiap menenggak pil nya, tiba-tiba kepikiran soal Jiyeon.

Dan ia merasa, Jiyeon adalah jalan keluar dari masalahnya.

Roo Na lalu menelpon Jiyeon.


Gyeong Min yang sedang di jalan, dihubungi Roo Bi.

Roo Bi menanyakan Roo Na. Gyeong Min pun berkata, bahwa ia tahu dimana Roo Na dan sedang di jalan menuju ke sana.


Nyonya Park yang baru turun dari kamar Gyeong Min pun berkata, bahwa Gyeong Min sedang keluar.

Gilja makin cemas, ia takut Roo Na kenapa-napa.

"Aku yakin dia baik-baik saja." jawab Nyonya Park.

"Kau yakin dia baik-baiks aja setelah apa yang dia katakan padaku di telepon? Roo Bi ku memang melakukan sesuatu yang mengerikan tapi bagaimana bisa kalian mengusirnya? Aku tidak membelanya. Aku dan dia memohon pada kalian, harusnya kalian memberinya kesempatan."


Tuan Bae pun meminta maaf dan menyuruh Nyonya Park menghubungi Gyeong Min.

Tepat saat itu, Gyeong Min menelpon Nyonya Park dan memberitahu kalau ia sedang di jalan menjemput Roo Na.

Mendengar itu, sontak Gilja ingin menyusul ke sana.

Tuan Bae pun menyuruh Nyonya Park memanggil Se Ra untuk mengantarkan Gilja ke sana.

Nenek pergi ke dapur. Tak lama, ia datang membawakan segelas air untuk Gilja.


Roo Bi dan In Soo pun sedang di jalan menjemput Roo Na.

"Menurutmu Roo Na akan berbohong lagi? Dia bisa selamat dari kecelakaan itu, jadi bagaimana mungkin dia terpikirkan untuk bunuh diri?" ucap In Soo.

"Aku tidak tahu." jawab Roo Bi.


Chorim yang juga sedang mencari Roo Na menerima kabar dari Roo Bi bahwa Roo Na sudah ditemukan.

Chorim pun lega. Ia lalu duduk emperan trotoran dan memukul-mukul kakinya.


Tak lama, Dongpal datang. Dongpal mengaku, ia sudah mencari Roo Na kemana-mana tapi tidak bisa menemukan Roo Na.

"Darimana kau tahu?"

"Soyoung menelponku. Kita ini bukan orang asing."

Mendengar itu, Chorim pun menegaskan kalau mereka adalah orang asing.


Chorim lalu beranjak pergi. Tangisnya seketika berjatuhan.

"Kau tidak tahu, berapa kali aku mengatakan pada diriku untuk tidak jatuh cinta padamu! Sejak awal, aku sudah bilang hubungan kita tidak akan pernah berhasil!  Ada dua hal yang tidak bisa kumaafkan. Pertamanya, berbohong soal Jihyeok. Kedua, tidak bisa melepaskanmu!" ucap Dongpal.

Tapi Chorim tetap saja keras kepala, tidak mau memaafkan Dongpal.


Gyeong Min akhirnya tiba di tempat Roo Na.

Di sana, sudah ada Jin Hee yang berdiri di tengah kerumunan orang.

Jin Hee pun menceritakan soal Jiyeon.


Tak lama kemudian, Gilja, Se Ra, In Soo dan Roo Bi juga tiba.

Melihat Gyeong Min, Gilja pun langsung memarahi Gyeong Min.

"Dulu kau memohon padaku dan meminta restuku untuk menikahinya dan aku memintamu untuk tidak meninggalkannya."

Roo Bi yang berdiri disamping Gilja pun menangis mendengarnya.

Gilja lantas mengaku, bahwa ia tidak akan memaafkan Gyeong Min jika sesuatu terjadi 'Roo Bi'.

Se Ra melihat Roo Na masuk ke dalam.


Gyeong Min pun bergegas mengejar Roo Na, tapi Roo Na keburu masuk.

Satpam gedung pun menjelaskan, bahwa ada remaja perempuan yang ingin bunuh diri di sana dan Roo Na di sana untuk menghentikannya.


Jiyeon marah melihat Roo Na datang dengan banyak orang.

"Kau lupa, aku Jeong Roo Bi. Orang-orang akan mengikutiku kemana pun aku pergi."

Roo Na berusaha mendekati Jiyeon, tapi Jiyeon mengancam akan lompat jika Roo Na berani mendekat.

"Aku disini karena kau yang ingin bicara denganku." jawab Roo Na.

"Aku... aku... ingin mati." tangis Jiyeon pecah.

"Aku juga. Aku merasakan hal yang sama." jawab Roo Na.


Roo Na lantas duduk disamping Jiyeon.

Sementara di bawah, keluarganya menantinya dengan cemas.

Bersambung ke part 2...........

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...