• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 78 Part 1

Sebelumnya <<<


Chorim masuk ke kamarnya sambil terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada Gilja.

Tapi saat melihat ke sekeliling kamarnya, ia terkejut karena kamarnya kini sudah disulap menjadi begitu cantik, dengan wallpaper yang indah.

Chorim tersenyum.

"Tidak terlalu buruk untuk pengantin baru. Baiklah, kami hanya akan tinggal disini untuk satu tahun. Selama satu tahun ini, aku akan bekerja keras mengumpulkan uang untuk membeli apartemen yang kecil." ucap Chorim.


Lalu, Chorim ingat lagi masalah Gilja.

Ia pun meraih ponselnya dan menghubungi Roo Bi.

"Komo, bagaimana bulan madumu?" tanya Roo Bi.

"Aku sudah di rumah. Roo Na-ya, apa terjadi sesuatu di rumah?"

"Maksud bibi apa?"

"Ibumu, dia mulai menangis setelah aku datang. Dia bilang, ini tentang kau dan Roo Bi. Aku mengira kau melakukan sesuatu atau terjadi sesuatu pada Roo Bi."

"Aniyo, Komo. Jangan cemas." jawab Roo Bi, lalu menyudahi pembicaraan mereka.


Selesai bicara dengan bibinya, Roo Bi langsung ingat kata-kata ibunya tadi di telepon.

Tak butuh waktu lama bagi Roo Bi untuk menyadari bahwa sang ibu sudah mengetahui semuanya.


Gilya yang masih berbaring di kamarnya, tiba-tiba memutuskan untuk memberitahu semua orang kebenaran itu.

Ia mengambil jaketnya dan beranjak dari kamar.

Chorim langsung menghalangi Gilja yang mau pergi.

"Jangan halangi aku!" teriak Gilja.

"Eonni! Ada apa sebenarnya?" tanya Chorim.

"Komo, uri Roo Na... Roo Na..." Gilja pun tak jadi bicara. Ia lantas masuk lagi ke kamarnya dan memutuskan tidak memberitahu semua orang.


Chorim menyusul Gilja. Gilja ingin memberitahu Chorim, tapi tak bisa.

Chorim pun putus asa karena Gilja tak mau cerita padanya.

"Aku akan membuatkanmu bubur." ucap Chorim lalu beranjak dari kamar Gilja.


Tangis Gilja pecah lagi.

"Roo Na, dia berniat bunuh diri terakhir kali. Aku tidak bisa memberitahu siapa pun. Aku tidak mau dia mati. Tapi bagaimana dengan Roo Bi? Uri Roo Bi... mianata... mianata..."


Di kamarnya, Roo Na dapat telepon tentang 'program baru'.

Seseorang memintanya memandu acara tersebut.

Roo Na pun berkata, bahwa ia harus meminta izin terlebih dahulu pada mertuanya.


Roo Na langsung memberitahu keluarga suaminya.

Gyeong Min terkejut, program baru?

"Direktur menghubungiku dan memintaku mengisi acaranya."

Kesal, nenek langsung berteriak memanggil Geum Hee. Tak lama Geum Hee datang dan nenek langsung meminta air dingin pada Geum Hee.

Nenek menentang keras niatan Roo Na untuk kembali memandu acara TV.  Ia tidak ingin ada bencana lagi di dalam rumahnya.


Roo Na berjanji tidak akan membuat kesalahan lagi kali ini.

Tuan Bae lantas meminta pendapat Gyeong Min.

Gyeong Min berkata, jika orang rumahnya setuju maka ia tidak punya alasan mengatakan tidak.

Tuan Bae langsung mempertimbangkannya.

Nenek menyuruh Tuan Bae memutuskannya.

Tuan Bae mengizinkan dengan satu syarat. Roo Na tidak boleh membawa satu orang kru pun ke dalam rumah dan membahas keluarga mereka di TV.

Roo Na setuju.


Roo Na dan Gyeong Min lantas kembali ke kamar. Setibanya di kamar, Roo Na langsung memeluk Gyeong Min dan mengucapkan terima kasih atas dukungan Gyeong Min.

"Kupikir kau akan menentangnya." ucap Roo Na.

"Meski aku melarangmu, kau akan tetap melakukannya, kan?" jawab Gyeong Min.

"Tidak bisa kah kau mendukung dan menyemangatiku?" pinta Roo Na.

Gyeong Min diam saja.

Roo Na pun menghela nafas. Ia lalu berterima kasih sekali lagi karena Gyeong Min sudah mengizinkannya.

Roo Na lalu masuk ke kamar mandi.


Gyeong Min pun menatap jejak Roo Na.

"Lihat bagaimana serakahnya dirimu, Jeong Roo Bi."

Gyeong Min kemudian teringat kata-kata In Soo.

"Apa menurutmu aku dan Roo Na terlihat bahagia? Apa kami tampak seperti sepasang kekasih?"

Gyeong Min lalu bertanya-tanya, apa dia dan 'Roo Bi' juga bahagia?


Geum Hee menghampiri Se Ra yang baru pulang.

Ia memberitahu Se Ra bahwa Roo Na akan kembali memandu acara televisi.

"Mencoba dan melakukan hal yang baru memang sudah seharusnya." jawab Se Ra.

Geum Hee lalu membicarakan In Soo. Ia mengaku tahu bahwa Se Ra menyukai In Soo.

Geum Hee pun menasihati Se Ra agar berjuang mendapatkan In Soo.

"Jangan pikirkan kata orang lain. Kejar dia dan dapatkan. Aku akan menjaga rahasiamu." ucap Geum Hee lalu beranjak pergi.

Se Ra syok. Haha...


Sambil membuat bubur, Chorim bertanya-tanya apa masalah Gilja sebenarnya.

Tak lama kemudian, ia mendengar suara pintu yang dibuka.


Chorim pun langsung berlari ke depan sambil berteriak memanggil suaminya.

Tapi yang pulang ternyata Roo Bi.

"Mian, Komo. Aku bukan suamimu. Paman Dongpal tidak di rumah?"

"Dia merapikan restoran."


"Ibu dimana?"

"Ibumu sepertinya sakit. Aku yakin dia belum makan seharian ini. Kau yakin tidak melakukan apapun kan?"

"Aniyo, Komo."

"Lalu apakah Roo Bi?"

"Apa yang dikatakan ibu?"

"Mentalnya terguncang. Seperti demensia atau..."

"Komo!"

"Aku serius. Dia bersikap aneh!"


Roo Bi pun langsung membuka pintu kamar ibunya. Melihat sang ibu tertidur, Roo Bi pun kembali menutup pintu kamar ibunya dan tidak jadi masuk.

Setelah Roo Bi pergi, Gilja kembali menangis.

"Mianata, Roo Bi-ya." ucapnya.


Di kamarnya, In Soo memikirkan kata-katanya tadi ke Gyeong Min.

"Jika kau tidak bodoh, kau akan tahu Bae Gyeong Min! Aku tidak bisa mengejanya untukmu. Jadi pikirkanlah sendiri." ucapnya kesal.


Dongpal pulang bersama Soyoung.

Mendengar suara Dongpal, Roo Bi langsung keluar dari kamarnya dan menyambut Dongpal.

Soyoung memberitahu Dongpal kalau Chorim tidurnya mendengkur.

"Aku sudah tahu. Dia lebih berisik dari kereta api. Kalau aku tahu sejak awal, aku tidak akan menikahinya." balas Dongpal.

Mendengar itu, Chorim ngambek dan langsung masuk ke kamar.

Roo Bi, Soyoung dan Dongpal tertawa.

Roo Bi lalu menyuruh Dongpal menyusul Chorim.


"Soyoung-ah, Komo marah. Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku hanya bercanda. Aku akan pergi keluar negeri." jawab Soyoung.

Roo Bi tertawa.


Dongpal menjelaskan pada Chorim bahwa ia hanya bercanda mengatakan itu.

Dongpal lalu mendekatkan bibirnya ke bibir Chorim, tapi Chorim langsung menjauhkan dirinya dari Dongpal lantaran malu.

"Ada apa denganmu? Kita ini suami istri." jawab Dongpal.

Dongpal lalu kembali berusaha mencium Chorim tapi gak jadi gara-gara mulut Chorim bau.

Dongpal kemudian mengambil piyamanya dari dalam laci dan mengaku ingin mandi.


Sampai di depan pintu, Dongpal kembali menatap Chorim dan mengatakan bahwa dirinya akan segera kembali.

Sontak Chorim tertawa. Chorim lalu mencium bau mulutnya dan terkejut mulunya bau kimchi.


Gyeong Min tak bisa tidur dan terus memikirkan kebersamaannya dengan Roo Bi di Jeju.


Roo Na yang sudah tidur meracau.

"Ini milikku. Cincin itu milikku."

Gyeong Min lalu menatap Roo Na.

"Apakah dia benar-benar ingat janji yang kuminta saat aku melamarnya?" tanyanya dalam hati.

Bersambung ke part 2............

Ruby Ring Ep 77 Part 2

Sebelumnya...


Tuan Bae, Nyonya Park dan nenek asyik menikmati buah sambil menonton televisi.

Tak lama kemudian, Geum Hee datang membawakan teh.


Chorim kesal karena Dongpal mengajaknya ke restoran sekembalinya mereka dari bulan madu.

Dongpal beralasan, kalau mereka harus membantu Gilja di restoran.

Tapi Chorim tetap kesal, ditambah bulan madu mereka yang belum selesai.


Dongpal mengajak Chorim masuk, tapi saat hendak masuk, mereka melihat Jihyeok yang bekerja membantu Soyoung.

"Itulah anakku." puji Dongpal.

"Anakmu? Anak kita." ralat Chorim.


Mereka pun masuk.

Begitu melihat Chorim, Soyoung pun langsung memeluk Chorim.

Soyoung kemudian bercerita, bahwa ia akan menutup restoran jika saja Jihyeok tidak datang dan membantunya.

"Memangnya kemana kakakku?" tanya Chorim.

"Dia tidak datang dan pergi dari rumah pagi-pagi sekali." jawab Soyoung.


Chorim pun menghubungi Gilja. Gilja berkata, bahwa ia ada di rumah dan merasa tidak enak badan.

Mengetahui Gilja sakit, Dongpal langsung menyuruh Chorim pulang.

Chorim kembali protes soal bulan madu mereka yang belum selesai.

"Bulan madunya sudah berakhir, Jeong Chorim-ssi." jawab Dongpal, lalu beranjak ke dapur.

Chorim mendengus kesal, lalu meminta Jihyeok menemaninya pulang.


Dalam perjalanan pulang, Chorim mengajak Jihyeok duduk sebentar di taman.

Chorim mau duduk, tapi Jihyeok menyuruhnya menunggu sebentar.

Jihyeok lantas mengeluarkan sapu tangannya dan menjadikannya sebagai alas duduk Chorim.


Ia juga melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke Chorim.


Mereka kemudian duduk.

Jihyeok berterima kasih karena Chorim sudah mau menikah dengan ayahnya.

Chorim pun meminta maaf karena merasa sudah mencuri ayah Jihyeok.

"Jangan berkata seperti itu. Aku justu merasa senang terbebas darinya. Tidak ada lagi omelannya." jawab Jihyeok.

"Jjinja?"

Mereka kemudian tertawa.

Chorim lalu meminta maaf karena tidak bisa mengajak Jihyeok tinggal bersama mereka.

Ia lantas meminta Jihyeok menunggu sedikit lagi. Ia berjanji mereka akan tinggal bersama setelah ia dan Dongpal menemukan apartemen murah dengan dua kamar.

Tapi Jihyeok menolak tinggal bersama mereka. Jihyeok bilang, bahwa ia harus mengawasi Daepung agar tidak melakukan hal aneh lagi.


Jihyeok lantas meminta izin untuk memanggil Chorim dengan panggilan eomma.

"Sejak kecil, aku selalu merasa iri saat mendengar teman-temanku memanggil eomma. Aku tidak pernah mengucapkan kata itu." ucap Jihyeok.

Chorim terdiam sejenak.

Tak lama berselang, ia menyuruh Jihyeok memanggilnya eomma.

"Eom... eom..." Jihyeok merasa malu memanggil Chorim eomma.

Chorim lalu cerita, bahwa ia juga tidak punya ibu.


Chorim lantas berteriak memanggil ibunya.

Tangisnya pecah.

Melihat Chorim, Jihyeok ikut berteriak memanggil ibunya.

Chorim lalu memegang tangan Jihyeok dan berjanji akan menjadi ibu yang baik untuk Jihyeok.


Gilja memutuskan membawa rahasia Roo Bi dan Roo Na sampai mati. Menurutnya, itulah yang terbaik. Ia tidak ingin hidup Roo Bi dan Roo Na lebih hancur lagi.


Tak lama kemudian, Chorim datang. Gilja menanyakan Dongpal.

"Dia di restoran, membantu Soyoung. Jihyeok juga ada di sana dan membantu Soyoung."

"Komo, jangan menganggap Jihyeok sebagai beban."

"Itulah rencanaku tapi aku berpikir aku tidak akan bisa menjadi ibu yang baik sepertimu."

"Menurutmu aku ibu yang baik?"

"Tentu saja."


"Bagi Roo Bi iya, tapi tidak bagi Roo Na. Aku mungkin meninggalkan luka batin yang besar padanya."

"Apa Roo Na membuat masalah? Atau Roo Bi? Ah tidak, pasti Roo Na kali ini. Aku sudah menduganya, kukira dia akan berubah setelah kecelakaan itu."

Mendengar itu, Gilja pun marah. Ia meminta Chorim tidak menyalahkan Roo Na lagi.

Gilja lalu ingin memberitahu Chorim bahwa Roo Na adalah Roo Bi, tapi tidak bisa.


Tangis Gilja pecah lagi.

Bersambung...........

Ruby Ring Ep 77 Part 1

Sebelumnya...


Roo Na berusaha melindungi cincinnya. Ia menutupi cincin itu dengan tangannya.

"Semua orang tahu ini cincinku. Ini cincin pertunanganku." ucap Roo Na.


Kesal, Roo Bi pun mencengkram tangan Roo Na.

"Benar, aku bodoh. Jika aku tidak membiarkanmu merebut cincinku, dressku dan menyetir mobilku, semua ini tidak akan terjadi. Tapi menurutmu, berapa lama kau bisa memakai topengmu?" ucap Roo Bi.

"Jalanmu masih panjang. Aku sudah lama berhenti menyalahkan diriku dan menyesali keputusanku. Jika kau ingin menyalahkan seseorang, jangan salahkan aku tapi ibu! Ibu orang pertama yang memanggilku Roo Bi! Ibu yang memakaikan cincin ini padaku!" jawab Roo Na.

"Benar, aku menyalahkan ibu dan Gyeong Min karena tidak mengenaliku! Tapi pada akhirnya, kau lah yang harus bertanggung jawab! Karena ibu dan Gyeong Min tidak mencuri hidup dan wajahku! Jeong Roo Na, neonnikka." ucap Roo Bi.


Gilja pun terduduk lemas mendengarnya. Ia syok.



Di tengah pertengkaran mereka, ponsel Roo Na berdering. Telepon dari Seokho. Roo Na pun terkejut saat Seokho bilang ibunya datang.

"Aku baru sadar dia ibumu. Aku ingat pernah melihatnya di hari pernikahanmu. Dia menanyakan padaku dimana kamar mandi." ucap Seokho.

Dan kedua gadis itu langsung keluar dari kamar mandi, mencari sang ibu.Tapi tidak menemukannya.

Tak lama, Jin Hee lewat dan mereka langsung bertanya pada Jin Hee tapi Jin Hee mengaku tidak melihat siapa pun.


Gilja menangis meninggalkan kantor Gyeong Min.


Ia ingat kata-kata Roo Na tadi bahwa dirinya lah yang bersalah karena memakaikan cincin itu pada Roo Na dan memanggil Roo Na Roo Bi.


Lalu ia teringat saat dirinya menyematkan cincin itu ke jari Roo Na dan memanggil Roo Na dengan nama Roo Bi saat Roo Na siuman.


Dan terakhir, ia ingat saat Roo Bi menangis setelah mengatakan ingatannya sudah pulih.

"Roo Na-ya, apa yang sudah kau lakukan? Uri Roo Bi, Roo Bi ku yang malang." jerit Gilja dalam hatinya.


Roo Na terus berusaha menghubungi ibunya sambil mencari ibunya di setiap sudut kantor.

Ia pun heran ibunya tidak menjawab teleponnya.

Gilja terduduk lemas di taman.

"Apa yang kau lakukan, Roo Na-ya? Anak manis itu... aku bodoh. Bisa-bisanya aku tidak mengenali putriku." sesal Gilja.


Jihyeok ke restoran dan melihat Soyoung bekerja sendirian.

Ia pun langsung turun tangan membantu Soyoung melayani pelanggan.

Selesai melayani pelanggan, Jihyeok langsung ke dapur.

Pelanggan cewek yang dilayani Jihyeok tadi langsung memuji ketampanan Jihyeok dan mengaku pria seperti Jihyeok adalah tipenya.

Mendengar itu, Soyoun langsung menatap itu cewek dengan tatapan sebal.

*Wkwkwkw... Soyoung jealous...


Di dapur, Jihyeok selesai mencuci piring.


Soyoung pun memanggil Jihyeok dan mengajaknya minum cola.

Soyoung kemudian berterima kasih atas bantuan Jihyeok.

"Setidaknya ini yang bisa kulakukan untuk membayarmu kembali." jawab Jihyeok.

"Berhenti mengatakan hal itu. Ini tidak seperti aku meminjamimu uang berton-ton." ucap Soyoung.

Soyoung lalu berkata, bahwa yang dilakukan Jihyeok tadi sangat mengesankan.

"Aku sudah terbiasa melakukannya. Aku mendapatkan banyak pekerjaan di belakang ayahku. Aku bisa semuanya kecuali pacaran." jawab Jihyeok.

Soyoung langsung senyum-senyum mendengarnya. Melihat Soyoung senyum, Jihyeok tertawa.


Gilja sudah lebih tenang.

Ia teringat saat Roo Na menangis dan berkata, bahwa dunia tidak adil padanya.

"Kenapa Roo Bi bisa melakukannya tapi aku tidak! Ini membuatku kesal. Apa yang harus kulakukan, Eomma!"


Lalu ia ingat cerita Roo Na tentang burung cuckoo.

"Dia seperti itu,  bahkan sejak dia kecil. Dia membenciku karena aku selalu membela kakaknya. Dia selalu mengatakan tidak bisa melakukan apapun disaat kakaknya berhasil melakukan semuanya." ucap Gilja.


Tangis Gilja kembali pecah. Ia menyesal karena tidak pernah berada di sisi Roo Na selama ini.

"Jika aku tahu akan seperti ini jadinya, aku tidak akan berada di sisi Roo Bi." ucap Gilja.

Gilja kemudian bertanya-tanya, kenapa Roo Bi tidak memberitahunya.

"Benar, mungkin dia berpikir ini sudah terlambat. Dia tidak memberitahuku karena dia sudah pasrah dan ingin menerima semuanya. Mungkin ini yang terbaik." ucap Gilja.

Gilja pun juga baru sadar alasan Roo Bi tidak menerima In Soo selama ini.

"Itu karena ingatannya sudah kembali jadi ia tidak bisa menikahi In Soo."


Gilja lalu menghubungi Chorim.

"Komo. Komo." ia menangis lagi.

"Ada apa, Eonni? Kenapa kau menangis?" tanya Chorim yang lagi berendam dengan Dongpal.

"Aku hanya... merindukanmu." jawab Gilja membuat Chorim lega.

Dongpal lalu mencipratkan air ke wajah Chorim.

Mereka kemudian tertawa.

Mendengar tawa Chorim, Gilja pun memutuskan panggilanya karena tidak mau mengganggu bulan madu Chorim.


Di kantor, Gyeong Min tak bisa berhenti memikirkan kata-kata In Soo. Ia penasaran dengan yang mau dikatakan In Soo malam itu di Jeju padanya.


Tak lama kemudian, Gyeong Min menghubungi In Soo dan mengajaknya bertemu.

Mereka pun bertemu di kafe. Gyeong Min menanyakan soal kata-kata In Soo di Jeju padanya malam itu. Ia ingat, In Soo mengatakan bahwa ia memiliki hati dua wanita.

"Maksudmu istriku dan Roo Na, kan?" tanya Gyeong Min.

In Soo pun mengaku bahwa ia jealous pada Gyeong Min.

Ia memberitahu Gyeong Min bahwa Roo Na mencintai Gyeong Min tapi Gyeong Min tidak percaya.

"Malam itu, saat aku mabuk, kau tahu apa yang kupikirkan. Menurutku, akan lebih baik jika Roo Na memiliki tunangan sepertimu." ucap In Soo.

Tak mau mendengar kata-kata In Soo lagi, Gyeong Min pun beranjak pergi.


Roo Bi duduk di tangga darurat dan memikirkan kata-kata Roo Na soal cincinnya.

"Semua orang tahu ini cincinku."

"Bagaimana itu bisa menjadi milikmu? Hanya karena itu berada di jarimu bukan berarti itu milikmu. Aku akan mengambilnya kembali. Tidak peduli apa kata orang, itu milikku. Itu cincin pertunanganku!" batinnya.

Ponselnya kemudian berdering. Telepon dari sang ibu.


"Kau sibuk? Bisakah kau pulang lebih cepat?"

"Aku akan segera pulang. Tapi kenapa ibu menelponku jam segini? Ibu tidak sibuk?"

"Aku tidak sibuk. Roo Na-ya, ini tentang Roo Bi..."

"Ada apa dengan Roo Bi?"

"Roo Bi tidak bermaksud membuat banyak masalah. Dia mengambil semuanya darimu."


"Eomma, kau mendengar pembicaraan kami?"

"Apa maksudmu? Aku bilang ini karena aku merasa kalian bertengkar dan itu menggangguku. Roo Na-ya, aku itu sulit tapi kau bukan Roo Na yang dulu. Kau baik, pintar dan hangat sekarang. Tidak bisakah kau mengerti dia? Aku ingin kau menikah dengan In Soo dan hidup bahagia seperti kakakmu."

"Eomma, menurutmu Roo Bi bahagia?"

"Tentu saja. Dia mencoba yang terbaik. Aku minta maaf karena tidak memperhatikanmu. Tapi mulai sekarang..."

"Eomma, jangan bilang begitu."

 "Kau tahu bagaimana perasaan ibu sekarang?"

"Tentu saja. Eomma, aku harus bekerja sekarang. Kututup teleponnya, ya."


Setelah menutup teleponnya, Roo Bi menangis.

Gyeong Min yang kebetulan melintas bersama karyawannya tidak sengaja melihat Roo Bi.

Ia pun menyuruh karyawannya pergi duluan.

Gyeong Min ingin menghampiri Roo Bi tapi ia ingat kata-kata In Soo tadi bahwa Roo Bi lebih bahagia jika punya tunangan seperti dirinya.

Gyeong Min pun batal menghampiri Roo Bi dan hanya melihat Roo Bi menangis dari kejauhan.

Tak lama berselang, Roo bi menghapus tangisnya dan naik ke atas.

Bersambung ke part 2.......