• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ice Adonis Ep 8 Part 2

Sebelumnya...


Di RS, Yoon Jae meminta penjelasan Nyonya Jang tentang obat dan respirator ayahnya yang tiba-tiba saja menghilang.

Yoon Jae : Ajumma sudah meletakkan obat dan respirator ayah disamping tempat tidur. Apa yang terjadi? Apa itu kebetulan, obat dan respirator ayah hilang disaat kau lagi mandi?

Nyonya Jang : Haruskah ada alasan kenapa aku mandi! Leher dan badanku tidak enak karena tidak bisa tidur dengan baik. Ayahmu yang batuk sepanjang malam, membuatku tidak bisa benar-benar tertidur. Karena badanku tidak enak, itulah sebabnya aku bersantai dengan berendam di busa. Mendengarkan musik sambil berendam adalah hobiku sejak dulu. Kau puas?

Yoon Jae tidak percaya.

Nyonya Jang lalu memarahi Yoon Jae karena tidak pulang semalaman padahal sang ayah lagi kegeletak sakit.

Ia juga menertawakan Yoon Jae yang bisa jatuh cinta padahal tidak mempercayai orang lain.

Yoon Jae terdiam saat Nyonya Jang mengungkit ibunya yang pergi meninggalkannya.

Yoon Jae baru marah saat Nyonya Jang membawa-bawa nama Yeon Hwa.


Nyonya Jang : Apakah wanita miskin itu yang hidup hanya dengan ibunya dan adiknya yang idiot tahu sifat aslimu?

Yoon Jae : Apa yang mau kau katakan sebenarnya?

Nyonya Jang : Kau merasa terancam. Karena tidak bisa mempercayai orang lain, jadi kau merasa terancam. Karena kau tidak percaya siapa pun, kau tidak percaya cinta. Apa aku salah? Kau merasa tidak aman dan meyakini dirimu akan hancur.

Yoon Jae tambah menyalahkan Nyonya Jang. Ia yakin, suatu saat nanti Nyonya Jang akan hancur karena kemunafikan sendiri.


Tak lama kemudian, dokter keluar. Dokter mengatakan masa kritis Tuan Ha sudah lewat tapi Tuan Ha harus selalu dipantau.

Nyonya Jang senang mendengarnya. Yoon Jae yang tadinya senang, langsung menatap kesal ibu tirinya itu.


Di kantor, Yeon Hwa menghubungi seseorang dan meminta orang itu melacak orang yang sudah mengirimkan email pakai emailnya.

Supervisor Go menegur Yeon Hwa dan menyuruh Yeon Hwa menyiapkan materi meeting.

Si penelpon meminta alamat IP. Yeon Hwa yang tidak enak pada dua rekannya pun mengatakan akan segera menghubungi orang itu lagi.

Yeon Hwa lalu memberitahu Supervisor Go bahwa ia sudah menyiapkan salinan materinya untuk setiap kursi.

Supervisor Go berkata, Yoon Hee akan segera tiba sebelum meeting dimulai.


Supervisor Go lalu menyuruh Jin Sang menghubungi Kang Wook.

Jin Sang pun mulai mengangkat telepon kantor sambil mengutuki Kang Wook yang masih belum datang juga.

Tak lama kemudian, Kang Wook datang. Supervisor Go senang Kang Wook datang sebelum meeting dimulai.


Telepon kantor di meja Yeon Hwa berdering. Yeon Hwa pun kaget tahu itu telepon dari si rentenir.

Yeon Hwa langsung cabut ke toilet dan menghubungi si rentenir kembali.

Yeon Hwa pun meminta si rentenir menunggu karena ia masih belum bisa mendapatkan uangnya.

Tanpa disadari Yeon Hwa, seorang rekannya mendengar pembicaraannya di bilik toilet.

Si rentenir memberikan Yeon Hwa waktu 3 hari dan memutuskan panggilan begitu saja.

Yeon Hwa beranjak pergi. Setelah Yeon Hwa pergi, staff yang cewek langsung keluar.

"Apa yang dia lakukan sampai punya hutang di usia muda?" tanyanya, lalu menertawakan Yeon Hwa dengan sinis.


Balik ke ruangannya, dia dihubungi Ketua Tim Park. Yeon Hwa tetap menyangkal sudah mengirimkan email itu padanya.

Ketua Tim Park pun berkata, akan langsung membicarakan itu pada Yoon Hee.

Yeon Hwa yang takut, meminta bantuan pada Supervisor Go.


Ketua Tim Park menemui Yoon Hee. Ia mengatakan, staff Yoon Hee sudah menjual informasi produk terbaru yang sedang Yoon Hee kembangkan padanya. Yoon Hee awalnya tidak percaya. Ketua Tim Park meyakinkan Yoon Hee, kalau staff Yoon Hee benar-benar melakukannya.

"Kau punya bukti?"

"Aku tidak akan membuang waktuku kesini jika aku tidak punya bukti."

Yoon Hee sontak marah dan mengajak Ketua Tim Park menemui stafnya.


Yeon Hwa terkejut ketika Yoon Hee datang bersama Ketua Tim Park.

Yoon Hee : Seol Yeon Hwa karyawan baru, jadi dia tidak mungkin menjual informasi produk yang sedang kami kembangkan karena dia tidak pernah melihat proposalnya.

Mendengar itu, Supervisor Go langsung mengaku, bahwa ia mengizinkan Yeon Hwa melihat salinannya.

Yoon Hee meminta bukti.

Ketua Tim Park pun menunjukkan bukti berupa email Yeon Hwa serta SMS dan no rekening yang dikirimkan Yeon Hwa.

Yeon Hwa langsung menyangkal.

Tapi staff cewek yang mendengar omongannya dengan si rentenir di toilet tadi ikut menekannya. Ia memberitahu Yoon Hee bahwa Yeon Hwa punya hutang 30 juta.


Yeon Hwa menangis. Ia berusaha menjelaskan, bahwa bukan dia pelakunya.

Tapi Yoon Hee tidak percaya. Yoon Hee marah besar dan menampar Yeon Hwa.

Bersambung........

Prolog :


Yoo Ra berdiri di depan pintu ruangan Yeon Hwa. Ia menguping apa yang terjadi di dalam.

Tak lama kemudian, Ketua Tim Park dan rekannya keluar. Yoo Ra pun langsung pura-pura membaca dokumennya.

"Kau akan menggelar konferensi pers? Jika ketahuan ada mata-mata di perusahaan, citra perusahaan bisa hancur." ucap rekan Ketua Tim Park.

"Mari kita lihat apa yang akan dilakukan Ha Yoon Hee." jawab Ketua Tim Park.

Sontak, Yoo Ra kaget mendengar citra J akan hancur.


Di dalam, Yeon Hwa masih berusaha menjelaskan itu bukan salahnya. Yeon Hwa mengaku, bekerja di J adalah impiannya jadi tidak mungkin ia melakukan hal semengerikan itu.

Mendengar itu, Kang Wook langsung ingat kata-kata Yeon Hwa malam itu.

"Karena ini menarik. Aku benar-benar bisa bekerja di J." ucap Yeon Hwa penuh semangat.


Yoon Hee lantas meminta penjelasan soal nomor ponsel dan rekening Yeon Hwa.

Yeon Hwa menangis, aku tidak tahu. Aku benar-benar tidak tahu.

Yoon Hee tidak percaya, mengusir Yeon Hwa.


Bersambung.............

Sy greget luar biasa nonton part Yeon Hwa disalahin... Padahal udah nonton berulang2, tapi tetap aja greget....

Next part,,, Yoo Ra manipulasi bukti CCTV. Yeon Hwa makin disalahin.

Padahal gampang ngebuktiin Yeon Hwa gk salah... Berhubung si Yoo Ra udah manipulasiin buktinya ya tinggal cek aja jam berapa tu email dikirim, lalu cek jam berapa Yeon Hwa ninggalin ruangan dan kembali ke ruangannya...

Ice Adonis Ep 8 Part 1

Sebelumnya...


Yoon Jae terkejut mendengar pengakuan Yoon Hee. Yoon Hee mengaku, jika Tae Il tidak ada disampingnya, dia sudah bunuh diri.

Petir menggelar seketika. Hujan turun tak lama kemudian.

Yoon Hee : Setiap kali kau mengendarai sepeda motormu, setiap kali kau keluar masuk kantor polisi atau rumah sakit, kau tahu betapa takutnya aku? Aku takut kau akan menghilang seperti ibu. Ibu yang aku tidak tahu masih hidup atau sudah meninggal. Ibu yang menghilang dan tidak ada kabar. Aku takut kau menghilang juga. Pada saat itu, Tae Il satu-satunya orang yang peduli dan membuatku nyaman. Eomma ttaemune, oppa ttaemune, appa ttaemune, sae eomma ttaemune! Saat itu, aku ingin membunuh diriku tapi apa yang kau lakukan? Yang terluka bukan hanya kau, aku juga terluka. Karena semua masalah itu, aku tidak bisa bernafas! Kau bilang itu bukan cinta tapi kasihan? Kau bilang aku hanya kasihan padanya? Kau salah. Tae Il penyelamatku. Saat tidak ada satu pun yang peduli padaku, dia satu-satunya orang yang meraih dan memegang tanganku! Tae Il satu-satunya orang yang membuatku nyaman! Ara!


Tae Il masih menunggu di depan rumah Yoon Hee. Hujan membuat darahnya menetes kemana-mana.


Yoon Jae terdiam di kamarnya, memikirkan pengakuan Yoon Hee.


Yoon Hee keluar rumah.

Ia menjatuhkan dirinya di samping Tae Il dan menangis.


Yeon Hwa akhirnya membaca email itu dan terkejut.

Ia lalu melihat jam email itu terkirim.

"Saat itu aku masih di kantor." ucapnya bingung.


Tak lama kemudian, seseorang menghubunginya dari ponsel Yoon Jae dan memintanya datang.

Di kantor, Yoo Ra menghubungi ponsel Yoon Jae dan terkejut mendengar tentang Yoon Jae.


Sekarang Tae Il sudah berada di rumah sakit. Yoon Hee dan juga salah satu anak buah Tae Il, nampak menemani Tae Il yang belum sadarkan diri.

Anak buah Tae Il memberitahu Yoon Hee, boss mereka sangat marah pada Tae Il.

Yoon Hee : Waeyo?

"Karena hyungnim mengundurkan diri dari semua bisnisnya. Kami ingin membawanya ke rumah sakit, tapi dia bilang dia punya janji yang sangat penting jadi dia membalut lukanya dan pergi."

"Arraseoyo, kau boleh pergi sekarang."


Yoon Hee memegang tangan Tae Il.

Yoon Hee : Kau harusnya padaku. Lihat dirimu sekarang. Bagaimana bisa kau bertahan dengan semuanya?

Yoon Hee lantas menangis dan mencium tangan Tae Il.

Ia lalu berkata, akan melindungi Tae Il seperti Tae Il dulu melindunginya.


Yeon Hwa menjemput Yoon Jae di bar. Ia terkejut melihat Yeon Jae yang tidak sadarkan diri karena mabuk.

Yeon Hwa lantas melirik sebuah botol bir yang sudah kosong.

"Dia minum ini sendirian?" tanyanya pada pelayan.


Yeon Hwa lalu membangunkan Yoon Jae.

"Sunbae, sunbae, bangunlah. Kau bisa berjalan?"

Lantaran Yoon Jae tak merespon, Yeon Hwa pun memutuskan memapah Yoon Jae dan meminta pelayan membawa Yoon Jae keluar.

Tepat saat itu, Yoo Ra datang dan berniat mengantar Yoon Jae pulang.

Sontak, Yeon Hwa kaget dan terdiam.

Melihat Yeon Hwa diam, Yoo Ra pun sewot.

Yoo Ra : Kau akan diam saja disana!


Yeon Hwa dan Yoo Ra membaringkan Yoon Jae di sofa. Yoon Jae mengigau, memanggil nama Yeon Hwa dan meminta Yeon Hwa tetap di sisinya.

Yoo Ra yang mendengar itu langsung kesal.


Yeon Hwa memegang tangan Yoon Jae.

Yeon Hwa : Aku akan tetap disini.

Tapi Yoo Ra menyuruhnya bangun dan mengajaknya pulang. Tapi Yeon Hwa tidak mau. Yoo Ra tidak peduli saat Yeon Hwa mengaku tidak bisa meninggalkan Yoon Jae dalam keadaan seperti itu. Ia kembali menyudutkan Yeon Hwa.

"Seol Yeon Hwa yang baik dan ramah, tinggal seatap dengan seorang pria."

Tak mau Yoo Ra bicara macam-macam pada ibunya, ia pun terpaksa menuruti perintah Yoo Ra.


Di rumah, Yeon Hwa tak tenang memikirkan Yoon Jae yang melarangnya pergi.


Sementara Yoo Ra kesal mengingat Yoon Jae yang memanggil-manggil nama Yeon Hwa.

Tak lama kemudian, Yoo Ra mendengar suara pintu dibuka.

Yoo Ra pun langsung ke balkon dan melihat Yeon Hwa pergi dengan tatapan marah.


Yeon Hwa sendiri balik ke apartemen Yoon Jae.

Yeon Hwa menatap Yoon Jae sembari mengelus kepala Yoon Jae.

Yeon Hwa : Kenapa kau minum begitu banyak? Kau tidak pernah menyukai liquor. Apa ada masalah yang mengganggumu? Apa aku membebanimu?


Yeon Hwa lalu menggenggam tangan Yoon Jae.

Yeon Hwa : Meskipun kau sudah membuat dirimu pingsan, kau masih nampak tertekan. Aku benar-benar tidak berguna. Aku tidak tahu apa yang mengganggu pikiranmu. Aku sangat sedih.

Yeon Hwa kemudian merebahkan dirinya di samping Yoon Jae.


Sementara itu, Yoon Hee masih menjaga Tae Il di rumah sakit.


Yoon Jae akhirnya terbangun dan melihat sarapan, serta pesan yang ditinggalkan Yeon Hwa.

"Kau harus menghabiskan semuanya. Lain kali jika kau ada masalah, katakan padaku. Aku ingin menjadi sumber kekuatanmu."


Nyonya Jang yang baru bangun, langsung meminta kopinya pada ahjumma. Ahjumma berkata, kopinya sedang digiling.

Nyonya Jang lantas duduk di sofa dan mengeluhkan lehernya sakit.

Nyonya Jang kemudian sadar rumahnya sepi sekali.

Ahjumma : Yoon Jae Doryongnim dan Yoon Hee Aghassi belum pulang.

Nyonya Jang langsung sewot mendengarnya.

"Anak-anak ini... bagaimana kalau ada yang melihat? Ayahnya sedang sakit, mereka harusnya membantuku."

"Samonim, sarapan sudah siap. Putriku melahirkan hari ini. Aku boleh pergi?"


Nyonya Jang mengizinkan, bahkan juga memberi si ahjumma beberapa uang dan berharap si ahjumma kembali ke rumahnya dengan kabar baik. Ia juga menyuruh si ahjumma mengambil cuti beberapa hari.

Sontak si ahjumma senang tanpa menyadari Nyonya Jang punya maksud lain.


Nyonya Jang menatap respirator Tuan Ha dengan tegang. Ia ingat kata-kata si ahjumma tadi sebelum pergi.

Ahjumma : Aku meninggalkan respirator Pimpinan di dekat kasurnya. Aku juga sudah menyiapkan makanan untuk 3 hari ke depan.


Tae Il akhirnya sadar. Yoon Hee langsung lega. Ia lantas mengaku cemas dan takut ditinggal Tae Il.

Tae Il memegang wajah Yoon Hee.

"Gomapta. Aku takut tidak bisa melihat wajahmu lagi saat aku membuka mata." ucap Tae Il.

"Aku juga takut. Itulah kenapa aku bahkan sampai tidak berani ke kamar mandi. Aku akan memanggil dokter."

"Yoon Jae, aku paham perasaannya. Aku juga akan bereaksi sama jika di posisinya. Kau adik kesayangannya."


Yoon Hee merebahkan kepalanya di badan Tae Il.

"Tae Il-ssi, kau orang yang paling berharga bagiku. Jangan terluka lagi, itu membuatku stress."

"Ini waktunya bekerja kan? Kau tidak sibuk dengan produk barumu?"

"Aku akan pergi setelah kesayanganku makan."


Paginya, Nyonya Han diam saja saat menyiapkan sarapan untuk keluarga. Nyonya Han masih kesal pada Nyonya Jo soal kemarin.

Usai menyiapkan sarapan, Nyonya Han langsung kembali ke kamarnya.

Sontak, Yeon Hwa bingung melihatnya. Sementara Nyonya Jo merasa tidak enak.


Soo Ae mengantarkan Yeon Hwa dan Yoo Ra keluar. Soo Ae meminta Yeon Hwa cepat pulang, agar bisa bermain dengannya dan Dae Sun (kura-kura).

Yeon Hwa mengelus pipi Soo Ae dan berjanji akan segera pulang.


Setelah Soo Ae masuk, Yeon Hwa berterima kasih pada Yoo Ra karena tidak memberitahu keluarga ia menginap diluar semalam.

Yeon Hwa : Aku pulang saat fajar setelah menyiapkan sarapan untuk Sunbae.

Yoo Ra menatap tajam Yeon Hwa.

"Kenapa mengatakannya padaku? Merasa bersalah?"

"Yoo Ra-ya, Sunbae ada masalah di kantor?"

"Bukankah kalian akan menikah? Jika hal kecil seperti ini saja kau tidak tahu, bagaimana bisa kalian menikah?"

Yeon Hwa langsung diam.


Yoo Ra : Kau tahu dia punya adik?

Yeon Hwa : Ara.

Yoo Ra : Dia tidak suka dengan pria yang dipacari adiknya. Tapi adiknya tidak mau putus dari pria itu. Jika dia marah, artinya adiknya sudah membawa pria itu ke rumah dan memperkenalkan pria itu pada keluarga.

Yeon Hwa masih diam.

"Bukankah kalian bertemu setiap hari? Semua yang kalian lakukan hanya pergi ke taman dan menonton film?" sindir Yoo Ra.

Yoo Ra lantas berangkat duluan dan meninggalkan Yeon Hwa.

Yeon Hwa mulai bersalah karena tidak tahu apa-apa soal Yoon Jae.


Nyonya Jang lagi berendam, sambil minum wine dan mendengarkan musik.

Di kamar, batuk Tuan Ha kumat lagi. Tuan Ha berusaha memanggil seseorang. Ia bahkan sampai jatuh dari tempat tidurnya.


Tepat saat itu, Yoon Jae pulang. Mendengar batuk sang ayah, Yoon Jae langsung ke kamar ayahnya dan melihat ayahnya sudah tergeletak di lantai dengan noda darah disampingnya.

Yoon Jae mencari respirator dan obat sang ayah. Lantaran tidak berhasil menemukannya, ia langsung menghubungi Professor Sun.

Yoon Jae heran karena tidak ada satu pun yang datang menolong ayahnya.

Ia pun memeriksa seluruh rumah, mencari ahjumma.

Tak lama kemudian, ia mendengar suara Nyonya Jang dari kamar mandi.


Yoon Jae menggedor pintu kamar mandi tapi lantaran tidak kunjung dibuka, Yoon Jae terpaksa mendobrak pintu dan menemukan ibu tirinya lagi berendam sambil mendengarkan musik dan minum wine.

Kesal, Yoon Jae pun mencabut headset Nyonya Jang. Nyonya Jang marah.

"Dimana respirator ayah! Dimana kau sembunyikan!"

"HA YOON JAE!"

"Kutanya dimana kau sembunyikan!"


Di apartemennya, Kang Wook lagi melihat kumpulan foto-foto keluarga Yoon Jae.

Kang Wook : Aku selalu penasaran dengan kalian semua. Ha Yoon Jae, Ha Yoon Hee.

Kang Wook lalu melihat foto Tuan Ha.

Kang Wook : Aku sudah lama ingin bertemu kalian, tapi kapan hari itu akan datang?

Bersambung ke part 2................

Part berikutnya, Yoon Hee tahu masalah Yeon Hwa. Ia menampar Yeon Hwa dan mengusir Yeon Hwa.