• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Promise Ep 21 Part 2

Sebelumnya...


Tae Joon berlari, naik ke lantai atas kafe, dan menemui Yoo Kyung yang sudah menunggunya di sana.

Yoo Kyung : Aku tidak mengganggu pekerjaanmu, kan?

Tae Joon : Tentu saja tidak, aku sudah menyelesaikan tugasku.

Yoo Kyung : Pesanlah sesuatu, aku memesan teh sembari menunggumu.

Tae Joon : Tidak perlu, aku sudah minum tadi.

Yoo Kyung memberikan Tae Joon amplop. Ia menyuruh Tae Joon membukanya.

Sontak, Tae Joon kaget melihat isinya beberapa lembar uang.

Yoo Kyung : Aku tidak menyuruhmu mengambilnya dan pergi (meninggalkan Se Jin).

Mendengar penjelasan Yoo Kyung, Tae Joon langsung lega.


Ya, Tae Joon mengira Yoo Kyung memberinya uang agar ia pergi meninggalkan Se Jin.

Yoo Kyung : Aku memberikannya bukan karena aku menyukaimu. Aku memberinya untuk mengisi dompetmu, agar Se Jin ku tidak ternoda oleh seleramu yang sederhana.

Yoo Kyung lalu meminum tehnya.

Yoo Kyung : Kau tahu kenapa aku menentang pernikahan kalian? Matamu. Orang lain mungkin mengatakan, matamu memancarkan tekad dan ambisi tapi tidak menurutku. Matamu memancarkan rasa mindermu dan keserakahan untuk mengatasi keminderanmu.

Tae Joon tersenyum mendengarnya dan memuji Yoo Kyung sebagai penilai yang baik.


Tae Joon membenarkan pernyataan Yoo Kyung. Yoo Kyung kaget.

Tae Joon : Aku tumbuh dalam lingkungan yang buruk, jadi aku minder. Aku berusaha mengatasinya tapi ternyata tidak mudah. Jujur, aku mulai mengatasinya setelah bertemu Se Jin. Aku nyaman berada di sisinya. Itulah kenapa aku tidak mau kehilangannya. Se Jin adalah putrimu. Selama aku menyukainya, aku yakin kau dan aku bisa rukun.

Tae Joon lantas mengembalikan uang itu.

Tae Joon : Aku tidak butuh ini. Itu adalah seleraku, memilih Se Jin. Tidakkah kau berpikir seleraku cukup bagus?

Yoo Kyung : Jangan buang-buang napasmu dan masukkan uang itu ke dompetmu.

Yoo Kyung beranjak pergi. Setelah Yoo Kyung pergi, Tae Joon membuka amplop itu dan wajahnya mulai berubah kesal.


Yoo Kyung masuk ke kamarnya dengan wajah kesal. Ia kesal karena Se Jin masuk ke dalam perangkap yang dibuat Tae Joon.


Tae Joon yang baru pulang, mendapati Se Jin sudah duduk di dapurnya. Se Jin mengaku, ingin makan malam bersama Tae Joon.

Se Jin lantas cerita, kalau ia bertengkar dengan ibunya saat mereka memilih tempat tidur.

Tae Joon : Kau seharusnya menurutinya.

Se Jin lantas menyuruh Tae Joon bersih-bersih karena ia sudah lapar.


Saat Tae Joon di kamar mandi, Se Jin mengambil jas Tae Joon dan menggantungkannya di gantungan. Ponsel Tae Joon berdering. Se Jin bingung harus menjawab telepon Tae Joon atau tidak. Namun akhirnya, ia memutuskan menjawabnya.

Di seberang sana, Man Jung marah-marah pada Tae Joon. Ia memberitahu Tae Joon, tentang dirinya yang diusir Mal Sook dari rumah yang disewakan Na Yeon untuknya.  Man Jung meminta Tae Joon datang.

Tapi saat mendengar suara Se Jin dan setelah Se Jin memperkenalkan diri, ia langsung melunak. Ia bahkan memuji suara Se Jin.

Sontak Se Jin senang mendengarnya. Se Jin lalu berkata, akan menyampaikan telepon itu nanti pada Tae Joon.


Usai bicara dengan Man Jung, Se Jin memeriksa daftar panggilan Tae Joon dan menemukan nama 'Yeon' di daftar panggilan tak terjawab.

Kesal, Se Jin pun mencatat nomor telepon 'Yeon'.


Tak lama kemudian, Tae Joon keluar dan melihat wajah kesal Se Jin. Se Jin beralasan, kalau ia sedang mengalami 'morning sickness'.

Se Jin lalu menanyakan hubungan Tae Joon dengan wanita itu (Na Yeon).

Tae Joon bilang, hubungannya dengan mantan pacarnya hampir selesai.

Sontak Se Jin marah.

Se Jin : Hampir? Berarti kau masih bertemu dengannya? Bagaimana jika wartawan yang selalu mencari kelemahanku, menemukan sesuatu? Aku gugup dan cemas!

Tae Joon pun berkata, bahwa pacarnya butuh waktu untuk move on.


Paginya, Na Yeon mendandani Sae Byeol.

Sae Byeol : Eomma, mereka bilang itu karena beruang memiliki banyak bulu.

Na Yeon : Apa yang kau bicarakan?

Sae Byeol : Karena mereka memiliki banyak bulu, jadi jika kau membuatnya terlalu hangat, mereka akan marah karena kepanasan. Itulah yang dikatakan guruku.

Sae Byeol pun menatap Na Yeon.

Sae Byeol : Mungkin ayah marah karena ibu membuatnya terlalu panas.

Na Yeon : Kau benar, ibu seharusnya banyak belajar.

Sae Byeol : Tidak masalah sepanjang kau sudah tahu sekarang.


Ponsel Na Yeon lantas berdering. Telepon dari Se Jin yang mengajaknya bertemu. Se Jin juga memperkenalkan dirinya sebagai calon istri Tae Joon.

Na Yeon pun berkata, mereka akan bertemu sejam lagi.


Usai bicara dengan Se Jin, Na Yeon dihubungi seseorang yang membuatnya kaget.

Na Yeon lantas menemui orang itu di kafe. Orang itu adalah Kyung Wan.

Kyung Wan menatap tajam Na Yeon.


Sementara Se Jin sudah tiba di tempat ia dan Na Yeon janjian bertemu.


Kyung Wan terkejut melihat reaksi Na Yeon yang biasa saja melihatnya.

Na Yeon : Kau marah aku tidak terkejut dan takut?

Kyung Wan : Aku lihat kau tidak bisa melepaskan Tae Joon. Aku lega, dengan keberanian itu, kupikir kita bisa saling memahami. Jangan khawatirkan anak itu, kami akan mengurusnya.

Na Yeon : Kau akan mengurusnya? Bagaimana kau akan melakukannya?

Kyung Wan : Katakan apa yang kau inginkan. Kau bisa membawa anak itu dan hidup diluar negeri. Itu adalah pilihan yang pintar untuk semua orang. Jika kau tidak mau, serahkan anak itu dan mulai lah hidupmu yang baru.


Na Yeon : Aku minta maaf, tapi bukan itu yang kuinginkan. Yang kuinginkan adalah, memberikan anak itu satu dan satu-satunya ayah.

Kyung Wan : Kau ingin merebut Tae Joon dari putriku?

Na Yeon : Bukan aku yang merebut.

Kyung wan : Jika anakmu atau kau tidak hidup bahagia, itu bukan karena putriku.

Na Yeon : Kau ayah yang luar biasa. Untuk pertama kalinya, aku menyesal tidak pernah bisa menemui ayahku yang tidak pernah kutemui. Aku iri pada Se Jin yang memiliki ayah.

Sontak, Kyung Wan kaget mendengar Na Yeon menyebut nama Se Jin begitu santai.

Na Yeon : Kau juga jauh dari bayanganku. Saat aku menerima teleponmu, aku merasa memiliki satu harapan. Aku pikir kau dari semua orang akan memahami diriku dan membuat keputusan yang benar. Karena kau seperti itu 20 tahun lalu.


Kyung Wan : 20 tahun lalu?

Na Yeon : Wajar jika kau tidak mengenalku. Anak yang diusir karena dituduh mencuri perhiasan seorang wanita dan dikirim ke panti asuhan 20 tahun lalu, sudah dewasa.

Kyung Wan pun kaget.

Kyung Wan : Geurom hooksi, Na Yeon-i?


Bersambung...............

Ice Adonis Ep 6 Part 2

Sebelumnya...


Yeon Hwa dan Kang Wook masih di kantor. Kang Wook penasaran dengan yang ditulis Yeon Hwa karena Yeon Hwa terlihat begitu serius. Kang Wook : Kau takut dengan Kepala Tim kita? Yeon Hwa : Tidak, menurutku ini menarik. Bekerja di J adalah impianku. Bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan versus bekerja keras di meja kerjaku sendiri, rasanya benar-benar berbeda. Ini sangat berarti. Sangat menarik.

Kang Woo mengajak Yeon Hwa makan tapi Yeon Hwa menolak dengan alasan masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Kang Wook mengerti. Ia berharap yang terbaik untuk Yeon Hwa, lalu pergi duluan.


Setelah Kang Wook pergi, Yeon Hwa menghubungi Supervisor Go.

Yeon Hwa : Karena informasi produk anti aging nya sangat terbatas, jadi aku tidak bisa menyelesaikan laporanku. Tidak ada komposisi dan formula nya. Aku seperti orang buta yang berusaha mencari arah. Bisakah aku melihat proposal utamanya?

Supervisor Go sendiri lagi bersenang-senang di klub dengan kedua rekannya. Ia berkata, salinan proposalnya ada di mejanya.

"Tapi itu rahasia perusahaan. Kau hanya bisa membuat konsep laporan berdasarkan informasi apapun yang kau terima."

Yeon Hwa memaksa.

Jin Sang lantas memanggil Supervisor Go.

Rekannya yang satu lagi mengira, Supervisor Go sedang bicara dengan pacarnya.


"Kau adalah karyawan baru. Aku mengerti kau ingin menunjukkan yang terbaik. Tapi melihat laporan itu? Baiklah, aku menyerah. Cepatlah lihat dan letakkan kembali di tempat semula. Aku mengizinkanmu karena kau terlihat cerdas. Tapi ingat, itu rahasia perusahaan! Proposal rahasia!"

Yeon Hwa senang dan mengucapkan terima kasih. Usai bicara dengan Supervisor Go, dia langsung mencari proposal itu.

*Inilah gaes, ini awalnya. Karena proposal rahasia itu, Yeon Hwa entar masuk penjara. Dia dituduh menabrak Yoon Hee. Kenapa dan bagaimana ceritanya sampai Yeon Hwa bisa dituduh membunuh Yoon Hee, akan terungkap di beberapa episode mendatang gaes.

Lanjut gaes....


Nyonya Jang lagi shopping. Ia membeli beberapa tas dan juga melihat-lihat beberapa syal. Pemilik butik memilihkan syal yang paling terang. Ia meletakkan syal itu di bahu Nyonya Jang dan mengatakan Nyonya Jang terlihat semakin cantik dengan syal itu.

Nyonya Jang marah dan melemparkan syal itu ke arah pemilik butik.

"Suamiku lagi sakit, kau mau aku berparade dengan syal terang itu?"


Tak lama kemudian, Kang Wook datang dan Nyonya Jang langsung menggandengnya.

"Bagaimana pekerjaanmu? Menyenangkan? Aku sudah memecat sekuriti yang mengusirmu. Jika Ha Yoon Jae terus bersikap seperti ini, dia akan membayar mahal. Jangan biarkan dia merusak mood mu. Aku lebih baik mati daripada harus melihat dia melukaimu."

Kang Wook tersenyum mendengarnya.

"Bagaimana Yoon Hee? Dia sangat ramah, kan?"

"Dia pintar dan cepat tanggap."

"Dia sudah seperti putri kandungku sendiri. Oh ya, kekasih Yoon Jae bergabung dengan Tim Pengembangan.Kau sudah bertemu gadis yang tidak menarik bersama Seol Yeon Hwa?"

Nyonya Jang menertawakan selera Yoon Jae.

Kang Wook kemudian mengaku kelaparan. Nyonya Jang pun langsung mengajak Kang Wook makan. Ia juga berkata, akan membelikan pakaian kerja untuk Kang Wook setelah mereka selesai makan.


Tapi sopir tiba-tiba datang dan memberitahu Nyonya Yang kalau Professor Sun ada di rumah sekarang, sedang memeriksa Tuan Ha.

Nyonya Jang langsung kesal, tapi ia tak punya pilihan lain selain pulang ke rumah sekarang.

Kang Wook melarang Nyonya Jang pergi dengan alasan tidak mau kesepian lagi.

Nyonya Jang memeluk Kang Wook.

Nyonya Jang : Percayalah padaku. Aku akan membuat mimpimu jadi kenyataan. Akan kuhancurkan siapapun yang menghalangimu. Percaya padaku.


Professor Sun sedang memeriksa Tuan Ha. Ia lantas menyarankan Tuan Ha untuk kembali menginap di RS. Tapi Tuan Ha menolak lantaran ia baru saja keluar dari RS belum lama ini. Tuan Ha kemudian mengeluhkan dadanya yang sakit. Professor Sun membantu Tuan Ha bangun dan berkata, ingin stay disamping Tuan Ha agar bisa memantau kondisi Tuan Ha. Ia meminta Tuan Ha menginap dua minggu saja di RS.

Tak lama kemudian, Nyonya Jang datang. Professor berkata, baru saja memaksa Tuan Ha ke RS.

"Hyeongsu, tolong bantu aku." pinta Professor Sun.

"Professor, aku ingin menciptakan banyak kenangan indah dengannya. Di rumah ini, dengan anak-anak."

"Dia sudah lebih baik sekarang tapi kesehatannya bisa memburuk tiba-tiba. Kau harus banyak istirahat. Minum obatmu tepat waktu dan jangan lupa bawa respiratormu kemana pun kau pergi. Jika ada yang aneh, segera hubungi aku."

"Kau boleh pergi sekarang, kau pasti sibuk." ucap Tuan Ha.

"Kau harus melihat Yoon Jae dan Yoon Hee menikah." jawab Professor Sun.

"Tentu saja, aku akan hidup lebih lama daripadamu. Jangan cemas." ucap Tuan Ha.


Nyonya Jang duduk disamping Tuan Ha.

Nyonya Jang : Benar, Yeobo. Kita harus hidup untuk 150 tahun lagi.


Diluar, Kang Wook menatap kediaman Ha dengan tatapan sedih.

Ia kemudian beranjak pergi.

Bersamaan dengan itu, Nyonya Jang ke balkon dan menatap kepergian Kang Wook dengan tatapan bersalah.


Soo Ae sedang memijat nenek. Nenek bilang, pijatan Soo Ae tidak enak.

"Kau fikir kau sedang menguleni adonan untuk membuat mi rebus? Kau tidak bisa melakukan apapun dengan benar. Apa yang bisa kau lakukan untuk menghasilkan uang?"

Soo Ae langsung ke depan nenek.

"Bagaimana kalau bernyanyi?" tanya Soo Ae.

Soo Ae pun mulai bernyanyi. Nenek langsung menutup kupingnya dan menyuruh Soo Ae diam. Ia menyebut nyanyian Soo Ae membuatnya sakit kepala.


Tak lama kemudian, Nyonya Han datang membawakan camilan buah.

Telepon rumah kemudian berdering. Tahu itu dari Yoo Ra, Soo Ae langsung lari ke belakang nenek dengan wajah ketakutan.

Sontak, Nyonya Han kaget melihat sikap Soo Ae.


Sementara nenek kaget pas Yoo Ra bilang kalau Nyonya Han datang menemuinya di kantor. Nenek pun memberikan teleponnya pada Nyonya Han.

Yoo Ra marah lantaran Yeon Hwa masih belum pindah ke rumah mereka.

Nyonya Han beralasan, kalau nenek masih belum memberikan restu Yeon Hwa tinggal bersama mereka.

Yoo Ra memaksa. Nyonya Han mengucapkan terima kasih tapi Yoo Ra langsung memutus panggilannya.


Nyonya Han memberitahu nenek kalau Yoo Ra ingin Yeon Hwa tinggal dengan mereka.

Nenek langsung meminta Nyonya Han agar tidak melupakan kebaikan anak dan cucunya. Ia memintanya dengan gaya mencibir. Tapi cibiran nenek tidak mengurangi kebahagiaan Nyonya Han dan Soo Ae karena Yeon Hwa akan tinggal bersama mereka.


Di mejanya, Yoo Ra cemas memikirkan Yeon Hwa dan Yoon Jae. Ia takut kalau Yoon Jae akan membawa Yeon Hwa ke apartemen lagi. Yoo Ra pun beranjak pergi. Ia memutuskan untuk pulang bersama dengan Yeon Hwa ke rumahnya lantaran takut Yoon Jae mengajak Yeon Hwa ke apartemen.

Di ruangannya, Yeon Hwa sedang membaca proposal anti aging J. Ia takjub dan dan tidak percaya ada teknologi seperti itu.

Yeon Hwa kemudian membaca komposisinya dan memikirkan untuk mengubah salah satu bahannya.

Tiba-tiba, Yeon Hwa menguap. Yeon Hwa yang sudah mulai mengantuk pun rehat sejenak. Ia memutuskan menyikat giginya dan mencuci muka agar segar kembali.


Yeon Hwa meninggalkan proposal itu begitu saja di mejanya.

Yeon Hwa menyikat giginya sambil membaca rangkumannya. Ia memikirkan, untuk mengganti salah satu bahan untuk anti aging itu.


Yoo Ra masuk ke ruangan Yeon Hwa dan menemukan proposal anti aging itu di meja Yeon Hwa.

Ia heran proposal itu ada di meja Yeon Hwa. Ia tahu, itu proposal rahasia perusahaan dan staff baru tidak boleh membacanya.

Otak Yoo Ra langsung bekerja. Dia mencari kartu nama seseorang diantara puluhan kartu namanya dan menemukan kartu nama Park Myeong Woo dari Charming Cosmetic.


Sementara itu, Yeon Hwa masih di toilet.

Yoo Ra duduk di meja Yeon Hwa dan mengirimkan email memakai komputer Yeon Hwa.

'Aku Seol Yeon Hwa dari Tim Pengembangan J Cosmetic. Aku mengontakmu karena aku ingin memberikan informasi produk anti kerut perusahaanku yang akan segera dirilis. Berapa banyak yang bisa kau tawarkan untuk ini?'


Habis dari toilet, Yeon Hwa langsung ke ruangannya. Begitu Yeon Hwa masuk ruangannya, Yoo Ra keluar dari ruangan lain dan langsung pergi.

Yoo Ra bersembunyi di ruangan lain sehabis dari ruangan Yeon Hwa. Setelah memastikan Yeon Hwa masuk ke ruangan Tim Pengembang, ia langsung pergi.


Sekembalinya ke ruangannya, Yeon Hwa dihubungi Tuan Choi yang menyuruhnya pulang. Yeon Hwa berkata, akan pulang setelah tugasnya selesai.

Setelah menutup teleponnya, Yeon Hwa teringat kemarahan Yoo Ra saat memergoki dirinya di apartemen Yoon Jae. Saat itu, Yoo Ra menuding Yeon Hwa sengaja meninggalkan Soo Ae di rumahnya dan memilih hidup diluar agar bisa tinggal serumah dengan pria kaya seperti Yoon Jae.


Yeon Hwa curiga Yoo Ra sudah memberitahu keluarga tentang itu.

Bersambung..........

PROLOG


Nyonya Jo menyambut Yeon Hwa di rumahnya dengan sinis.

Nyonya Han dan Soo Ae terlihat bahagia.

"Kau sudah makan?" tanya Nyonya Han.

"Aku sudah makan. Tapi dimana Yoo Ra?"

"Dia sedang mandi. Gantilah bajumu, ibu sudah menyiapkan beberapa baju."


Tak lama kemudian, Yoo Ra turun dan memberikan Yeon Hwa pakaian ganti. Sontak, Yeon Hwa bingung dengan sikap Yoo Ra yang tiba-tiba baik kepadanya.

Yoo Ra juga mengajak Yeon Hwa berjabat tangan dan mengucapkan selamat datang dan berharap mereka bisa rukun sebagai saudara.

Yeon Hwa menjabat tangan Yoo Ra sambil menatap Yeon Hwa dengan tatapan bingung.