The Promise Ep 21 Part 2

Sebelumnya...


Tae Joon berlari, naik ke lantai atas kafe, dan menemui Yoo Kyung yang sudah menunggunya di sana.

Yoo Kyung : Aku tidak mengganggu pekerjaanmu, kan?

Tae Joon : Tentu saja tidak, aku sudah menyelesaikan tugasku.

Yoo Kyung : Pesanlah sesuatu, aku memesan teh sembari menunggumu.

Tae Joon : Tidak perlu, aku sudah minum tadi.

Yoo Kyung memberikan Tae Joon amplop. Ia menyuruh Tae Joon membukanya.

Sontak, Tae Joon kaget melihat isinya beberapa lembar uang.

Yoo Kyung : Aku tidak menyuruhmu mengambilnya dan pergi (meninggalkan Se Jin).

Mendengar penjelasan Yoo Kyung, Tae Joon langsung lega.


Ya, Tae Joon mengira Yoo Kyung memberinya uang agar ia pergi meninggalkan Se Jin.

Yoo Kyung : Aku memberikannya bukan karena aku menyukaimu. Aku memberinya untuk mengisi dompetmu, agar Se Jin ku tidak ternoda oleh seleramu yang sederhana.

Yoo Kyung lalu meminum tehnya.

Yoo Kyung : Kau tahu kenapa aku menentang pernikahan kalian? Matamu. Orang lain mungkin mengatakan, matamu memancarkan tekad dan ambisi tapi tidak menurutku. Matamu memancarkan rasa mindermu dan keserakahan untuk mengatasi keminderanmu.

Tae Joon tersenyum mendengarnya dan memuji Yoo Kyung sebagai penilai yang baik.


Tae Joon membenarkan pernyataan Yoo Kyung. Yoo Kyung kaget.

Tae Joon : Aku tumbuh dalam lingkungan yang buruk, jadi aku minder. Aku berusaha mengatasinya tapi ternyata tidak mudah. Jujur, aku mulai mengatasinya setelah bertemu Se Jin. Aku nyaman berada di sisinya. Itulah kenapa aku tidak mau kehilangannya. Se Jin adalah putrimu. Selama aku menyukainya, aku yakin kau dan aku bisa rukun.

Tae Joon lantas mengembalikan uang itu.

Tae Joon : Aku tidak butuh ini. Itu adalah seleraku, memilih Se Jin. Tidakkah kau berpikir seleraku cukup bagus?

Yoo Kyung : Jangan buang-buang napasmu dan masukkan uang itu ke dompetmu.

Yoo Kyung beranjak pergi. Setelah Yoo Kyung pergi, Tae Joon membuka amplop itu dan wajahnya mulai berubah kesal.


Yoo Kyung masuk ke kamarnya dengan wajah kesal. Ia kesal karena Se Jin masuk ke dalam perangkap yang dibuat Tae Joon.


Tae Joon yang baru pulang, mendapati Se Jin sudah duduk di dapurnya. Se Jin mengaku, ingin makan malam bersama Tae Joon.

Se Jin lantas cerita, kalau ia bertengkar dengan ibunya saat mereka memilih tempat tidur.

Tae Joon : Kau seharusnya menurutinya.

Se Jin lantas menyuruh Tae Joon bersih-bersih karena ia sudah lapar.


Saat Tae Joon di kamar mandi, Se Jin mengambil jas Tae Joon dan menggantungkannya di gantungan. Ponsel Tae Joon berdering. Se Jin bingung harus menjawab telepon Tae Joon atau tidak. Namun akhirnya, ia memutuskan menjawabnya.

Di seberang sana, Man Jung marah-marah pada Tae Joon. Ia memberitahu Tae Joon, tentang dirinya yang diusir Mal Sook dari rumah yang disewakan Na Yeon untuknya.  Man Jung meminta Tae Joon datang.

Tapi saat mendengar suara Se Jin dan setelah Se Jin memperkenalkan diri, ia langsung melunak. Ia bahkan memuji suara Se Jin.

Sontak Se Jin senang mendengarnya. Se Jin lalu berkata, akan menyampaikan telepon itu nanti pada Tae Joon.


Usai bicara dengan Man Jung, Se Jin memeriksa daftar panggilan Tae Joon dan menemukan nama 'Yeon' di daftar panggilan tak terjawab.

Kesal, Se Jin pun mencatat nomor telepon 'Yeon'.


Tak lama kemudian, Tae Joon keluar dan melihat wajah kesal Se Jin. Se Jin beralasan, kalau ia sedang mengalami 'morning sickness'.

Se Jin lalu menanyakan hubungan Tae Joon dengan wanita itu (Na Yeon).

Tae Joon bilang, hubungannya dengan mantan pacarnya hampir selesai.

Sontak Se Jin marah.

Se Jin : Hampir? Berarti kau masih bertemu dengannya? Bagaimana jika wartawan yang selalu mencari kelemahanku, menemukan sesuatu? Aku gugup dan cemas!

Tae Joon pun berkata, bahwa pacarnya butuh waktu untuk move on.


Paginya, Na Yeon mendandani Sae Byeol.

Sae Byeol : Eomma, mereka bilang itu karena beruang memiliki banyak bulu.

Na Yeon : Apa yang kau bicarakan?

Sae Byeol : Karena mereka memiliki banyak bulu, jadi jika kau membuatnya terlalu hangat, mereka akan marah karena kepanasan. Itulah yang dikatakan guruku.

Sae Byeol pun menatap Na Yeon.

Sae Byeol : Mungkin ayah marah karena ibu membuatnya terlalu panas.

Na Yeon : Kau benar, ibu seharusnya banyak belajar.

Sae Byeol : Tidak masalah sepanjang kau sudah tahu sekarang.


Ponsel Na Yeon lantas berdering. Telepon dari Se Jin yang mengajaknya bertemu. Se Jin juga memperkenalkan dirinya sebagai calon istri Tae Joon.

Na Yeon pun berkata, mereka akan bertemu sejam lagi.


Usai bicara dengan Se Jin, Na Yeon dihubungi seseorang yang membuatnya kaget.

Na Yeon lantas menemui orang itu di kafe. Orang itu adalah Kyung Wan.

Kyung Wan menatap tajam Na Yeon.


Sementara Se Jin sudah tiba di tempat ia dan Na Yeon janjian bertemu.


Kyung Wan terkejut melihat reaksi Na Yeon yang biasa saja melihatnya.

Na Yeon : Kau marah aku tidak terkejut dan takut?

Kyung Wan : Aku lihat kau tidak bisa melepaskan Tae Joon. Aku lega, dengan keberanian itu, kupikir kita bisa saling memahami. Jangan khawatirkan anak itu, kami akan mengurusnya.

Na Yeon : Kau akan mengurusnya? Bagaimana kau akan melakukannya?

Kyung Wan : Katakan apa yang kau inginkan. Kau bisa membawa anak itu dan hidup diluar negeri. Itu adalah pilihan yang pintar untuk semua orang. Jika kau tidak mau, serahkan anak itu dan mulai lah hidupmu yang baru.


Na Yeon : Aku minta maaf, tapi bukan itu yang kuinginkan. Yang kuinginkan adalah, memberikan anak itu satu dan satu-satunya ayah.

Kyung Wan : Kau ingin merebut Tae Joon dari putriku?

Na Yeon : Bukan aku yang merebut.

Kyung wan : Jika anakmu atau kau tidak hidup bahagia, itu bukan karena putriku.

Na Yeon : Kau ayah yang luar biasa. Untuk pertama kalinya, aku menyesal tidak pernah bisa menemui ayahku yang tidak pernah kutemui. Aku iri pada Se Jin yang memiliki ayah.

Sontak, Kyung Wan kaget mendengar Na Yeon menyebut nama Se Jin begitu santai.

Na Yeon : Kau juga jauh dari bayanganku. Saat aku menerima teleponmu, aku merasa memiliki satu harapan. Aku pikir kau dari semua orang akan memahami diriku dan membuat keputusan yang benar. Karena kau seperti itu 20 tahun lalu.


Kyung Wan : 20 tahun lalu?

Na Yeon : Wajar jika kau tidak mengenalku. Anak yang diusir karena dituduh mencuri perhiasan seorang wanita dan dikirim ke panti asuhan 20 tahun lalu, sudah dewasa.

Kyung Wan pun kaget.

Kyung Wan : Geurom hooksi, Na Yeon-i?


Bersambung...............

0 Comments:

Post a Comment