• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 2 Part 1

Sebelumnya...


Di episode sebelumnya, Yeon Seo dan Pak Jo mengalami kecelakaan. Pak Jo langsung tak sadarkan diri. Sementara Yeon Seo yang masih sadar itu pun menangis dan berteriak meminta tolong. Dan yang kebetulan lewat, mendengar teriakan Yeon Seo.

Dan terkejut mengetahui yang kecelakaan itu adalah Yeon Seo.

Ia awalnya mencoba tak mempedulikan Yeon Seo.

Tapi saat mobil Yeon Seo mulai jatuh ke jurang, Dan pun langsung menghentikan mobil itu.

Mobil Yeon Seo melayang di udara. Dan pun terjun ke bawah dan melihat Yeon Seo yang sudah tak sadarkan diri.


Bersamaan dengan itu, pintu gereja tertutup..


Dan membawa mobil Yeon Seo ke atas.

Dan lalu menyentuh air mata Yeon Seo. Seketika, wajah Yeon Seo yang tadinya gelap, bercahaya. Dan kaget melihat tangannya bisa menyentuh Yeon Seo.

Bel berbunyi. Dan yang mendengar itu terkejut. Ia kemudian panic.

Dan : Jika malaikat bisa menyesal, satu-satunya penyesalanku adalah... Seharusnya aku tidak melakukan itu. Seharusnya aku tidak menyelamatkannya. Aku tidak... seharusnya melakukan itu.


Dan tersambar petir. Tubuhnya langsung menghilang dan terlempar ke depan gereja.


Dan pun mencoba membuka pintu gereja.

Dan : Jebaal!

Dia panic!

Hoo datang.

"Kau terlambat. Aku memberimu peringatan terakhir." ucap Hoo.


Sebuah mobil berhenti tepat di depan mobil Yeon Seo.

Seorang pria turun dari mobil itu. Pria itu, Ji Kang Woo. Dia langsung menghubungi ambulance.

Setelah itu, Kang Woo berlari mendekati mobil Yeon Seo. Ia membeku melihat korban kecelakaan adalah Yeon Seo.

Sementara Yeon Seo sudah kembali sadarkan diri. Ia menggapaikan tangannya, memanggil Pak Jo, sambil menangis. Ia mengaku takut.

Kang Woo meraih tangan Yeon Seo.

Yeon Seo : Kau siapa?

Kang Woo : Kau baik-baik saja sekarang.  Semuanya baik baik saja. Aku disini.

Yeon Seo pingsan lagi.

Kang Woo : Lee Yeon Seo-ssi.


Hoo membuka pintu gereja. Ia kemudian masuk, diikuti oleh Dan. Gereja itu tiba2 berubah menjadi terang benderang.

Dan mengedarkan pandangannya.

"Ini adalah tempat dimana aku akan menghilang seperti asap... dan debu." ucap Dan pasrah.

Hoo berbalik, meminta Dan mendengarkannya.

Kaki Dan mendadak lemas dan ia jatuh bersimpuh di hadapan Hoo.

Hoo mendongak ke atas, melihat cahaya. Dan sebuah pesan jatuh ke tangannya.

"Malaikat hanyalah pembawa pesan dewa. Kau harus tetap benar-benar tidak terlibat. Malaikat Dan, kau sering mengaburkan kalimat dan melampaui batasmu. Namun, aku berharap kau akan belajar berbuat baik. Terlepas dari harapanku, kau telah melibatkan diri dalam kehidupan manusia.  Hukuman untuk malaikat adalah, dengan segera menghilang. Oleh karena itu, Malaikat Dan akan menghilang sekarang." ucap Hoo membaca hukuman untuk Dan.

Dan memejamkan matanya bersiap menerima hukuman. Lilin-lilin di gereja mati.


Petugas mengevakuasi Yeon Seo ke ambulance.


Dan sekarang, Yeon Seo tengah dioperasi.


Kang Woo menunggunya diluar.


Gereja yang tadinya terang benderang, berubah kembali menjadi gereja biasa. Dan masih memejamkan matanya. Hoo yang berdiri di depannya, tanya, apa yang ia lakukan. Dan membuka matanya dan terkejut melihat dirinya masih ada.

Hoo : Mulai sekarang, kau bukan lagi malaikat. Kau akan menjadi manusia bernama Kim Dan. Ini adalah peluang terakhir dari peluang terakhirmu. Berubah menjadi manusia dan jalankan misi khusus. Ada banjir doa terima kasih untuk melindungi... binatang dan orang yang kau bantu yang dianggap pembangkangan.

Dan senang mendengarnya.

Hoo bingung, harus memberi selamat pada Dan yang tidak patuh atau menghukum Dan yang udah membuat kekacauan besar.

Hoo lalu berkata, Dan punya 100 hari untuk menyelesaikan sebuah misi.

Dan pun tanya apa misinya. Ia mengaku, akan melakukan apapun untuk membuka pintu.


Perban mata Yeon Seo mulai dibuka.


Hoo memberitahu misi Dan adalah cinta. Dan menatap Hoo bingung.


Yeon Seo perlahan-lahan membuka matanya. Dan orang2 yang dilihatnya pertama kali adalah, Roo Na, Ni Na, Tuan Kim dan Bu Choi.


Dan mengarahkan tangannya ke sinar matahari di taman.


Lalu dia berbalik dan senang melihat bayangannya.


Seorang bocah laki2 tiba2 menabraknya dari belakang. Dan kaget dan langsung melihat anak kecil itu.

Anak kecil itu minta maaf. Dan tersenyum dan berkata tidak apa-apa.

"Kau orang yang baik." sahut anak kecil itu, lalu pergi.

Dan : Orang? Itu benar.  Aku seorang manusia sekarang.


Sehelai daun jatuh ke tangan Dan. Dan disuruh ke RS Gidam, kamar 502.

Dan tersenyum.

Dan : Cinta?  Itu adalah sepotong kue. Aku akan menemukannya.


Yeon Seo mengarahkan tangannya ke sinar matahari yang masuk melalui celah jendela. Ia menyipitkan matanya melihat sinar matahati.

"Bagaimana itu?  Bisakah kau melihat dengan baik?" tanya dokter yang berdiri di sampingnya.

Yeon Seo : Matahari terbenam...

Ni Na : Itu cantik, bukan?


Seketika, Yeon Seo ingat kata2 Pak Jo sebelum kecelakaan.

Pak Jo : Cahaya matahari terbenam sangat indah. Ini sangat cantik.

Yeon Seo lalu ingat kecelakaan itu. Kepalanya seketika sakit. Ia memegangi kepalanya erat2.

Roo Na mendekati Yeon Seo. Ia memegangi Yeon Seo.

Roo Na : Apa?  Apa yang sedang terjadi? Yeon Seo-ya, kau baik-baik saja?  Yeon Seo-ya.


Yeon Seo lalu melihat mereka memakai pakaian hitam2.

Yeon Seo : Tapi kenapa kalian mengenakan pakaian hitam?

Mereka terdiam. Yeon Seo marah dan meminta dipanggilkan Pak Jo.


Bu Choi dan keluargannya langsung keluar. Bu Choi kesal dan menyebut Yeon Seo gadis gila.

Tuan Kim menegur istrinya. Ia menyebut istrinya terlalu keras pada Yeon Seo yang sedang sakit.

Bu Choi : Terlalu keras? Aku? Lihatlah bagaimana dia memperlakukan kita. Bagaimana dia bisa memperlakukan kita seperti ini, dia masih memandang rendah kita? Ayo jujur, kita tidak membunuh Pak Jo. Apa aku membunuhnya? Aku orang yang terkejut mendengar siapa yang mendonasikan kornea untuknya.

Tuan Kim : Yeobo..

Bu Choi : Ayo pergi. Tugas kita sudah selesai.


Ni Na : Aku kan tetap disini.

Bu Choi marah.

Bu Choi : Mengapa mau menjaganya setelah dia mempermalukanmu... seperti itu dua hari yang lalu?

Ni Na : Aku bisa mengerti dia. Ini pasti membingungkan dan menakutkan baginya. Fakta bahwa dia bisa melihat lagi dan bahwa Pak Jo meninggal, aku akan pingsan jika aku adalah dia.

Roo Na : Jadi kita harus memberinya waktu untuk menerima ini. Aku meminta staf untuk merawatnya dengan baik. Jadi jangan cemas.

Roo Na membawa Ni Na pergi.


Bu Choi tambah kesal.

Bu Choi : Bagaimana bisa aku melahirkan gadis seperti dia.

Tuan Kim : Dia mirip denganku, karena itulah hatinya lembut.

Tuan Kim lalu menyuruh Bu Choi pulang duluan karena dia mau balik ke pemakaman.

Bu Choi : Kenapa? Kau sudah memberi hormat sebelumnya.

TUan Kim : Dia tidak punya keluarga, kau tahu.

Tuan Kim pergi. Bu Choi kian kesal.


Dan tiba di RS Gildam.

Yeon Seo berjalan tertatih2 di koridor RS, sambil memegangi dinding.

Yeon Seo : Aku perlu melihatnya sendiri. Aku tidak akan percaya sampai aku melihatnya. Aku menolak untuk percaya.


Dan menunggu lift terbuka. Begitu pintu lift terbuka, ia mau masuk tapi dihalangi oleh beberapa orang yang keluar dari lift.

Orang yang terakhir keluar adalah Yeon Seo. Dan kaget melihat Yeon Seo. Yeon Seo yang tidak mengenali Dan, berjalan begitu saja melewati Dan.

Dan memegangi dadanya saat berhadapan dengan Yeon Seo tadi. Ia heran sendiri, kenapa jantungnya berdetak cepat.

*Ciee, naksir...


Dokter Park minum2 di pemakaman Pak Jo. Tak lama, Pak Kim datang dan menyuruh Dokter Park berhenti minum. Pak Kim lalu duduk di depan Dokter Park.

Dokter Park : Aku mengingat semuanya dengan sangat jelas. Pria baik hati itu... menyambutku dengan senyum lebar di wajahnya setiap kali dia melihatku dan mengatakan bahwa dia tidak bisa membiarkanku pergi dengan tangan kosong. Dia selalu memberiku satu ton buah dan kue. Kulkasku masih dipenuhi dengan hal-hal itu.

Dokter Park mengambil botol sojunya dan Pak Kim menuangkan soju ke gelas Dokter Park.

Pak Kim : Kita tidak bisa menyalahkan siapa pun.  Semua orang akhirnya mati. Pria baik hati itu melakukan perbuatan baik, jadi aku yakin dia ada di tempat yang baik sekarang. Mari kita ingat dia.


Dokter Park pun menatap foto Pak Jo.

Dokter Park : Aku akan mengingatnya sekarang  jadi kau bisa melupakan semuanya sekarang. Hal-hal menakutkan dan kejam yang kau alami, dan saat-saat ketika kau diperlakukan salah. Lupakan semuanya dan istirahatlah dengan tenang.


Tuan Kim langsung menatap Dokter Park.

Tuan Kim : Apa maksudmu?

Dokter Park jatuh dan tak sadarkan diri karena mabuk.


Dan mengikuti Yeon Seo.


Yeon Seo berhenti berjalan ketika mendengar beberapa orang membicarakan kematian Pak Jo.

"Aku merasa sangat bersalah tentang apa yang terjadi dengan Tuan Jo. Dia dimanfaatkan! Dia dan ayahnya memperlakukannya seperti budak mereka, dan dia bahkan memberikan kornea matanya!"

"Pernahkah kau mendengar itu? Seseorang  menyebabkan kecelakaan dengan sengaja."

"Astaga!  Itu gila."

"Tapi siapa? Dan untuk apa?"

"Itu aku tidak tahu. Tapi dia sudah menyelesaikan semua tes dan hasilnya cocok dan aku mendengar Lee Yeon Seo tahu tentang itu."

Mereka pun langsung berhenti bicara saat melihat Yeon Seo datang.


Yeon Seo kemudian masuk ke ruang duka.

Semua orang terkejut melihat Yeon Seo.

Bu Jung juga ada di sana.


Dan melihat Yeon Seo.

Dan : Sama seperti bagaimana cahaya mengikuti kegelapan dan bagaimana kebaikan dan kejahatan hidup berdampingan, hidup tidak bisa ada tanpa kematian. Semoga dia istirahat dengan damai.


Bu Jung meletakkan setangkai bunga ke tangan Yeon Seo.


Yeon Seo lantas berjalan masuk dan menatap foto Pak Jo.

"Maaf aku terlambat, Paman." ucap Yeon Seo dalam hati.

Yeon Seo lalu ingat kata2 terakhir Pak Jo, bahwa Pak Jo ingin melihat dia ceria lagi.


Yeon Seo pun tersenyum.

Sontak semua orang kaget melihat senyum Yeon Seo.

Bersambung ke part 2...

Different Dreams Ep 17-18 Part 4

Sebelumnya..


RSU Pemerintah kedatangan pasien korban ledakan di kantor gubernur.

Young Jin dan Ishida bergegas memeriksa mereka.

Young Jin menyuruh perawat membawa pasien ke ruang operasi. Ishida menatap sinis Young Jin dan berkata, tidak ada satu pun dari pasien2 itu yang bisa diselamatkan. Young Jin bilang, setidaknya, ia akan berusaha.


Lalu, muncul lah Won Bong. Ia terluka parah.

Young Jin kaget melihat Won Bong ikut menjadi korban ledakan.


Melihat reaksi Young Jin, Ishida tanya apa Young Jin kenal pasien (Won Bong) itu.

Young Jin bilang tidak.

Joon Soo kemudian datang, memanggil Young Jin.

Ishida pergi.


Young Jin teringat saat ia bermain salju dengan Won Bong.


Maru melapor pada Hiroshi kalau mereka sudah memasang perimeter di sekitar rumah sakit dan para tentara lainnya tengah bersiaga.

Hiroshi menanyakan para korban.

Maru : Tiga prajurit tewas di tempat dan dua lainnya kritis. Dokter Ishida dan Wakil Direktur sedang menangani mereka.

Hiroshi : Di mana Gubernur?

Maru : Dia berhasil kabur ke kediamannya.

Hiroshi : Kirim tentara untuk berjaga di kediamannya.

Maru mengerti. Hiroshi lalu pergi.


Young Jin sibuk di ruang operasi.

Joon Soo kesal dengan Ishida.

Joon Soo : Tidak ada yang bisa diselamatkan.Bagaimana bisa seorang dokter bicara seperti itu?


Ishida sedang memeriksa Won Bong.


Young Jin : Aku lega. Dia dokter yang berbakat.

Joon Soo bingung, apa?

Young Jin pun melanjutkan operasi, tapi pikirannya terus tertuju pada Won Bong.


Di ruangan Kenta, Oda bicara dengan anak buahnya di telepon.

Oda : Berapa yang tewas? Jika mereka semua tewas, tidak akan ada saksi. Usahakan agar mereka semua selamat! Juga, amankan daftar kunjungan pagi ke Kantor Gubernur. Pelaku pengeboman pasti ada dalam daftar itu.

Kenta : Bagaimana ini bisa terjadi? Berani sekali mereka langsung menyerang Kantor Gubernur.

Oda : Mereka menyatakan perang dan sukses melancarkan serangan.

Kenta : Jika ini diketahui, kita bisa menjadi bahan tertawaan.

Oda : Aku dan kau...

Kenta : Tidak mudah menangkap pelaku.

Oda : Kita sudah tahu pelakunya. Dia Kim Won Bong. Dia telah melakukan banyak kejahatan dan tidak pernah tertangkap. Kejahatan sebesar ini pasti direncanakan dan diatur oleh dia.

Kenta : Jadi, kita harus bagaimana?

Oda : Pertama, aku harus menghentikan berita ini menyebar. Itu lebih penting daripada menemukan pelaku.


Young Jin masih di ruang operasi. Tapi mereka belum mendapatkan transfusi darah untuk pasien.

Si pasien kesakitan. Joon Soo bilang mereka tak bisa berbuat apapun tanpa pendonor.

Tak lama kemudian, pasien itu meninggal. Young Jin kaget.


Won Bong masih dioperasi.

Young Jin duduk di depan ruang operasi dengan wajah kalut.

Joon Soo menghampiri Young Jin.

Joon Soo : Apa kau membaca deklarasi yang disebar Korps Pahlawan? Pelakunya pasti Kim Won Bong.

Young Jin kaget.


Perawat keluar memanggil Young Jin.


Young Jin masuk dan kalut menatap Won Bong.

Ishida : Aku mengangkat pecahan peluru dari dada kanannya dan menghentikan pendarahan. Tulang rusuk nomor dua dan tiga mengalami luka tusuk. Ada kemungkinan putusnya arteri interkostal. Sementara untuk luka bagian luar, semua bisa dilihat.

Young Jin : Bagaimana dengan kerusakan paru-paru?

Ishida : Aku tidak bisa memastikan. Jika udara memasuki paru-paru saat bernapas, dia akan tewas begitu sadar dari obat bius.

Young Jin : Apa terjadi penggumpalan darah?

Ishida : Kita harus membedahnya.

Young Jin : Tentu saja! Kita harus menghentikan pendarahan dan memeriksa paru-parunya.


Ishida : Bagaimana jika ternyata arterinya rusak? Apa kau akan melakukan angiografi? Dalam situasi seperti ini?

Young Jin : Apa kau akan membiarkan dia mati?

Ishida kesal dan memutuskan keluar dari ruang operasi.


Young Jin mengambil alih. Ia minta dua suster keluar dan menyuruh sif berikutnya masuk.

Lalu Young Jin menyuruh Joon Soo membersihkan semua eksudasi dan darah beku yang kamu lihat.

Young Jin mulai membedah perut Won Bong. Tapi darah Won Bong seketika muncrat ke badannya. Young Jin kaget.

Bersambung....

Next Ep :


Won Bong siuman.

Won Bong : Begitu aku merasakan kematianku, aku memikirkan dirimu.

Young Jin menangis.

Young Jin : Terima kasih sudah bertahan hidup.

Young Jin lalu mencium Won Bong.


Young Jin menyadarkan Won Bong dengan menyuntikkan sebuah cairan atas perintah Fukuda.

Won Bong seketika muntah darah.

Young Jin panic dan berusaha menyelamatkan Won Bong.

Fukuda kaget melihat reaksi Young Jin.


Won Bong kembali tak sadarkan diri.