• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Different Dreams Ep 19-20 Part 2

Sebelumnya...


So Min melihat suster sedang menyiapkan makanan untuk Young Jin.

So Min tanya, apa itu?

Suster : Kau tahu, dokter juga manusia. Mereka harus makan agar bisa terus fokus.

So Min : Dia sedang di ruang operasi?

Suster : Ya. Sudah tiga jam.

So Min : Boleh aku yang bawakan?

Suster : Tentu.

Suster lalu memberikan nampan makanan itu ke So Min dan So Min bergegas membawanya ke ruang operasi.


Young Jin kini sedang menjahit luka di tubuh Won Bong.

Begitu selesai, ia menatap wajah Won Bong.

Ia lantas menyentuh sedikit wajah Won Bong dengan tangan kosong, lalu membersihkan darah di wajah Won Bong.


Tak lama, So Min datang membawa makan. Sung Joo langsung melahap makanan yang dibawa So Min.

Young Jin terkejut melihat So Min.

Sung Joo berkata, ia tidak pernah melihat So Min sebelumnya.

So Min mengaku, ia diminta datang oleh Young Jin.

Sung Joo menatap Young Jin. Young Jin mengangguk, membenarkan pernyataan So Min.

Young Jin lalu meletakkan kain kasa di kedua mata Won Bong dan meminta suster memperban mata Won Bong.


Setelah itu, Young Jin mengajak So Min keluar.

Suster heran Young Jin minta mereka memperban wajah Won Bong. Sung Joo : Lakukan saja.


So Min mengaku pada Young Jin, kalau yang ia bawa surat rekomendasi palsu dari Univ. Fudan dan ia membutuhkan bantuan Young Jin untuk itu.

Young Jin mengerti dan akan mengurus hal itu.

So Min lalu tanya keadaan Won Bong.

Young Jin terdiam dan duduk di mejanya.

Young Jin : Untuk sementara ini aku tidak bisa memastikan apa pun.

So Min : Bisakah kita mengeluarkannya?

Young Jin : Tidak sekarang. Tamat riwayatnya jika dia meninggalkan rumah sakit.

So Min : Tapi semakin lama dia di sini semakin besar kemungkinan identitasnya terungkap.

Young Jin : Serahkan saja padaku. Aku akan mencari cara.

So Min : Kita tidak bisa menunggu terlalu lama. Aku sempat berpikir lebih baik kalau dia mati, tapi jika ada yang berusaha menyelamatkannya, aku bisa berharap.


Fukuda sedang menginterogasi petugas yang menghubungi perusaaan listrik Yoshino saat listrik di kantor gubernur padam.

Pria itu berkata, biasanya Yoshino sendiri yang datang untuk memperbaiki tapi karena Yoshino terluka parah, yang datang orang lain.

Pria itu : Aku juga merasa kasihan pada tukang listrik ini. Ini kali pertama dia bekerja dan dia sudah terluka parah.

Fukuda kaget, kali pertama?

"Ya, ini kali pertama aku melihatnya tapi aku sendiri yang menghubungi mereka. Aku sudah memeriksa identitasnya dan menyimpannya di daftar."

Fukuda lalu memeriksa berkas Kaito.

Fukuda : Namanya Kaito, bukan?

Pria itu : Benar, Kuroba Kaito.


Won Bong terbaring di ranjang RS dengan nama Kaito.

Ia teringat saat ia membekap Young Jin di kamar rawat Heok.


Lalu ia ingat kebersamaannya dengan Young Jin di Manchuria, setelah kematian Tae Joon.


Setelah itu, ia ingat dirinya berdarah2 setelah bertarung melawan anak buah Wol Sung demi menyelamatkan Young Jin.


Kemudian ia ingat saat memeluk Young Jin di depan stasiun Shanghai.

Terakhir, ia ingat saat mengelap wajah Young Jin di hamparan salju.


Tak lama, Won Bong mulai sadar.


Young Jin berjalan di koridor RS sambil memikirkan pembicaraan terakhirnya dengan Won Bong.

Flashback...

Won Bong : Jika ada seseorang di hatiku, akan timbul ketakutan. Memiliki seseorang untuk dilindungi hanya akan membuat kita lebih lemah.

Young Jin : Kau ingin melindungi seseorang?


Flashback end...



Young Jin masuk ke kamar Yoshino. Ia memeriksa keadaan Yoshino yang masih belum sadar. Tapi saat hendak pergi, Yoshino mencengkram tangannya. Sontak, ia kaget dan langsung memeriksa Yoshino.

Young Jin menggerakkan telunjuknya di atas mata Yoshino. Tapi pandangan Yoshino tidak bergerak, yang menunjukkan bahwa Yoshino masih belum sadar. Young Ji lega.


Young Jin lantas keluar. Diluar, dia langsung bertemu Fukuda. Young Jin kaget melihat Fukuda, tapi setelah itu ia tersenyum. Fukuda membalas senyum Young Jin.


Young Jin dan Fukuda bicara diluar.

Young Jin : Kau pasti sibuk menyelidiki kasus ledakan itu.

Fukuda : Sepertinya kau juga begitu. Kau masih di sini.

Fukuda lalu cerita, kalau ia punya satu kakak laki2 yang 3 tahun lebih tua darinya dan satu kakak perempuan yang 5 tahun lebih tua darinya.

Fukuda : Aku lemah saat masih kecil. Aku selalu diganggu.

Young Jin : Aku tidak percaya.

Fukuda : Suatu hari kakak laki-lakiku membawaku ke sekolah. Di sudut halaman sekolah, ada area berteduh di bawah kain hijau. Ada bangku batu di bawahnya. Semua anak yang menggangguku berlutut di bangku itu.

Young Jin : Kakakmu yang melakukannya?

Fukuda : Kakak perempuanku. Meski kami tidak mengungkapkannya, memiliki saudara kandung sangat berarti. Bahkan di masa-masa buruk dan saat-saat indah. Aku berharap kau tidak merasa kesepian. Setidaknya mulai sekarang.


Fukuda lalu menanyakan kondisi Kaito.

Young Jin : Aku terus mengawasinya.

Fukuda : Kejadian ini tragedi bagi Perusahaan Listrik Yoshino. Baik presdir dan karyawannya terluka.

Young Jin mulai tegang. Fukuda lalu berjalan lagi. Young Jin bergegas mengikuti Fukuda.


Oda, Kenta dan Nyonya Yoo berkumpul di klub.

Oda tanya, siapa lagi yang tahu soal bom di kantor gubernur.

Nyonya Yoo : Staf dapur dan staf kebersihan mengetahuinya. Mereka tahu bom meledak di Kantor Gubernur Joseon, ada tentara yang tewas, dan Gubernur tidak terluka.

Kenta kesal, jaga ucapanmu.

Nyonya Yoo : Meski aku diam, rumor akan menyebar sangat cepat.

Kenta : Memang kau tahu apa?

Oda menenangkan Kenta.

Nyonya Yoo : Semua orang membicarakan kegagalan tata kelola budaya. Mereka bilang harusnya kau tidak memberikan waktu bagi pejuang kemerdekaan menyerang. Berkat tata kelola budaya, perdamaian terpelihara.

Kenta : Kau tidak ingat bagaimana aturan militer itu?

Nyonya Yoo : Ini ketenangan sebelum badai. Militer akan segera bertindak.

Oda : Tidak. Mereka sudah bertindak. Aku yakin Hiroshi merencanakan sesuatu.

Kenta : Menurutmu apa yang dia rencanakan?

Oda : Suatu kali dia pernah katakan militer memiliki pendapat berbeda dari Kaisar soal kebijakan kolonial. Militer ingin memperluas, sementara Kaisar dan kabinet ingin mempertahankan.

Kenta : Itu pemikiran yang berbahaya.

Hiroshi : Mungkin saja dia akhirnya memamerkan cakarnya. Hiroshi sendiri seorang prajurit. Dia mungkin tidak bisa melihat militer melemah karena perdamaian dipertahankan.


Young Jin menemui ayahnya.

Sang ayah menanyakan keadaan korban. Young Jin berkata, korban mulai pulih.

Hiroshi : Aku terkejut mendengarmu melakukan angiografi.

Young Jin : Ini pertama kalinya aku melakukannya.

Hiroshi : Sebagai wakil direktur, kau memang harus terampil.

Young Jin : Ayah sudah bertemu dengan Gubernur?

Hiroshi : Dia akan mengakhiri masa jabatannya dalam situasi yang sulit.

Young Jin : Menurut Ayah kasus ini akan memengaruhinya?

Hiroshi : Gubernur baru sudah ditunjuk. Berbeda dari gubernur sekarang, dia anggota kelas kelulusan pertama dari akademi militer. Tergantung bagaimana kasus ini diselesaikan, metode aturannya akan berubah.

Young Jin kaget tapi ia berusaha setenang mungkin di depan ayahnya.


Sang ayah lalu berdiri dan melepas jas dokternya, sambil menanyakan Fukuda. Ia bilang, Fukuda adalah pria terbaik untuk menjadi suami Young Jin.

Young Jin : Kenapa Ayah ingin menikahkanku?

Hiroshi : Lalu apa? Kau mau di samping ayah selamanya?

Young Jin tersenyum dan menyuruh ayahnya pulang untuk beristirahat.

Hiroshi : Lalu kau?

Young Jin : Aku harus mengawasi keadaan pasienku.

Hiroshi : Baiklah, akan kukirimkan pakaian gantimu.


So Min memberitahukan keadaan Won Bong pada tim nya.

So Min : Jujur saja, kemungkinannya 50-50. Dia mungkin tidak akan pernah sadar.

Nam Ok : Kupikir operasi itu berhasil.

So Min : Dia masih hidup tapi Lee Young Jin pun tidak bisa mengatakan apa yang akan terjadi. Sekarang semua tergantung pada keinginannya untuk bertahan hidup.

Nam Ok marah dan berniat mengeluarkan Won Bong dari sana. Jin Soo melarang dan meminta Nam Ok mendengarkan kata Young Jin.

Nam Ok : Memang dia tahu apa? Kita bahkan tidak yakin apakah dia benar di pihak kita.

Jung Im memberi ide.

Jung Im : Jika dia pulih sepenuhnya dan diinterogasi, identitasnya akan terekspos. Kita harus memastikan Perusahaan Listrik Yoshino juga tidak akan bicara. Kita butuh jasad yang tidak dikenal. Harus seseorang yang berfisik sama dengannya.

So Min : Lee Young Jin mungkin akan menentangnya.

Jung Im : Aku akan membujuknya. Cari jasad itu dan bungkam perusahaan listrik itu.

Seung Jin tampak memikirkan sesuatu usai mendengar ide Young Jin.


Bersambung ke part 3...

Different Dreams Ep 19-20 Part 1

Sebelumnya...


Adegan dibuka dengan Won Bong yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mata diperban.


-Ep 19-20, Tukang Listrik-


"Aku akan bertahan." ucap Won Bong, lalu meledakkan bom dengan pistolnya.


Dari kejauhan, Nam Ok melihat kantor gubernur meledak.


Jin Soo menjemput Nam Ok. Nam Ok terkejut melihat Won Bong tidak ada di mobil Jin Soo.


RSU Pemerintah kedatangan korban ledakan bom di kantor gubernur.

Young Jin terkejut melihat Won Bong menjadi salah satu pasien, korban ledakan bom.


Young Jin masuk ke ruang operasi Won Bong. Ia mulai membedah perut Won Bong. Darah Won Bong pun langsung muncrat keluar begitu ia melakukan pembedahan. Ia terkejut.


Hiroshi mendatangi kantor gubernur membawa anak buahnya.

Oda dan Kenta terkejut dengan kedatangan Hiroshi.

Hiroshi tanya dimana gubernur. Oda bilang, gubernur ada di kamar. Oda lalu tanya, alasan Hiroshi datang.


Kenta menyibak gorden dan melihat anak buah Hiroshi di bawah.

Kenta marah, sedang apa kau!

Hiroshi : Ini situasi darurat. Aku harus melindungi Gubernur.

Kenta : Polisi saja sudah cukup!

Hiroshi :Lalu selama ini apa saja yang dilakukan polisi?


Oda : Hiroshi, jangan bilang....

Hiroshi : Oda, aku hanya berusaha melindunginya.

Hiroshi lalu masuk ke kamar gubernur.


Fukuda dan Matsuura tiba di kantor gubernur.

Fukuda tanya ke Matsuura, apa Matsuura sudah memeriksa identitas tukang listrik yang dirawat di RS.

Matsuura : Pagi ini listrik padam, pihak pemeliharaan memanggilnya.

Fukuda : Lalu kenapa ada tukang listrik di TKP?

Matsuura : Kurasa dia yang menemukan bom itu. Untuk menyalakan listrik, dia mungkin harus berkeliling.

Fukuda : Tolong kirimkan detektif ke Rumah Sakit Umum Pemerintah.

Matsuura : Sudah kukirim, tapi polisi militer tidak mengizinkan mereka masuk.

Fukuda tambah heran.


Young Jin masih mengoperasi Won Bong.


Fukuda dan Matsuura ke kediaman gubernur. Seperti kata Matsuura, kediaman gubernur dijaga ketat oleh Polisi Militer.

Fukuda menunjukkan identitasnya, barulah mereka diizinkan masuk.


Hiroshi meminta gubernur mengambil keputusan secepatnya.

Hiroshi : Jika tidak, anda akan dihina dan dipaksa meninggalkan Gyeongseong.

Gubernur tidak menjawab kata2 Hiroshi dan pura tidur.

Ya, ia marah!


Oda meminta Fukuda dan Matsuura mendengarkan perkataannya baik-baik.

Oda : Dengarkan baik-baik perkataanku ini. Bukan bom yang meledak di Kantor Gubernur Joseon. Trafo terlalu panas. Tukang listrik yang mencoba memperbaikinya terluka parah. Perintahkan semua media untuk memberitakannya seperti itu. Cegah siapa pun membicarakannya.

Fukuda : Kita tidak bisa mencegah saksi untuk membicarakannya. Ada juga keluarga polisi militer yang wafat.

Oda : Rumor pasti akan terdistorsi.


Kenta : Apa yang dilakukan Biro Kepolisian?

Matsuura : Kami membatasi Stasiun Gyeongseong dan semua jalan utama menuju berbagai daerah.

Kenta : Termasuk Pelabuhan Jemulpo.


Oda : Keberadaan, penjelasan, alamat, dan tanggal tiba. Interogasi orang Jepang juga. Ambil semua surat pernyataan dari Korps Pahlawan dan bakar. Juga, pastikan semua pekerja di Kantor Gubernur Joseon menutup mulut.

Fukuda dan Matsuura mengerti.


Fukuda dan Matsuura meninggalkan kediaman gubernur.

Fukuda : Cari dan bujuk mereka yang mengenal Kim Seung Jin dan kirim mata-mata. Periksa identitas semua orang yang berada di Stasiun Gyeongseong, Pelabuhan Jemulpo, penginapan, dan toko.

Matsuura : Baik. Bapak sendiri mau ke mana?

Fukuda : Ke rumah sakit.


Hiroshi keluar dari kamar gubernur. Kenta langsung menanyainya dengan nada suara tinggi.

 Kenta : Apa yang kau rencakan!

Hiroshi : Kecilkan suaramu. Gubernur sedang beristirahat.

Kenta : Tarik mundur satuan pengamananmu. Suruh orangmu pergi!

Hiroshi : Mulai saat ini, berdasarkan UU Ketertiban Umum dan UU Gubernur Joseon, militer akan menjaga ketertiban umum di sini, di Gyeongseong. Investigasi dan persidangan atas kasus ini akan berada di bawah yurisdiksi markas militer.

Kenta marah dan mencengkram Hiroshi.


Melihat itu, Maru langsung mencabut pistolnya dan mengarahkannya ke kepala Kenta.

Kenta terkejut. Dua polisi militer mendudukkan paksa Kenta ke lantai.

Hiroshi mendekati Kenta dan menurunkan pistol Maru.

Hiroshi : Hanya sampai gubernur baru tiba. Bekerjasamalah.


Hiroshi lalu menatap Oda. Oda mengangguk. Hiroshi beranjak pergi.

Kenta ingin mengejar Hiroshi tapi dicegah Oda.


Fukuda ke RSU Pemerintah dan berhenti di meja resepsionis. Dua suster yang bertugas di meja resepsionis memberitahu Fukuda kalau Young Jin lagi di ruang operasi.

Fukuda lalu menanyakan korban selamat dari ledakan di kantor gubernur.

Suster bilang, dia sedang dioperasi oleh Young Jin.

Fukuda : Siapa nama si tukang listrik itu?

Suster pun langsung mengambilkan kartu tanda pengenal Won Bong sebagai tukang listrik.

"Kaito. Kuroba Kaito." jawab suster, sambil memberikan tanda pengenal Kaito ke Fukuda.

Foto Won Bong terbakar setengah hingga Fukuda tidak bisa mengenalinya. Fukuda terus menatap foto itu sambil berpikir.


So Min berhasil menyusup ke RSU Pemerintah.

Tapi saat hendak menuju meja resepsionis, ia nyaris bertemu Fukuda. Untunglah, Fukuda tidak sempat melihat wajahnya dan ia langsung pergi saat Fukuda menatap ke arahnya.


So Min ke meja resepsionis dan memperkenalkan dirinya dengan nama Koda Rei sembari menyerahkan datanya. So Min bilang, ia dikirim ke sana dari Universitas Fudan di Shanghai.

So Min : Apa Dokter Lee Young Jin tidak memberitahu kalian?

Suster yg satu berkata, kalau Young Jin masih di ruang operasi sejak 2 jam lalu.

Suster yg satu lagi langsung menyuruh So Min bekerja. Rekannya tidak setuju dan berkata, kalau mereka harus mengikuti prosedur.

"Kita kekurangan orang jadi kita harus menerima bantuan siapapun." jawab suster itu, lalu menyuruh So Min mengikuti rekannya.


Para polisi menjaga ketat stasiun Gyeongseong.

Seorang pria tua yang hendak menggunakan jasa kereta api marah2.

"Setidaknya kembalikan uang untuk tiket kami. Kereta kami sebentar lagi berangkat Kudengar ada bom meledak di Kantor Gubernur Joseon. Pasti berita itu benar." ucap pria itu.

Polisi, yg mengikuti Won Bong dan Nam Ok ke apotek waktu itu, memanggil pria itu. Pria itu mendekat. Polisi menendang pria tua itu. Setelah itu, ia menyuruh rekannya membawa pergi pria tua itu.


Matsuura dan beberapa rekannya mendatangi perkampungan Se Joo.

Se Joo yang sedang memotong daging pun langsung menghampiri mereka begitu melihat mereka.

Se Joo : Para detektif, disini hanya ada daging dan alkohol.

Matsuura : Pikirkan saja urusanmu sendiri.

Se Joo : Begini, kalau tiba-tiba masuk seperti ini, bisnisku akan terpengaruh.

Matsuura curiga, sepertinya kau tahu apa yang kucari.


Beberapa orang bergegas membersihkan kamar Won Bong.


Se Joo dan Matsuura masih berdebat. Matsuura kesal jalannya dihalangi.

Se Joo menunjukkan pisaunya dan berkata kalau dia tidak pernah menghalangi jalan Matsuura.

Matsuura : Kau pernah mencincang seseorang dengan pisau itu?


Matsuura melepaskan tembakan peringatan ke udara. Daiki menegur Matsuura. Matsuura pun menodongkan pistolnya ke kepala Se Joo.

Matsuura : Karena pistol ini sudah pernah menembak orang. Tepatnya banyak orang.

Se Joo tak kelihatan takut sama sekali. Dia menyingkirkan pistol Matsuura dari kepalanya dan tersenyum sinis.

Matsuura menatap kesal Se Joo, lalu mulai melakukan pemeriksaan bersama orang2nya.

Bersambung ke part 2....