Skip to main content

Different Dreams Ep 19-20 Part 2

Sebelumnya...


So Min melihat suster sedang menyiapkan makanan untuk Young Jin.

So Min tanya, apa itu?

Suster : Kau tahu, dokter juga manusia. Mereka harus makan agar bisa terus fokus.

So Min : Dia sedang di ruang operasi?

Suster : Ya. Sudah tiga jam.

So Min : Boleh aku yang bawakan?

Suster : Tentu.

Suster lalu memberikan nampan makanan itu ke So Min dan So Min bergegas membawanya ke ruang operasi.


Young Jin kini sedang menjahit luka di tubuh Won Bong.

Begitu selesai, ia menatap wajah Won Bong.

Ia lantas menyentuh sedikit wajah Won Bong dengan tangan kosong, lalu membersihkan darah di wajah Won Bong.


Tak lama, So Min datang membawa makan. Sung Joo langsung melahap makanan yang dibawa So Min.

Young Jin terkejut melihat So Min.

Sung Joo berkata, ia tidak pernah melihat So Min sebelumnya.

So Min mengaku, ia diminta datang oleh Young Jin.

Sung Joo menatap Young Jin. Young Jin mengangguk, membenarkan pernyataan So Min.

Young Jin lalu meletakkan kain kasa di kedua mata Won Bong dan meminta suster memperban mata Won Bong.


Setelah itu, Young Jin mengajak So Min keluar.

Suster heran Young Jin minta mereka memperban wajah Won Bong. Sung Joo : Lakukan saja.


So Min mengaku pada Young Jin, kalau yang ia bawa surat rekomendasi palsu dari Univ. Fudan dan ia membutuhkan bantuan Young Jin untuk itu.

Young Jin mengerti dan akan mengurus hal itu.

So Min lalu tanya keadaan Won Bong.

Young Jin terdiam dan duduk di mejanya.

Young Jin : Untuk sementara ini aku tidak bisa memastikan apa pun.

So Min : Bisakah kita mengeluarkannya?

Young Jin : Tidak sekarang. Tamat riwayatnya jika dia meninggalkan rumah sakit.

So Min : Tapi semakin lama dia di sini semakin besar kemungkinan identitasnya terungkap.

Young Jin : Serahkan saja padaku. Aku akan mencari cara.

So Min : Kita tidak bisa menunggu terlalu lama. Aku sempat berpikir lebih baik kalau dia mati, tapi jika ada yang berusaha menyelamatkannya, aku bisa berharap.


Fukuda sedang menginterogasi petugas yang menghubungi perusaaan listrik Yoshino saat listrik di kantor gubernur padam.

Pria itu berkata, biasanya Yoshino sendiri yang datang untuk memperbaiki tapi karena Yoshino terluka parah, yang datang orang lain.

Pria itu : Aku juga merasa kasihan pada tukang listrik ini. Ini kali pertama dia bekerja dan dia sudah terluka parah.

Fukuda kaget, kali pertama?

"Ya, ini kali pertama aku melihatnya tapi aku sendiri yang menghubungi mereka. Aku sudah memeriksa identitasnya dan menyimpannya di daftar."

Fukuda lalu memeriksa berkas Kaito.

Fukuda : Namanya Kaito, bukan?

Pria itu : Benar, Kuroba Kaito.


Won Bong terbaring di ranjang RS dengan nama Kaito.

Ia teringat saat ia membekap Young Jin di kamar rawat Heok.


Lalu ia ingat kebersamaannya dengan Young Jin di Manchuria, setelah kematian Tae Joon.


Setelah itu, ia ingat dirinya berdarah2 setelah bertarung melawan anak buah Wol Sung demi menyelamatkan Young Jin.


Kemudian ia ingat saat memeluk Young Jin di depan stasiun Shanghai.

Terakhir, ia ingat saat mengelap wajah Young Jin di hamparan salju.


Tak lama, Won Bong mulai sadar.


Young Jin berjalan di koridor RS sambil memikirkan pembicaraan terakhirnya dengan Won Bong.

Flashback...

Won Bong : Jika ada seseorang di hatiku, akan timbul ketakutan. Memiliki seseorang untuk dilindungi hanya akan membuat kita lebih lemah.

Young Jin : Kau ingin melindungi seseorang?


Flashback end...



Young Jin masuk ke kamar Yoshino. Ia memeriksa keadaan Yoshino yang masih belum sadar. Tapi saat hendak pergi, Yoshino mencengkram tangannya. Sontak, ia kaget dan langsung memeriksa Yoshino.

Young Jin menggerakkan telunjuknya di atas mata Yoshino. Tapi pandangan Yoshino tidak bergerak, yang menunjukkan bahwa Yoshino masih belum sadar. Young Ji lega.


Young Jin lantas keluar. Diluar, dia langsung bertemu Fukuda. Young Jin kaget melihat Fukuda, tapi setelah itu ia tersenyum. Fukuda membalas senyum Young Jin.


Young Jin dan Fukuda bicara diluar.

Young Jin : Kau pasti sibuk menyelidiki kasus ledakan itu.

Fukuda : Sepertinya kau juga begitu. Kau masih di sini.

Fukuda lalu cerita, kalau ia punya satu kakak laki2 yang 3 tahun lebih tua darinya dan satu kakak perempuan yang 5 tahun lebih tua darinya.

Fukuda : Aku lemah saat masih kecil. Aku selalu diganggu.

Young Jin : Aku tidak percaya.

Fukuda : Suatu hari kakak laki-lakiku membawaku ke sekolah. Di sudut halaman sekolah, ada area berteduh di bawah kain hijau. Ada bangku batu di bawahnya. Semua anak yang menggangguku berlutut di bangku itu.

Young Jin : Kakakmu yang melakukannya?

Fukuda : Kakak perempuanku. Meski kami tidak mengungkapkannya, memiliki saudara kandung sangat berarti. Bahkan di masa-masa buruk dan saat-saat indah. Aku berharap kau tidak merasa kesepian. Setidaknya mulai sekarang.


Fukuda lalu menanyakan kondisi Kaito.

Young Jin : Aku terus mengawasinya.

Fukuda : Kejadian ini tragedi bagi Perusahaan Listrik Yoshino. Baik presdir dan karyawannya terluka.

Young Jin mulai tegang. Fukuda lalu berjalan lagi. Young Jin bergegas mengikuti Fukuda.


Oda, Kenta dan Nyonya Yoo berkumpul di klub.

Oda tanya, siapa lagi yang tahu soal bom di kantor gubernur.

Nyonya Yoo : Staf dapur dan staf kebersihan mengetahuinya. Mereka tahu bom meledak di Kantor Gubernur Joseon, ada tentara yang tewas, dan Gubernur tidak terluka.

Kenta kesal, jaga ucapanmu.

Nyonya Yoo : Meski aku diam, rumor akan menyebar sangat cepat.

Kenta : Memang kau tahu apa?

Oda menenangkan Kenta.

Nyonya Yoo : Semua orang membicarakan kegagalan tata kelola budaya. Mereka bilang harusnya kau tidak memberikan waktu bagi pejuang kemerdekaan menyerang. Berkat tata kelola budaya, perdamaian terpelihara.

Kenta : Kau tidak ingat bagaimana aturan militer itu?

Nyonya Yoo : Ini ketenangan sebelum badai. Militer akan segera bertindak.

Oda : Tidak. Mereka sudah bertindak. Aku yakin Hiroshi merencanakan sesuatu.

Kenta : Menurutmu apa yang dia rencanakan?

Oda : Suatu kali dia pernah katakan militer memiliki pendapat berbeda dari Kaisar soal kebijakan kolonial. Militer ingin memperluas, sementara Kaisar dan kabinet ingin mempertahankan.

Kenta : Itu pemikiran yang berbahaya.

Hiroshi : Mungkin saja dia akhirnya memamerkan cakarnya. Hiroshi sendiri seorang prajurit. Dia mungkin tidak bisa melihat militer melemah karena perdamaian dipertahankan.


Young Jin menemui ayahnya.

Sang ayah menanyakan keadaan korban. Young Jin berkata, korban mulai pulih.

Hiroshi : Aku terkejut mendengarmu melakukan angiografi.

Young Jin : Ini pertama kalinya aku melakukannya.

Hiroshi : Sebagai wakil direktur, kau memang harus terampil.

Young Jin : Ayah sudah bertemu dengan Gubernur?

Hiroshi : Dia akan mengakhiri masa jabatannya dalam situasi yang sulit.

Young Jin : Menurut Ayah kasus ini akan memengaruhinya?

Hiroshi : Gubernur baru sudah ditunjuk. Berbeda dari gubernur sekarang, dia anggota kelas kelulusan pertama dari akademi militer. Tergantung bagaimana kasus ini diselesaikan, metode aturannya akan berubah.

Young Jin kaget tapi ia berusaha setenang mungkin di depan ayahnya.


Sang ayah lalu berdiri dan melepas jas dokternya, sambil menanyakan Fukuda. Ia bilang, Fukuda adalah pria terbaik untuk menjadi suami Young Jin.

Young Jin : Kenapa Ayah ingin menikahkanku?

Hiroshi : Lalu apa? Kau mau di samping ayah selamanya?

Young Jin tersenyum dan menyuruh ayahnya pulang untuk beristirahat.

Hiroshi : Lalu kau?

Young Jin : Aku harus mengawasi keadaan pasienku.

Hiroshi : Baiklah, akan kukirimkan pakaian gantimu.


So Min memberitahukan keadaan Won Bong pada tim nya.

So Min : Jujur saja, kemungkinannya 50-50. Dia mungkin tidak akan pernah sadar.

Nam Ok : Kupikir operasi itu berhasil.

So Min : Dia masih hidup tapi Lee Young Jin pun tidak bisa mengatakan apa yang akan terjadi. Sekarang semua tergantung pada keinginannya untuk bertahan hidup.

Nam Ok marah dan berniat mengeluarkan Won Bong dari sana. Jin Soo melarang dan meminta Nam Ok mendengarkan kata Young Jin.

Nam Ok : Memang dia tahu apa? Kita bahkan tidak yakin apakah dia benar di pihak kita.

Jung Im memberi ide.

Jung Im : Jika dia pulih sepenuhnya dan diinterogasi, identitasnya akan terekspos. Kita harus memastikan Perusahaan Listrik Yoshino juga tidak akan bicara. Kita butuh jasad yang tidak dikenal. Harus seseorang yang berfisik sama dengannya.

So Min : Lee Young Jin mungkin akan menentangnya.

Jung Im : Aku akan membujuknya. Cari jasad itu dan bungkam perusahaan listrik itu.

Seung Jin tampak memikirkan sesuatu usai mendengar ide Young Jin.


Bersambung ke part 3...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...