• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 3 Part 1

Sebelumnya...


Di episode sebelumnya, Dan datang tepat waktu, melindungi Yeon Seo dari lampu gantung yang meluncur ke arah Yeon Seo.

Dan melindungi Yeon Seo dengan sayapnya.

Yeon Seo terkejut melihat Dan.

Dan : Kau baik-baik saja?

Yeon Seo perlahan mengangguk.

Dan lantas menggendong Yeon Seo dan membawanya pergi dari sana.

Dan menginjak pecahan kaca dari lampu gantung, membuat telapak kakinya terluka.


Sementara diluar, Kang Woo panic usai mendengar suara lampu gantung yang jatuh dan pecah.


Dan mendudukkan Yeon Seo di sofa.

Dan : Kau terluka? Wajahmu memerah. Kau demam?

Yeon Seo melihat sayap Dan. Yeon Seo : Apa ini?

Sontak Dan kaget dan langsung mundur menjauhi Yeon Seo.

Yeon Seo tanya sekali lagi, apa ini?

Dan gugup, sa... sayap.

Yeon Seo : Kau...

Yeon Seo berdiri.

Yeon Seo : Benarkah kau...

Dan teriak, melarang Yeon Seo mendekatinya. Ia bilang, Yeon Seo akan terluka jika mendekatinya.

Yeon Seo : Aku sungguh tidak percaya.

Dan : Aku bisa menjelaskan. Jangan terkejut.

Yeon Seo : Lupakan. Tidak ada orang mesum yang bisa menjelaskan kemesumannya.

Dan bingung, apa?

Yeon Seo : Kau mengabaikan telepon dan radio panggilku karena memakai benda ini.

Dan : Aku tidak memakai apa pun...

Dan kemudian tersenyum lega karena Yeon Seo tidak menyadari itu sayap benerannya.

Dan kemudian permisi.


Yeon Seo menarik sayap Dan. Ia minta Dan melepaskan sayap itu.

Dan kesakitan sayapnya ditarik.

Yeon Seo : Sudah kubilang lepaskan benda ini!

Dan : Aku baru bisa melepasnya jika kau melepasku!

Yeon Seo : Aku baru bisa melepasmu jika kau diam. Ini jelek dan menjijikkan. Aku akan membakarnya.

Dan sewot sayapnya dibilang jelek.

Dan : Kau pernah melihat sayap yang besar, brilian, dan seindah ini?

Yeon Seo : Kau bicara kasar padaku?


Dan pun mendorong Yeon Seo ke sofa.

Dan : Jika kau bisa, begitu pun aku.

Yeon Seo : Sadarlah. Aku mempekerjakanmu.

Dan : Kau hanya tahu soal mempekerjakan, kontrak, dan hierarki. Kau terlalu bodoh untuk melihat keindahan.

Yeon Seo : Kau sudah selesai bicara?

Dan : Belum! Sayap ini tidak pantas disebut jelek oleh orang yang jiwanya mati, dasar berisik!

Yeon Seo : Kau lah yang jelek!


Dan beranjak pergi.

Di koridor, ia berhenti melangkah.

Dan : Benar. Semuanya sama bagi manusia, entah itu malaikat, monster atau orang mesum.

Dan lalu melihat pantulan dirinya di cermin. Sayapnya akhirnya menghilang.


Tak lama setelah sayapnya menghilang, Kang Woo masuk. Dan kaget melihat Kang Woo. Begitu pun Kang Woo.


Yeon Seo mengambil sayap Dan yang jatuh di lantai.

Tiba2, dia mendengar teriakan Dan memanggil namanya.


Yeon Seo bergegas keluar dan melihat Dan sedang gelut bersama seorang pria.

Dan menyuruh Yeon Seo memanggil polisi.

Kang Woo kesal Dan terus menindihnya.

Ia mendorong Dan dan balik menindih Dan.

Yeon Seo pun mengarahkan tongkatnya ke Kang Woo.

Yeon Seo : Siapa kau?

Kang Woo : Aku Ji Kang Woo. Aku direktur artistik Fantasia, Ji Kang Woo.

Yeon Seo : Kau Ji Kang Woo dari teater balet di New York?


Sekarang, Yeon Seo duduk di sofanya sambil membaca kartu nama Kang Woo.

Kang Woo yang berdiri di depan Yeon Seo, menyuruh Yeon Seo melaporkan kejadian itu pada polisi.

Yeon Seo : Aku akan mengurusnya, pergilah.

Kang Woo meraih ponselnya.

Kang Woo: Biar aku saja. Jangan merusak TKP.

Yeon Seo : Dengar, Pak Ji Kang Woo. Ini rumahku. Aku berhak sepenuhnya atas kejadian di sini.

Kang Woo : Apa yang kau takuti?

Yeon Seo : Bukan takut, tapi tidak suka diganggu. Orang-orang di sekitarku sangat ingin membicarakan aku. Pokoknya, pergilah.

Kang Woo : Aku akan membantumu.

Yeon Seo : Pergi saat kuminta adalah cara agar kau bisa membantuku.

Kang Woo mulai sebal, Lee Yeon Seo-ssi.


Dan tiba-tiba muncul dan Kang Woo pergi. Kang Woo membalas Dan dengan menyuruh Dan meminta maaf jika merasa bersalah dan menyesal.

Dan membela diri, kau berdiri di sana dan tampak mencurigakan.

Kang Woo : Tetap saja, bukan berarti kau bisa menyerangku seperti itu.

Dan : Kau terjatuh dengan mudahnya, jadi, aku merasa bingung.

Kang Woo : Aku tidak menyangka kau akan tiba-tiba menyerangku.

Dan : Jadi, kau pasti menang andai sudah bersiap?

Kang Woo : Kau bersama dia saat kaca jendelanya pecah?

Yeon Seo : Tidak.

Dan : Untuk memecahkan kaca jendela itu, kau harus berada di taman. Pelakunya bukan orang luar.


Yeon Seo langsung menatap Dan.

Yeon Seo : Tadi kau diluar, kan?

Kang Woo terus menyalahkan Dan.

Dan sewot dan mengajak Kang Woo berkelahi.


Yeon Seo berdiri dan menyuruh Kang Woo pergi.

Kang Woo kian kesal.


Dan pun langsung menatap Kang Woo dengan muka meledek sambil memberikan lengannya pada Yeon Seo.

Yeon Seo memukul lengan Dan.

Yeon Seo : Lupakan, kau berisik.

Yeon Seo pun pergi. Ia berjalan sambil bertumpu pada tongkatnya.



Yeon Seo berbaring di ranjangnya.

Ia memikirkan kejadian yang baru saja dialaminya.

Lalu ia ingat pertanyaan Kang Woo tadi, soal yang ia takuti.

Terakhir, ia ingat saat Dan menolongnya.

Yeon Seo bertanya2, siapa Dan sebenarnya? Lalu ia kembali menyebut Dan sebagai pria mesum yang gila.


Dan sedang mengobati kakinya. Lalu tiba2, luka di kakinya menghilang begitu saja.


Yeon Seo bangun dari tidurnya dan beranjak ke meja mengambil kotak obat.


Lalu ia membuka pintu kamarnya dan terkejut melihat Dan di depan kamarnya.

Yeon Seo : Kenapa kau disini?

Dan : Kenapa kau keluar?


Dan ternyata datang untuk memberikan Yeon Seo secangkir teh.

Dan : Minumlah. Ini teh chamomile. Aku tahu kau minum ini saat tidak bisa tidur. Aku membacanya. Tadi kau terkejut.

Yeon Seo : Nuga? Naega? Aninde.

Dan pun ingat tangan Yeon Seo gemetaran saat tadi mengancam Kang Woo dengan tongkat.


Dan : Kenapa manusia berbohong? Aku takut, aku gugup, aku membutuhkanmu. Mengatakan hal semacam itu tidak akan merugikanmu.

Dan lantas meletakkan gelasnya ke tangan Yeon Seo.

Dan : Minumlah ini, lalu tidur. Aku akan berada di sini sampai pagi. Untuk berjaga-jaga.


Yeon Seo masuk dan menutup pintu kamarnya.

Dan mendekatkan telinganya ke pintu.

Yeon Seo : Jangan berlebihan.


Yeon Seo lalu keluar lagi hanya untuk memberikan krim obat pada Dan.

Yeon Seo : Oleskan ini. Jangan datang terlambat karena lukamu.

Yeon Seo kembali masuk.

Dan tersenyum dikasih obat sama Yeon Seo.


Yeon Seo lalu duduk kasurnya dan menikmati teh dari Dan.

Lalu ia menatap ke arah pintu.


Dan sendiri duduk di depan pintu dan mengoleskan krim obat ke kakinya yang sudah sembuh sendiri.

Bersambung ke part 2......

Different Dreams Ep 21-22 Part 4

Sebelumnya...


Kenta menghajar Matsuura di ruangannya.

Kenta : Orang Joseon tidak peduli dengan apa yang mereka makan. Mereka bahkan tidak tahu apa itu akan membuat mereka sakit. Nasi

bisa disebut makanan jika panas dan mengilap. Hanya karena kau mendapat sedikit dukungan dari kami kau kira kau bagian dari kami? Kau orang Joseon yang tidak berguna.

Kenta lalu mencengkram wajah Matsuura.

Kenta : Pastikan mereka yang juga ada di tempat kejadian tutup mulut. Rahasiakan semuanya. Oda adalah mata-mata Fukuda. Jika ada yang tahu kita kehilangan dana investigasi, kita berdua akan tamat. Aku akan memberimu waktu 48 jam untuk menemukan Kim Seung Jin. Aku akan memutuskan ganjaran untukmu setelahnya.


Matsuura langsung kembali ke kantornya. Taro terkejut melihat bibir Matsuura yang terluka. Namun ia seketika diam saat Matsuura menatapnya dengan wajah galak.

Matsuura : Apa yang kau temukan?

Daiki melapor, istri Seung Jin bekerja serabutan atau mencuci piring di restoran.

Matsuuraa : Adakah yang mencurigakan?

Daiki : Dia kebanyakan bekerja di sekitar daerah Namdaemun.

Matsuura : Namdaemun. Ikuti aku.


Matsuura dan anak buahnya langsung mendatangi perkampungan Se Joo.

Mereka menangkap seorang pria yang mereka curigai.

Matsuura juga dapat laporan, istri Seung Jin bekerja di Toko Baeksan milik keluarga.

"Dia bekerja di Toko Baeksan milik keluarganya. Jika kita menelusuri pembukuannya, kita akan tahu apa dia membiayai gerakan kemerdekaan." ucap Daiki.

Matsuura lalu menangkap seorang pria lagi.


Kita ke Shanghai.

Seorang pria bersepeda melintasi jalanan Shanghai.

Pria itu menuju suatu tempat.

Dan kini, pria itu keluar dari dalam sebuah tempat dan sudah mengganti bajunya.

Pria itu pergi dengan terburu-buru, tapi tiba2, dia ditabrak sebuah mobil. Dua pria lain turun dari dalam mobil dan membawanya.


Pria bersepeda itu diinterogasi oleh Roku. Roku menanyainya soal keberadaan Kim Goo dan Ahn Gong Geun. Pria itu tidak menjawab dan menyuruh Roku membunuhnya.

Roku menatap dokter dan mengangguk. Dokter pun segera menyuntikkan cairan ke leher pria itu.


Roku lalu menghubungi Oda, memberitahu bahwa Kim Goo dan Ahn Gong Geun ada di Gyeongseong.

Oda kaget dan bertanya2, kenapa Kim Goo ke Gyeongseong?

Oda : Tunggu. Ahn Gong Geun...

Roku : Dia saudara kandung Ahn Jung Geun.

Oda terhenyak.

*Ahn Jung Geun membunuh Ito Hirobumi pada 1909. Di Harbin, Manchuria. Dia mati demi negaranya. Ito Hirobumi ini adalah perdana menteri Jepang gaes.. Dia dibunuh pada 26 Oktober 1909 di Harbin, Manchuria. Saat itu, Ito berencana menemui seseorang bernama Vladimir, perwakilan Rusia di Manchuria. Ketika ia tiba di Stasiun Kereta Api Harbin, Ahn Jung Geun datang dan menghadiahinya 6 tembakan dan ia pun tewas.


Young Jin melepas jas dokternya dan memakai mantelnya.

Tak lama, ia menemukan sesuatu di saku mantelnya.

Young Jin merogoh sakunya dan menemukan kertas bertuliskan bahwa harimau putih telah memasuki perbatasan nasional.


Sung Joo datang dan Young Jin bergegas menyembunyikan kertas itu. Sung Joo mengeluhkan dirinya yang masih jomblo. Young Jin menyuruh Sung Joo mencari pacar di RS. Sung Joo bilang, bau formalin menghilangan perasaan romantisnya. Young Jin : Kalau begitu jaga rumah sakit. Dan Young Jin pun pergi.


Kim Goo dan Ahn Gong Geun sedang di kereta.


Young Jin dan Won Bong bertemu di jembatan. Won Bong tersenyum menatap Young Jin. Sementara Young Jin berkaca-kaca menyentuh wajah Won Bong.

Setelah itu, Young Jin membenamkan dirinya dalam pelukan Won Bong.

Won Bong melepas pelukannya. Ia menatap Young Jin dalam-dalam sebelum akhirnya mencium Young Jin.

*Duh, kalo Jung Im lihat, patah hati ni dia.


Won Bong dan Young Jin berjalan bersama. Won Bong memberitahu Young Jin, kalau ia mengirim Seung Jin dan keluarganya ke Shanghai.

Won Bong : Komisaris dan Inspektur Matsuura pasti marah sekarang.

Young Jin : Tidakkah kau merasa sulit untuk berjalan? Apa kau merasakan ada yang menarik-narik perutmu?

Won Bong : Aku baik-baik saja. Berkat dokter yang terampil.

Young Jin : Bahkan pecahan peluru kecil di dalam tubuh bisa menyebabkan infeksi. Jika demam atau merasa sakit, kau harus memberitahuku. Adakah yang mensterilkan lukamu?

Won Bong memasukkan tangan Young Jin ke sakunya.

Young Jin : Aku tidak kedinginan.

Won Bong : Aku kedinginan.

Young Jin lalu memberitahu Won Bong soal kedatangan Kim Goo ke Gyeongseong.


Besoknya, Won Bong dan Young Jin menemui Kim Goo yang datang dengan Ahn Gong Geun.

Kim Goo tanya, apa Young Jin sudah kasih tahu Won Bong alasan mereka bertemu.

Young Jin : Aku ingin dia mendengar secara langsung.

Kim Goo menjelaskan alasan mereka bertemu sekarang.

Kim Goo : Lee Bong Chang dari Korps Pahlawan ada di Kawasaki. Dia berencana masuk ke Tokyo saat pawai Kaisar Jepang. Kita akan menargetkan sudut jalan yang akan dilaluinya setelah parade.

Kim Goo lalu menyuruh Young Jin mencari tahu rute kaisar.

Won Bong : Kau menargetkan Kaisar sendiri?


Kim Goo menyerahkan sebuah pesan pada Won Bong.

Won Bong membacanya.

"Jalan kita mungkin berbeda, tapi impian kita sama." isi pesan itu.

Won Bong menatap Kim Goo.

Bersambung...

Next Ep gaes..

Fukuda memberitahu Oda kalau ada yang membantu Kim Goo di Gyeongseong.

Fukuda : Kode namanya Bluebird.

Murai mendatangi kediaman Hiroshi! Young Jin kaget melihat Murai.

Hye Ok menemukan bendera Korea di kamar Young Jin dan langsung melaporkannya ke Hiroshi.

Hiroshi memberitahu Young Jin, bahwa ia tahu dari Murai, ada pengkhianat di dekatnya. Young Jin tegang.