• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Different Dreams Ep 21-22 Part 3

Sebelumnya...


Nam Ok mengungkapkan pikirannya soal Seung Jin pada Won Bong. Ia berniat mengeluarkan Seung Jin dari kelompok mereka karena

Fukuda memiliki foto Seung Jin.


Won Bong tiba2 berdiri, membuat Nam Ok, Majar dan Jung Im kebingungan. Lalu ia menyuruh Nam Ok mengambil dua pistol dan satu senapan dan mengajaknya pergi ke suatu tempat.

Nam Ok : Kau kenapa?

Won Bong : Ikuti saja aku.

Won Bong beranjak pergi.


Matsuura dan Seung Jin bertemu di sebuah gudang.

Seung Jin : Kau sendiri?

Matsuura : Seperti yang kau lihat?

Seung Jin : Bagaimana uangnya?

Matsuura : Bagaimana Kim Won Bong?

Seung Jin : Dia kuikat di dalam.

Matsuura memberikan uang yang diminta Seung Jin.

Seung Jin menghitung uangnya.

Seung Jin : Ini kurang dari yang aku minta.

Matsuura : Aku akan memberikan sisanya setelah melihat wajahnya.

Seung Jin : Ikuti aku.

Seung Jin membawa Matsuura ke Won Bong.


Di belakang, anak buah Matsuura mengikuti mereka.


Seung Jin dan Matsuura tiba di sebuah ruangan tempat Won Bong diikat.

Matsuura senang melihat Won Bong.

Matsuura : Jika kau tahu sesuatu, kau harus mengakui apa pun yang kau tahu. Kau akan memintaku untuk membunuhmu. Tapi aku akan memastikan kau tetap hidup sampai akhir.

Matsuura memukuli Won Bong.

Anak buah Matsuura datang. Mereka senang berhasil mendapatkan Won Bong.


Sementara itu, Seung Jin bergegas lari keluar.

Diluar, dia bertemu Won Bong.

Seung Jin tersenyum.

Won Bong : Kerja bagus.


Matsuura menoleh ke belakang. Ia kaget Seung Jin menghilang.

Matsuura : Dimana Kim Seung Jin?

Daiki : Aku tidak melihatnya.

Pria yang digantung, mengerang.

Matsuura pun membuka kain yang menutup kepala pria itu.

Betapa kagetnya mereka melihat pria itu ternyata Kenta.

Anak buah Matsuura langsung menurunkan Kenta.

Kenta marah dan memukuli mereka satu per satu.

Kenta : Bawa si bedebah Kim Seung Jin sekarang! Bawa salah satu anggota keluarganya jika tidak bisa!


Namun tiba2, mereka dihujani tembakan.

Matsuura langsung memeluk Kenta dan merunduk.

Dari bangunan sebelah, Nam Ok dkk terus memberi mereka tembakan.

Nam Ok dkk bergegas pergi.


Seung Jin dan Won Bong tertawa.

Nam Ok yang melihat itu, meminta mereka menjelaskan semuanya saat dalam perjalanan pulang.


Matsuura dan Daiki ke kediaman Seung Jin tapi ayah dan istri Seung Jin sudah pergi.

Matsuura marah.


Won Bong, Nam Ok dan Seung Jin kini ada di tepi sungai.

Won Bong menatap Seung Jin dan mengingat perintahnya malam itu, sebelum meledakkan kantor gubernur.

Flashback...


Won Bong : Aku memercayaimu. Jangan beri tahu siapa pun tentang yang aku katakan sekarang. Rencana semula yaitu kabur sebelum bom meledak. Tapi setelah ledakan, aku akan kembali untuk memastikan Gubernur dan para pejabat tewas. Jika Jung Im dan Nam Ok tahu, mereka akan melarangku pergi. Entah kita berhasil atau gagal, dampaknya akan sangat besar. Mereka akan mengincarmu. Dan keluargamu akan melewati masa-masa lebih sulit dari sekarang. Jika sesuatu terjadi padamu atau keluargamu, aku tidak akan bisa menghadapi Yoo Tae Joon setelah aku mati. Aku akan mengubah kebingungan menjadi peluang. Kau akan pergi ke Shanghai bersama keluargamu. Kau akan mengkhianatiku sepenuhnya mulai sekarang. Ini perintah dari pemimpinmu.

Seung Jin tertegun mendengarnya.

Flashback end..


Seung Jin minta maaf pada Nam Ok.

Nam Ok pura2 ngambek.


Tak lama kemudian, Jin Soo datang membawa kapal.

Jin Soo : Jika kau menaiki perahu ini ke pelabuhan terdekat, kau bisa ganti ke kapal yang lebih besar ke Qingdao. Kami juga telah mengatur rute darat ke Shanghai.

Ayah dan istri Seung Jin datang. Ayah Seung Jin ngomel2 di gendongan Se Joo. *Ngakak pas scene ini.


Se Joo menurunkan ayah Se Jin. Ayah Se Jin masih mengomel. Ayah Seung Jin bilang ia tak mau pergi karena ingin mati di negara dan rumahnya.

Won Bong : Kumohon jangan mati. Anda harus hidup saat negara kami rebut kembali.

Ayah Seung Jin : Kau Kim Won Bong?

Won Bong : Ya.

Ayah Seung Jin : Kapan waktu itu akan tiba?

Won Bong : Anda bisa segera kembali. Percayalah padaku.


Ayah Seung Jin lalu menatap putra dan menantunya.

Ayah Seung Jin : Kalian siap tinggal di luar negeri?

Mereka mengiyakan.

Ayah Seung Jin : Anggap saja kita akan piknik. Kami akan kembali suatu hari nanti.


Ayah Seung Jin kembali menatap Won Bong. Ia menangis haru, begitupula dengan Won Bong.

Ayah dan istri Seung Jin naik ke kapal.


Seung Jin menyerahkan uang dari Matsuura ke Won Bong. Ia mengaku tidak bisa menerimanya.

Tapi Won Bong menyuruh Seung Jin mengambilnya.

Won Bong : Ini kompensasi untuk apa yang akan kaulakukan di masa depan. Lindungi keluargamu. Ini perintah.

Seung Jin : Aku akan membalas kebaikanmu saat aku kembali.


Nam Ok lantas memeluk Seung Jin.


Seung Jin dan keluarganya pergi.


Nam Ok : Sekarang giliranku untuk meninggalkan Korps Pahlawan.

Won Bong : Kau marah?

Mereka lalu saling berpelukan.

Nam Ok : Tidak. Kau tidak melibatkanku dan melakukan semuanya sendiri. Aku tidak akan menjadi bagian dari Korps Pahlawan lagi. Tidak ada yang istimewa tentang Korps Pahlawan.


Anggota Korps Pahlawan kemudian beranjak pergi.

Won Bong : Saat kau mengikuti kata hatimu, itulah Korps Pahlawanmu. Yang membuatku merasa tidak enak yaitu aku memikirkan hal serupa. Aku ingin mengirim Seung Jin dan keluarganya ke Shanghai.

Nam Ok : Tanya Jung Im.

Won Bong : Jika aku memberitahumu sebelumnya, kau tidak akan mengirimku ke Kantor Gubernur.

Nam Ok : Aku akan pergi sebagai gantinya.

Won Bong : Bersiaplah menerima akibatnya.

Bersambung ke part 4...

Different Dreams Ep 21-22 Part 2

Sebelumnya...


Oda bertandang ke rumah Hiroshi. Oda mengaku, ia hampir lupa bahwa Hiroshi seorang tentara.

Oda : Siapapun yang akan menjadi gubernur, aku akan bekerja sama denganmu. Aku di pihakmu.

Hiroshi : Gubernur barunya Jenderal Ugaki.

Oda terkejut.

Hiroshi tanya, kenapa Oda begitu terkejut.

Oda bilang, Ugaki adalah dalang kudeta.

Hiroshi : Apa kesaksian tentang pasukan pendudukan ada kaitannya dengan dia? Kau tidak perlu khawatir selama kau di pihakku. Begitu hal itu selesai, semuanya akan kembali seperti semula.

Oda : Jadi, kau di pihak mana? Tentara atau rumah sakit?

Hiroshi : Aku selalu dokter berseragam militer Kau mengerti maksudku. Biar kuceritakan rahasiaku. Operasi akan dimulai di Manchuria besok. Era perdamaian sudah berakhir.

*Curiga sy, ntar di akhir cerita, Young Jin akan berhadapan dengan Hiroshi sebagai musuh.


Fukuda memberitahu Oda, kalau ia mau menyelidiki lagi kasus kematian Pangeran Noda.

Oda bilang kasus itu sudah ditutup.

Fukuda : Dan ada sesuatu yang mencurigakan tentang kematian direktur RS. Orang terakhir yang dia temui adalah Direktur Hiroshi. Saat mayat diautopsi, lebih dari dua dokter harus ambil bagian dan membuat laporan tentang itu. Begitulah protokolnya. Tapi direktur rumah sakit tidak diautopsi. Dan tes darah Pangeran Noda hanya dilakukan oleh wakil direktur, Lee Young Jin.

Oda : Aku kira kau ingin menikah dengan Lee Young Jin. Dan Hiroshi tampaknya sangat peduli padamu.

Fukuda : Aku tidak ingin mencampuradukkan masalah pribadi dan pekerjaan.

Oda : Dengan gubernur yang baru, sebagian besar pejabat akan diganti. Hiroshi akan berperan penting. Dan aku akan membantunya.

Oda lantas meminta Fukuda melupakan Hiroshi dan Young Jin untuk saat ini.

Oda : Pastikan memburu Korps Pahlawan dan menyelamatkan kehormatan Biro Urusan Hukum.


Daiki sedang mengawasi kediaman ayah Seung Jin.

Matsuura tiba2 saja nongol, membuatnya kaget.

Matsuura : Kau sudah makan?

Daiki : Aku makan sedikit.

Matsuura : Kau pergi makan yang benar dan mandilah. Dan kembali ke kantor.

Daiki heran, apa?

Matsuura : Istirahat saja saat aku menyuruhmu Aku akan tetap di sini. Pergilah.

Daiki : Baik, Pak.


Istri Seung Jin membujuk ayah Seung Jin makan. Ia bilang, sudah membuatkan sup ayam favorit ayah Seung Jin tapi ayah Seung Jin menolak makan.


Seung Jin tiba2 datang. Sontak, sang ayah marah melihat ia datang.

"Begitu seorang pria memutuskan dan meninggalkan rumahnya, dia seharusnya tidak pernah kembali." ucap sang ayah.

"Bagaimana keadaan Ayah? Apa Ayah merasa baikan?" tanya Seung Jin.

"Kau dokter? Kau menerima panggilan rumah?" ucap sang ayah.

Sang ayah lalu mengambil sapu dan memukuli Seung Jin.

Menantunya mencoba menghentikan ia memukuli Seung Jin, tapi ia mendorong menantunya dan memukuli Seung Jin.

"Keluar dari rumahku sebelum polisi menerobos masuk." pinta sang ayah. Ia juga menyebut bahwa putranya sudah meninggal, lalu kembali ke rumah.


Setelah itu, Seung Jin meraih tangan istrinya. Ia meletakkan sesuatu ke tangan istrinya. Sang istri kaget. Seung Jin kemudian pergi.


Diluar, Seung Jin bertemu Matsuura. Matsuura langsung pergi. Seung Jin mengikutinya.

Ternyata inilah alasan Matsuura menyuruh Daiki pergi.

Sebagai gantinya, Matsuura meminta Seung Jin menyerahkan Won Bong padanya.

Seung Jin : Kau ingin dia hidup atau mati? Aku dengar imbalan untuk menangkapnya 1.000 dolar.

Sontak, Matsuura marah dan berusaha memukul Seung Jin.

Seung Jin : Aku ingin setidaknya seperseratus dari imbalan itu. Beri aku 10 dolar. Itu syarat terakhirku. Aku akan pergi setelah menyerahkan Kim Won Bong kepadamu. Ke tempat yang tidak bisa ditemukan. Aku butuh uang untuk menata hidupku.

Matsuura : Kau pikir kau penting? Kau hanyalah keparat yang mengkhianati rekanmu. Kau tidak berguna untuk Joseon dan Jepang. Hanya bedebah rendahan.

Seung Jin : Aku mempertaruhkan hidupku. Kita hampir berhasil. Kau ingin berhenti di sini?

Matsuura : Jika kau memainkan trik murahan, keluargamu akan mati. Aku, Matsuura, pasti akan menghancurkan mereka.

*Oke sy baru paham sekarang tujuannya si Seung Jin ini apa.. dia gk bener2 mengkhianati Won Bong. Ingat kan saat Jung Im memberi ide gila, untuk menukar Won Bong dengan sebuah jasad? Nah, pas Jung Im nyetusin ide ini kan, si Seung Jin ada di sana dan memikirkan sesuatu. Jadi intinya, dia menggunakan idenya Jung Im untuk menyelamatkan keluarganya. Dia pura2 akan menyerahkan Won Bong tapi yang diserahkannya adalah Won Bong palsu. Gitu gaes...


Matsuura ke rumah bordil, menemui Kenta yang lagi minum2 ditemani dua wanita penghibur.

Kenta menawari Matsuura minum. Matsuura menolak.

Matsuura : Matahari masih terik. Aku tidak bisa minum.

Kenta : Jika kau tidak minum, pergilah.

Matsuura : Ini tentang Kim Won Bong.Suruh gadis-gadis itu keluar.

Kenta kesal dan menyuruh gadis2nya keluar.


Kenta : Jika kau membuang-buang waktuku, kau akan terima akibatnya.

Matsuura : Kim Seung Jin ingin menyerahkan Kim Won Bong kepadaku. Namun, dia punya satu syarat.

Kenta : Kita harus memberikan apa saja untuknya.

Matsuura : Dia minta 10 dolar dan hak pengampunan.

Kenta marah.

Kenta : Kau tidak bisa memberikan 10 dolar kepada kriminal itu.

Matsuura : Dia tidak akan menyerahkannya kecuali jika dia melihat uang itu. Begitu kita menangkap Kim Won Bong, dia hanya akan punya kesempatan untuk melihat uang itu. Tolong izinkan aku menggunakan dana investigasi untuk Tim Tugas Khusus.

Kenta terpaksa setuju.


Matsuura bergegas pergi. Tanpa ia sadari, Se Joo mengawasinya.


Seung Jin kembali menghubungi Matsuura.

Matsuura : Serahkan Kim Won Bong padaku. Uangnya sudah siap.


Usai bicara dengan Matsuura, Matsuura mengambil pistolnya.

Daiki lewat.

Matsuura : Daiki, hubungi semua tim tugas khusus yang sedang berjaga dan minta bantuan dari Kantor Polisi Jongno.

Daiki bingung, bantuan?


Matsuura berdiri dan menatap pistolnya.

Bersambung ke part 3...