• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Blessing of the Sea Ep 7 Part 1

Sebelumnya <<<


Chung Yi baru pulang dan langsung masuk kamarnya dengan wajah lesu.

Tak lama, Deok Hee datang, membawakannya ginseng (tumben?)

Chung Yi tanya, apa itu.

Deok Hee : Kau pikir ibu memberikan racun? Ibu mendapatkannya usai mengadakan  ritual untuk toko obat herbal, jadi, habiskanlah.

Chung Yi pun meminumnya.

Deok Hee : Kenapa kau selalu merengut? Itu hanya uang. Anggaplah kau  meminjamkannya kepada kakakmu. Dia akan membayar berkali-kali lipat saat sudah sukses nanti.

Chung Yi : Bukan karena itu.

Deok Hee : Lantas berhenti merengut. Kau bisa mencari uang lagi.


Hak Kyu masuk dan meminta Deok Hee berhenti membentak Chung Yi.

Deok Hee sewot Hak Kyu tidak bekerja dan datang hanya untuk meneriakinya.

Hak Kyu : Kenapa kau terus mengganggu anak malang ini?


Ponsel Chung Yi berbunyi. Chung Yi menjawabnya dan terkejut. Chung Yi lalu berterima kasih.


Deok Hee tanya siapa yang telpon sampai Chung Yi mengucapkan terima kasih.

Chung Yi : Aku lolos kontes seni. Aku diminta menghadiri wawancara.

Ha Kyu kaget, apa? Tunggu, ayah pikir kau tidak memberikan lukisanmu karena dia.

Chung Yi : Guruku memberikan salinannya. Mereka menyukai lukisanku, jadi, aku lolos.

Hak Kyu senang mendengarnya. Ia bahkan sampai berteriak, hore, membuat Deok Hee menutup telinganya dan menyuruh Hak Kyu diam.


Ji Na berkeliaran sambil menggendong bayinya.

3 orang wanita keluar dari sebuah klub dan menertawakan Ji Na. 3 wanita itu kemudian pergi.


Ji Na menatap pantulan dirinya di pintu kaca.

Ji Na menguatkan hatinya dan kembali berjalan.


Ji Na lalu melihat brosur peminjaman uang.


Chung Yi yang baru saja keluar dari rumah, dikejutkan dengan spray snow yang disemprotkan ayahnya.

Sang ayah lalu mengucapkan selamat padanya dan memberinya semangat.

Chung Yi : Jangan senang dahulu. Bagaimana jika nanti ayah kecewa?

Hak Kyu : Ayah harus senang sekarang agar makin senang nanti. Bagaimanapun, kau akan berhasil. Tidak usah khawatir.


Chung Yi tersenyum.

Tapi saat mau pergi, mereka mendengar suara Deok Hee yang sedang mendoakan Ji Na.

Hak Kyu kesal dan mau memarahi Deok Hee tapi dicegah Chung Yi.

Chung Yi pamit.

Hak Kyu : Semoga berhasil.


Di depan gang rumahnya, Chung Yi bertabrakan dengan 3 orang pria. 3 pria itu kesal, tapi mereka pergi begitu saja tanpa membalas Chung Yi. Namun Chung Yi terkejut saat ketiga pria itu menyebutkan nama ayahnya.


Di halte, Chung Yi kepikiran 3 pria tadi yang mencari ayahnya. Chung Yi lalu menghubungi ayahnya.

Bersamaan dengan itu, bus lewat. Bus pergi. Chung Yi masih membeku halte. Chung Yi berpikir sejenak sebelum akhirnya ia memutuskan balik ke rumahnya.


Sampai di rumah, Chung Yi terkejut melihat ketiga pria itu mengacak2 rumahnya dan membuat orang tuanya ketakutan.

Chung Yi meraih ponselnya dan mengancam akan menghubungi polisi.

Salah satu dari pria itu memberikan sebuah surat pada Chung Yi.

Surat itu adalah surat perjanjian hutang piutang. Di surat itu tertulis, Ji Na meminjam uang 100.000 dolar dan Hak Kyu lah yang penjaminnya. Tapi sepertinya, Ji Na tidak membayar utangnya sehingga ketiga pria itu mencari Hak Kyu.


Chung Yi dan Deok Hee kaget.

Hak Kyu meminta ketiga pria itu melepaskan Chung Yi. Hak Kyu bilang, Chung Yi ada tes penting hari itu.

Deok Hee marah, tesnya tidak penting sekarang.

Chung Yi : Appa!

Hak Kyu : Tidak usah khawatir dan pergilah hadiri wawancaramu. Kau percaya kepada ayah, bukan?


Chung Yi ke Joobo tapi sayangnya ia disuruh pulang karena tes sudah berakhir. Chung Yi menghapus tangisnya.


Pil Doo menyerahkan laporan soal para kandidat yang terpilih pada Young In.

Young In : Bagaimana dengan anak itu? Dia tidak hadir?

Pil Do : Awalnya pun dia memberikan salinan.

Young In : Sungguh? Apa penilaianku tentang anak itu salah?


Deok Hee berbaring di kamarnya. Ia tidak menyangka, Ji Na tega melakukan itu.

Hak Kyu kemudian masuk dan terduduk lemas.

Hak Kyu : Tamat sudah riwayat kita.

Deok Hee : Bagaimana ini? Hidup kita hancur selamanya.

Mereka lalu mendengar suara Chung Yi pulang.


Hak Kyu dan Deok Hee keluar dan melihat Chung Yi sedang membongkar timbunan bawang.

Hak Kyu : Bagaimana wawancaranya?

Chung Yi : Aku tidak bisa membuang-buang waktu. Aku akan mengupas bawang putih dan berusaha semampuku.

Deok Hee : Kau mau kita mengupas bawang putih seumur hidup?

Chung Yi : Kita harus melakukan sesuatu. Ayah harus membayar utangnya.

Hak Kyu : Kapan ayah memintamu memikirkan itu? Bagaimana wawancaranya?

Deok Hee : Kau tidak tahu betapa sulitnya hidup ini. 100.000 dolar itu banyak. Tidak bisa dapat sebanyak itu dengan mengupas bawang putih.

Chung Yi : Aku bukan hanya akan mengupas bawang putih. Aku akan mengupas bawang putih, bawang bombai, dan kastanye Aku akan berusaha semampuku Kita bisa mendapatkan uangnya. Aku ratunya kerja paruh waktu di sini.

Chung Yi menyemangati dirinya. Hak Kyu menatap wajah Chung Yi. Ia tahu Chung Yi sedih.


Malamnya, Chung Yi menguburkan alat lukisnya.


Setelah itu, ia melihat teropong Poong Do dan dua bibit milik orang tua kandungnya.

Chung Yi membukanya dan menyerakkannya di tangan.


Lalu setelah itu, Chung Yi meniupnya dan tangisnya seketika pecah.

Hak Kyu muncul di belakang Chung Yi dan menatap Chung Yi.

Bersambung ke part 2...

Blessing of the Sea Ep 6 Part 3

Sebelumnya...


Deok Hee masuk ke kamarnya sambil mengomel.

Deok Hee : Dia bukan putri kandungnya. Kenapa hanya peduli kepadanya? Karena inilah Ji Na bertingkah.

Ponsel Deok Hee tiba2 berdering. Deo Hee terkejut, Ji Na lah yang menghubunginya.

Ji Na : Kubilang dengarkan saja!

Deok Hee : Di sini tidak ada siapa pun. Ibu di rumah sendirian. Ada apa ini? Ibu sangat mencemaskanmu. Hati ibu rasanya hancur karena cemas.

Ji Na : Ibu tidak menghubungi polisi karena tidak bisa menghubungiku, bukan?


Deok Hee : Tentu saja tidak. Keadaannya agak berbahaya karena Chung Yi mulai bilang kau mencuri uangnya, tapi ibu menghentikannya. Bagaimana bisa ibu mencurigaimu? Dasar anak licik.

Ji Na : Aku memang mencuri uangnya.

Deok Hee kaget, tunggu, apa? Kenapa kau mencurinya? Seharusnya kau meminta kepada ibu jika membutuhkan uang.

Ji Na : Ibu tidak punya uang. Sekarang aku di bandara untuk ikut pelatihan di luar negeri.

Deok Hee : Apa? Di mana? Tiba-tiba? Tanpa berpamitan kepada ibu?

Ji Na : Ini terjadi mendadak. Itu sebabnya aku butuh uang.

Deok Hee : Ibu akan ke bandara. Tunggu sebentar, Ji Na.

Ji Na : Aku akan menghubungi lagi setelah tiba di sana. Tidak usah mencemaskanku dan jaga kesehatan Ibu.


Ji Na mematikan panggilannya.

Deok Hee heran Ji Na mengatakan itu tiba2.


Seorang wanita mendatangi Ji Na di kamar. Dia adalah pemilik kamar yang disewa Ji Na. Dia menagih uang sewanya.

Ji Na langsung mengeluarkan amplopnya yang berisi uang Chung Yi dan mengambil uangnya.

Wanita itu terkejut melihat uang Ji Na banyak.

Ji Na : Aku akan membayar di muka untuk tiga bulan.

Setelah mendapatkan uangnya, wanita itu pergi.


Chung Yi memungut sisa2 alat lukis dan lukisannya yang habis dibakar Deok Hee.

Chung Yi ternyata lolos seleksi pertama di Joobo dan Joobo memintanya mengirimkan portfolio sebelum tenggat waktu.

Chung Yi lalu melihat barang2nya yang ia bawa saat pertama kali datang ke tempat Hak Kyu.


Tak lama kemudian, Hak Kyu pulang dan duduk disamping Chung Yi. Hak Kyu merasa bersalah atas apa yang dilakukan Deok Hee pada Chung Yi.

Chung Yi menatap ayahnya dengan berkaca-kaca dan berkata ia baik2 saja tapi kemudian ia meralat ucapannya dan mengatakan, ia tidak bisa baik2 saja untuk hari itu.

Chung Yi : Maafkan aku, Ayah.


Hak Kyu memeluk Chung Yi.

Hak Kyu : Kenapa minta maaf? Gadis malang.


Deok Hee mengintip mereka.

Deok Hee : Bagaimana caraku menyampaikan kabar ini? Masa bodoh. Ini bisa terjadi dalam keluarga. Astaga, sial.


Ji Na membongkar tasnya dengan panic. Ia kehilangan uangnya!


Shi Joon stress memikirkan Ji Na yang memberikan kesaksian palsu. Ji Na bilang, bahwa korban tidak pernah memperkosanya dan Shi Joon membunuh korban karena cemburu.

Shi Joon marah dan meminta polisi menghubungi Ji Na.


Di kamarnya, Ji Na bertengkar dengan pemilik kamarnya.

Ji Na : Kau yang punya kunci duplikatnya.

"Baiklah, laporkan aku. Laporkan jika kau punya bukti aku yang mencurinya."

Ji Na terdiam.

"Tidak bisa, bukan? Berhenti menyalahkan orang. Mandilah dan tidur."

"Berikan uangku. Aku bisa mati tanpa itu. Kembalikan kepadaku!"

"Ada apa denganmu? Jika punya bukti, laporkan saja."

Wanita itu mendorong Ji Na dan bergegas pergi.


Ji Na tidur di lantai kamarnya sambil memegangi perutnya.

Tiga bulan kemudian...


Young In sedang melihat portfolio para murid.

Ia menggeleng2 sambil membalik2 halaman portfolio para siswa. Pilihannya jatuh pada sebuah lukisan.


Tak lama, Pil Doo datang, memberikan daftar para kandidat yang lolos.

Young In : Dia lolos juga?

Pil Doo : Lukisan itu rupanya. Itu tiruan, bukan asli, jadi, dia didiskualifikasi.

Young In : Begitukah? Aku ingin bertemu dengan siswa ini.

Pil Doo lagi : Baik, Bu. Aku akan melapor lagi.


Chung Yi berlari ke kantor polisi dan melihat Shi Joon yang dibawa menuju mobil tahanan.

Nyonya Jung juga ada di sana. Ia marah dan tidak terima putranya dihukum 8 tahun penjara.

Chung Yi memeluk Nyonya Jung. Nyonya Jung minta putranya jujur, mengatakan siapa pelaku sebenarnya. Tapi Shi Joon malah menyuruhnya pulang.

Shi Joon dibawa pergi. Chung Yi dan Nyonya Jung menangis.


Woo Yang dan Hun Jung di kedai kecil.

Hun Jung tidak berselera makan.

Kandungan Hun Jun semakin membesar. Rambut Hun Jung yang tadinya panjang, kini pendek karena dipangkas ibunya karena ketahuan dia hamil.

Hun Jung : Ibumu juga mengancam akan memangkas seluruh rambutmu. Aku masih ketakutan.

Woo Yang : Kau menyelamatkan rambutku. Aku mencintaimu, Hun Jung-ah.


Mereka melihat Ji Na sedang makan di depan mereka.

Awalnya mereka gak ngeh itu Ji Na.

Ji Na yang kaget melihat mereka, langsung pergi.


Hun Jung sadar itu Ji Na. Ia mau mengejar Ji Na tapi perutnya tiba2 sakit.


Ji Na terus berlari. Di tengah jalan, perutnya tiba2 saja sakit.


Sekarang, Ji Na melahirkan sendirian di kamarnya.

Kenangannya dengan Shi Joon serta masalah yang menimpa ia dan Shi Joon terbayang di benaknya.

Ji Na : Aku akan melalui ini. Aku akan hidup bahagia sebelum mati.


Bersambung....